CAMPUR ADUK

Wednesday, December 20, 2023

300

Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Pada 479 SM, satu tahun setelah pertempuran terkenal di Thermopylae, Dilios, sebuah hoplite di Angkatan Darat Sparta, memulai kisahnya dengan menggambarkan kehidupan Leonidas I dari kecil ke kerajaan melalui doktrin Spartan. Cerita Dilios terus dan utusan Persia tiba di gerbang Sparta dan menuntut "bumi dan air" sebagai tanda penyerahan ke Raja Xerxes; Sparta membalas dengan membunuh dan menendang para utusan ke dalam sumur. Leonidas kemudian mengunjungi Ephors, mengusulkan strategi untuk mendorong kembali Persia numerik unggul melalui Hot Gates; rencananya melibatkan membangun tembok untuk menyalurkan Persia ke celah sempit antara batu dan laut. The Ephors berkonsultasi dengan Oracle, yang menetapkan bahwa Sparta tidak akan pergi berperang selama Carneia. Setelah Leonidas marah berangkat, seorang utusan dari Xerxes muncul, menghadiahi Ephors untuk dukungan rahasia mereka.

Meskipun Ephors membantah izin untuk memobilisasi tentara Sparta, Leonidas mengumpulkan tiga ratus tentara yang terbaik dalam kedok pengawal pribadinya; mereka bergabung di sepanjang jalan oleh Arcadians. Di Thermopylae, mereka membangun dinding yang terbuat dari batu dan dibunuh pramuka Persia sebagai mortar, kemarahan Persia utusan. Stelios, seorang prajurit Sparta elit, memerintahkan dia untuk kembali ke jalur Persia dan memperingatkan Xerxes setelah memotong lengannya yang masih memegang sebuah cambuk. Sementara itu, Leonidas bertemu Ephialtes, seseorang asal Sparta yang cacat yang orang tuanya melarikan diri dari Sparta supaya Ephialtes tidak dibunuh. Ephialtes meminta untuk menebus nama ayahnya dengan bergabung dengan tentara Leonidas, memperingatkan dia dari rahasia jalan yang bisa digunakan oleh Persia untuk mengepung dan mengelilingi tentara Leonidas. Meskipun simpatik, Leonidas menolak dia karena ia cacat secara fisik dan tidak bisa memegang perisainya dengan cukup tinggi yang dapat mengacaukan formasi phalanx tentara Leonidas. Ephialtes sangat marah atas penolakan Leonidas.

Pertempuran dimulai segera setelah penolakan tentara Sparta untuk meletakkan senjata mereka. Menggunakan Hot Gates untuk keuntungan mereka, ditambah dengan keterampilan pertempuran mereka yang unggul, tentara Sparta membunuh tentara Persia yang maju. Selama jeda dalam pertempuran, Xerxes secara pribadi bertemu dengan Leonidas dan membujuknya untuk menyerah, menawarkan kekayaan dan kekuasaan dalam pertukaran untuk kesetiaannya; Leonidas menurun dan mengolok-olok Xerxes untuk kualitas rendah dari prajurit fanatik. Sebagai tanggapan, Xerxes mengirimkan di penjaga elit nya, Dewa nanti malam. Meskipun beberapa tentara Sparta dibunuh, mereka secara heroik mengalahkan Dewa (dengan bantuan sedikit dari Arcadians). Pada hari kedua, Xerxes mengirimkan tentara baru dari Asia dan negara-kota di Perisa, termasuk gajah perang, untuk menghancurkan tentara Sparta untuk selamanya, tetapi tidak berhasil. Sementara itu, Ephialtes yang cacat bertemu dengan Xerxes dan memberitahukannya tentang sebuah jalan rahasia yang dapat digunakan untuk mengepung tentara Sparta dalam pertukaran untuk kekayaan, kemewahan, dan (terutama) seragam. Arcadians mundur setelah mengetahui pengkhianatan Ephialtes, tetapi Spartan tinggal. Leonidas memerintahkan Dilios yang terluka untuk pulang, namun ia enggan untuk kembali ke Sparta dan memberitahu mereka tentang apa yang telah terjadi, "kisah kemenangan".

Di Sparta, Ratu Gorgo mencoba membujuk Dewan Sparta untuk mengirim bala bantuan untuk membantu pasukan Leonidas. Theron, seorang politikus yang korup, mengklaim bahwa ia "memiliki" Dewan dan mengancam Ratu, yang enggan tunduk kepada tuntutan seksualnya sebagai imbalan atas bantuannya . Ketika Theron mempermalukannya di depan Dewan, Gorgo membunuh dia, dan sekantong emas yang diberi Xerxes pada Theron jatuh dari jubahnya ke lantai. Menandai pengkhianatannya, Dewan akhirnya setuju untuk mengirim bala bantuan. Pada hari ketiga, Persia, dipimpin oleh Ephialtes, melintasi jalan rahasia, mengepung tentara Sparta. Jenderal Xerxes kemudian menuntut penyerahan diri mereka. Leonidas kemudian melepaskan helmnya, menjatuhkan perisai dan tombaknya, dan berlutut, membuatnya terlihat seolah-olah ia telah menyerah, sebelum Leonidas meneriaki nama Stelios yang melompat di atasnya dan membunuh jenderal Xerxes. Xerxes menjadi marah dan memerintahkan pasukannya. Leonidas dan tentara Sparta yang tersisa tetap berjuang sampai mereka akhirnya menyerah pada serangan panah.

Dilios, setelah kembali ke Sparta, menyimpulkan kisah di depan Dewan. Terinspirasi oleh pengorbanan raja mereka, Persia sekarang akan menghadapi tentara Yunani yang lebih besar, 40.000 tentara, yang dipimpin oleh 10.000 tentara Sparta. Setelah satu pidato terakhirnya memperingati 300, Dilios, sekarang kepala Angkatan Darat Sparta, membawa mereka ke dalam pertempuran melawan Persia di bidang Plataea, mengakhiri cerita tersebut.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Emmm," kata Eko.

"Dunia ini," kata Budi.

"Ada apa dengan dunia ini?" kata Eko.

"Kerajaan-kerajaan Tuhan, ya banyak agama," kata Budi.

"Ya realita hidup ini. Kerajaan-kerajaan Tuhan. Hidup ini, ya pilihan manusia yang menjalankan hidup ini. Meyakini agama sesuai keyakinkan masing-masing," kata Eko,

"Bergiliran merayakan hari raya agama," kata Budi.

"Saling menghormati satu sama lain antara agama. Toleransi dan tidak boleh intoleransi," kata Eko.

"Ruang lingkup sosial masyarakat, ya masih perdebatan antara agama satu dengan lain," kata Budi. 

"Ya kalau omongan saja tidak ada masalah, ya perdebatan antara agama. Yang tidak boleh, ya pertikaian," kata Eko. 

"Toleransi terjaga dengan baik, ya ada kebaikannya dalam urusan kerjaan. Bekerjasama dengan baik demi roda ekonomi berjalan dengan baik," kata Budi.

"Ekonomi baik untuk kebaikan bersama," kata Eko.

"Harapan orang miskin, ya keluar dari kemiskinan...bisa terjadi. Jawabannya ada pada ekonomi berjalan baik untuk kebaikan bersama," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko. 

"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi. 

"Aku yang mengambil permainan ular tangga. Di bawah meja, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Iya. Permainan ular tangga di bawah meja!" kata Budi. 

Eko mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya ada kliping di atas permainan ular tangga gitu. Eko mengambil kliping dan permainan ular tangga gitu. Ya permainan ular tangga di taruh di atas meja. 

"Kliping ini buatan Budi?" kata Eko. 

"Iya buatan aku kliping!" kata Budi. 

Eko membuka kliping dan melihat dengan baik, ya foto-foto tentang manusia menjalankan ibadah di tempat ibadah, ya enam agama. 

"Isi kliping tentang kumpulan foto-foto manusia yang menjalankan ibadah di tempat ibadah, ya masing-masing," kata Eko. 

"Manusia yang yakin pada ajaran agama yang di yakini, ya menjalankan ibadah dengan baik. Sesuai aturan agama masing-masing gitu," kata Budi. 

Eko melihat foto-foto manusia yang berada di tempat ibadah, ya di lingkari Budi dengan sepidol merah. 

"Apa maksudnya foto-foto orang-orang yang menjalankan ibadah di tempat ibadah yang di lingkari dengan sepidol merah gitu?" kata Eko. 

"Kritik saja," kata Budi. 

"Kritik tentang apa?" kata Eko. 

"Tata krama berpakaian dengan baik, ya jika menjalankan ibadah di rumah ibadah. Dari foto-foto tersebut ada orang-orang yang berpakaian kurang pantas saja saat menjalankan ibadah," kata Budi. 

"Di lihat dengan baik. Kurang pantas sih, ya pakaiannya. Di tempat ibadah vihara gitu," kata Eko. 

"Foto-foto itu, ya bukan aku ambil sendiri. Tapi aku ambil foto-foto dari jaringan internet," kata Budi. 

"Aku paham omongan Budi. Yang biasa kerjaan ngambil foto-foto ini dan itu, ya fotografer kerajaannya atau wartawan gitu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko. 

"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi. 

Eko menutup kliping dan menaruh kliping di bawah meja. Budi dan Eko main permainan ular tangga di bawah meja. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK