Budi duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Setelah ketinggalkan bus di pedesaan Swiss, seorang turis Denmark berusia 14 tahun, Vera Brandt, mencoba mencari bantuan. Dia menemukan sebuah pondok dan diserang serta dipenggal oleh orang asing. Delapan bulan kemudian, kasusnya sedang diperiksa oleh ahli entomologi forensik John McGregor dan Inspektur polisi Rudolf Geiger, yang mencatat bahwa Brandt hanyalah yang pertama dari serangkaian pembunuhan terhadap gadis-gadis muda, termasuk mantan asisten McGregor.
Sementara itu, Jennifer Corvino, putri seorang aktor Amerika terkenal, tiba di Swiss Richard Wagner Academy for Girls, didampingi oleh Frau Brückner, yang menempatkannya dengan teman sekamar Sophie. Saat berjalan dalam tidur melalui akademi dan keluar ke atap, Jennifer menyaksikan seorang siswa dibunuh. Dia terbangun dan melarikan diri ke hutan, tempat simpanse McGregor, Inga, menemukannya dan membawanya ke dia. Setelah menyadari kasih sayang serangga tawanannya terhadap Jennifer, McGregor menjadi percaya bahwa dia memiliki hubungan telepati dengan mereka. Kembali ke akademi, kepala sekolah telah menguji Jennifer secara medis melalui EEG untuk berjalan dalam tidurnya. Prosedur tersebut membuat Jennifer gelisah saat mendapat penglihatan singkat tentang kejadian malam sebelumnya.
Malam berikutnya, si pembunuh membunuh Sophie, salah mengira dia adalah Jennifer karena dia mengenakan sweter yang sama dengan yang dia kenakan saat menyaksikan pembunuhan sebelumnya. Jennifer berjalan dalam tidur lagi dan dipimpin oleh kunang-kunang ke tempat kematian Sophie, di mana dia menemukan sarung tangan yang dipenuhi belatung. Dia menunjukkannya kepada McGregor, yang mengidentifikasi belatung sebagai larva lalat Sarkofagus Besar, yang tertarik pada daging manusia yang membusuk. Dia berteori bahwa pembunuhnya adalah seorang necrophile yang telah menjaga korbannya tetap dekat dengannya setelah kematian, tanpa sengaja mengumpulkan belatung pada dirinya sendiri.
Belakangan, ketika siswa lain mengejek Jennifer karena hubungannya dengan serangga, dia memanggil segerombolan lalat yang menutupi seluruh gedung, lalu pingsan. Yakin bahwa Jennifer "jahat" dan mungkin bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, kepala sekolah mengatur agar dia dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Jennifer melarikan diri ke rumah McGregor, di mana ahli entomologi memberinya kotak kaca dengan lalat Great Sarcophagus, menyarankan agar dia menggunakannya untuk menemukan sarang si pembunuh. Lalat membawanya ke pondok yang sama yang ditemukan Brandt sebelumnya dan Inspektur Geiger berbicara dengan agen real estat untuk mengetahui identitas penghuni rumah sebelumnya.
Malam itu, McGregor dibunuh di rumahnya. Karena tidak punya tempat tujuan, Jennifer memanggil pengacara ayahnya Morris Saphiro untuk membawanya kembali ke Amerika. Dia memberi tahu Brückner, yang menawarkan untuk membiarkan gadis itu menginap di rumahnya. Sementara itu, penyelidikan Geiger membawanya ke rumah sakit jiwa di Basel di mana dia mengetahui bahwa seorang mantan anggota staf telah diserang 15 tahun sebelumnya oleh salah satu narapidana pria.
Setibanya di rumah Brückner, Jennifer memperhatikan bahwa semua cermin tertutup, dengan Brückner menjelaskan bahwa dia memiliki seorang putra yang tidak tahan melihat bayangannya sendiri. Brückner bersikeras agar Jennifer meminum pil sebelum dia pergi tidur; ketika dia melakukannya, dia menjadi sakit dan, dengan asumsi bahwa pil itu beracun, dia batuk. Dia mencoba menelepon Morris tetapi dibuat pingsan oleh Brückner. Geiger datang dan menanyai Brückner, yang memastikan bahwa dia pernah bekerja di rumah sakit jiwa Basel dan telah diperkosa. Dia membawanya ke ruang bawah tanah dan memenjarakannya.
Setelah bangun, Jennifer merekayasa pelariannya melalui ruang bawah tanah. Di sana, dia menemukan Geiger dan jatuh ke kolam berisi mayat yang dipenuhi belatung. Brückner mengejek Jennifer, tetapi Geiger membebaskan dirinya dan dengan marah memukuli Brückner cukup lama untuk membiarkan Jennifer melarikan diri.
Jennifer menemukan putra Brückner, yang memiliki wajah cacat yang mengerikan. Dia mengejar Jennifer ke perahu motor dan mencoba membunuhnya dengan tombak, yang melubangi tangki bahan bakar perahu dan menyebabkan kebocoran. Jennifer memanggil segerombolan lalat yang menyerang si pembunuh, menyebabkan dia jatuh ke air. Jennifer juga terpaksa melompat ke air saat bensin yang bocor menyala, lalu anak itu menangkapnya, tetapi dia dikorbankan oleh api.
Jennifer mencapai pantai tepat saat Morris muncul. Brückner yang terluka parah dan cacat memenggalnya dari belakang dengan lembaran logam dan mengaku bahwa dia membunuh McGregor dan Geiger untuk melindungi putranya. Sebelum dia dapat membunuh Jennifer, Inga yang murka menyerang Brückner dan membunuhnya dengan pisau cukur sebagai pembalasan atas kematian McGregor. Dengan berakhirnya cobaan, Jennifer dan Inga berpelukan.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Yaaaa. Eko belum datang," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Baca koran saja lah!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik banget gitu. Beritanya tentang pemerintahan ini dan itu, ya sampai berita tentang artis ini dan itu. Ya cukup lama Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Karena ada Eko, ya berhenti baca koran dan koran di taruh di meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini pilihan manusia yang menjalanin hidup ini kan Eko?" kata Budi.
"Memang hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini!" kata Eko.
"Berarti....meninggal ajaran agama adalah pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi.
"Kalau keputusan manusia itu, ya seperti itu. Ya terserah saja. Mungkin ada alasan meninggalkan ajaran agama," kata Eko.
"Alasannya sih. Manusia meninggalkan ajaran agama, ya berbeda dengan manusia yang lain meninggalkan agama karena tidak mempelajari ajaran agama. Manusia itu, ya mempelajari ajaran agama dengan baik, ya sampai di pelajari semua ajaran agama yang berkembang di Indonesia saja. Manusia itu, ya tahu perbedaan dan persamaan dari ajaran agama yang ini dan itu. Manusia itu, ya meninggalkan ajaran agama dengan baik," kata Budi.
"Berarti paham ini dan itu tentang ajaran agama yang berkembang di Indonesia, ya akhirnya meninggalkan ajaran agama," kata Eko.
"Manusia itu, ya memilih tinggal di suatu tempat yang terpencil. Desa saja gitu. Manusia itu, ya menghabiskan waktunya dengan baik, ya melakukan kegiatan setiap hari, ya seperti biasa untuk kebutuhan sehari-hari untuk hidup di dunia saja. Manusia itu, ya tidak ingin di butakan sama manusia yang ingin merajai dunia ini dengan jadi orang kaya yang kerjaannya mengumpulkan harta. Manusia itu, ya tidak peduli dengan urusan manusia yang di bodohkan keadaan karena derita kemiskinan seperti manusia yang tinggal di kota," kata Budi.
"Pilihan manusia itu, ya tepat sih kalau urusan tinggal di desa dari pada di kota dengan problema yang ini dan itu, ya cenderung keegoisan dari manusia yang tinggal di kota gitu," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Manusia itu, ya berkata tentang hidup ini "Semu"....," kata Budi.
"Semu. Memang terlihat memang semu kehidupan ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik singkong rebus gitu.
"Enak singkong rebus," kata Eko.
"Demi hidup ini. Manusia, ya paham ilmu agama. Tetap menetapi ajaran agama yang di yakini, ya demi hidup ini. Pilihan manusia," kata Budi.
"Pilihan manusia. Yang tetap menetapi ajaran agama demi hidup ini," kata Eko.
Eko mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus gitu. Eko minum aqua gelas dengan baik gitu. Budi memang menyiapkan aqua gelas satu dus di bawah meja, ya untuk tamu gitu.
"Menetapi ajaran agama yang di yakini, ya untuk menggerakkan ekonomi dengan baik demi hidup ini, ya kan Eko?" kata Budi.
"Kalau urusan ekonomi. Ya memang sih, ya menetapi ajaran agama dengan tujuan menggerakkan ekonomi. Apa pun agama yang berkembang di Indonesia ini? Ya menggerakkan ekonomi dengan baik. Walau ada perselisihan karena perbedaan agama. Biasanya manusia yang belum paham ilmu agama, ya bodoh bisa di bilang sih, ya membuat perselisihan antar agama yang satu dengan lain," kata Eko.
Eko menaruh gelas aqua di meja gitu.
"Ekonomi berjalan dengan baik. Hidup ini, ya bisa mendapatkan hidup yang layak dengan baik bagi manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi.
"Ya tetap terlihat hasil itu, ya banyak dan sedikit urusan ekonomi. Jadi ada tinggi dan rendah dari derajat manusia, ya maksudnya kaya dan miskin gitu," kata Eko.
"Kalau kaya dan miskin. Dasar awalnya kaya, ya enak dari pada miskin yang lahir dari keadaan miskin tidak punya apa-apa karena di kuasai yang kaya awal kelahirannya," kata Budi.
"Ya realitanya begitu," kata Eko.
"Dengan kepintaran, ya belajar ini dan itu. Banyak bidang pekerjaan, ya memungkinkan manusia bisa jadi kaya dari awalnya miskin," kata Budi.
"Miskin memang bisa jadi kaya. Butuh waktu dan perjuangan untuk mencapai apa yang diinginkan jadi kenyataan dari miskin jadi kaya. Bagi yang bodoh karena di bodohkan keadaan ini dan itu, ya yang kaya bisa jadi miskin," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budaya yang ada di Indonesia, ya roda penggerak ekonomi," kata Eko.
"Budaya memang jadi roda penggerak ekonomi. Maka setiap suku yang ada di Indonesia terus menerus mengangkat nilai-nilai tradisi suku dengan baik gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu main kartu remi saja!" kata Budi.
"Okey main kartu remi!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik kartu remi. Budi dan Eko main kartu remi dengan baik, ya main permainan cangkulan gitu.
"Ngomongin tentang acara Tv, ya tema makan dan minuman. Tetap menjadi roda penggerak ekonomi dengan baik," kata Budi.
"Ya realitanya memang begitu," kata Eko.
"Bagi yang mempelajari tentang makanan dan minuman, ya untuk membangun usaha tergantung dari modal kecil sampai besar. Ya kenyataan hidup ini, ya ada manusia yang menjalankan usaha dengan modal kecil, ya demi hidup ini. Hasil usaha, ya uang," kata Budi.
"Modal kecil dari usaha jualan makanan dan minuman. Hasilnya memang uang, ya demi hidup ini," kata Eko.
"Uang dan uang," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment