CAMPUR ADUK

Tuesday, July 26, 2022

PUTRI SERINDANG BULAN


Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sedang mendengarkan radionya Budi.

"Hidup ini singkat, ya di nikmati dengan baik. Salah satu mendengarkan lagu-lagu bagus dari radio, ya kan Eko?" kata Budi.

"Omongan Budi bener. Hidup yang singkat ini di nikmati dengan jalan baik. Hidup ini mudah, ya jangan di persulit dengan hal-hal yang memaksakan kehendak gitu, ya contohnya : ingin pergi ke luar negeri, ya maksain gitu demi liburan kaya orang kaya gitu dengan cara jual harta warisan atau merampok gitu, ya pada akhirnya masuk penjara gitu," kata Eko.

"Warisan siapa ya?" kata Budi berpikir panjang.

"Cuma contoh!" kata Eko.

"Aku paham omongan Eko," kata Budi.

"Ya kalau di pikir dengan baik. Kita ini harus mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang membuat lagu bagus, ya penyanyi gitu karena kita ini menikmati hidup singkat ini dengan mudah, ya cukup dari radio saja," kata Eko.

Budi mengambil bakwan gorengan  di piring, ya di makan gorengan dengan baik. 

"Omongan Eko bener lah. Ya sama aja kita harus berterima kasih pada petani yang menanam tanaman dengan baik dan hasil di jual di pasar, ya ekonomi berjalan dengan baik. Aku membeli bahan buat gorengan di pasar dan di masak dengan baik, ya aku makan sekarang ini. Bener-bener berterima kasih pada petani karena aku menikmati makan gorengan dengan baik. Menikmati hidup ini mudah dengan baik," kata Budi.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum kopi dengan baik.

"Menikmati minum kopi, ya berterima kasih pada petani kopi karena bisa menikmati hidup ini yang singkat. Menikmati dengan mudah," kata Eko.

Eko menaruh gelas berisi kopi di taruh di meja. Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum kopi dengan baik lah.

"Hidup benar-benar di nikmati dengan baik. Minum kopi yang enak. Bener omongan Eko. Harus berterima kasih sama petani kopi. Hidup ini jadi mudah," kata Budi.

"Eeemmmm," kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Kalau urusan cinta. Ada cerita cowok, ya jatuh cinta pada cewek yatim piatu. Cewek itu tinggal pada bibinya. Cowok itu senang pada cewek itu karena akhlak baiknya. Tak makan waktu lama dinikahi lah cewek itu. Bahagia deh. Ya intriknya sih cuma dari orang tua cowok gitu. Cowok bisa menyakini orang tuanya dengan ilmu agama gitu," kata Budi.

"Sesulit apa pun urusan cinta? Berserah dirilah pada Tuhan. Tuhan menolong ciptaannya," kata Eko.

"Doa dan usaha," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Kalau begitu aku bercerita pake wayang terbuat dari kardus, ya kreatif. Cerita seperti biasanya. Jadi radio di matikan dengan baik!" kata Budi.

"Emmmmmmm. Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.

Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi. Ya wayang di mainkan Budi dengan baik. Eko menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik.

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Alkisah dahulu kala di Bengkulu hidup tujuh perempuan bersaudara. Mereka merupakan putri Raja Wawang. Dari ketujuh bersaudara, Putri Serindang Bulan merupakan putri paling bungsu. Putri Serindang Bulan juga terkenal paling cantik. Telah banyak laki-laki ingin meminangnya tapi selalu ia tolak dengan alasan tidak ingin melangkahi keenam kakaknya. Keenam kakaknya sebenarnya berencana menikah setelah Serindang Bulan menikah. Mereka kemudian meminta agar Serindang Bulan Menikah terlebih dahulu.

“Wahai adikku, sudah banyak laki-laki ingin meminangmu. Segeralah menikah. Jangan kuatir, kami semua akan menyusul menikah.” ujar kakak tertua.

“Baiklah kakakku tersayang, Aku akan menikah. Aku berharap kakak semua cepat mendapat jodohnya.” Putri Serindang Bulan menyanggupi.

Raja Wawang kemudian segera menyebarkan berita bahwa putri bungsunya, Serindang Bulan, telah siap untuk menikah. Para pemuda merasa gembira. Tidak lama, seorang Pangeran Tampan datang menemui Raja Wawang untuk melamar Putri Serindang Bulan. Putri Serindang menerima pinangan sang Pangeran Tampan. Kemudian pihak Kerajaan segera menyiapkan pesta pernikahan meriah. Tiba-tiba kejadian aneh menimpa Putri Serindang Bulan. Menjelang pernikahan, wajahnya berubah menjadi buruk. badan sang putri juga dipenuhi penyakit kulit.

“Ada apa dengan tubuhmu, wahai Putri? Tubuhmu terkena penyakit kulit.” tanya Sang Pangeran keheranan.

“Aku juga tidak tahu. Saat bangun pagi, tiba-tiba wajahku menjadi buruk, tubuhku dipenuhi penyakit kulit.” ujar Putri Serindang Bulan.

Pangeran menjadi merasa kecewa sehingga memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka. Namun anehnya, setelah Pangeran Tampan tersebut pergi, wajah Serindang Bulan kembali cantik. Tubuh sang putri menjadi sehat seperti sedia kala. Setiap ada laki-laki melamar, maka wajah Serindang Bulan akan berubah menjadi buruk, namun akan kembali cantik apabila pernikahan dibatalkan. Hal ini terus terulang hingga sembilan kali. 

Pihak keluarga terutama keenam saudarinya merasa malu. Pada suatu hari, keenam saudari Serindang Bulan mengadakan rapat rahasia. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa mereka harus menyingkirkan Serindang Bulan karena dianggap sebagai sumber masalah bagi kerajaan. Salah satu dari mereka, yaitu Karang Nio, awalnya menolak untuk menyingkirkan Serindang Bulan. Karang Nio memang paling dekat dengan Serindang Bulan. Namun dengan penolakannya, justru Karang Nio mendapat tugas untuk menyingkirkan Serindang Bulan. 

Kelima kakaknya meminta bukti berupa setabung darah dan irisan bagian telinga Serindang Bulan, sebagai tanda ia telah menyingkirkannya. Dengan berat hati, Karang Nio memenuhi permintaan kakak-kakaknya. Pada suatu hari, Karang Nio mengajak Serindang Bulan berjalan-jalan. Awalnya Serindang Bulan tidak curiga namun, lama-kelamaan Serindang Bulan merasa takut karena Karang Nio mengajaknya masuk ke dalam hutan. Karang Nio terlihat sangat gelisah. Akhirnya ia berterus terang kepada Serindang Bulan bahwa ia mendapat tugas untuk menyingkirkannya.

“Kalau memang sudah menjadi keputusan kakak semua, maka lakukanlah tugasmu Kak.” kata Serindang Bulan sedih.

Karang Nio akhirnya memutuskan untuk mengelabui kakak-kakaknya. Ia menyembelih seekor anjing hutan. Darah anjing hutan ia simpan dalam tabung. Kemudian ia melukai kuping Serindang Bulan. Kuping putri serindang akan ia bawa sebagai bukti telah menjalankan tugasnya menyingkirkannya. Karang Nio menyuruh Serindang Bulan pergi menaiki rakit dari sungai Ulau Deus. Karang Nio segera kembali ke istana. Sesampainya di istana, ia menunjukan bukti setabung darah serta kuping Serindang Bulan pada kakak-kakaknya. 

Semua kakaknya merasa senang. Sementara di hutan, Serindang Bulan pergi menaiki rakit di sungai. Ia akhirnya turun di daerah Muara Setahun. Disana, Serindang Bulan memanjat tebing. Di atas tebing, sang putri membuat rumah untuk ia tinggali. Setahun telah berlalu semenjak Serindang Bulan pergi dari istana. Suatu ketika, sebuah perahu milik Raja Indrapura bernama Tuanku Raja Alam melewati Muara Setahun. Sang Raja melihat sinar kemilau dari atas bukit. Karena penasaran, Raja pun menepi kemudian turun dari perahu. 

Ia kemudian menaiki tebing sumber sinar kemilau tersebut. Setibanya diatas terbing, Raja melihat sebuah rumah. Sang raja mengetuk pintu rumah. Dari rumah tersebut keluarlah Serindang Bulan yang membuat Raja terkejut.

“Wahai gadis jelita, aku tidak menyangka jika cahaya di atas tebing ternyata berasal darimu.” kata Raja.

Setelah berkenalan, putri Serindang Bulan kemudian menceritakan kejadian yang menimpanya. Cerita Serindang Bulan membuat Raja terharu kemudian mengajaknya untuk tinggal di Kerajaan Indrapura. Serindang Bulan pun menyetujuinya. Sesampainya di Kerajaan Indrapura, Sang Raja menggelar rapat. Sang Raja menceritakan masalah Serindang Bulan. Raja berkeinginan untuk meminang Serindang Bulan. Para Penghulu Kerajaan mengusulkan untuk melihat situasi selama tiga hari untuk melihat apakah wajah Serindang Bulan akan kembali berubah menjadi buruk. 

Setelah ditunggu selama tiga hari, ternyata wajah Serindang Bulan tetap cantik. Akhirnya para penghulu menikahkan Raja dengan Serindang Bulan. Para Penghulu meminta Raja untuk memberitahu wali Serindang Bulan. Raja kemudian mengirim utusan ke tempat Raja Wawang untuk memberitahu tentang rencara pernikahan Serindang Bulan dengan Raja Alam. Mendengar kabar tersebut, kakak-kakak Serindang Bulan kaget bukan main. Mereka menyalahkan Karang Nio karena dianggap gagal menyingkirkan Serindang Bulan.

“Sudahlah kakak-kakakku. Hentikan pertikaian kita. Sebaiknya mari kita sama-sama pergi menghadiri pernikahan Serindang Bulan.” ujar Karang Nio. 

Kakak-kakak Karang Nio akhirnya mengiyakan. Lalu berangkatlah keenam saudari tersebut. Sesampainya mereka di Kerajaan Indrapura, mereka langsung bertemu dengan Tuanku Raja Alam. Keenam saudari meminta mahar berupa emas sebagai syarat menikahi adik mereka, Serindang Bulan. Raja Alam menyetujui permintaan mahar dari keenam saudari tapi dengan satu syarat, mereka harus mengenali adik mereka sendiri, Serindang Bulan. Jika tidak, maka mereka semua akan dihukum. 

Raja kemudian menyiapkan enam orang gadis yang didandani dan wajahnya mirip Serindang Bulan. Mereka dihadapkan pada keenam saudari Serindang Bulan. Keenam saudari Serindang Bulan diminta untuk menunjukkan mana Serindang Bulan asli. Kelima saudari kebingungan karena tidak tahu Serindang Bulan asli. Tapi Karang Nio teringat bahwa ia pernah melukai telinga Serindang Bulan. Dan benarlah, ada satu gadis memiliki bekas luka di telinganya yang berarti dialah Serindang Bulan asli. Akhirnya putri serindang dengan Karang Nio berpelukan sambil menangis melepas rindu.

“Bagus. Berarti kalian masih mengenali Serindang Bulan. Aku akan memenuhi mahar dengan memberikan emas permintaan kalian. Saya anggap tidak ada lagi dendam diantara kalian.” kata Raja.

Akhirnya Tuanku Raja Alam menikahi Serindang Bulan. Sementara Keenam saudari mendapatkan setabung bambu berisi emas. Serindang Bulan sama sekali tidak menyimpan dendam kepada kakak-kakaknya. Meskipun ia telah menikah dan hidup terpisah dari kakak-kakaknya, namun ia masih sering mengirimi mereka hadiah.

***

Budi cukup lama main wayangnya dan akhirnya selesai juga. Ya Eko memuji pertunjukkan wayang Budi, ya begitu dengan ceritanya bagus gitu. Wayang pun di taruh di kursi sama Budi. Keduanya melanjutkan acara main catur lah. Abdul tidak  main ke rumah Budi, ya Abdul di rumahnya, ya tepatnya di ruang tengah. Abdul nonton Tv, ya acara sinetron yang bagus gitu ceritanya.

"Hidup ini singkat, ya dinikmati dengan baik," kata Abdul.

Teman Abdul nonton Tv, ya biasalah kopi dan juga makanannya gorengan lah.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK