CAMPUR ADUK

Tuesday, June 15, 2021

RATU PENGUASA LAUT SELATAN

Wulan yang duduk di bangku SMP, ya hobynya membaca buku yang ini dan itu untuk menambah wawasannya. Saat jam istirahat. Wulan ke perpustakaan untuk membaca buku. Saat di dalam perpustakaan, ya Wulan memilih buku di rak buku dengan baik.

"Mau baca buku apa ya?" kata Wulan.

Tiba-tiba muncul sosok wanita yang cantik banget mengawasi Wulan. Wanita itu adalah Nyi Roro Kidul. Buku yang menceritakan tentang Nyi Roro Kidul pun di jatuhkan sama Nyi Roro Kidul. Wulan kaget banget dengan buku yang terjatuh dari rak. Nyi Roro Kidul memang tidak bisa di lihat oleh Wulan gitu. Wulan mengambil buku tersebut dan membaca judul buku tersebut.

"Legenda Ratu Penguasa Laut Selatan," kata Wulan.

Wulan masih berpikir kenapa buku bisa jatuh dari rak ke lantai padahal tidak ada yang menyentuhnya? Wulan pun berkata "Mungkin angin, ya."

Wulan pun membawa buku dan duduk di tempat duduk, ya buku di taruh di meja.

"Aku akan membaca buku ini," kata Wulan.

Wulan membuka buku itu dan membacanya dengan baik banget gitu.

Isi buku yang di baca Wulan dengan baik :

Pada zaman dahulu, tepat di daerah Jawa Barat. Terdapat sebuah Kerajaan bernama Pakuan Pajajaran. Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan arif. Rakyat dibawah kekuasaanya sangat bahagia dan menghormati sang raja karena kepemimpinannya membuat hidup para rakyat sejahtera. Raja tersebut bernama Raja Prabu Siliwangi. Sang Prabu mempunyai cukup banyak anak, salah satunya bernama Putri Kandita. Ia adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, baik hati dan memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya. 

Sang Prabu Siliwangi sangat menyayangi Putri Kandita, dan Seiring bertambahkan usia, putri Kandita semakin memiliki paras yang cantik dan area ia merupakan anak tunggal maka ialah sang calon pewaris tahta raja Prabu Siliwangi kelak. Mendengar keinginan Prabu Siliwangi untuk menjadikan Putri  Kandita sebagai penerus tahta para Selir dan anak-anaknya tidak setuju. Mereka tidak rela jika Putri Kandita yang akan menjadi Ratu kelak.

Suatu hari, para Selir dan anak-anaknya berkumpul untuk merencanakan siasat jahat untuk menyingkirkan Putri Kandita dan ibunya keluar dari Istana. Untuk melancarkan rencananya mereka meminta bantuan kepada seorang penyihir sakti yang tiggal di sebuah desa terpencil,  yang memiliki berbagai macam ilmu hitam .

Suatu hari, Tanpa sepengetahuan raja, para selir dan anaknya mendatangi Penyihir tersebut dan dengan memberikan imbalan yang diminta sang Penyihir, selir dan anaknya ingin putri Kandita serta permaisurinya diberi kutukan agar tidak menjadi pewaris tahta sang raja.

Tanpa menunggu lama, sang Penyihir melaksanakan tugasnya. Dengan ilmu hitam ia menyihir Putri Kandita dan Ibunya agar menderita penyakita Kusta. Suatu hari, ketika bangun dari tidurnya Putri Kandita dan Ibunya berubah menjadi buruk rupa, Tubuh yang awalnya mulus, bersih dan kuning langsat seketika langsung berubah, tubuh keduanya di penuhi dengan borok dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Putri Kandita dan sang permaisuri mengidap penyakit kusta yang tak kunjung sembuh. Prabu Siliwangi yang merasa heran melihat penyakit aneh pada kedua orang kesayangannya itu langsung memanggil tabib istana untuk melakukan pengobatan. Tetapi setelah di coba dengan berbagai macam ramuan, sang tabib istana tetap tidak dapat menyembuhkan mereka.

