Pada zaman dahulu terdapat dua buah kerajaan sama besar yang saling bertetangga, kerajaan Prambanan dan kerajaan Pengging. Kerajaan Prambanan dipimpin oleh Raja Boko yang memiliki putri sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Sedangkan kerajaan Pengging dipimpin oleh raja Pengging. Raja Pengging terkenal sangat haus kekuasaan. Suatu ketika, Raja Pengging yang terkenal sombong dan haus kekuasaan, memerintahkan pada ksatria perkasa bernama Bandung Bondowoso untuk menyerang kerajaan Prambanan.
"Hai Bondowoso, kau pergilah ke kerajaan Prambanan kemudian taklukan kerajaan tersebut agar mau tunduk pada kerajaan kita," kata Raja Pengging pada Bandung Bondowoso.
"Baik raja. Hamba akan segera berangkat. Hamba berjanji akan menaklukan kerajaan Prambanan," kata Bandung Bondowoso menerima perintah raja.
Segera saja pasukan Bandung Bondowoso pergi menyerang kerajaan Prambanan. Dalam waktu singkat mereka berhasil memasuki istana Raja Boko. Karena kurangnya persiapan pasukan kerajaan Prambanan, dalam waktu singkat kerajaan Prambanan berhasil ditaklukan. Raja Boko sendiri tewas dalam peperangan tersebut.
Setelah kematian Raja Boko, Bandung Bondowoso kini memerintah kerajaan Prambanan sambil menunggu perintah selanjutnya dari raja Pengging. Tertarik pada kecantikan putri raja Boko, Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso memintanya untuk menjadi istrinya.
"Roro Jonggrang, maukah engkau menjadi istriku?" kata Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang tentu saja dalam hatinya menolak. Ia membenci Bandung Bondowoso yang sangat sombong dan telah membunuh ayahandanya. Tapi bagaimanapun Bandung Bondowoso adalah penguasa kerajaan Prambanan saat itu. Bagaimana mungkin Roro Jonggrang menolaknya?. Akhirnya Roro Jonggrang bersedia menerima lamarannya dengan mengajukan syarat bahwa Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi serta dua buah sumur hanya dalam waktu satu malam.
"Aku bersedia menerima lamaranmu, tapi syaratnya engkau harus mampu membuatkan aku seribu candi dan dua buah sumur hanya dalam satu malam saja," kata Roro Jonggrang pada Bandung Bondowoso.
"Baiklah jika memang begitu permintaanmu, aku menyanggupinya," kata Bandung Bondowoso, ya menyanggupi syarat yang diajukan Roro Jonggrang.
Segera saja Bandung Bondowoso mengerahkan ribuan pasukan jin untuk membangun seribu candi dan dua buah sumur agar bisa diselesaikan dalam waktu satu malam. Melihat hal ini Roro Jonggrang menjadi cemas. Ia benar-benar tidak sudi dinikahi Bandung Bondowoso, pembunuh ayahnya. Dua pertiga malam telah berlalu, telah banyak candi selesai dibuat. Hanya tersisa tiga buah candi dan satu buah sumur. Dalam keadaan panik Roro Jonggrang memiliki gagasan untuk mengelabui Bandung Bondowoso. Ia segera memanggil para dayang-dayang. Ia kemudian menyuruh mereka untuk membakar jerami serta memukul lesung.
"Para dayang cepatlah kemari. Bakarlah jerami, pukulah lesung dan sebarkan wewangian agar para jin pasukan Bandung Bondowoso mengira hari telah pagi," kata Roro Jonggrang memberikan perintah pada para dayangnya yang setia.
"Baik Roro, kami akan segera melakukan perintah Roro," para dayang pun segera melakukan apa yang diperintahkan Roro Jonggrang.
Ribuan jin pasukan Bandung Bondowoso segera menghentikan pekerjaan mereka, kemudian berhamburan pergi setelah mendengar suara lesung bertalu-talu dan melihat warna kemerahan di langit ditambah lagi suara ayam berkokok bersahutan. Melihat keadaan tersebut, Bandung Bondowoso merasa panik. Demi cintanya pada Roro Jonggrang, ia melanjutkan pekerjaan pembangunan candi seorang sendiri. Pada pagi harinya hanya tersisa satu buah patung yang belum selesai. Roro Jonggrang pun berkata pada Bandung Bondowoso bahwa syarat yang ia berikan gagal di penuhi. Dengan demikian Bandung Bondowoso tidak berhak menikahinya.
"Bandung Bondowoso, engkau gagal memenuhi syarat yang aku minta untuk membangun seribu candi dan dua buah sumur. Engkau tak bisa menikahiku," kata Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso merasa sangat kesal dan marah. Ia tahu Roro Jonggrang telah mengelabuinya. Bandung Bondowoso kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung.
"Roro Jonggrang, kamu berlaku curang padaku. Aku kutuk kamu menjadi patung untuk melengkapi jumlah patung yang kurang dari seribu candi permintaanmu!" Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang.
Terjadi kejadian aneh, tubuh Roro Jonggrang berubah keras menjadi sebuah patung batu. Rakyat Prambanan kemudian menyebut patung dewi cantik di candi Prambanan sebagai penjelmaan Roro Jonggrang.
***
Rere menyelesaikan baca bukunya.
"Cerita yang bagus asal dari Yogyakarta," kata Rere.
Rere menutup bukunya dengan baik dan di taruh di meja.
"Mengerjakan PR yang di berikan guru," kata Rere.
Rere mengambil buku pelajaran di dalam tas.
"PR matematika apa fisika ya?" kata Rere berpikir dengan panjang banget.
"Matematika saja!" kata Rere.
Rere membuka buku dengan baik, ya mulai mengerjakan PR matematikanya dengan baik. Sampai soal yang sulit. Rere mulai sakit kepala karena tidak bisa menyelesaikan soal yang sulit itu. Rere teringat tentang aplikasi yang dapat membantu dalam menyelesaikan soal matematika. Rere menggunakan aplikasi tersebut dengan baik dan dapat menyelesaikan soal yang sulit semuanya dengan baik.
"PR matematika selesai juga," kata Rere.
Rere telah menyelesaikan PR matematika, ya di tutuplah bukunya. Rere membuka bukunya, ya mulai mengerjakan PR fisika. Sampai soal yang sulit. Rere menggunakan aplikasi yang dapat diri Rere menyelesaikannya soal yang sulit banget.
"PR fisika selesai juga," kata Rere.
Rere tenang karena PR sudah selesai di kerjakan dengan baik. Buku di tutup.
"Semua berkat aplikasi yang dapat membantu aku menyelesaikan soal yang sulit. Pinter yang membuat aplikasi di Hp. Kemajuan zaman," kata Rere.
Semua buku di taruh di dalam tas. Rere beranjak dari duduknya di ruang tengah, ya membawa tasnya ke kamar. Tas di taruh di meja.
"Makan ah!" kata Rere.
Rere pun keluar dari kamar ke ruang makan untuk makan. Ibu telah menyiapkan makan untuk keluarga. Rere menyantap makan yang enak buatan ibu.
No comments:
Post a Comment