"Ada sebuah cerita dari seorang pemuda. Tentang segala hal yang di usahakan sampai mendapatkan Harta, ya kekayaan. Tahta, ya kedudukan di pekerjaan. Wanita, ya yang cintai. Pemuda itu bersyukur banget usahanya berhasil. Ya mungkin sama hal dengan cerita orang-orang yang berhasil dari usahanya, ya impiannya jadi kenyataan. Tuhan mengabulkan doa pemuda itu. Ya memang sih, ya pemuda itu di uji. Setiap ujian menjadikan pemuda, ya makin kuat dan kuat. Jadi tangguh banget," kata Budi.
"Cerita yang menarik. Untuk memotivasi orang, ya agar berhasil setiap ujian yang ada dunia ini, ya demi tujuan impian jadi kenyataan. Harta, Tahta dan Wanita. Tetap memegang teguh aturan-aturan agama," kata Eko.
"Ada cerita lainnya. Ya pemuda lain. Pemuda yang telah berhasil mendapatkan Tahta, Harta dan Wanita. Pemuda itu mendapatkan sesuatu menurut dirinya benar, ya pada akhirnya meninggalkan Tahta, Harta dan Wanita," kata Budi.
"Kebenaran. Biasanya itu pencerahan diri. Ya bagi memahami ilmu itu, ya pasti meninggalkan itu semua," kata Eko.
"Bagi yang mendapatkan ilmu pencerahan, ya meninggalkan Tahta, Harta dan Wanita. Pemuda itu mendapatkan ketenangan yang luar biasa, ya sampai ia mati," kata Budi.
"Kematian manusia," kata Eko.
"Seperti berita di Tv tentang kematian ini dan itu. Beritanya menarik untuk di tonton, ya mengingatkan pada kematian. Hidup ini tidak selamanya," kata Budi.
"Yang mati, ya meninggalkan dunia ini. Yang di tinggal segala hal yang di miliki dunia," kata Eko.
"Ada yang bilang sih, ya mati itu....tidur selamanya. Ada bilang, ya mati adalah akhir. Dari cerita sebuah kitab ajaran. Mati bisa hidup lagi, ya di bangkitkan Nabi dan Ya Nabinya mati, ya bangkit juga," kata Budi.
"Karena orang tua dan cerita Nabi dalam kitab. Manusia meyakini agama. Demi kebaikan. Manusia, ya mengikuti ajaran agama tersebut dan menyatakan benar," kata Eko.
"Perselisihan tetap ada. Seperti kue ada satu dan yang mau makan dua orang. Jadi untuk bisa makan ke dua orang tersebut, ya kue di bagi. Ya di usahakan sama kue yang bagi dengan tujuan adil. Jika tidak sama, ya jadi perselisihan," kata Budi.
"Sama halnya. Cowok ingin istri dua. Jika tidak bisa adil, ya seimbang dalam pembagian. Terjadi perselisihan," kata Eko.
"Pusing urusan cewek. Lebih baik jalan kebenaran itu, ya di lepaskan kedua cewek itu," kata Budi.
"Cowoknya membujang, ya seumur hidup!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Dalam sebuah cerita sinetron atau film atau kenyataan. Cowok menyakiti ceweknya, ya urusan berumah tangga. Dengan alasan bermacam-macam, ya cowok menyakiti ceweknya," kata Budi.
"Perilaku manusia. Ada baik dan buruk," kata Eko.
"Ya kadang saja. Kita saja, ya di nilai buruk sama orang. Padahal kita yang menjalankan hidup, ya sudah merasa baik karena mengikuti aturan-aturan agama dan negara," kata Budi.
"Hidup ini. Tetap antara baik dan buruk. Jadi bersikap sabar saja menghadapi orang-orang yang menilai kita buruk," kata Eko.
"Sabar menjalankan ujian hidup," kata Budi.
"Sabar itu nama orang!" kata Eko.
"Ya kalau itu sih aku tahu. Sabar itu nama orang. Kebiasaan orang tua, ya memberikan nama anaknya, ya semau-maunya," kata Budi.
"Emmmm!" kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment