CAMPUR ADUK

Sunday, July 25, 2021

ANAK YANG BANDEL

Anjas duduk di teras depan rumahnya. Ada buku di meja.

"Buku siapa ya?" kata Anjas.

Anjas mengambil buku tersebut.

"Jangan-jangan buku milik adik Lia," kata Anjas.

Anjas membuka buku tersebut dan membacanya buku tersebut dengan baik.

Isi buku yang di baca Anjas :

Pada suatu ketika, adalah seorang anak laki-laki yang kasar dan tidak mau taat kepada ibunya. Dia akan pergi jalan-jalan, tanpa makan dulu di rumah. Dia tidak akan kembali sampai larut malam, sekitar pukul sepuluh atau sebelas malam. Ibunya selama itu terus menunggu dan mengkhawatirkannya.

"Apa yang telah kamu lakukan, Nak?" tanya ibunya. "Ibu menahan tidur menunggumu, kamu tidak memperhatikan apapun yang ibu katakan, ibu akan mengirimmu ke ayah angkatmu. Kamu sama sekali tidak memperhatikan yang ibu katakan." Sang ibu akhirnya menemui pemuka agama di tempatnya yang merupakan ayah angkat si anak.

"Bapak, apa yang bisa dilakukan kepada anak ini? Dia adalah seorang bajingan dan tidak mematuhi saya. Anda adalah seorang imam, dan anda dapat menasihati dan mendisiplinkan anak ini, saya tidak dapat melakukan apapun terhadap dia. Bujuklah dia pak. Biarkan dia datang ke sini bersamamu untuk melihat apakah dia akan belajar untuk bersikap baik."

"Baiklah, mintalah dia kemari, kita lihat apakah dia mau melakukan apa yang saya katakan padanya? Saya akan mengajari anak ini untuk bekerja. Jangan khawatir bu, anak ini akan mematuhi saya." Demikian kata sang ayah.

Sang Ibu akhirnya mengatakan pada sang anak, "Pergilah dengan ayah angkatmu anakku, dia akan mengajarimu, karena kamu tidak mau mematuhi saya, pergi dan bekerjalah di sana."

"Baiklah, ibu, saya akan pergi ke rumah ayah angkat saya. Karena saya tidak berguna bagi ibu, saya akan pergi dan bekerja dengan ayah angkat saya."

Kemudian tibalah anak itu di tempat ayah angkatnya. "Saya datang, ayah, apa yang bisa saya lakukan untuk anda? Tinggal bersama ayah angkatmu, begitu ibu saya berkata, karena itulah saya datang ke sini untuk ayah."

"Baiklah, anakku," kata ayah angkat itu kepadanya, "Kamu akan bekerja untuk saya."

"Baiklah ayah, saya akan bekerja, saya akan melakukan apapun yang ayah katakan kepada saya; semua yang ayah katakan kepada saya, akan saya lakukan."

"Baiklah, sekarang aku akan memberitahumu sesuatu," kata ayah angkat. "Kamu besok pagi sekali menyapu, jam tiga pagi aku tidak akan membangunkanmu, aku hanya akan memberitahumu sekarang."

"Baiklah," kata anak laki-laki itu. Saat fajar dia pergi dan menyapu. Setelah selesai menyapu, dia pergi menemui ayah angkatnya.

"Ayah, aku sudah selesai menyapu semua tempat, jadi aku datang untuk memberitahumu."

"Baiklah, saya senang kamu sudah menyelesaikannya. Sekarang istirahatlah." Hari lain berlalu dan ayah angkat memberinya tugas berikutnya "Sekarang, saya akan memberi tahu kamu apa yang harus kamu lakukan besok pagi, kamu akan membunyikan bel pada pukul enam sebanyak tiga kali dan saat kamu selesai, datang dan beritahu aku."

"Baiklah," kata anak laki-laki itu. Keesokan harinya di pagi hari anak laki-laki itu membunyikan bel. Kemudian dia mendatangi ayahnya.

"Ayah, saya telah membunyikan bel tiga kali," katanya pada sang ayah.

"Baiklah," kata sang ayah. Hari yang lain sudah berakhir dan sang ayah sekali lagi berbicara kepada anaknya "Sekarang aku akan memberitahumu sekali lagi apa yang harus kaulakukan besok."

"Baiklah," kata anak laki-laki itu.

"Bunyikan bel lagi pada pukul tiga pagi."

"Baiklah," kata anak laki-laki itu. 

Anak laki-laki itu bangkit dan teringat akan membunyikan bel. Dia pergi untuk membunyikan bel, tapi ayah angkatnya akan memberikan ujian kepada anak itu. Dia meninggalkan jerangkong tengkorak di tempat bel berada. Kita anak ini sampai di sana pada pukul tiga pagi, dia menemukan jerangkong kerangka manusia yang menyeramkan berdiri menghalangi jalannya. 

Dia berkata kepada kerangka itu "Pergilah, aku datang untuk membunyikan bel, jangan menghalangiku, jauhi jalanku karena ayahkumenyuruhku membunyikan bel. Pergilah dari jalanku atau aku akan membunuh kamu!"

Kerangka itu tidak menyingkir, dia tidak bergerak dan dia tidak menjawab. "Jawab, atau kau ingin aku membunuhmu?" Anak laki-laki itu berteriak keras pada kerangka itu.

"Jika untuk ketiga kalinya kamu tidak menjawab saya, saya akan menghancurkan kamu hingga berkeping-keping. Itulah yang kamu inginkan, itulah akibat kamu menghalangi saya, jadi sekarang kamu akan mati, saya akan buang kamu jauh-jauh dari sini." Dan dia mendorong kerangka itu. Ketika dia berhasil memecahkan kerangka itu, dia kemudian membunyikan bel. Dia pergi ke kamar ayah angkatnya dan mengetuk pintu untuk membangunkannya. 

Sang ayah terbangun dan berkata "Apa itu?" tanya sang ayah kepada anak laki-laki itu.

"Bangun yah, saya sudah membunyikan bel," kata anak laki-laki itu kepada ayahnya tersebut. Sang ayah mendengar ini dan terkejut.

"Oh, apakah kamu yang membunyikan bel?" tanya sang ayah.

"Ya, saya membunyikan bel ayah," kata anak laki-laki itu.

"Apa kau tidak melihat sesuatu di jalan?" tanya ayah.

"Ya, ayah," jawab anak itu, "saya melihat sesuatu."

"Apa yang kamu lihat?" tanya pendeta ayah kepada anak laki-laki itu.

"Saya melihat seseorang yang menghalangi saya dan mencegah saya untuk membunyikan bel," jawab anak itu.

"Oh, jadi apa yang kamu lakukan?" tanya ayah. "Apa kau tidak takut padanya?

"Tidak ayah."

"Jadi apa yang kamu lakukan?"

"Saya mendorongnya dan dia terjatuh dan pecah di lantai."

Kemudian sang ayah berkata, "Demikianlah nak, itu yang akan terjadi bila kita menjadi anak yang tidak menurut, tidak mau mendengar dan tidak mematuhi perintah orang tua. Itu selayaknya seperti tulang kerangka yang dengan mudah akan hancur sia-sia."

***

Anjas selesai membaca bukunya.

"Cerita bagus berasal dari Brazil di tulis di buku. Apa benar apa tidak berasal dari Brazil, ya aku cuma pembaca saja!" kata Anjas.

Anjas menutup buku dan di buku di taruh di meja. Handoko dateng ke rumah Anjas, ya membawa motor sih. Handoko mengajak Anjas main ke rumah Heru. Anjas mau main ke rumah Heru, ya jadi Anjas naik motornya Handoko. Ya Handoko membawa motornya dengan baik menuju arah rumah Heru dan Anjas duduk dengan santai di belakang motorlah.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK