CAMPUR ADUK

Sunday, July 25, 2021

AYAM YANG BERMIMPI HARI KIAMAT

Beni duduk di ruang tamu dan mengambil buku di mejanya. Beni membaca bukunya dengan baik.

Isi buku yang di baca Beni :

Heny adalah seekor ayam yang tinggal di hutan. Ia suka bertengger di dahan pohon oak pada malam hari. Suatu hari Heny bermimpi tentang kiamat yang telah dekat. Heny sangat takut sekali, terlebih saat sebuah suara berkata, "Selamatkan dunia. Pergilah ke Gunung Drove dan berdoalah di sana! Kiamat tidak akan terjadi."

Mimpi yang sangat menyeramkan. Aku harus pergi ke Gunung Dovre dan berdoa di sana agar kiamat tidak terjadi, kata Heny dalam hati. Ia kemudian mempersiapkan bekal dan mulai berjalan ke Gunung Dovre. Perjalanan ke Gunung Dovre sangat jauh. Heny menempuhnya sendirian. Ketika ia baru saja menempuh seperempat perjalanan, Heny bertemu dengan Keny, seekor ayam jago.

"Selamat pagi, Heny! Kau mau pergi ke mana pagi-pagi sekali," tanya Keny.

"Aku akan pergi ke Gunung Dovre, Keny," jawab Heny.

"Tempat itu sangat jauh. Apa yang akan kau lakukan di sana?" Keny bertanya sambil mengernyitkan alisnya.

"Aku akan berdoa."

"Berdoa untuk apa?"

"Aku akan kepada berdoa kepada Tuhan untuk menunda terjadinya kiamat,"  Heny menjelaskan.

"Hah, kiamat akan datang? Cepat sekali. Siapa yang memberi tahumu, Heny?" tanya Keny lagi.

"Mimpiku! Aku bermimpi kiamat akan dekat dan sebuah suara mengatakan kepadaku untuk pergi ke Gunung Dovre dan berdoa bagi keselamatan dunia," cerita Heny.

"Kau baik sekali, Heny. Perjalanan ke Gunung Dovre sangat jauh. Banyak sekali bahaya yang menghadang. Aku akan menemanimu pergi ke sana," ujar Keny. 

Heny tersenyum dan mengangguk, mengizinkan Keny ikut dengannya. Heny dan Keny melanjutkan perjalanan ke Gunung Dovre. Sesaat kemudian mereka bertemu dengan Ducky, seekor bebek.

"Selamat pagi, Ducky? Bagaimana kabarmu?" tanya Keny.

"Aku baik-baik saja, Keny. Kalian hendak pergi ke mana?" tanya Ducky.

"Aku dan Heny akan pergi ke Gunung Dovre," kata Keny.

"Apa yang akan kalian lakukan di sana? Bertemu dengan saudara atau kenalan?" Ducky bertanya lagi.

"Bukan, Ducky. Kami akan berdoa untuk mencegah datangnya kiamat," jawab Keny.

"Kiamat akan datang? Siapa yang mengatakan hal itu, Keny?" Ducky bertanya, tidak percaya.

"Heny yang menceritakan hal itu," jawab Keny sambil menunjuk Heny.

Ducky kemudian bertanya kepada Heny, "Siapa yang telah menceritakannya kepadamu, Heny?"

Heny terdiam sejenak, kemudian menjawab, "Suara dalam mimpiku semalam, Ducky." Heny lalu menceritakan mimpi dan suara yang dia dengar kepada Ducky.

"Gunung Dovre adalah tempat paling tinggi yang aku tahu. Seorang bijak pernah berkata, kalau kita memanjatkan doa di tempat yang tinggi, besar kemungkinan doa kita akan dikabulkan. Gunung Dovre memang tempat yang paling tepat untuk berdoa. Aku akan ikut kalian untuk berdoa di Gunung Dovre," kata Ducky menawarkan diri.

Heny, Keny, dan Ducky segera meneruskan perjalanan ke Gunung Dovre. Mereka tidak ingin menunda perjalanan karena ingin segera sampai di Gunung Dovre. Baru saja mereka berjalan, tiba-tiba seekor angsa bernama Sweety memanggil Ducky.

"Ducky, kau akan pergi ke mana?" tanya Sweety, sambil menghampiri Ducky.

"Aku dan teman-temanku akan pergi ke Gunung Dovre," jawab Ducky.

"Apa yang akan kalian lakukan di sana?" Sweety tampak ingin tahu.

"Kami akan berdoa, memohon agar kiamat bisa ditunda," kata Ducky.

Sweety kaget mendengar penuturan Ducky. "Benarkah kiamat akan segera datang, Ducky? Siapa yang memberitahumu?"

"Keny yang memberitahuku." Ducky menunjuk Keny.

Pandangan Sweety beralih pada Keny, lalu dia bertanya, "Kau tahu dari siapa, Keny?"

"Heny," jawab Keny, lalu mengalihkan pandangan kepada Heny.

Sweety semakin penasaran. Dia pun bertanya lagi, "Heny, siapa yang memberitahumu?"

"Aku mengetahuinya dari suara dalam mimpiku semalam, Sweety" jawab Heny.

"Ouuhhh... Aku belum mau mati sekarang," Sweety berkata, panik, "aku, aku, ikut berdoa bersama kalian, ya." Heny, Keny, dan Ducky mengangguk bersamaan, mengizinkan Ducky untuk ikut bersama mereka. Mereka pun kembali meneruskan perjalanan.

Setelah berjalan cukup jauh, mereka berpapasan dengan Foxy, seekor serigala. Foxy pun menyapa salah satu dari mereka, "Ducky, kau dan teman-temanmu mau pergi ke mana?"

"Foxy, kami mau pergi ke Gunung Dovre untuk berdoa," jawab Ducky.

Dahi Foxy berkerut, merasa aneh. "Kenapa kalian harus jauh-jauh pergi ke Gunung Dovre untuk berdoa?"

"Karena doa kita akan cepat diterima di tempat paling tinggi, dan tempat tertinggi itu adalah Gunung Dovre. Kami ingin doa kami segera diterima agar kiamat tidak terjadi," Ducky menjelaskan.

Foxy semakin mengerutkan dahinya. "Ducky, memangnya kiamat akan datang? Siapa yang bercerita kepadamu?"

Ducky mengangguk lalu menjawab, "Sweety."

"Sweety, dari mana kau mendapat cerita ini?" tanya Foxy semakin penasaran.

"Keny yang menceritakannya kepadaku."

Foxy mulai bingung, "Lalu siapa yang memberitahumu, Keny?"

"Heny."

Foxy mulai lelah bertanya. "Heny, apakah kau sumber cerita kiamat dunia ini?" tanya Foxy, gemas.

Heny mengangguk, lalu menjelaskan, "Iya, Foxy. Aku bermimpi kiamat akan datang. Dalam mimpiku aku mendengar suara yang menyuruhku pergi ke Gunung Dovre dan berdoa di sana untuk mencegah kiamat terjadi."

"Omong kosong! Kiamat mungkin sudah dekat, tetapi tidak akan terjadi sekarang. Kalian tidak perlu ke Gunung Dovre hanya untuk berdoa. Tuhan akan mendengar doa kalian di mana pun kalian berada," kata Foxy bijak. 

Heny, Keny, Sweety, dan Ducky terdiam dan saling berpandangan mendengar perkataan Foxy. Foxy memandang Ducky dan teman-temannya dengan iba. 

"Hari sudah mulai gelap, bagaimana kalau kalian menginap di rumahku? Letaknya tidak jauh dari sini," tawar Foxy, "rumahku cukup hangat dan lebih baik dari pada kalian kedinginan di sini."

Heny dan kawan-kawannya setuju untuk menginap di rumah Foxy. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Foxy yang tidak begitu jauh. Rumah Foxy tidak terlalu besar tetapi cukup nyaman untuk ditinggali. Heny, Keny, Sweety, dan Ducky merasa senang menginap di sana. Mereka juga dijamu dengan baik oleh Foxy. Banyak makanan lezat yang dihidangkan Foxy. Heny, Keny, Sweety, dan Ducky makan sampai kenyang. Tidak lama kemudian mereka mulai mengantuk karena kekenyangan dan kecapaian.

Ducky dan Sweety memilih tidur di dekat perapian, sedangkan Keny dan Heny tidur di atas plafon. Ketika mereka semua telah lelap tertidur, Foxy berjalan mengendap-endap ke arah Ducky dan Sweety. Ia kemudian membekap Sweety dan membunuhnya tanpa bersuara. Ia memanggang Sweety yang malang itu dan memakannya. 

Bau yang sangat menyengat membuat Heny terbangun. Ia melihat asap tipis memenuhi ruangan. Dengan terheran-heran ia bertanya, "Huek, asap apa ini? Bikin sesak napas! Baunya benar-benar menjijikkan."

Foxy sedikit terkejut melihat Heny bangun, namun dia segera berbohong, "Heny, aku sedang membersihkan perapian. Sepertinya ada yang menyumbat cerobong asap. Sekarang kembalilah tidur. Ini masih tengah malam."

Heny sudah kembali tertidur namun Foxy masih terjaga. Perutnya masih lapar. "Daging angsa itu cukup lezat tetapi belum cukup untuk mengisi perutku," gumam Foxy, "ehmmm, bebek itu mungkin bisa mengenyangkan perutku." Foxy kemudian berjalan mengendap-endap, menangkap Ducky dan memanggangnya.

Heny kembali terbangun karena mencium bau yang sangat menyengat. Ia melihat asap tipis memenuhi ruangan lagi. Ia menggerutu sendirian, "Huek, kotoran apa yang menyumbat cerobong asap Foxy ini? Asap dan baunya benar-benar mengganggu! Aku tidak bisa tidur kalau begini terus-menerus. Aku akan turun ke bawah dan membantunya saja."

Heny melompat turun dari plafon dan terkejut ketika mendapati Foxy sedang memakan daging panggang. Dia juga melihat bulu-bulu Sweety dan Ducky bertebaran di lantai. Heny berpikir cepat sebelum Foxy menyadari kehadirannya. Ia menyusun rencana untuk melarikan diri sebelum menjadi santapan Foxy. 

Ketika Foxy hampir menyelesaikan makannya, Heny berjalan ke arah jendela dan berkata tiba-tiba, "Foxy, kenapa banyak sekali angsa di bukit itu? Apa yang sedang mereka lakukan di sana."

Tanpa berpikir panjang, Foxy yang masih memikirkan makanan langsung berlari keluar. Ia ingin menangkap dan memangsa angsa-angsa itu. Heny yang melihat Foxy pergi segera membangunkan Keny dan menceritakan semuanya.

"Rubah itu benar-benar licik," kata Keny, kesal, setelah mendengar cerita Heny.

"Iya, dia memang licik sekali. Tapi, Keny, sekarang kita harus pergi dari rumah ini, sebelum Foxy kembali. Dia pasti akan segera kembali ketika tahu jika tak ada angsa di bukit," ujar Heny. Keny mengangguk, setuju.

Heny dan Keny berjalan mengendap-endap keluar rumah Foxy. Mereka tetap bersiaga dan berjaga-jaga, seumpama Foxy muncul di hadapan mereka dengan tiba-tiba. Namun, itu tak terjadi. Heny dan Keny bisa keluar dengan selamat dari rumah Foxy. Mereka pun bergegas kembali ke hutan, tempat mereka tinggal. 

***

Beni selesai membaca bukunya.

"Ceritanya bagus dari asal Norwegia di tulis di buku," kata Beni.

Beni menutup bukunya dengan baik dan buku di taruh di meja dengan baik pula. Toto selesai dengan kerjaannya dan duduk di ruang tamu. 

"Main catur!" kata Toto.

"Ayo!" kata Beni.

Beni dan Toto sepakat main catur. Toto mengambil papan catur di bawah meja dengan baik. Keduanya mulai menyusun pion dengan baik di papan catur dan mainlah catur dengan baik keduanya.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK