"Aku haus," kata Indro.
Indro keluar dari kamarnya ke dapur. Sampai di dapur, ya Indro membuka kulkas dan mengambil botol yang berisi air dingin. Ya di tuanglah botol berisi air dingin itu di gelas dan Indro segera meminum air dingin itu.
"Segernya," kata Indro.
Indro menaruh kembali botol berisi air dingin ke dalam kulkas. Indro mau ke kamar sih, ya melanjutkan tidur tapi mau memeriksa Dono yang sedang mengetik di leptopnya. Sampai di ruang tamu. Indro melihat Dono masih mengetik dengan baik di leptopnya. Duduklah Indro dan berkata "Don. Sudah larut malem masih mengetik di leptop."
Dono berhenti mengetik dari leptopnya.
"Cerita yang aku buat belum selesai," kata Dono.
"Oooo begitu," kata Indro.
"Kasino masih tidurnya pules di kamarnya?" kata Dono.
"Kaya sih masih pules sih tidurnya. Abisnya selesai nonton acara Tv yang bagus dan menghibur," kata Indro.
"Masih tidur toh Kasino," kata Dono.
"Don. Gimana cerita tentang acara Tv di kaitkan dengan cerita kehidupan sehari-hari kita hentikan saja!" kata Indro.
"Emangnya ada masalah?!" kata Dono.
"Ya tidak ada masalah sih," kata Indro.
"Kalau di pikir baik-baik sih. Kita terlalu sering sih mengkaitkan acara Tv dengan kehidupan sehari-hari. Ya boleh di hentikan saja!" kata Dono.
"Oiya Don. Apakah ada orang lain. Yang mengkaitkan acara Tv dengan kehidupan sehari-hari, ya seperti Dono?!" kata Indro.
"Mungkin ada. Nama juga kehidupan. Seperti anak kembar beda orang tuanya," kata Dono.
"Kemungkinan ada toh," kata Indro.
"Emmmm," kata Dono.
"Jadi bisa di bilang berhenti menggemari acara Tv yang sering di tonton. Ya kehilangan penggemar tuh acara Tv jika kita berhenti, ya Don?!" kata Indro.
"Bisa di bilang begitu sih. Berapa lama berhentinya tergantung Indro saja. Jadi aku tidak akan mengkaitan acara Tv dengan kehidupan sehari-hari termasuk tentang artis ini dan itu," kata Dono.
"Tanpa kita. Masih ada orang lain yang menggemari acara Tv," kata Indro.
"Iya sih. Masih ada orang lain," kata Dono.
"Kalau begitu aku tidurlah Don!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono meneruskan ketikannya di leptopnya dengan baik. Indro sudah bergerak menuju kamarnya. Sampai di kamar, ya Indro rebaan di tempat tidur dan akhirnya tidur dengan terlelap banget.
Setengah jam berlalu. Dono selesai mengetik di leptopnya.
"Selesai juga membuat cerita," kata Dono.
Dono menyimpan hasil ketikannya dengan baik dan leptopnya di matikan.
"Laper," kata Dono.
Dono beranjak dari duduknya di ruang tamu ke kamarnya untuk menaruh leptop di meja belajar. Setelah itu. Dono keluar dari kamar, ya ke dapur sih untuk membuat mie rebus. Dono di dapur memasak mie rebus.
"Enaknya kalau punya istri. Ada yang membuatkan makanan. Ini buat sendiri," kata Dono.
Dono dengan sabar menunggu air mendidih.
"Kelain hati. Berarti lama kelamaan aku harus melupakan Rara. Ya Rara pasti sakit hati. Aku harus berjalan ke masa depan yang baru dengan cewek yang baru, ya mungkin namanya Ratna. Kisah yang menarik," kata Dono.
Air yang di masak telah mendidih. Dono masukan mie ke dalam panci yang airnya mendidih. Dengan sabar Dono memasak mienya. Pada akhirnya mie mateng sih. Dono menyajikan mie di mangko sih dan di makan di ruang makan.
"Kalau aku pikir dengan baik. Aku kelain hati. Berarti meninggalkan cinta ku pada Rara. Menjalin cinta pada Ratna. Nama panjangnya....Ratna Manggali saja," kata Dono.
Dono makan mie rebusnya dengan baik.
"Cerita bentuk pengkhianatan. Cowok yang mulai apa ceweknya yang mulai ya?!" kata Dono.
Dono terus makan mienya dengan baik.
"Menemukan cewek yang baik. Yang bisa mengubah batu menjadi emas dengan sihir cinta," kata Dono.
Dono terus makan mienya.
"Cerita itu lebih baik," kata Dono.
Dono terus makan meinya, ya sampai habis tuh mie di dalam mangkok.
"Kenyang," kata Dono.
Dono segera mencuci mangkok dan gelas yang habis di pakai. Setelah bersih tuh mangkok dan gelas di taruh di rak dengan baik.
"Ahhhhh. Aku ngantuk. Tidur ah!" kata Dono.
Dono bergerak kemarnya. Sampai di kamar. Dono rebaan di kasurnya dengan baik sampai tidur deh.
No comments:
Post a Comment