Penyakit Putri Kandita dan ibundanya bertambah parah. Tubuh mereka semakin lemah karena tidak dapat mencerna makanan dan minuman. Putri Kandita yang masih muda dapat bertahan menghadapi penyakit yang dideritanya. Namun, Sang ibunda yang sudah tua ternyata tidak dapat bertahan hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Putri Kandita dan raja sangat terpukul dengan meninggalnya permaisuri. Selama berhari-hari, Raja Prabu Siliwangi termenung sendirian, ia merasa sangat sedih  karena orang yang paling di cintainya sudah meninggalkan dunia terlebih dahulu. Namun, sang Prabu pun merasa sangat sangat terpikul melihat kondisi Putri Kandita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhannya. Ia merasa sangat cemas karena Putri Kandita yang akan menggantikan meneruskan tahta Kerajaan.

Suatu hari, para Selir dan anak-anaknya datang menemui Raja untuk menghasut agar Putri Kandita di usir. Awalnya, Raja menolak. Namun, karena takut penyakitnya menular dengan terpaksa Prabu Siliwangi menyetujui usulan tersebut.

Tanpa sepengetahuan Raja, Selir dan Saudara-saudaranya. Putri Kandita yang mendengar pembicaraan tersebut sangat kecewa dan ia memutuskan untuk melarikan diri dari istana. Dalam suasana hati yang sedih, bingung, dan tidak menentu Putri Kandita berjalan keluar dari istana tanpa tujuan yang pasti.

Selama berhari-hari ia berjalan tanpa arah hingga akhirnya tiba di pesisir pantai selatan Pulau Jawa yang memiliki banyak batu karang dan ombak besar. Di salah satu batu karang itu dia kemudian beristirahat hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Dalam tidurnya, Putri Kandita bermimpi mendengar sebuah suara gaib yang menyuruhnya menceburkan diri ke laut agar penyakitnya sembuh dan sehat seperti sediakala.

“Ceburkanlah dirimu ke dalam laut, Putri Kandita, jika kamu ingin sembuh dari penyakitmu. Kulitmu akan mulus seperti sedia kala.”

Putri Kandita pun terbangun dari tidurnya. Ia lalu merenung meresapi kata-kata gaib tersebut karena ragu apakah suara itu merupakan sebuah wangsit atau hanya orang iseng yang membisiki saat dia tertidur. Tetapi setelah melihat sekeliling, sejauh mata memandang yang ada hanyalah hamparan pasir putih beserta ombak bergulung-gulung di sekitarnya. Oleh karena itu, yakinlah Putri Kandita bahwa suara gaib tadi merupakan sebuah wangsit yang harus dia laksanakan demi kesembuhan dirinya.

Meyakini bahwa suara itu sebuah wangsit, Putri Kandita segera melakukan yang diperintahkan. Sangat  ajaib! Ketika menyentuh air, seluruh tubuh Putri Kandita yang dihinggapi borok berangsur-angsur hilang dan menjadi mulus kembali. Kesembuhan Putri Kandita tidak  membuatnya kembali ke istana. Dia lebih memilih untuk menetap di pantai selatan dan berbaur dengan penduduk sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

Sejak tinggal disana, Putri Kandita sangat terkenal karena kecantikan yang ia miliki. Banyak Pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk melamarnya. Namun, dari sekian banyak yang melamarnya Putri Kandita sama sekali tidak tertarik. Sebagian dari mereka mundur karena Putri Kandita mengajukan syarat yang sangat sulit. Salah satu syaratnya adalah mengadu kesaktianya di atas gelombang pantai laut. Namun, sebagian dari mereka yang menerima syarat.

Ternyata, dari sekian banyak lelaki yang beradu kesaktian, tak seorang pun mampu mengalahkan Putri Kandita. Mereka akhirnya menjadi pengikut setia yang selalu mengawal Sang Putri ke mana pun dia pergi. Sejak itulah, Putri Kandita dikenal sebagai Ratu Penguasa Laut Selatan Pulau Jawa yaitu Nyai Roro Kidul.

***

Wulan berhenti membaca bukunya.

"Cerita yang bagus. Pandai yang membuat ceritanya," kata pujian Wulan.

Wulan pun membaca pesan moral yang tertulis di buku itu.

"Janganlah kamu berbuat jahat, karena perbuatan jahat akan menimbulkan malapetaka di kemudian hari," kata Wulan. 

Wulan memahami bener pesan moral tersebut. Buku di tutup sama Wulan dan buku di taruh di rak buku. Wulan keluar dari perpustakaan sekolah. Jam istirahat selesai. Wulan masuk kelasnya untuk melanjutkan pendidikannya dengan baik. Nyi Roro Kidul, ya menghilang gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK