"Lama baget datengnya?"
"Maaf......proses berjalan ke sini. Sambil liat pemandangan sekitar."
"Iya..saya...maafkan. Lain kali tidak."
"Kok..lain kali tidak di maafkan. Harus di maafkan."
"Iya. Ayo..kita berangkat. Temen -temen sudah nunggu ngumpul di kafe."
"Ayo..cepet naik."
Kasno naik motornya Doni duduk di jok belakang. Segera Doni membawa motornya dengan baik. Baru berapa lama Doni menghentikan laju jalan motornya.
"Kok..berhenti Don..?"
"Lihat...Silfi keluar rumah. Baru...bayar makan yang pesannya lewat sistem jaringan internet. On line alias devilery..gitu."
"Iya..saya tahu. Tapi tujuan kamu sebenarnya apa berhenti?"
"Lihat..Silfi."
"Capek...deh..kalau suka sama cewek cuma bisa melihat dari jauh samperin. Toh..Silfi itu teman kita kita..juga."
"Kalau di samperin..nanti...ngumpul di kafe sama teman-teman telat deh."
"Ini...udah hampir telat. Ayo makanya..cepetan...jangan berhenti..lajuin motornya."
"Iya..sebentar. Saya lajuin. Tapi..nyapa Silfi dulu."
"Terserah..kamu."
Doni melajukan motornya ke depan rumah Silfi dan segera mencet klakson pada motor "Tinnnn". Selfi terkejut sekali "Astaga...Doni ngagetin aja. Apa ada apa main ke tempat saya?"
"Cuma...mampir..Silfi."
"Ah...kangen...Selfi," tambahan Kasno.
"Hus....," saut Doni.
"Oh....gitu..kangen," kata Selfi.
"Bukan..gitu Silfi. Gimana kamu Kasno. Jadian belum sama Silfi udah di komporin yang bukan-bukan. Saya yang bingung. Jadi maksudnya saya...cuma mampir saja. Ya..niat hati siapa tahu kalau keadaan telah menunjukkan sebenarnya. Walau kenyataan begitu...saya..sih memang ingin dekat lagi dengan Silfi."
"Eeee..sama aja. Itu sih..ungkapan perasaan," tambahan Kasno.
"Iya," saut Kasno.
"Jadi..nembak nih...momentnya. Kok gak sepesial amat ya?"
"Silfi..kan cuma mampir saja. Kalau moment sepesialnya...ya kalau mau di ulang lagi sih boleh. Nunggu...dapet uang jajan dari Mami. Maklum masih sekolah belum bekerja."
"Jadi...cowok terus terang amat kamu Don."
"Iya..harus....terus teranglah dengan keadaan saya biar gak dianggap gombal. Maksudnya....kepastian yang di berikan kepada pihak cewek. Maksudnya begitu...Kasno."
"Tapi..momentnya..gak pas. terlalu..berani. Silfinya jadi mikir..tuh."
"Ya...saya bingung..juga deh jadinya. Di ganggu kamu Kasno."
"Saya..gak...ada masalah...mau ditembaknya..moment sepesial atau tidak. Yang penting sih...jangan mempermainkan hati..saya saja," kata Silfi yang terus terang.
"Iya...saya tidak mempermainkan Silfi. Janji...kalau saya suka sama Silfi."
"Saya...terima," saut Silfi.
"Cepet..banget..jadiannya. Kaya..udah janjian..ini mah?"
"Udah..di sekolah," kata Doni dan Silfi bersamaan.
"Dasar...moment di ulang. Kangen dua-duanya. Ayo...Doni berangkat..nanti telat ngumpul...di kafe sama teman-teman!"
"Iya..... Kalau..begitu..Silfi..saya pamit dulu ya."
"Iya...Doni."
"Daaaaa...," kata perpisahaan Doni.
"Daaa...," saut Silfi sambil melambaikan tangan.
Doni melajukan motornya dengan baik menuju kafe. Silfi masuk rumahnya. Selang berapa saat sampai di kafe. Doni segera memarkirkan motornya baru masuk ke kafe sama Kasno. Baru juga duduk di kafe Doni dan Kafe mau minum sesuatu. Eeee....temen-temen sudah mau keluar dari kafe...untuk pergi nonton acara yang di sepakatin mereka semua. Doni dan Kasno ikut saja mau teman-temannya walau gagal gak minum enak di kafe. Untung aja bisa di minuman bisa di bungkus pake gelas khusus jadinya bisa nikmati minum di jalan...itu semua idenya Kasno yang terlalu berlian.
Doni dan Kasno ngikut motor teman-temannya beriringan di jalanan kota Jakarta sampai di tujuan. Sampai di tempat langsung di parkirkan motor dengan baik oleh Doni dan teman-temannya segera masuk ke sebuah gedung pertunjukkan.
"Mau..apa kita kesini?" tanya Doni.
"Mau..nonton..live musik lah?" jawab Kasno.
Sampai di dalam gedung pertunjukkan langsung semuanya mencari tempat untuk duduk.
"Dangdut Star....ya..Kasino?"
"Iya, Kamu jagoin...siapa Doni?"
"Siapa..ya? Temen-temen...yang lain gimana?"
"Mereka..punya..jagoan sendiri..yang sesuai selera mereka. Maksudnya sudah jadi penggemar."
"Ohhhh..begitu. Kalau begitu yang simpel aja..ya. Silfi."
"Eeeee..itu..sih..nyamain..nama..pacar kamu..Sifli."
"Kan..gak apa-apa. Yang penting suka aja. Namanya juga penggemar."
"Iya.... ."
"Kalau..kamu Kasno.....?"
"Putri."
"Putri."
"Eeeee....itu..sih..nyamain..nama adek kamu..namanya Putri."
"Biarin..suka-suka saya."
"Iya..terserah..kamu Kasno."
Doni dan Kasno asik nonton live musik dangdut dengan baik beserta teman-teman mereka satu sekolah sampai acara musik selesai baru deh pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat.
Karya : No
No comments:
Post a Comment