Budi duduk ruang tengah sedang menonton Tv, ya acaranya sinetron tema cinta, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita sinetron yang di tonton Budi :
Alya, ya di julukin Bawang Putih dan Siska, ya julukin Bawang Merah. Alya, adalah seorang gadis belia yang tumbuh dan besar di keluarga kaya. Awalnya Alya hidup bahagia bersama Yasmin dan Indra yang merupakan orang tuanya. Sampai kemudian datang Rika dan putrinya, Siska yang dianggap sebagai tetangga terdekat oleh keluarga Alya.
Alya sangat tidak menyangka Rika dan Siska yang selama ini dikiranya baik, sebenarnya sangatlah jahat. Mereka sangat terobsesi dengan kekayaan yang dimiliki keluarga Alya, hingga suatu saat dengan kejamnya mereka membunuh Yasmin dengan menginjak selang infusnya dan berpura-pura baik di depan Indra, sehingga Indra meminta Rika untuk menjadi istri keduanya untuk menjaga Alya.
Semenjak Siska dan Rika pindah ke rumah Alya, mereka selalu membawa penderitaan bagi Alya. Di depan Indra, mereka berpura-pura menjadi ibu dan anak yang sangat baik hati dan penyayang. Saat Irwan pergi, Siska dan Rika selalu menyiksa Alya hingga kadang di luar batas kemanusiaan.
Tak hanya di rumah, di sekolah juga Alya kerap disiksa oleh Siska dan teman-temannya. Lebih malang lagi, seseorang bernama Benny yang dianggap Alya sebagai kekasih paling perhatian ternyata adalah musuh yang bekerja sama dengan Siska untuk menghancurkan Alya demi uang jajan saja. Beruntung ada seseorang yang selalu siap membantu Kasih. Dia adalah Ferdi yang sejak awal diam-diam memperhatikan kebusukan Benny dan Siska terhadap Alya, itulah yang mendorong Ferdi untuk menolong Alya.
Suatu hari, Indra akhirnya mengetahui tindakan Rika dan Siska yang di luar batas kemanusiaan itu terhadap Alya. Indra sangat marah kepada kedua ibu dan putri itu. Dalam keadaan Alya yang akan disakiti oleh Siska dan Rika, Indra yang berlari untuk membantu Alya malah mengalami kecelakaan. Indra lalu mengalami kelumpuhan dan tidak dapat berbicara lagi. Dan Alya mempunyai teman yang mempunyai kekuatan dan bisa menolongnya dari kejahatan Rika dan Siska, Putri Cahaya.
Dan ternyata, ibu Alya masih hidup, tapi dibutakan oleh Rika dan Siska. Alya, Andre, Ferdi dan Putri Cahaya mencari ibu Alya hingga ketemu. Dan mereka (Rika dan Siska) menyekap Yasmin di ruang rahasia yang tidak bisa didengar dengan kekuatan ghaib atau pun suara. Alya ternyata anak yang tegar. Siksaan sehebat apa pun, tidak menjadikannya dendam. Malah kejahatan Rika-Siska dibalasnya dengan perbuatan baik. Melihat Alya yang semakin hari semakin tegar, ini adalah kesempatan Rika dan Siska untuk mencelakai Alya secara perlahan tanpa ampun. Rika dan siska akhirnya menerima akibat atas dosanya yaitu sebuah kematian secara tidak wajar dan Alya hidup bahagia bersama Ferdi.
***
Budi selesai nonton Tv dan Tv telah di matikan dengan remot gitu. Budi, ya pindah duduknya dari ruang tengah ke depan rumah, ya sambil membawa piring yang ada singkong rebus dan gelas yang masih ada kopi lah. Di depan rumah, ya gelas dan piring di taruh di meja gitu dan Budi duduk dengan baik gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca cerpen dengan baik.
Isi cerita yang di baca Budi :
Di Italia selama Perang Dunia I, Presiden AS telah mengirimkan tim dokter dan perawat Palang Merah untuk meningkatkan moral Italia dan membantu mereka yang terluka. Relawan mengemudikan ambulans dan bekerja di kantin garis depan. Ernest Hemingway yang berusia 19 tahun menjadi sopir ambulans di Italia, meskipun ia ingin menjadi reporter dan penulis. Ingin melawan musuh, dia berakhir dengan tertembak kakinya, mencoba menyelamatkan rekannya dari lapangan.
Dia dibawa ke rumah sakit, di mana seorang perawat Amerika, Agnes von Kurowsky, merawatnya. Pada malam pertama di rumah sakit, Ernest memberi tahu Agnes, "Aku mencintaimu. Ayo menikah." saat dalam keadaan mengigau. Kesehatan Ernest memburuk dan Agnes mencoba segala cara untuk menyelamatkan kakinya dari apa yang dia yakini sebagai gangren. Operasi yang sukses membawa Ernest menuju kesembuhan. Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi dekat, meski Agnes memiliki keberatan karena perbedaan usia mereka.
Akhirnya Agnes dan beberapa perawat lainnya perlu dipindahkan lebih dekat ke depan. Karena dia tidak dapat menemukan Ernest untuk menyampaikan kabar buruk tersebut secara langsung, dia meminta teman mereka untuk memberinya surat. Ernest kaget saat mengetahui bahwa dia telah pergi. Saat bekerja di depan, Agnes menerima surat dari Ernest yang memberitahukan betapa dia merindukannya. Setelah beberapa hari, Ernest akhirnya berkunjung, memberitahunya bahwa dia telah menerima perintah untuk kembali ke Amerika Serikat. Dia menyatakan cintanya pada Agnes, memintanya untuk menemuinya di hotel terdekat untuk menghabiskan sisa waktu mereka bersama dan saling berjanji surat setiap hari, sampai mereka bisa menikah.
Setelah beberapa waktu berada di depan, Agnes diminta oleh salah satu perawat, seorang teman baik, untuk menghabiskan akhir pekan di rumah Dr. Domenico Caracciolo, yang memiliki perasaan terhadap Agnes. Mereka bertiga menghabiskan waktu bersama, melihat sekeliling Venesia. Surat-surat dari Agnes segera menjadi semakin jarang, menyebabkan Ernest sangat prihatin. Sambil menunjukkan padanya rumah sakit yang belum selesai, Dr. Domenico mengusulkan. Dia ragu-ragu, masih memikirkan Ernest. Dia memutuskan untuk menulis surat kepadanya, mengatakan kepadanya bahwa hubungan mereka harus berakhir, sebagian karena perbedaan usia mereka. Ernest sangat terpukul.
Delapan bulan kemudian, di New York, Agnes bertemu dengan seorang teman lama dan mantan pasien, Harry. Dia mengaku tidak menikah dengan dokter tersebut dan mengetahui bahwa Ernest masih marah. Dia memutuskan untuk pergi ke kabin keluarga Ernest, di Danau Walloon. Masih marah dan bangga, Ernest tidak menerima cintanya. Cerita berakhir dengan Agnes mengatakan kepadanya "Aku mencintaimu" saat dia meninggalkan kabin, tidak pernah melihatnya lagi.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini tetap sama," kata Eko.
Eko mengambil singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik singkong rebus.
"Memang hidup ini tetap sama," kata Budi.
"Antara baik dan buruk," kata Eko.
"Kaya dan miskin," kata Budi.
"Kaya dan miskin," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus. Aqua gelas di minum dengan baik sama Eko. Budi memang menyiapkan aqua gelas satu dus di taruh bawah meja dengan baik.
"Antara paham agama dan tidak," kata Eko.
"Ya memang sih. Realita hidup ini, ya antara paham agama dan tidak. Ya kadang sudah paham agama kena ujian kesesatan jadinya keblinger gitu. Urusan agama, ya campur aduk, ya antara agama yang satu dengan agama lainnya di satukan dengan tujuan ini dan itu, ya mungkin ada yang mencari keuntungan ini dan itu juga," kata Budi.
"Ujian kesesatan terjadi pada paham agama, ya jadi keblinger," kata Eko.
Eko menaruh gelas aqua di meja.
"Orang-orang tidak paham agama, ya menjalankan hidup ini memang jauh dari agama. Atau berpura-pura saja menjalankan agama untuk dinilai baik, ya citra gitu," kata Budi.
"Yang tidak paham agama, ya jalan hidup ini pura-pura," kata Eko.
"Yaaaa. Main catur saja!" kata Budi.
"Oke!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
"Kalau urusan keluar dari organisasi agama, ya ada yang suka dan tidak. Padahal cuma urusan dunia ini," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Kalau keluar dari agama dan masuk agama lain, ya ada suka dan tidak," kata Budi.
"Realita hidup ini," kata Eko.
"Ya sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Hidup ini. Tetap aku ingin ilmu itu, ya melampaui batasan manusia, ya dapat mendengarkan Roh. Ya Roh menjelaskan kebenaran ini dan itu, ya dari masa lalu sampai masa depan," kata Budi.
"Maunya Budi!" kata Eko.
"Ya karena aku ingin tahu saja kebenaran ini dan itu, yaaaa ada peraturan di agama kenapa di jalankan seperti ini dan itu? Berdasarkan aku belajar dengan baik, ya harusnya tidak perlu di jalankan. Walau sudah bertanya pada ahli agama, ya aku tidak puas penjelasannya," kata Budi.
"Ya mau Budi seperti itu, ya terserah keputusan Budi. Ya aku sebagai teman tidak masalah. Kalau orang lain, ya bisa pendapatnya begini dan begitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment