Malam yang gelap, ya di langit ada bintang dan bulan gitu. Setelah nonton Tv di chenel RTV gitu, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Saya adalah seorang penulis skenario di LA yang ingin menulis film laga, tetapi agennya, Bryan, membutuhkannya untuk menulis film komedi romantis terlebih dahulu. Karena masalah ditinggalkan ibunya sejak kecil, ia tidak membiarkan cinta masuk atau mempercayainya, jadi ia merasa sulit menulis tentang romansa.
Sahabatnya Scott terobsesi dengan buku dan film romantis. Ia sudah lama tergila-gila pada seorang pria yang bekerja di toko buku. Ia tersiksa, berharap perasaannya bisa terbalas.
Saya ingin menunjukkan cinta sebagaimana adanya dalam perspektifnya, tidak lucu atau romantis. Setiap kali ada orang yang mengatakan bahwa mereka mencintainya, dia berkata dia tidak yakin bisa membalasnya. Jadi, dia terus-menerus berhubungan dan kemudian berkata dia tidak melihat masa depan bersama mereka
Kemudian Me bertemu dengannya di acara amal, bercanda bersama dengan mudah. Me merasa sangat tertarik padanya, tetapi tiba-tiba mereka bertemu pacarnya 'Stuffy', dan dia pun pergi begitu saja. Ketika dia mencoba melupakannya dengan cepat berhubungan dengan orang lain, untuk pertama kalinya itu tidak berhasil. Dia kembali ke tempat acara untuk melihat apakah dia bisa mendapatkan namanya, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa ditanyai. Putus asa, dia mencuri buku tamu.
Kelompok teman-temannya yang tidak cocok semuanya adalah penulis: Lyle produktif tetapi belum diterbitkan, Samson adalah novelis grafis yang sudah menikah, Mallory menulis dan menampilkan pertunjukan seorang wanita yang dia buat mereka hadiri dan tentu saja Scott. Saya memberi tahu mereka bahwa dia sedang mencoba menemukannya. Kebanyakan bersikap sinis tentang pernikahan dan cinta, sementara Scott mendukung.
Me pergi menemui kakeknya, yang mengatakan kepadanya bahwa ia harus mencari seperti Columbo. Me dan Scott berkeliling ke berbagai acara amal, berharap untuk bertemu dengan Her. Setelah banyak acara, ia merasa malu ketika pembawa acara menempatkan Me di tempat untuk berbicara tentang karya-karya yang sebelumnya ia banggakan (bohongi). Her sebenarnya ada di acara tersebut, jadi mereka berhubungan kembali, dan Scott membuat Her setuju untuk 'kencan dengan teman'. Setelah itu, ketika Scott mengantarnya pulang, Her menyebutkan acara amal yang akan datang.
Keesokan harinya, Scott kembali menjadi satu-satunya sahabatnya yang mendukung cinta; sahabat-sahabatnya yang lain mencoba menghalanginya, sementara Mallory secara terbuka bersikap bermusuhan.
Me datang ke acara tersebut, dan ternyata itu adalah kelas yoga miliknya. Hubungan mereka terus menguat. Saat mengobrol di kafe, dia bertanya tentang 'Stuffy.' Dia menggambarkan Me sebagai orang yang stabil, aman, dan disukai oleh keluarga dan teman-temannya. Pernikahan impiannya adalah di salah satu patung hati di San Francisco. Me akhirnya mengakui bahwa dia 'menyukainya', yang menurutnya tidak akan mengubah rencananya.
Di rumah, Me mengeluarkan kotak sepatunya, sambil melihat catatan tempel perpisahan yang ditinggalkan ibunya. Di pertandingan bola tangan keesokan harinya, kakeknya dan Scott meyakinkannya untuk tidak menyerah pada Her. Malam itu, ketika ia meyakinkan Her untuk pergi keluar, Her bercerita tentang ayahnya yang bunuh diri saat dia masih kecil, dan mereka berciuman.
Her meneleponku karena dia tidak bisa melupakannya, dan tak lama kemudian, mereka berakhir di tempat tidur bersama. Untuk pertama kalinya, dia tidak merasa bersalah. Di sisi lain, Her pergi dengan perasaan tidak enak. Dia menelepon lagi, semuanya berjalan baik, sampai ketidakjujurannya tentang kegiatan amal muncul dan dia pergi begitu saja. Mallory akhirnya mengaku mencintaiku ketika dia meminta bantuannya. Keesokan paginya, Her membangunkannya dengan menelepon, hanya untuk mengaku bahwa dia sudah bertunangan.
Semalam pesta minuman keras, diikuti dengan mempermalukan dirinya sendiri di apartemennya dan kematian kakeknya, membuat Me kembali ke jalur yang benar. Hambatan menulisnya mencair dan komedi romantisnya selesai. Scott akhirnya mendapatkan kencan dengan pria itu, Mallory memberi kesempatan pada 'teman'. Me menyadari bahwa ia harus mencoba menghentikan pernikahan. Setelah penerbangan, lari klise melalui bandara dan naik taksi, dan memeriksa semua patung hati, Me menemukan Her
Pesan terakhir: Cinta bukanlah sesuatu yang dipikirkan, melainkan sesuatu yang dirasakan. Jalani kisahmu sendiri.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng berisi air panas gitu.
"Eko mau minum kopi?" kata Budi.
"Budi menawarkan minum kopi, ya aku mau lah minum kopi!" kata Eko.
Budi memberikan satu buah sachet kopi Good Day pada Eko, ya Eko mengambil kopi sachet gitu.
"Kopi Good Day toh!" kata Eko.
"Kopi yang aku minum ini, ya kopi Good Day," kata Budi sambil menunjuk pada gelas berisi kopi gitu.
"Okey aku buat kopi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil gelas dan sendok, ya kopi Good Day sachet di sobek, ya isinya di masukkan ke dalam gelas gitu dan plastik pembungkus kopi di buang ke tempat sampah gitu. Eko mengambil tekok kaleng, ya tekok kaleng di tuangkan dengan baik, ya air panas masuk ke dalam gelas gitu. Cukup terisi air panas di dalam gelas gitu dan tekok kaleng di taruh dengan baik di atas anglo kecil sama Eko. Ya Eko mengaduk kopi pake sendok, ya kopi jadi di minum dengan baik gitu.
"Emmm....enak...kopi Good Daynya!" kata Eko.
"Memang enak kopi Good Day!" kata Budi.
"Rasa kopi sesuai dengan iklan di Tv kan Budi?" kata Eko.
Eko selesai minum kopi, ya gelas berisi kopi di taruh di meja gitu.
"Iya sih...Eko. Rasa kopi Good Day...sesuai dengan iklan di Tv!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ngomongin orang-orang kerja di luar negeri, ya contohnya : orang-orang yang kerja di Jepang gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang-orang kerja di Jepang, ya punya sanak family di Indonesia. Gaji, ya uang yang di dapatkan dari kerja terkadang di kirim ke sanak family yang ada di Indonesia," kata Budi.
"Realita hidup ini. Nama juga punya sanak family, ya orang-orang yang kerja di Jepang, yaaa pasti ngirim uang dengan baik kepada sanak family yang ada Indonesia gitu," kata Eko.
"Hubungan baik antara Indonesia dan Jepang, ya berkaitan dengan urusan hidup ini....jadi roda ekonomi gerakkan dengan baik," kata Budi.
"Roda ekonomi di jalankan dengan baik...Jepang dan Indonesia," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Dika anak Surya dan Dita gitu. Ya Dika berteman dengan baik dengan Azizi tetangga sebelah rumah gitu. Ya Azizi anaknya Fadli dan Nur gitu. Saking hubungan Dika dan Azizi baik, ya keduanya sampai janji kelingking gitu tentang persabatan keduanya gitu. Surya memutuskan untuk kerja ke Tokyo, ya Jepang. Dita dan Dika harus ikut Surya ke Tokyo, ya Jepang gitu. Dika bersama kedua orang tuanya meninggalkan Jakarta, ya Indonesia menuju ke Tokyo, ya Jepang gitu. Ceritanya gitu sampai di Tokyo, ya Jepang gitu. Surya tinggal di rumah kontrakan, ya pemiliknya Haruka gitu. Ya Haruka menjalankan rumah dengan baik bersama Kenta, ya bahagia dengan anak bernama Natsuki, ya balita gitu. Surya kerja dengan baik di perusahaan PT. NIIPON gitu. Dika menjalankan sekolah SMA dengan baik, ya beradaptasi dengan baik di lingkungan sosial sekitar rumah dan di sekolah SMA gitu. Awal-awal sih, ya susah sih Dika beradaptasi dengan orang-orang asli Jepang karena bahasa gitu, yaaa lama-lama jadinya terbiasa sih...Dika mengerti sih bahasa orang-orang asli Jepang gitu. Dita, ya Ibunya Dika. Awal-awal Dita menjadi Ibu rumah tangga dengan baik, ya ngurus rumah dengan baik, ya lama-lama Dita merasa bosen ngurus rumah terus jadi ingin kerja dan ingin mendapatkan pengasilan sendiri gitu. Ya Dita sudah bisa beradaptasi dengan baik lingkungan sosial masyarakat orang-orang asli Jepang, ya jadi Dita memutuskan untuk kerja gitu dan izinkan sama Surya gitu. Ya Dita kerja dengan baik di perusahaan PT. SONY. Kehidupan Surya, Dita, dan Dika di jalankan dengan baik di Tokyo, ya Jepang gitu. Azizi, ya teman Dika di Jakarta, ya Indonesia gitu. Azizi yang punya keinginan jadi bintang yang bersinar terang dan di kagumi semua orang, ya Azizi menjalankan kegiatan dengan baik dalam grub musik JKT48 gitu. Usaha yang di jalankan Azizi yang penuh dengan kerja keras dan pantang menyerah demi keinginan menjadi bintang yang bersinar terang yang di kagumi semua orang, ya mimpi menjadi kenyataan dengan baik gitu. Azizi jadi artis dan main film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 gitu. Dika tetap menjalankan sekolah SMA dengan baik di Tokyo, ya Jepang. Surya dan Dita yang kerja keras dalam kerjaan gitu jadi bisa membeli rumah di Tokyo, ya Jepang jadi tidak ngontrak lagi di rumah kontrakan Haruka gitu. Dika senang tinggal di rumah sendiri, ya hasil kerja keras kedua orang tua gitu. Surya sebagai anak yang baik, ya masih mentranfer uang untuk Ayah dan Ibu di Jakarta gitu. Dita yang sayang sama Ibu dan Ayah, ya masih mentranfer uang untuk Ibu dan Ayah gitu. Dika senang sih, ya Kakek dan Nenek dari Ayah dan Ibu keadaannya baik di Jakarta gitu. Ceritanya di buat, ya Dika telah lulus SMA dan kuliah dengan baik di Universitas yang ada di Tokyo, ya Jepang gitu. Azizi menjadi artis yang terkenal, ya bintang yang bersinar terang di kagumi semua orang gitu. Di kampus, ya ada cewek yang menyukai Dika gitu, ya cewek itu bernama Usagi Tsukino gitu. Dika masih teringat dengan janji kelingking dengan Azizi gitu jadi Dika memutuskan untuk berteman baik sama Usagi Tsukino gitu. Perteman yang baik Dika dan Usagi Tsukino, ya keduanya sering sih jalan bersama gitu ke tempat-tempat yang baik yang ada di Tokyo, ya Jepang dengan tujuan happy-happy gitu. Ketika liburan kuliah, ya Dika memutuskan untuk ke Jakarta, ya Indonesia untuk menemui Kakek dan Nenek dari Ayah dan Ibu gitu. Ceritanya sih, ya Dika sampai di Jakarta, ya Indonesia. Kakek dan Nenek dari Ayah dan Ibu senang bertemu Dika gitu. Dika tinggal di rumah Kakek dan Nenek dari Ayah gitu. Selama liburan di Jakarta, ya Dika berjalan-jalan dengan baik ke tempat-tempat dengan baik yang ada di Jakarta dengan tujuan happy-happy gitu. Azizi menjalankan karir artis dengan baik gitu. Dika sekian lama tidak bertemu dengan Azizi jadinya bertemu gitu. Azizi dan Dika ngobrol dengan baik di sebuah kafe gitu. Ada sih orang-orang yang minta foto bareng dengan Azizi gitu. Dika dan Azizi memang menjalin janji kelingking persahabatan. Waktu yang membuat diri Dika berubah, ya jadi mencintai Azizi gitu. Ya Azizi memang menyukai Dika gitu, ya Azizi masih senang dengan karirnya menjadi artis jadi meminta Dika tidak merubah janji kelingking persahabatan jadi cinta yang harus bersama dan memiliki gitu. Dika mengerti permintaan Azizi gitu. Ya Dika dan Azizi tetap teman baik, ya sesuai dengan janji kelingking persahabatan gitu. Sampai liburan kuliah selesai, ya Dika kembali ke Tokyo, ya Jepang gitu. Azizi menjalankan dengan baik karir artisnya. Dika tetap kuliah dengan baik di Tokyo, ya Jepang gitu. Hubungan Dika dengan Usagi Tsukino yang berteman baik jadinya di putuskan dengan baik sama Dika, ya Dika menjalin kisah cinta dengan Usagi Tsukino. Ya Usagi Tsukino senang menjalin kisah cinta dengan Dika gitu. Dika yang berteman baik dengan Azizi, ya jadi Dika penggemar terbaik Azizi dengan baik gitu. Ya Azizi demi karir artisnya, ya Azizi menjalin kisah cinta dengan bintang film yang memerankan tokoh Dilan, ya Arbani. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!. Dunia ini ada yang lebih baik bercerita dari pada aku, yang lebih baik adalah film dan sinetron," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kisah persahabatan toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Tokoh Dika bersahabat dengan baik sama tokoh Azizi, ya dengan janji kelingking persahabatan," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi. Gimana pendapat Budi tentang berita di Tv, ya tentang pelantikan kepala daerah serentak gitu?" kata Eko.
"Pendapat aku tentang berita pelantikan kepala daerah serentak?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Penonton yang baik, ya menonton berita Tv. Yaaa bagus saja penilaiannya tentang pelantikan kepala daerah serentak," kata Budi.
"Pendapat Budi, ya penilaian penonton yang baik...nonton berita di Tv...bagus," kata Eko.
"Sedangkan pendapat Eko?" kata Budi.
"Pendapat aku, ya penilaian penonton yang baik....menonton berita Tv...bagus," kata Eko.
"Pendapat Eko...bagus. Aku dan Eko, yaaa pendapatnya sama!" kata Budi.
"Yaaa pendapatnya...sama!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, asik main permainan ular tangga gitu.
"Kepala daerah yang sudah di lantik. Kepala daerah menjalankan program kerja yang telah di tetapkan dengan baik," kata Budi.
"Yaaa memang harus sih, ya kepala daerah menjalankan program kerja yang di tetap gitu," kata Eko.
"Kepala daerah...di gaji dengan baik," kata Budi.
"Realitanya memang begitu sih...kepala daerah di gaji!" kata Eko.
"Gaji, ya uang gitu. Ya Uang di gunakan dengan baik untuk ini dan itu dengan baik," kata Budi.
"Manusia punya uang, ya uang di gunakan dengan sebaik mungkin gitu," kata Eko.
"Ekonomi berjalan dengan baik kan Eko?" kata Budi.
"Roda ekonomi...berjalan dengan baik sih," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, asik main permainan ular tangga gitu.
"Kehidupan kepala daerah sudah enak dari pada orang miskin yang berjualan koran di jalan, ya kan Eko?" kata Budi.
"Realitanya memang begitu sih, ya kehidupan kepala daerah sudah enak dari pada orang miskin yang berjualan koran di jalan gitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan ular tangga gitu.
No comments:
Post a Comment