CAMPUR ADUK

Sunday, July 7, 2024

PEE MAK

Seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Cerita diatur pada pertengahan abad ke-19 Siam, yaaa selama era Raja Mongkut dan pada puncak Dinasti Rattanakosin, yaaa ketika Siam diganggu dengan perang dengan kerajaan tetangganya. Mak direkrut untuk bertugas dalam perang, yaaa memaksanya untuk meninggalkan istrinya yang sedang hamil Nak di kota Phra Khanong, yaaa tidak jauh dari Pusat Bangkok. Dia terluka selama pertempuran dan dikirim ke kamp medis, yaaa di mana dia bertemu dengan sesama tentara Ter, Puak, Shin dan Aey, yang kemudian menjadi sahabatnya setelah dia menyelamatkan mereka dari kematian. Sementara itu, di Phra Khanong, Nak berjuang sendirian dengan susah payah untuk melahirkan bayinya; dia memanggil bantuan, yaaa tapi dia terlalu lemah untuk di dengar. Tak lama setelah itu, desas-desus mulai beredar di desa bahwa Nak telah meninggal dalam persalinan dan sekarang menjadi hantu dari bentuk yang sangat kuat yang menghantui rumah tersebut. Penduduk desa di lingkungan itu kemudian mendengarnya menyanyikan lagu pengantar tidur untuk bayinya, yaaa menakuti mereka dan memaksa mereka untuk meringkuk ketakutan.

Ketika Mak dan teman-temannya tiba kembali di Phra Khanong di malam hari, yaaa mereka menemukan kota itu benar-benar sunyi. Kelimanya segera tiba di rumah Mak dan Nak pada malam hari, dan Mak memperkenalkan Nak kepada mereka. Karena sekarang terlalu gelap untuk melanjutkan perjalanan, teman-teman Mak memutuskan untuk tinggal. Keesokan harinya, para pria mengunjungi pasar desa tetapi dijauhi oleh masyarakat yang ketakutan yang menolak untuk menjual barang-barang mereka kepada Mak dan melarikan diri. Seorang penduduk desa yang mabuk mencoba untuk meneriakkan peringatan kepada Mak tetapi di paksa turun dan dibungkam oleh putranya. Keempat teman Mak kemudian mendiskusikan apa yang mereka dengar, tetapi menganggap rumor itu konyol.

Shin, bagaimanapun, ketika dia dikirim untuk menjemput Mak, melihat bahwa rumah itu adalah reruntuhan bobrok yang tidak dirawat selama berbulan-bulan karena salah satu tangga pecah, bahwa ranjang bayi yang seharusnya ditempati oleh putra Mak dan Nak, Dang, tidur, bergoyang dengan sendirinya, dan kemudian dia melihat Nak mengulurkan lengannya ke panjang yang tidak wajar untuk mengambil jeruk nipis yang jatuh di bawah rumah. Keesokan harinya, Ter menuduh Shin menjadi delusi, namun, saat membuang sampah di hutan, Ter menemukan mayat membusuk di belakang rumah mengenakan cincin yang persis sama dengan Nak. Penduduk desa mabuk yang juga mencoba memperingatkan mereka sebelumnya juga muncul secara misterius tenggelam.

Mak mengajak keempat temannya untuk makan malam, di mana mereka diberi daun dan ulat buatan Nak. Mereka kemudian bermain tebak-tebakan. Salah satunya melibatkan permainan kata "Phi Sua" yang berarti: "Kupu-kupu", yang mengharuskan Nak untuk digambarkan sebagai hantu "Phi." Mak kemudian mengabaikan semua peringatan mereka, menyatakan bahwa mereka bukan lagi temannya, dan mengusir mereka dari akomodasi mereka. Kemudian, Mak dan Nak berkencan di kota, mengunjungi taman hiburan. Teman-teman Mak berusaha meyakinkan Mak bahwa Nak adalah hantu di kincir ria, tetapi mereka dan antrean yang menunggu diusir oleh Nak. Mereka mencoba kedua kalinya dengan menangkap Mak saat mereka berada di rumah hantu. Kali ini, mereka berhasil dan menangkap Mak ke dalam hutan.

Tiba-tiba, di hutan, luka lama masa perang Mak terbuka kembali. Teman-temannya terkejut melihat betapa lambatnya penyembuhan, tetapi Shin dan Ter menjadi yakin bahwa dia, bukan Nak, adalah hantu, dan ketakutan mereka tampaknya dikonfirmasi ketika Mak bereaksi kesakitan ketika mereka menyerangnya dengan nasi suci. Teman-teman kemudian melarikan diri dari teman mereka yang terluka dan menyelamatkan Nak karena Phueak menginginkan kecantikan Nak. Saat melarikan diri dengan perahu, Mak 'kembali' kepada mereka, berjalan ke sungai kepada mereka, tetapi akhirnya hampir tenggelam ketika dia menderita kram. Karena hantu tidak seharusnya merasakan kram, Mak dinyatakan bukan hantu, dan dia diselamatkan. Ketika ditanya mengapa dia berteriak ketika terkena nasi suci, dia mengungkapkan bahwa nasi telah mengotori lukanya, membuatnya berteriak kesakitan. Dalam kebingungan berikutnya di mana mereka tidak tahu apakah Mak atau Nak adalah hantu atau bukan, Aey menjatuhkan cincin yang identik dengan yang dikenakan Mak, Nak, dan tubuh di belakang rumah. Aey segera dinyatakan sebagai hantu dan ditendang dari perahu. Yang lain kemudian mencoba melarikan diri, tetapi karena mereka kehilangan dayung ke perahu sebelumnya, mereka tidak bisa bergerak. Nak kemudian entah bagaimana menghasilkan dayung basah kuyup dan menyerahkannya kepada Ter, yang tiba-tiba teringat bahwa mereka semua telah terlempar ke laut, dan sudah hanyut terlalu jauh bagi orang normal untuk pulih. Ter kemudian berdiri di atas perahu untuk melihat di antara kedua kakinya ke arah kelompok itu; Nak terungkap telah menjadi hantu selama ini karena dia telah mengulurkan tangannya untuk diletakkan di bahu Mak. Empat pria yang tersisa, termasuk Mak, mundur ke kuil. Mak pada awalnya tidak ingin meninggalkan Nak sendirian tetapi teman-temannya membuat Mak pingsan, membawanya ke kuil.

Di sana, para pria itu berada di bawah perlindungan biksu setempat, dipersenjatai dengan beras suci, air suci, dan kuil dibentengi dengan 'cincin pengaman' yang disihir. Nak dengan cepat muncul, dalam bentuk hantu yang menakutkan, dan menyerang. Awalnya, 'senjata' suci itu berhasil menahan Nak, tetapi karena panik, ditambah dengan perjuangan Mak untuk mendapatkan kembali istrinya, semua beras dan air suci terbuang sia-sia, dan biksu itu secara tidak sengaja diusir dari " cincin pengaman." Bhikkhu itu kemudian melarikan diri dari kuil, meninggalkan keempatnya, yang sejak itu menghancurkan 'cincin pengaman' ketika mencoba lari, untuk menghadapi Nak yang marah. Aey pucat kemudian muncul kembali, dan terungkap bahwa dia juga manusia; dia memiliki cincin itu karena dia telah mencurinya dari mayat di belakang rumah untuk membiayai perjudiannya. Dengan topik itu diselesaikan, mereka akhirnya ingat bahwa mereka seharusnya melarikan diri dari Nak. Nak dengan marah berteriak pada kelimanya bahwa dia hanya ingin bersama kekasihnya, yang ditentang oleh keempat temannya karena mereka tidak percaya yang hidup bisa bersama yang mati, dan menuduhnya membunuh pemabuk; Nak dengan marah menyangkal keterlibatannya dan mengatakan bahwa pemabuk itu telah menenggelamkan dirinya. Nak, dalam kombinasi kesedihan, kemarahan, dan keputusasaan, kemudian mengancam untuk membunuh Mak dan membawanya untuk tinggal bersamanya, tetapi berhenti ketika dia melihat betapa dia telah menakuti suaminya. Mak kemudian mengungkapkan bahwa dia tahu kebenaran tentang Nak selama ini, setelah kecurigaannya muncul selama permainan tebak-tebakan. Dia sudah melihat Nak di antara kedua kakinya, yang mengungkapkan wujud hantunya, dan menemukan mayatnya yang membusuk. Namun, bahkan kemudian, dia jauh lebih takut hidup tanpa dia daripada dia mati. Keduanya berurai air mata berdamai. Teman-temannya, melihat mereka bersatu kembali, juga dengan berlinang air mata menegaskan kembali persahabatan mereka, dan bersumpah untuk tidak pernah meninggalkan satu sama lain lagi, bahkan jika salah satu dari mereka mati. Sebuah kilas balik ke pertemuan pertama Mak dan Nak ditampilkan.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita yang bagus gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

"Nyanyi ah dan main gitar, ya menghibur diri!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertamadan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai ceritakau berulangtahun, ku tuang minuman ke dalam gelaspada saat itu ku tahu usiamu baru sebelas
Ow woo karmila, ow woo karmilaow woo karmila, ow woo karmila
Tak ku duga kau balas cintakupenuh kasih bagai orang dewasausia muda tak nampak padamudikau yang terakhir, dikau yang terakhirdikau yang terakhir ow woo karmilaow woo karmila, ow woo karmila
Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertamadan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita a-a-akau berulangtahun, ku tuang minuman ke dalam gelaspada saat itu aku tahu usiamu baru sebelas
Ow woo karmila, ow woo karmilaow woo karmila, ow woo karmila
Tak ku duga kau balas cintakupenuh kasih bagai orang dewasausia muda tak nampak padamudikau yang terakhir, dikau yang terakhirdikau yang terakhir ow woo karmilaow woo karmila, ow woo karmila"

***

Budi selesai menyanyi dan main gitar, ya gitar di taruh di samping kursi gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

"Extrim," kata Budi. 

"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko. 

"Yaaa obrolan kita, ya biasanya....biasa saja. Jadi obrolan extrim gitu," kata Budi.

"Ooo obrolan extrim toh. Boleh!!!. Tentang apa?" kata Eko.

"Senjata," kata Budi. 

"Senjata," kata Eko. 

"Senjata kan mudah di buat, ya kan Eko?" kata Budi.

"Memang senjata mudah di buat," kata Eko. 

"Kalau aku jadi antagonis. Aku ingin menghabisi orang-orang, ya dengan senjata," kata Budi. 

"Aku sebagai teman, ya antagonis juga. Ikutan menghabisi orang-orang dengan di tembakin dengan senjata yang aku buat, ya pistol," kata Eko. 

"Merampok," kata Budi. 

"Yaaa merampok orang kaya atau merampok bank," kata Eko. 

"Jadinya kaya dan kaya," kata Budi. 

"Kaya, ya banyak uang. Apa main cewek Budi?" kata Eko. 

"Apa penting main cewek?" kata Budi. 

"Kan biasa dalam cerita film, ya punya uang banyak, ya pastinya main cewek gitu. Senang-senang," kata Eko.

"Senang-senang boleh sih. Tapi kan cewek yang kerjaan polisi, ya bisa menyamar jadi cewek tidak bener dengan tujuan menangkap kita gitu," kata Budi. 

"Di tangkap polisi cewek, ya tidak apakan. Kan cuma bahan obrolan extrim saja. Tobat gitu," kata Eko. 

"Rela di tangkap polisi cewek, ya itumah....Eko jatuh hati karena kecantikan polisi cewek," kata Budi. 

"Bisa jadi sih," kata Eko. 

"Yaaa okelah. Aku ikutan Eko, ya menyerah dan di tangkap polisi cewek karena jatuh hati karena cantiknya," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi. 

"Senjata mudah di buat, ya jadi.....polisi menangkapin orang-orang yang buat senjata. Karena senjata, ya bisa di salah gunakan," kata Eko. 

"Yaaa berdasarkan berita Tv, ya senjata ilegal di musnahkan," kata Budi. 

"Memang berdasarkan berita Tv," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Sudah ah. Ngobrol extrimnya," kata Eko. 

"Iya sudah ngobrol extrimnya," kata Budi. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Yaaa memang sih...sekedar bahan obrolan lulusan SMA...saja!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Aku yang cerita Budi!" kata Eko. 

"Eko yang mau cerita toh. Silakan Eko bercerita dengan baik!" kata Budi. 

"Begini ceritanya!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Owan dan Mely adalah sepasang suami istri yang sudah lama menikah namun belum memiliki anak. Yaaa sebenarnya masa lalu Mely pernah sakit hati sama cowok yang bernama Azzam. Yaaa Azzam berselingkuh dengan Jasmin, ya teman baiknya Mely gitu. Azzam dan Jasmin bahagia dengan hubungannya. Sampai Mely bertemu dengan Owan, ya cowok yang baik dan cerita kisah cinta yang baik sampai menikah gitu. Mely dan Owan belum di karunia anak, yaaa dikarenakan fisik Mely yang lemah karena asthma. Mely mengalami keguguran sampai tiga kali yang membuatnya semakin stress dan sedih berkepanjangan. Owan dan Mely masih tinggal bersama Ibunya Owan, Nunung dan adiknya Owan, ya Novia yang tidak menyukai Mely, dan menyesali pilihan Owan untuk menikahi Mely yang tidak segera memberinya cucu. Untuk membuat istrinya lebih tenang dan jauh dari Nunung, ya Owan mengajak Mely pindah ke rumah baru. Namun hal itu tidak membuat Mely menjadi lebih ceria. Mely merasa ada hal aneh di rumah mereka. Ia merasa ada orang lain yang ‘hadir’ bersamanya. Awalnya Mely ketakutan, tetapi lama kelamaan ia justru bersabahat dengan 'penghuni' itu. Sosok hantu anak perempuan yang dipanggilnya kakak. Keakraban Mely dengan kakak membuat Owan cemas, tetapi Mely selalu meyakinkan Owan bahwa kakak adalah sosok yang baik dan menyenangkan. Akhirnya Owan terpaksa menerima 'kehadiran' kakak karena ia melihat Mely menjadi semakin ceria setelah bersahabat dengan hantu tersebut, dan hubungan mereka pun menjadi jauh lebih baik. Dan suatu peristiwa lain, yaaa kakak memiliki hubungan erat dengan seseorang bernama Teteh yang begitu misterius. Saat tengah dalam kerinduan, Teteh selalu berusaha mencari kabar tentang kakak. Semua keakraban mereka dengan sosok kakak berubah menjadi teror yang menakutkan ketika akhirnya Mely hamil lagi. Hal ini membuat kakak cemburu. Nunung akhirnya datang ke rumah itu untuk ‘mendampingi’ menantunya. Ulah Nunung mengakibatkan dirinya dicelakai kakak. Kini kakak berusaha mencelakai Mely dan bayi dalam kandungannya. Owan pun tidak mampu membela istri dan calon anaknya dari ‘kemarahan’ kakak. Yaaa Owan meminta bantuan Bang Jack, ya guru ngaji untuk mengalahkan hantu penasaran gitu. Bang Jack dengan kemampuannya, ya berhasil mengalahkan hantu penasaran gitu. Mely dan Owan pun akhirnya bahagia dengan anak yang di cintai yang di bernama Loly. Begitulah ceritanya!" kata Eko. 

***

"Cerita misteri. Cerita yang bagus!" kata Budi. 

"Sekedar cerita saja!" kata Eko. 

"Lika liku perjalanan kisah cinta...tokoh Mely!" kata Budi. 

"Begitulah ceritanya!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Eko. 

"Okey. Main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Budi. 

Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Keluarga Somat dan Hantu dengan baik gitu. 

"Hidup ini...tetap sama kan Budi?" kata Eko. 

"Hidup ini...tetap sama Eko!" kata Budi. 

"Antara baik dan buruk...perilaku manusia di lingkungan sosial masyarakat," kata Eko. 

"Realitanya...memang begitu sih....antara baik dan buruk perilaku manusia. Berdasarkan pergaulan di lingkungan sosial masyarakat dan berita media ini dan itu. Antara kaya dan miskin," kata Budi. 

"Antara paham agama dan tidak paham agama," kata Eko. 

"Yaaa realitanya memang begitu sih....antara paham agama dan tidak paham agama, ya 6 ajaran agama," kata Budi. 

"Hidup tetap...berhati-hati dalam pergaulan di lingkungan sosial masyarakat," kata Eko. 

"Yaaa harus...hati-hati!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko tetap asik main permainan Keluarga Somat dan Hantu gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK