Budi duduk di depan rumah, ya teras rumahnya sambil menikmati minum teh dan juga makan kue lah.
"Nyanyi ah!" kata Budi.
Budi mengambil gitar, ya berada di samping kursi Budi. Gitar di mainkan dengan baik sama Budi, ya menyanyikan sebuah lagu yang membuat diri senang, ya kaitan cinta walau kenyataan Budi masih jomlo. Menakluk cewek, ya menurut Budi susah, ya apalagi cewek itu cantik bener-bener cantik karena banyak pujian cowok, pinter dan juga kaya karena kelahirannya memang kaya.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi berjudul 'Rindu Ini' :
***
Budi selesai menyanyi dan main gitarnya, ya gitar di taruh di samping kursi. Budi mengambil gelas berisi teh di meja, ya di minum dengan baik teh lah.
"Emmmm enak tehnya," kata Budi.
Budi menaruh gelas berisi teh di meja. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun duduk dekat Budi.
"Berita di Tv hari ini, ya memang berita Tv menarik di tonton gitu. Tentang Hacker, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang Eko. Berita di Tv tentang Hacker. Ya Hacker itu orang pinter," kata Budi.
"Orang pinter," kata Eko.
"Orang pinter itu. Kenapa jadi Hacker yang ingin merugikan orang lain?" kata Budi.
"Memperhitungkan ilmu orang pinter, ya Hacker. Jauh dari kita yang hanya ilmu sebatas ilmu SMA. Jadi lebih baik membuat tingkat yang mudah saja. Ya contoh saja : di ambil dari kisah nyata tentang orang pinter, ya keturunan China. Orang itu pinter dengan ilmu program komputer. Seharus berjalan di kebaikan karena kepintaraannya, ya ternyata ia membuat rusuh kerjaan orang, ya membuat rugi kerjaan orang dengan ilmu komputernya itu. Orang keturunan China itu, ya jauh dari agama yang di turunkan orang tuanya. Orang itu pun bisa masuk agama lain yang ini dan itu, ya dengan kepura-puraan dirinya untuk menutupi jati dirinya, ya berengsek gitu," kata Eko.
"Contoh Eko. Ya mudah di pahami. Hidup ini, ya antara baik dan buruk. Agama itu di turunkan orang tua ke anak, ya tujuannya agar anak berjalan di kebaikan di dunia ini. Ya ada anak yang susah didik orang tua, ya jadinya orang berengsek yang merugikan orang lain," kata Budi.
"Data-data anak liar atau jalanan. Ya selalu membuat ulah di mana-mana," kata Eko.
"Ya karena hidup di kota. Yang kaya begini. Yang miskin begitu," kata Budi.
"Paling enak itu, ya hidup di desa, ya hidup sederhana, ya jauh dari perkara orang kota yang ini dan itu karena di pengaruhi tuntutan hidup di kota," kata Eko.
"Orang kota. Yang kaya, ya sombong ujiannya karena kekayaan dari warisan atau hasil usaha, ya baik pemerintahan atau swasta. Yang miskin, ya ujiannya miskin dan berpikir pendeknya meminta-minta, mencuri, menipu sampai malak," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku mau bercerita pake wayang!" kata Budi.
"Ya aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi, ya wayang di mainkan dengan baik dan bercerita dengan baik lah. Eko, ya menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik lah.
Isi cerita yang ceritakan Budi :
Sebuah pembangkit nuklir di Chai Wan, Hongkong mengalami kehancuran ketika seorang peretas menyebabkan pompa pendingin menjadi terlalu panas dan meledak. Segera setelah itu, Chicago Mercantile Exchange diretas, menyebabkan kedelai berjangka naik. Pemerintah China dan FBI menentukan bahwa peretasan dilakukan dengan menggunakan alat akses jarak jauh. Kapten Chen Dawai dari unit perang cyber Tentara Pembebasan Rakyat ditugaskan untuk menemukan peretas, dan meminta bantuan saudara perempuannya Lien, seorang insinyur jaringan. Dia bertemu dengan Agen Khusus FBI Carol Barrett di Los Angeles dan mengungkapkan kode dalam alat itu ditulis oleh dirinya sendiri dan Nicholas Hathaway, teman sekamarnya di kampus, selama mereka di MIT. Dawai meminta agar Hathaway, yang dipenjara karena meretas bank, ditawarkan pembebasan sementara sebagai imbalan atas jasanya. Hathaway, mengetahui betapa pentingnya dia untuk penyelidikan, menuntut persyaratan baru : hukuman penjaranya diringankan jika bantuannya mengarah pada identifikasi dan penangkapan peretas. Dia diharuskan memakai monitor gelang kaki dan didampingi oleh wakil marshal AS Mark Jessup.
Hathaway memanipulasi sistem pembaruan pada GPS ponsel Jessup yang melacak lokasinya, memungkinkannya mengikuti jejaknya sendiri dan mengatur pertemuan dengan mitra peretas di sebuah restoran. Sementara mereka menunggu, dia memberi tahu Lien tentang masa lalunya, tetapi pasangannya tidak datang. Hathaway menemukan kamera mengawasi mereka dan, mengikutinya ke komputer yang terhubung, mengirim pesan kepada peretas bahwa dia sekarang sedang mengejarnya.
Petunjuk yang ditemukan oleh Dawai dan Barrett memimpin tim ke Hong Kong, di mana mereka bekerja dengan Inspektur Polisi Alex Trang. Tim melacak uang perdagangan saham ke operasi paramiliter bernama Elias Kassar. Hathaway, Jessup, Chen, dan Trang, bersama dengan tim Unit Tugas Khusus, menyerbu tempat persembunyian Kassar, dan baku tembak terjadi di terowongan drainase, yang mengakibatkan kematian Trang dan beberapa petugas saat Kassar dan anak buahnya melarikan diri.
Pembangkit nuklir telah cukup stabil untuk memiliki data drive pulih dari ruang kontrol, tetapi rusak oleh radiasi. Perangkat lunak Black Widow Badan Keamanan Nasional memiliki kemampuan untuk memperbaiki data, tetapi mereka menolak untuk mengizinkan akses Cina. Dengan enggan disetujui oleh Barret, Hathaway meretas ke NSA dan menggunakan Black Widow, menemukan bahwa server peretas berbasis di Jakarta. Lien mengetahui peretas telah membeli foto satelit resolusi tinggi dari sebuah situs di dekat Seri Manjung, Malaysia.
Untuk peretasan ilegalnya, NSA dan FBI menuntut Hathaway kembali ke penjara. Atasan Dawai menasihatinya untuk menyerahkan Hathaway kepada pemerintah AS, tetapi dia malah memperingatkan Hathaway tentang rencana mereka. Sementara itu, salah satu anak buah Kassar diam-diam memasang alat pelacak di mobil Dawai. Saat Hathaway dan Lien, yang terlibat asmara, berdebat tentang pelariannya sendirian, Dawai diledakkan oleh roket yang diluncurkan oleh Kassar; Barret dan Jessup, tiba di tempat kejadian, berhasil menembak beberapa anak buah Kassar sebelum mereka berdua terbunuh. Lien dan Hathaway melarikan diri dengan kereta bawah tanah, dan dia menggunakan koneksinya untuk menyewa pesawat ke Malaysia.
Hathaway menyimpulkan bahwa serangan peretas di pembangkit nuklir hanyalah sebuah ujian untuk rencana selanjutnya : menyabotase bendungan besar dan menghancurkan beberapa tambang timah besar di Malaysia, memungkinkan peretas memperoleh keuntungan dengan membeli opsi timah. Di Jakarta, ia meretas komputer bank untuk menguras rekening bank peretas, memaksa peretas, Sadak, untuk menghubunginya. Sadak dan Hathaway setuju untuk bertemu dan mendiskusikan kemitraan ; Hathaway mengantisipasi salib ganda dan mempersenjatai dirinya dengan senjata darurat dan pelindung tubuh yang dia sembunyikan di balik pakaiannya.
Meskipun Hathaway bersikeras Sadak dan Kassar datang sendiri, mereka membawa kaki tangan mereka. Lien melihat mereka dan memperingatkan Hathaway, yang memerintahkan mereka ke lokasi baru di taman selama prosesi keagamaan besar. Hathaway membuntuti mereka, tetapi ditangkap di bawah todongan senjata oleh Kassar. Saat dia digeledah, Hathaway membutakan dan menusuk Kassar sampai mati dengan obeng yang diasah. Orang-orang Sadak mengejar dan terjadi baku tembak ; Hathaway ditembak beberapa kali, tetapi berhasil membunuh bala bantuan. Sadak menusuk Hathaway dengan pisau sebelum Hathaway membunuhnya. Dia bertemu kembali dengan Lien, yang merawat luka-lukanya, sebelum mereka meninggalkan Indonesia dengan uang Sadak.
***
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga. Eko memuji pertunjukkan wayang Budi, ya begitu juga dengan ceritanya, ya bagus. Wayang di taruh Budi di kursi kosong. Ya Budi dan Eko, ya melanjutkan acara main catur lah dengan baik.
No comments:
Post a Comment