Malam yang tenang. Abdul duduk di ruang tamu, ya sambil menikmati minum teh dan makan kue kering.
"Nyanyi ah!" kata Abdul.
Abdul mengambil gitarnya yang di taruh di meja, ya di gitar di mainkan dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Abdul berjudul 'Status Palsu' :
"Separuh hati denganmuKujalani cintakuBerusaha tuk jadi kekasihAku menipu dirimuKu bilang cinta padamuTapi dariku itu yang terbaikKau bukan pilihanKarena ku tak sedikitpunHasratku padamu
Terpaksa aku mencintai dirimuHanya untuk status palsuSetengah hati kujalani cintaKarena aku tak suka denganmu
Kuberikan cintakuMeski tak stulus hatikuKuharap engkau tak pernah tauRasa cintaku padamuHanya di bibir sajaTak sedikitpun hati bicaraSemoga selama iniKau tak tau bahwa sesungguhnyaAku tak mencinta
Terpaksa aku mencintai dirimuHanya untuk status palsuSetengah hati kujalani cintaKarena aku tak suka denganmu
Jika aku bisa menjadi lelakiPujaan yang selalu engkau impikan
Oh terpaksa aku mencintai dirimuHanya untuk status palsuSetengah hati kujalani cintaKarena ku tak suka denganmu
Terpaksa aku mencintai dirimuHanya untuk status palsuSetengah hati kujalani cintaKarena aku tak suka denganmu"
***
Abdul selesai bernyanyi dan main gitar, ya gitar di taruh di meja. Abdul mengambil gelas berisi teh, ya di minum dengan baik teh lah.
"Enak tehnya," kata Abdul.
Abdul pun menaruh gelas berisi teh di meja.
"Merindukan dia yang di sukai. Tapi apa daya, ya sekedar rindu saja," kata Abdul.
Budi dateng ke rumah Abdul, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Abdul. Budi duduk di teras depan rumah Abdul. Ya Abdul berajak dari tempat duduk di ruang tamu, ya keluar dari rumahnya untuk menemui Budi lah. Abdul duduk di teras depan rumahnya.
"Cewek biasa dekat dengan cowok. Biasanya cewek berharap jadian sama cowok yang baik padanya, ya karena rasa cinta itu muncul ketika rasa perteman itu jadi rasa cinta yang sebenarnya. Ya sebaliknya. Tujuannya omongan ku ada keseimbangan antara cewek dan cowok," kata Budi.
"Pertanyaan ku Budi. Cewek yang mana?" kata Abdul.
"Ada ceweknya. Tapi sekarang sih sekedar obrolan saja!" kata Budi.
"OK. Sekedar obrolan lulusan SMA saja. Ya memang sih kalau urusan cinta, ya siapa yang rapuh dari urusan pertemanan itu?" kata Abdul.
"Rapuh. Ya juga sih. Kalau di kaitan contohnya : Abdul dan Putri, ya masa SMA. Yang rapuh itu Abdul kan?!" kata Budi.
"Kok jadi di kaitkan ke aku?!" kata Abdul.
"Becanda!!!" kata Budi.
"OK. Aku mengerti bercanda!!!" kata Abdul.
"Emmmmm," kata Budi.
"Ada sebuah kata dari cewek. Ya kisah nyata urusan cinta. Urusan pertemanan. Cewek itu, ya meminta jangan katakan cinta pada teman cowoknya. Karena akan merusak pertemanan," kata Budi.
"Terus!!!" kata Abdul.
"Cowoknya. Rapuh. Ya rasa itu sudah muncul. Cowok itu mengatakan cinta. Ceweknya tidak bisa menerima cowok itu. Karena cewek itu telah menerima cinta cowok lain," kata Budi.
"Telat menyatakan cinta. Gara-gara permintaan cewek, ya berteman saja!" kata Abdul.
"Cowok itu tidak masalah di tolak. Karena sudah membuktikan sesuatu yang benar. Waktu pun berlalu dengan persoalan itu. Cowok itu, ya mendapatkan cewek yang di sukai dengan baik," kata Budi.
"Proses menemukan cinta sejati," kata Abdul.
"Ya begitu lah!" kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Kisah cinta artis. Lika liku kisah cinta. Tujuannya menemukan cinta sejati," kata Budi.
"Mungkin?!" kata Abdul.
"Emmmm," kata Budi.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Abdul.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Abdul mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Abdul dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment