Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil minum teh dan juga makan gorengan lah.
"Manusia yang jauh dari agama. Pasti berpikir pendeknya, ya main dukun," kata Budi.
"Main dukun. Melancarkan urusan. Memuja Setan," kata Eko.
"Urusan cinta. Kadang sulit untuk menaklukkan cewek yang di sukai sampai orang tua cewek. Ya dasar utama sih kalau cowoknya miskin dan cowoknya, ya gak ganteng gitu," kata Budi.
"Kalau itu sih. Salah cowoknya. Sudah miskin dan gak ganteng, ya memilih cewek yang cantik banget dan kaya gitu. Memaksakan kehendak diri!" kata Eko.
"Satu kebiasaan cowok kan. Memang egois. Memaksakan keinginan, tidak di sesuaikan dengan keadaan," kata Budi.
"Kalau sakit hati di hina-hina. Main dukunnya. Ya dendamnya dengan main santet lah," kata Eko.
"Ya memang sih kalau sakit hati. Dendamnya. Main santet. Tujuannya orang yang menghina-hina, ya di buat menderita sampai mati," kata Budi.
"Ustad pun turun tangan untuk mengalahkan orang yang mengirim ilmu santet," kata Eko.
"Perang sengit antara Ustad dan Dukun," kata Budi.
"Kayanya obrolan kita kaya acara Tv sampai sinetron atau film. Jadi seru saja di tonton, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang seru sih nonton acara Tv, ya pertarungan Ustad dan Dukun," kata Budi.
"Ya sekedar saja ah ngomongin pertarungan Ustad dan Dukun. Ya kita ini kan lulusan SMA," kata Eko.
"Obrolan saja!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau gitu aku bercerita pake wayang!" kata Budi.
"Ya aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang dan di mainkan dengan baik, ya bercerita dengan baik. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik lah.
Isi cerita yang di ceritanya Budi :
Layla ingin mendapatkan Eko. Ya Layla mendatangi Dukun untuk melancarkan urusannya. Dukun menyarankan Layla untuk mencuri cermin antik di museum. Ya berhasil sih Layla mencuri cermin antik di museum. Berdasarkan cerita Dukun, ya membebaskan Roh Nenek Santet yang terpenjara dalam sebuah cermin antik. Maka Roh Nenek Santet akan menolong Layla.
Roh Nenek Santet mengajarkan ilmu awet muda pada Layla karena telah membebaskan Roh Nenek Santet dari dalam cermin antik. Layla belajar ilmu dengan baik dari Nenek Santet, ya sampai benar-benar menguasainya ilmu dengan baik.
Beberapa tahun kemudian, Layla yang telah berhasil menguasai ilmu awet muda dan juga berhasil menjadi istrinya Eko, ya setelah menyingkirkan istri Eko bernama Mujiwati, ya telah di buat Layla meninggal dengan cara di racunin. Layla agar dirinya tetap muda dan cantik, secara rutin setiap bulan purnama Layla mengadakan ritual ilmu hitam yang diajarkan Nenek Santet kepadanya, Sebuah ritual yang membutuhkan korban perjaka untuk diserap sari keperjakaannya.
Seperti halnya dengan Layla, ya Riana, anak perempuan Layla juga gemar berelasi dengan Dukun, ya dengan tujuan agar wajahnya yang pas-pasan bisa selalu terlihat cantik mempesona. Riana yang angkuh dan dominan merasa tersaingi oleh Tiara yang cantik alami dan selalu terkesan anggun, karenanya Riana dan teman-temannya selalu berulah pada Tiara.
Suatu ketika Layla hendak memangsa Royan, sahabat Tiara. Ya Layla tidak menyadari kalau dirinya sedang masuk perangkap karena ternyata Royan adalah anak pemilik museum dimana dulu ia pernah mencuri cermin ajaib Nenek Santet. Royan berhasil dengan usahanya memenjarakan Nenek Santet ke cermin antik. Ya cermin di hancur kan sama Royan. Kecantikan dari Layla musnah lah seperti bunya yang layu gitu, ya jadi tidak ada pesona lagi dan juga Layla tidak berdaya gitu. Berdasarkan informasi para warga, ya Ustad bertindak untuk mengalahkan Dukun yang mengajarkan ilmu pada pengikutnya. Ustad dan Dukun bertarung dengan sengit. Ya akhirnya Ustad menang dan memusnahkan ilmu Dukun. Polisi pun menangkap Dukun, ya untuk di penjara lah. Royan dan Tiara, ya jadi benaran urusan cinta. Sedang Riana, ya meratap dengan wajahnya yang rusak karena ilmunya musnah.
****
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga. Eko memuji pertunjukkan wayang Budi, ya begitu juga dengan ceritanya, ya bagus gitu. Budi pun menaruh wayang di kursi kosong. Budi dan Eko, ya melanjutkan acara main catur dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment