Setelah nonton Tv yang acara olahraga sepak bola. Ya Budi duduk dengan baik di depan rumahnya, ya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil minum teh dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Trelkovsky, seorang pria pendiam dan sederhana, menyewa sebuah apartemen di Paris yang penyewa sebelumnya, Egyptologist Simone Choule, mencoba bunuh diri dengan melemparkan dirinya ke luar jendela dan melalui kaca di bawah di 39 Rue de Calais. Sebelum pindah secara resmi, dia bertemu dengan petugas, yang menunjukkan apartemen itu kepadanya, dan juga menunjukkan di mana Simone jatuh. Tidak ada yang tahu mengapa dia ingin bunuh diri. Trelkovsky mengunjungi Simone di rumah sakit tetapi menemukannya dalam balutan perban dan tidak dapat berbicara. Saat masih berada di samping tempat tidur Simone, Trelkovsky bertemu temannya, Stella, yang juga datang berkunjung. Stella diliputi emosi dan mulai berbicara dengan Simone, yang melihat ke arah pengunjungnya dan berteriak dengan keras. Sang matron bersikeras agar mereka pergi, karena telah memberi tahu Trelkovsky bahwa dia mungkin tidak berbicara dengan Simone. Trelkovsky mencoba menghibur Stella tetapi tidak berani mengatakan bahwa dia tidak pernah mengenal Simone, malah berpura-pura menjadi teman lain. Mereka pergi bersama dan pergi keluar untuk minum dan menonton film (Enter The Dragon tahun 1973 ), di mana Stella membelai dia. Di luar teater, mereka berpisah. Kemudian, Trelkovsky menelepon rumah sakit untuk menanyakan tentang Simone dan diberitahu bahwa dia telah meninggal.
Saat Trelkovsky menempati apartemen tersebut, dia berulang kali dihukum oleh tetangga dan pemiliknya, Monsieur Zy, karena mengadakan pesta dengan teman-temannya, rupanya mengundang seorang wanita, membuat terlalu banyak keributan secara umum, dan tidak ikut serta dalam petisi terhadap tetangga lain. Trelkovsky mencoba beradaptasi dengan situasinya tetapi semakin terganggu oleh apartemen dan penyewa lainnya. Dia sering melihat tetangganya berdiri tak bergerak di ruang toilet (yang bisa dia lihat dari jendelanya sendiri), dan menemukan sebuah lubang di dinding dengan gigi manusia tersembunyi di dalamnya. Dia membicarakan hal ini dengan teman-temannya yang tidak menganggap hal-hal aneh dan meremehkannya karena tidak melawan tetangganya. Dia mengunjungi apartemen salah satu teman kerjanya yang memainkan rekaman marching band dengan volume yang sangat keras. Seorang tetangga dengan sopan memintanya untuk mengecilkan musik, karena istrinya sedang sakit dan mencoba untuk tidur. Trelkovsky menurunkan rekamannya, tetapi temannya memberi tahu tetangganya bahwa dia akan memutar musik sesuai keinginannya, dan bahwa dia tidak peduli dengan istrinya yang sakit.
Dia menerima kunjungan dari Georges Badar, yang diam-diam mencintai Simone dan percaya dia masih hidup dan sehat. Trelkovsky memperbarui dan menghibur pria itu dan menghabiskan malam bersamanya. Dia menerima kartu pos yang diposting Badar sebelum menyadari Simone telah meninggal. Mengunjungi kafe terdekat yang juga dikunjungi Simone, dia diakui sebagai penyewa baru apartemennya. Pemiliknya menekannya untuk menerima pesanan reguler Simone, yang kemudian selalu diberikan kepadanya tanpa diperintahkan, bertentangan dengan preferensinya. Pilihan rokok yang disukainya selalu habis, Gauloises, ya jadi dia mengembangkan kebiasaan memesan Marlboro, yang biasa dipesan Simone.
Trelkovsky menjadi sangat gelisah dan marah ketika apartemennya dirampok, sementara tetangganya dan petugas terus mencaci-maki dia karena membuat terlalu banyak kebisingan, dan pemiliknya memperingatkan dia untuk tidak memberi tahu polisi tentang perampokan tersebut. Menderita demam dan mimpi buruk, suatu pagi dia bangun dan mendapati wajahnya sudah diberi riasan. Dia membeli wig dan sepatu wanita dan melanjutkan berdandan (menggunakan gaun Simone yang dia temukan di lemari) dan duduk diam di apartemennya di tengah malam. Dia curiga Zy dan tetangganya mencoba secara halus mengubahnya menjadi penyewa terakhir, Simone, sehingga dia juga akan bunuh diri. Dia menjadi bermusuhan dan paranoid dalam lingkungan sehari-hari (membentak teman-temannya, menampar anak di taman) dan kondisi mentalnya semakin memburuk. Dia mendapat gambaran tetangganya bermain sepak bola dengan kepala manusia, menemukan toilet ditutupi hieroglif, dan melihat ke seberang halaman, melihat dirinya berdiri di jendela apartemennya, melihat ke kamar mandi dengan teropong. Trelkovsky lari ke Stella untuk mencari kenyamanan dan menginap, tetapi di pagi hari setelah dia berangkat kerja, dia menyimpulkan bahwa dia juga terlibat dalam plot tetangganya, dan mulai merusak dan merampok apartemennya sebelum berangkat.
Pada malam hari dia ditabrak oleh pasangan lansia yang sedang mengendarai mobil. Dia tidak terluka terlalu serius, namun menerima suntikan obat penenang dari dokter karena perilakunya yang aneh – dia menganggap pasangan tua itu sebagai tuan tanah Zy dan istrinya, dan menuduh mereka mencoba membunuhnya. Pasangan itu mengembalikannya ke apartemennya. Trelkovsky yang gila berpakaian lagi seperti seorang wanita dan melemparkan dirinya keluar dari jendela apartemen dengan cara Simone Choule, di hadapan apa yang dia yakini sebagai penonton yang bertepuk tangan dan bersorak yang terdiri dari tetangganya. Upaya bunuh diri tersebut membangunkan tetangganya, yang memanggil polisi dan berusaha menahannya. Dia merangkak menjauh dari mereka kembali ke apartemennya, dan melompat keluar jendela untuk kedua kalinya setelah polisi tiba.
Yaaaa cerita Trelkovsky dibalut dengan cara yang sama seperti Simone Choule, di ranjang rumah sakit yang sama. Dari sudut pandangnya, kunjungannya dan Stella ke Simone ditampilkan. Trelkovsky kemudian mengeluarkan jeritan mengerikan seperti yang dilakukan Simone di adegan sebelumnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Silakan bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Owan kerjaannya penjual ketoprak demi hidup ini. Mely cewek yang di sukai Owan. Ya Mely kerjaannya pegawai minimarket gitu. Owan memang berteman dengan baik sama Mely, ya ketika menyatakan cinta Owan sama Mely, ya di tolak terus gitu. Owan yang suka dengan Mely, ya Owan pantang menyerah untuk bisa jadian sama Mely. Jhon teman baiknya Owan. Ya Jhon kerjaannya di rumah sakit, ya sopir mobil ambulan. Ada suatu kejadian di temukan mayat di pinggir sungai, ya Jhon membawa mayat tersebut pake mobil ambulan, ya di bawa ke rumah sakit. Pak Andre dari Kepolisian Lapor Pak!, ya masih mengusut kasus temuan mayat di pinggir sungai bersama anak buahnya gitu. Sampai di rumah sakit, ya mayat di taruh di kamar mayat sama Jhon. Ya Jhon sebenarnya ketakutan sih, ya karena malam jum'at kliwon. Jhon tidak ingin bertemu hantu gitu. Hantu muncul di hadapan Jhon. Karena takut hantu, ya Jhon kabur dari ruangan mayat gitu. Ya Jhon masuk mobil, ya membawa mobil ambulan ke rumah kontrakan. Sebenarnya Jhon dan Owan ngontrak di rumah Ibu Hesti gitu. Sampai di rumah kontrakan, ya hantu masih mengikuti Jhon. Owan pun melihat hantu. Owan berkata "Jhon. Pulang bawa makanan, ya enak. Ini mah pulang di ikutin hantu". Jhon berkata "Mana aku tahu. Aku diikuti hantu. Aku juga tidak ada salah sama hantu itu". Owan berkata "Hari apa?". Jhon berkata "Jum'at kliwon". Owan berkata "Jum'at Kliwon. Pantes sial di ikutin hantu". Jhon dan Owan berusaha dengan baik, ya untuk menyelesaikan masalah dengan hantu. Keduanya, ya berusaha berani memberanikan diri untuk menghadapi hantu yang wujudnya menyeramkan gitu. Hantu meminta bantuan Jhon dan Owan untuk menyelesaikan masalah hantu. Hantu bernama Vina. Ya hantu Vina akan memberikan hadiah berupa uang pada Owan dan Jhon, ya bentuk terima kasih telah menyelesaikan masalah hantu Vina gitu. Jhon dan Owan, ya sepakat untuk menyelesaikan masalah hantu Vina gitu. Urusan hantu Vina mau memberi uang sama Jhon dan Owan, ya sebenarnya Jhon dan Owan tahu kebiasaan hantu seperti biasanya memberi uang berupa daun atau uang kertas yang tidak harganya gitu. Hantu Vina menceritakan masalah dirinya, ya kenapa dirinya mati dan mayatnya tergeletak di pinggir sungai?. Vina sepulang kerja, ya bertemu dengan dua preman yang ingin memperkosanya. Vina berhasil melarikan diri, ya sampai di jembatan gitu. Preman menangkap Vina. Ya Vina menendang kemaluan salah satu preman. Ya preman yang satu lagi, ya menghajar Vina sampai pingsan. Perkiraan preman Vina mati, ya jadi buang ke sungai gitu. Jadi Vina meninggal dan arus sungai membawa tubuh Vina, ya ke pinggir sungai. Owan dan Jhon mengerti kejadian kenapa Vina mati? Ya karena dua preman brengsek. Jhon dan Owan mencari dua pelaku tersebut, ya berdasar cerita hantu Vina. Usaha Jhon dan Owan, ya berhasil menemukan preman yang mencelakai Vina gitu. Owan dan Jhon bertarung dengan dua preman. Pertarungan sengit banget gitu. Jhon dan Owan berhasil mengalahkan dua preman gitu. Dua preman di bawa Jhon dan Owan ke kantor polisi Kepolisian Lapor Pak!. Pak Andre menutup kasus Vina karena penjahatnya telah di penjara. Mayat Vina, ya di kuburkan dengan baik. Orang tua Vina menerima kepergian Vina untuk selamanya gitu. Urusan hantu Vina selesai, ya Owan dan Jhon main catur di depan rumah gitu. Hantu Vina telah berjanji untuk memberi hadiah uang pada Owan dan Jhon karena telah menolongnya menyelesaikan masalah gitu. Owan dan Jhon menerima hadiah uang dari hantu Vina. Ya hantu Vina, ya menghilang gitu. Perkiraan Jhon dan Owan ternyata...uangnya daun gitu. Jhon dan Owan terus main catur dengan baik gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Cerita horor bertemu hantu dan diikuti gitu. Hari sial jum'at kliwon," kata Eko.
"Budi gitulah ceritanya," kata Budi.
"Baik dan buruk, ya di lingkungan," kata Eko.
"Ya baik dan buruk...perilaku manusia di lingkungan," kata Budi.
"Hati-hati," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu sih. Main permainan iii ada hantu!" kata Eko.
"Oke. Main permainan iii ada hantu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan iii ada hantu dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment