Setelah nonton Tv di ruang tengah, ya acara olahraga sepak bola yang bagus banget gitu, ya Budi duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Main aja!" kata Budi.
Budi mengambil mainan berupa boneka Ultraman Tiga dan boneka Godzilla gitu.
"Dua boneka ini mau di mainkan tapi ceritanya seperti apa ya?" kata Budi.
Budi berpikir dengan baik gitu.
"Aaaaahaaaa. Begini saja ceritanya!" kata Budi.
Isi ceritanya :
Sebuah kota yang maju dengan perkembangannya, ya kota Jakarta dengan masalah ini dan itu, ya salah satunya polusi udara gitu dan lagi di proses permasalahannya sama pemerintahan dengan baik gitu. Putri yang kuliah di Universitas menjalankan kehidupannya dengan baik gitu. Abdul hanya lulusan SMA saja, ya tidak ingin melanjutkan sekolah ke Universitas, ya padahal mampu karena kepintaran gitu.
Abdul memilih kerja di pasar gitu, ya pedagang kelontongan saja ceritanya gitu. Abdul memang menyukai Putri dari SMA sampai sekarang, tapi tidak pernah jadian karena sibuk kerja gitu demi masa depan yang baik. Putri, ya terkadang mampir ke toko Abdul gitu. Putri dan Abdul, ya akrab dengan baik gitu. Terkadang juga, ya Abdul dan Putri jalan bareng gitu, ya menikmati keadaan kota Jakarta gitu.
Abdul, Eko, Erwin, dan Budi biasa ngumpul di rumah Erwin, ya ngobrol ini dan itu, ya tapi kali ini, ya cuma tiga saja, ya Eko, Budi, dan Erwin ngobrol ini dan itu, ya sampai ngomongin hubungan Abdul dan Putri, ya tidak jadian gitu. Abdul, ya tahu kebiasaan teman-temannya ngomongin tentang hubungan dirinya dengan Putri yang tidak jadian tapi deket banget kaya orang pacaran, jadi statusnya bisa di bilang 'Teman Tapi Demen'.
Terjadi suatu kejadian tanah bergetar. Berita di Tv, ya memberitakan tentang gempa gitu. Pokoknya keadaan jadi heboh karena gempa yang terjadi di kota Jakarta gitu. Memang skalanya kecil gitu, ya tapi terjadi getarannya rutin banget sampai genteng buruk jatuh gara-gara getaran tanah gitu. Bangunan tua, ya goyang karena tanah bergetar. Ada juga dinding yang retak karena tanah bergetar gitu. Semua orang sudah khawatir kalau gempa dengan skala besar, ya kota Jakarta bisa hancur gitu. Abdul menemukan sebuah benda di jalan berupa koin tapi ada gambar Ultraman Tiga gitu.
"Benda apaan ini?" kata Abdul berpikir dengan baik gitu.
Budi menyimpan benda tersebut, ya anggap benda pembawa keberuntungan saja gitu. Terjadi gempa yang sangat dasyat terjadi di Universitas tempat Putri mengenyam pendidikan dengan baik gitu. Orang keluar dari gedung gitu. Tahu-tahu muncul monster dari tanah, ya monster yang sangat besar banget menghancurkan gedung Universitas. Ada orang Jepang yang kuliah di Universitas tersebut, ya melihat monster yang menghancurkan gedung Universitas, ya berkata "Godzilla".
Semua orang berlarian menjauh dari Monster Godzilla yang mengamuk menghancurkan apa di depan matanya, ya sampai mengeluarkan energi penghancur dari mulutnya gitu. Keadaan jadi hancur gitu, ya kota Jakarta gitu. Pak Prabowo Menteri Pertahanan memerintahkan pasukannya bergerak untuk menghancurkan Monster Godzilla. Tentara bergerak dengan baik, ya darat, laut, dan udara gitu. Para tentara menyerang Monster Godzilla dengan senjata dengan baik gitu. Tentara, ya ada yang menyelamatkan manusia yang butuh pertolongan gitu.
Abdul yang khawatir dengan Putri, ya karena melihat berita di Tv tentang Universitas hancur karena Monster Godzilla gitu. Abdul menyimpan koin yang bergambar Ultraman Tiga bercahaya gitu. Ada sebuah benda, ya muncul di tangan kiri Abdul, ya berbentuk jam gitu. Koin bergambar Ultraman Tiga, ya di masukan ke benda berbentuk jam. Abdul berkata "Berubah".
Terjadi perubahan pada diri Abdul menjadi Ultraman Tiga.
"Aku jadi Ultraman Tiga," kata Abdul gitu.
Ultraman Tiga, ya seukuran manusia gitu. Ultraman Tiga terbang menuju keberadaan Putri gitu, ya tujuannya untuk menolong gitu. Terlihat Putri baik-baik saja, ya di lihat dari atas udara gitu, Ultraman Tiga bertarung dengan Monster Godzilla gitu. Ultraman Tiga harus berubah dulu menjadi ukuran sebesar Monster Godzilla, ya agar seimbang pertarungannya gitu.
Ultraman Tiga yang sama besarnya dengan Monster Godzilla, ya bertarung dengan baik gitu. Pertarungan sengit banget gitu. Ultraman Tiga berusaha dengan baik, ya mengalahkan Monster Godzilla, ya demi menyelamatkan manusia gitu. Ultraman Tiga mengalahkan Monster Godzilla, ya di buat mati dengan sinar penghancur yang di keluarkan dari tangan gitu.
Ultraman Tiga terbang setelah mengalahkan Monster Godzilla gitu. Di tempat yang sepi, ya Ultraman Tiga kembali menjadi Abdul. Benda di tangan kiri Abdul, ya menghilang gitu. Koin bergambar Ultraman Tiga, ya di simpan dengan baik sama Abdul gitu. Pak Prabowo, ya menarik mundur tentaranya dari perang melawan Monster Godzilla, ya karena Monster telah mati gitu. Kota Jakarta, ya di benahi dari kerusakan gitu.
Putri libur kuliah, ya karena gedung Universitas hancur gitu. Abdul, ya masih tetap dagang di pasar dengan baik gitu. Ya terkadang Abdul dan Putri jalan bareng gitu, ya tetap tidak jadian juga dengan status hubungan 'Teman Tapi Demen'. Eko, Erwin, dan Budi ngumpul di rumah Erwin, ya tidak ada Abdul karena Abdul lagi sibuk gitu. Erwin, Budi, dan Eko ngobrolin tentang hal ini dan itu, ya sampai hubungan Abdul dan Putri, ya tidak jadian tetap teman baik gitu, ya status hubungan 'Temen Tapi Demen'.
***
"Ah sudah mainnya," kata Budi.
Budi menaruh boneka Ultraman Tiga dan Gozilla di dalam kardus di bawah meja gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca gitu. Terpilih salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Saat Natal di rumah keluarga, satu sosok menikam yang lain hingga tewas. Pisau berdarah jatuh ke lantai di kaki seorang anak.
Dua puluh tahun kemudian di Turin, Profesor Giordani memimpin konferensi parapsikologi yang menampilkan medium psikis Helga Ulmann. Helga tiba-tiba diliputi oleh pikiran "bengkok, sesat, membunuh" dari seseorang di antara penonton dan mengaku mendengar lagu anak-anak. Dia yakin dia bisa mengidentifikasi orang ini; sosok tak terlihat tiba-tiba meninggalkan teater.
Malamnya, sosok bersarung tangan hitam menyerbu apartemen Helga dan membunuhnya dengan pisau daging. Musisi Jazz Inggris dan pemimpin band Marcus Daly melihat pembunuhan itu dari jendela saat dia lewat, dan bergegas ke apartemennya, menemukan mayatnya yang dimutilasi. Setelah polisi tiba, Marcus mengira salah satu lukisan apartemen itu telah hilang, tetapi dia tidak dapat menunjukkan dengan tepat apa yang sebenarnya hilang.
Media mengidentifikasi Marcus sebagai saksi mata dan menunjukkan foto dirinya oleh reporter Gianna Brezzi. Keesokan paginya, Marcus mengunjungi rumah temannya yang peminum berat, Carlo, untuk memeriksanya tetapi hanya menemukan ibu Carlo yang eksentrik, Martha, yang tampaknya tertarik pada Marcus. Malam itu, si pembunuh memutar rekaman lagu anak-anak di luar pintu rumah Marcus; dia berhasil mengunci pintu sebelum orang itu bisa masuk, tetapi dia mendengar bisikan kasar, "Aku akan membunuhmu cepat atau lambat." Marcus memberi tahu Giordani, yang dia temui di pemakaman Helga, tentang pertemuan itu. Giordani, mencatat bahwa Helga juga mendengar lagu anak-anak, mengenang sebuah buku cerita rakyat modern yang menggambarkan rumah berhantu setempat di mana lagu anak-anak terkadang terdengar. Merasa bersalah telah mengambil fotonya, Gianna mulai membantu Marcus.
Marcus membaca buku cerita rakyat dan menemukan foto rumah di dalamnya. Dia merobek gambarnya, berencana untuk belajar lebih banyak dari penulis buku itu. Namun, si pembunuh, yang mengawasi Marcus, menyerang penulis dan menenggelamkannya ke dalam air mendidih. Menggunakan foto tersebut, Marcus menemukan dan menyelidiki rumah besar yang ditinggalkan itu. Di bawah batu lembaran dia menemukan mural yang mengganggu: seorang anak memegang pisau berdarah di atas mayat. Setelah dia pergi, bongkahan batu lembaran lepas jatuh, menampakkan orang lain di tempat kejadian yang digambarkan dalam gambar. Sementara itu, Giordani yang selama ini membantu penyelidikan Marcus mengunjungi lokasi pembunuhan penulis dan menggunakan uap untuk menemukan petunjuk yang tertulis di cermin. Namun, kemudian si pembunuh mengalihkan perhatiannya dengan boneka mekanis, sebelum membunuhnya.
Marcus menemukan kamar berdinding di rumah kosong itu. Di tengah lantai berdebu duduk mayat kering. Seseorang membuat Marcus pingsan saat dia mundur dengan ngeri. Dia terbangun di luar rumah, yang sedang terbakar. Gianna muncul, menjelaskan bahwa dia menerima pesannya tentang menyelidiki rumah tersebut dan tiba tepat waktu untuk menyelamatkannya. Saat Marcus dan Gianna menunggu polisi di rumah pengasuh, Marcus memperhatikan bahwa putri pengasuh telah menggambar gambar yang identik dengan mural tersembunyi yang dia temukan di rumah tersebut. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia melihat gambar itu di arsip sekolah setempat.
Marcus dan Gianna segera pergi ke sekolah. Marcus menemukan gambar itu di catatan anak sekolah. Saat Gianna pergi untuk memanggil polisi, seseorang menikamnya. Marcus memojokkan penyerang – itu adalah Carlo, yang sebagai seorang anak menggambar gambar-gambar yang mengganggu. Polisi tiba, dan Carlo melarikan diri ke jalan yang gelap tempat truk sampah menabraknya dan menyeretnya ke jalan. Saat truk berhenti, sebuah mobil melaju melewati kepala Carlo.
Di rumah sakit, Marcus mengetahui bahwa Gianna selamat. Mengingat bahwa malam Helga meninggal ia bertemu Carlo benar-benar mabuk dan datang dari arah yang sangat berbeda dari tempat pembunuhan, Marcus menginvestigasi ulang TKP apartemen. Di sana, dia mendapat pencerahan : malam pembunuhan Helga itu bukanlah lukisan hilang yang dia lihat ketika dia memasuki apartemen, melainkan refleksi dari si pembunuh, dibingkai di cermin. Saat Marcus menyadari dia melihat Martha, ibu Carlo, dia muncul di belakangnya dengan pisau daging. Martha menjelaskan bahwa dia membunuh suaminya, sementara lagu anak diputar di belakang, di depan Carlo muda, karena dia bermaksud memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Dia kemudian menutup ruangan yang berisi tubuhnya. Carlo, terluka secara psikologis, mencoba untuk menekan ingatan pembunuhan secara kompulsif menggambarnya dan kemudian meminum alkohol: dia menyerang Marcus dan Gianna untuk melindungi ibunya yang pembunuh dari penyelidikan mereka.
Martha menyerang Marcus dan melukainya dengan golok. Setelah kalung Martha kusut di jeruji lift gedung, Marcus menurunkan lift, memenggalnya.
***
Cukup lama Budi baca cerpen, ya selesai juga gitu. Buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu.
"Ngomongin acara Tv, ya yang ini dan itu. Bagus kan Eko?" kata Budi.
"Memang bagus acara Tv, ya yang ini dan itu," kata Eko.
"Roda penggerak ekonomi," kata Budi.
"Ya memang terlihatnya seperti itu. Roda penggerak ekonomi gitu," kata Eko.
"Gimana Eko. Main catur saja!" kata Budi.
"Ya oke. Main catur," kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment