CAMPUR ADUK

Thursday, February 20, 2025

GIFTED

Setelah nonton Tv yang acaranya berita di chenel MetroTV, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen sambil menikmati minum susu Indomilk dan makan singkong rebus gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Di St. Petersburg, Florida, Mary Adler yang berusia tujuh tahun, seorang jenius matematika, tinggal bersama pamannya dan wali de facto, Frank. Sahabat karibnya adalah tetangganya yang berusia 43 tahun, Roberta Taylor. Frank, seorang mantan profesor filsafat yang sekarang menjadi mekanik perahu, merasa yakin bahwa Mary harus bersekolah di sekolah dasar yang normal agar ia dapat menjalani masa kecil yang normal.

Pada hari pertamanya di kelas satu, ia menunjukkan bakat matematika yang luar biasa, yang membuat gurunya, Bonnie Stevenson, terkesan. Bonnie mencoba bertanya kepada Frank tentang hal itu, tetapi Frank mencoba untuk menganggapnya sebagai sistem Trachtenberg sampai Bonnie menipu Mary untuk menyelesaikan tes matematika perguruan tinggi, dan menghadapi Frank lagi. Ternyata ibu Mary, Diane, adalah seorang matematikawan yang menjanjikan, yang berdedikasi pada masalah Navier-Stokes (salah satu Masalah Hadiah Milenium yang belum terpecahkan) sebelum bunuh diri ketika Mary berusia enam bulan. Mary telah tinggal bersama Frank sejak saat itu.

Meskipun Mary awalnya meremehkan anak-anak biasa seusianya dan bosan dengan pekerjaan kelas mereka, ia mulai dekat dengan mereka saat ia membawa kucing bermata satu, Fred, untuk dipamerkan. Kemudian, ia membela teman sekelasnya dari pengganggu di bus sekolah, sesuatu yang tidak dipedulikan Frank. Setelah kejadian itu, kepala sekolah, setelah mengetahui bakat matematika Mary, mendorong Frank untuk mengirim Mary ke sekolah swasta untuk anak-anak berbakat, dengan menawarkan kesempatan beasiswa. Namun, Frank menolaknya, berdasarkan pengalaman keluarganya dengan sekolah serupa.

Kepala sekolah menghubungi ibu Frank yang sudah lama tidak berhubungan dan nenek dari pihak ibu Mary, Evelyn. Evelyn, yang juga mantan matematikawan, berpendapat bahwa orang-orang dengan kemampuan seperti Mary memiliki kewajiban untuk menggunakan bakat mereka untuk lebih membantu masyarakat dan karena itu merasa bahwa Mary harus diberi bimbingan khusus sebagai persiapan untuk kehidupan yang dikhususkan untuk matematika, seperti halnya Diane. Namun Frank bersikeras bahwa saudara perempuannya ingin Mary bersekolah di sekolah normal dan menjalani masa kecil yang tidak pernah dialaminya. Evelyn kemudian menuntutnya untuk mendapatkan hak asuh penuh.

Saat dia bersaksi di pengadilan, terungkap bahwa Evelyn tidak hanya mendidik Diane di rumah, dia juga mengisolasinya secara sosial, sehingga dia bisa benar-benar fokus pada matematika. Ketika Diane dan pacarnya yang masih remaja melarikan diri ke resor ski, Evelyn mengajukan gugatan hukum dan mengancam akan menuduhnya melakukan penculikan, yang memaksanya untuk memutuskan hubungan dengan Diane. Dia mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya tak lama setelah itu, sesuatu yang menurut Evelyn merupakan insiden yang terisolasi.

Ketika Frank bersaksi, ia mengakui bekerja pada pekerjaan bergaji rendah tanpa asuransi kesehatan. Pengacaranya, khawatir hakim akan memihak Evelyn karena ia memiliki penghasilan, rencana kesehatan, dan rumah yang lebih baik, mendorong Frank untuk mempertimbangkan menerima kesepakatan yang diatur oleh pengacara Evelyn. Mary akan ditempatkan di panti asuhan dan bersekolah di sekolah swasta yang Evelyn ingin ia masuki. Orang tua asuh tinggal 25 menit dari rumah Frank, ia berhak atas kunjungan terjadwal, dan Mary akan dapat memutuskan di mana ia ingin tinggal setelah ulang tahunnya yang ke-12.

Mary sangat terpukul karena ditempatkan di panti asuhan dan menolak menemui Frank saat Frank mencoba berkunjung. Saat Bonnie melihat foto Fred yang siap diadopsi, dia memberi tahu Frank. Frank mengambil kucing itu dari tempat penampungan hewan beberapa saat sebelum dia akan ditidurkan dan mengetahui bahwa Fred dibawa ke sana karena masalah alergi. Frank menyadari bahwa Evelyn, yang alergi terhadap kucing, mengawasi pendidikan Mary di wisma tamu panti asuhan Mary.

Frank pergi ke panti asuhan dan, setelah berbaikan dengan Mary, mengungkapkan kepada Evelyn bahwa Diane memang telah menyelesaikan Masalah Navier–Stokes, tetapi meninggalkan instruksi bagi Frank untuk tidak menerbitkan persamaan tersebut hingga setelah kematian Evelyn, yang mengungkapkan kebencian mendalam Diane terhadap ibunya. Mengetahui bahwa melihat Diane memecahkan masalah itu berarti segalanya baginya, Frank menawarkan Evelyn kesempatan untuk menerbitkan karya Diane jika dia membatalkan kasus hak asuhnya, yang disetujuinya. Mary ditempatkan kembali dalam hak asuh Frank, kembali ke sekolah umum dan bersosialisasi dengan anak-anak seusianya sambil mengambil kursus tingkat perguruan tinggi.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum susu Indomilk dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng berisi air panas gitu. Eko menaruh plastik kresek di meja. 

"Eko...apa isi plastik kresek?" kata Budi. 

Eko mengeluarkan dengan baik, ya isi plastik kresek gitu dan berkata "Kopi Nescafe." 

"Ooo kopi Nescafe. Beli kan kopinya Eko?" kata Budi. 

"Yaaa iyalah beli kopi Nescafe di warung. Emangnya minta atau di kasih orang gitu," kata Eko. 

"Eko ingin minum kopi jadi beli kopi Nescafe," kata Budi. 

"Buat kopi ah!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi mengambil gelas dan sendok, ya kopi Nescafe sachet di sobek, ya isinya di masukkan ke dalam gelas dan plastik pembungkus di buang ke tempat sampah gitu. Eko mengambil tekok kaleng, ya tekok kaleng di tuangkan dengan baik, ya air panas masuk ke dalam gelas gitu. Cukup terisi isi air panas di dalam gelas gitu, ya tekok kaleng di taruh dengan baik di atas anglo kecil gitu. Eko mengaduk kopi dengan baik dengan sendok, ya kopi jadi dan kopi di minum dengan baik gitu. 

"Emmm...enak kopi ini," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Budi mau minum kopi Nescafe, ya aku masih punya dua buah kopi Nescafe sachet gitu?" kata Eko. 

Eko selesai minum kopi, ya gelas berisi kopi di taruh di meja gitu. 

"Minum kopi Nescafenya...nanti-nanti saja Eko, yaaa aku masih menikmati minum susu Indomilk!" kata Budi sambil menunjuk gelas berisi susu gitu. 

"Budi masih menikmati minum susu toh. Yaaa minum kopi Nescafe, ya nanti-nanti saja toh, yaaa tidak ada masalah gitu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Sederhana," kata Eko. 

"Keadaan kita," kata Budi.

"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko. 

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Dika yang tinggal di Tokyo, ya Jepang dan kerja dengan baik di perusahaan PT. NIIPON gitu. Ya Dika melihat dengan baik foto Bulan, ya Dika berkata "Aku rindu Bulan." Dika sadar sih bahwa kisah cintanya dengan Bulan telah berakhir di karenakan perbedaan agama yang di yakini, ya Dika agama Islam dan Bulan agama Hindu gitu. Demi melupakan Bulan, ya sekarang sih Bulan telah menikah dengan baik dengan cowok bernama Rangga dan rumah tangga yang di jalankan Bulan dan Rangga baik gitu. Ya Dika membuang foto Bulan dan berkata "Selamat tinggal kenangan." Ya Dika menjalankan dengan baik kehidupannya di Tokyo, ya Jepang dan kerja di perusahaan gitu. Adara anaknya Andhika dan Megumi. Ya Andhika orang asli Surabaya, ya Indonesia dan Megumi orang asli Jepang gitu. Adara kerja dengan baik di perusahaan PT. SONY. Di perusahaan Adara punya teman baik yang bernama Kaori gitu. Ya Kaori telah menikah dengan Haruki gitu. Ya Haruki menjalankan usaha kafe dengan baik gitu. Adara menjalankan kehidupan dengan baik di Tokyo, ya Jepang dan kerja dengan baik di perusahaan gitu. Kisah cinta Adara dengan cowok bernama Akira harus berakhir karena Akira ketahuan berselingkuh dengan cewek yang bernama Mio gitu. Adara berusaha dengan baik melupakan Akira gitu. Ya Akira dan Mio tetap menjalankan kisah cinta dengan baik gitu. Dika yang suka dengan tinju, ya jadi sering berlatih tinju dengan teman baik yang bernama Ippo. Ya Ippo Makunochi memang menyukai tinju dan pernah bertanding di kejuaraan tinju dengan baik. Rival Ippo urusan tinju adalah Ichiro Miyata gitu. Suatu hari, ya Adara di gangu sama preman. Kebetulan Dika lewat daerah situ, ya melihat cewek yang di gangu preman jadi Dika menolong cewek yang butuh bantuan gitu. Dika bertarung dengan preman yang membawa pisau. Dengan kemampuan Dika yang sering berlatih tinju dengan Ippo jadi Dika bertarung dengan sengit melawan preman gitu. Pada akhirnya preman di kalahkan sama Dika gitu. Ya preman pingsan di jalan karena terkena tinjuan kuat dari Dika gitu. Dika dan cewek yang di tolongnya meninggalkan tempat tersebut, ya membiarkan saja preman yang pingsan di jalan gitu. Cewek yang di tolong Dika, ya ceweknya berterima kasih di tolong gitu dan Dika berkenalan dengan cewek yang di tolong, ya jadi tahu namanya gitu, ya Adara gitu. Adara dan Dika berteman baik gitu. Ada cewek yang menyukai Dika, ya cewek itu bernama Asami. Ya Asami anak Kenta gitu. Ya Kenta pemilik rumah kontrakan, ya rumah kontrakan yang di tempatin Dika gitu. Asami menjalankan dengan baik kuliah di Universitas yang ada di Tokyo, ya Jepang gitu. Dika sebenarnya suka Asami, ya karena Asami baik, cantik, yaaa dan cewek Jepang asli gitu. Yang jadi pertimbangan Dika adalah agama yang di yakini Asami, ya agama Budha gitu. Dika belajar dari urusan cinta dengan Bulan beragama Hindu, ya jadi Dika memutuskan dengan baik sih untuk berteman baik dengan Asami dari pada membuat ikatan urusan cinta gitu. Suatu hari, ya Dika tidak sengaja bertemu dengan Adara di sebuah kafe. Dika dan Adara ngobrol dengan baik gitu. Memang Dika suka dengan Adara, ya begitu juga dengan Adara suka dengan Dika gitu. Hubungan pertemanan yang di jalankan Dika dan Adara berjalan dengan baik gitu. Rasa suka itu memang menjadi-jadi pada diri Dika, ya jadi Dika ingin jadian sama Adara gitu. Dengan usaha dengan baik, ya Dika jadian dengan Adara gitu. Yaaa Dika dan Adara sama-sama agama Islam gitu. Dika dan Adara sering jalan bareng dengan baik ke tempat-tempat yang baik yang ada di Tokyo, ya Jepang gitu. Hubungan terus berjalan dengan baik Dika dan Adara, ya keduanya ada rencana menikah dengan baik gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Kisah cinta," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Lika liku kisah cinta tokoh Dika," kata Eko. 

"Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Hubungan cowok dan cewek, ya jika bersatu dalam ikatan pernikahan jadinya jodoh gitu. Jika cowok dan cewek tidak bisa bersatu karena permasalahan ini dan itu, yaaa termasuk perbedaan agama yang di yakini....jadi tidak jodoh," kata Eko. 

"Realita kehidupan ini urusan jodoh dan tidak jodoh," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi.

"Main permainan kartu remi saja...Budi!" kata Eko. 

"Yaaa okey main kartu remi!" kata Budi. 

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu, ya main cangkulan gitu.

"Hidup ini masih sama kan Budi?" kata Eko.

"Yaaa hidup ini masih sama sih Eko," kata Budi.

"Antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Eko.

"Berdasarkan data ini dan itu, ya ruang lingkup sosial masyarakat....antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Budi.

"Antara paham agama dan tidak," kata Eko.

"Yaaa berdasarkan data ini dan itu, ya contohnya : data penelitian tentang remaja SMA berkaitan pemahaman agama yang di yakini masing-masing dan hasilnya bisa di bilang sih....antara paham agama dan tidak. Yaaa jadi ruang lingkup sosial masyarakat setelah di jalan penelitian dengan baik, ya antara paham agama dan tidak," kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko, ya asik main kartu remi gitu. 

"Hidup ini pilihan kan Eko?" kata Budi.

"Yaaa memang sih...hidup ini pilihan!" kata Eko.

"Orang-orang yang punya kemampuan, ya pinter gitu. Orang-orang memilih kerja di luar negeri dengan baik, ya dengan alasan ini dan itu," kata Budi.

"Pilihannya kerja di luar negeri karena punya kemampuan pinter gitu," kata Eko.

"Menikmati hidup lebih baik gitu, ya di luar negeri gitu," kata Budi.

"Menikmati hidup lebih baik," kata Eko.

"Yaaa hidup di Indonesia, ya sudah persaingan sengit dan juga ada kekerabatan yang terjadi di pemerintahan dan swasta gitu," kata Budi. 

"Realitanya begitu sih," kata Eko. 

"Jadi hidup di luar negeri lebih baik dari pada di negeri ini, ya karena alasan ini dan itu, ya berdasarkan berita ini dan itu...sih," kata Budi.

"Di luar negeri dapat kerjaan yang baik untuk menjamin kehidupan yang layak dan dapat pasangan hidup yang pengertian...jadi memang sih hidup di luar negeri lebih baik dari pada di negeri ini, ya kemungkinan terburuk sih...di singkirkan sama orang-orang yang berprilaku buruk gitu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi tetap asik main kartu remi, ya main cangkulan gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

ROUGH NIGHT

Malam yang gelap di langit ada bulan dan bintang gitu. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di chenel Garuda TV gitu, ya Budi dudu...

CAMPUR ADUK