Suatu ketika, petani memeriksa tanaman singkong di ladangnya.Tapi, tanaman singkongnya telah di rusak binatang hutan. Petani pun membuat lubang perangkap untuk menangkap binatang yang merusak tanaman singkongnya. Tiba-tiba, setan yang berwajah seram datang.
“Aku akan membantumu menggali perangkap dan kita berbagi binatang yang terjebak,” kata setan.
Lalu, petani yang ketakutan tidak bisa menoIaknya.
“Semua binatang jantan yang masuk perangkap, jadi milikmu. Lalu, binatang betina yang masuk perangkap, jadi milikku,” kata setan mengatur.
Ternyata, setiap hari hanya binatang jantan yang masuk perangkap. Semuanya jadi milik petani.
“Tentu saja selalu binatang jantan yang masuk perangkap karena binatang jantanlah yang mencari makanan,” pikir petani sambil tertawa puas.
Kini, petani punya banyak persediaan daging. Tapi, ia dan keluarganya tetap butuh singkong sebagai makanan pokok.
“Aku akan ke ladang. Barangkali masih ada singkong tersisa. Kau jagalah anak kita,” kata istri petani.
Lama menunggu, petani pun menyusul ke ladang bersama anaknya. Mereka melihat setan di ladang.
“Akhirnya ada binatang betina yang masuk perangkap,” kata setan sambil tertawa.
Petani kaget melihat istrinya berada dalam lubang perangkap.
“Dia manusia, bukan binatang,” katanya.
Tapi, setan tidak mau peduli.
“Dia binatang betina. Dia milikku,” kata setan.
Petani mulai takut kehilangan istrinya. Tiba-tiba, anak petani berkata, “Biarkanlah setan mengambil haknya, Ayah!”
“Ah, kau anak yang bijaksana,” kata setan sambil masuk ke dalam lubang perangkap hendak mengambil istri petani.
Saat setan masuk lubang perangkap, si anak kembali berkata. “Lihat, Ayah! Ada binatang jantan di dalam perangkap,” kata anak petani sambil menunjuk setan.
Setan kebingungan. Menurut perjanjian yang la buat, semua binatang jantan jadi milik petani. la tidak mau jadi budak petani. Akhirnya, ia setuju untuk melepaskan istri petani asal petani juga membebaskannya.
***
Wendy selesai baca bukunya.
"Bagus ceritanya," kata Wendy.
Wendy membaca pesan moral yang di tulis di buku "Jadilah anak pemberani dan cerdik. Jangan takut hantu yang menyeramkan. Hadapilah dengan tenang dan berdoalah kepada Tuhan agar kamu mendapatkan perlindungan darinya."
Wendy memahami pesan moral yang di tulis buku. Wendy menutup bukunya.
"Belajarlah!" kata Wendy.
Wendy beranjak dari duduknya di halaman belakang, ya masuk ke dalam rumah. Wendy ke kamarnya. Buku di taruh di meja. Wendy mengeluarkan buku di tasnya dan segera belajar dengan baik.
No comments:
Post a Comment