Ini cerita sukses lain para peneliti. Tiga domba diberitakan berhasil dilahirkan dari kandungan buatan. Hasil penelitian ini dianggap terobosan Ilmiah besar. Akan tetapi, seperti kebanyakan penemuan revolusioner lainnya, penemuan tersebut juga membangkitkan kontroversi etis.
Sukses ini dikhawatirkan akan membuka jalan menuju peternakan bayi. Teknologi itu pun dapat mendorong para wanita membebaskan diri dari kehamilan demi bentuk tubuh atau karier. Begitu kata surat kabar Daily Mail.
Kandungan buatan ini sesungguhnya adalah tangki aklirik yang diisi semacam cairan yang disesuaikan dengan suhu darah dan meniru cairan amniotik kandungan sesungguhnya. Plasenta diganti dengan sejenis mesin yang dapat menukarkan gas, memompa oksigen, dan mentranfer nutrisi ke dalam darah embrio.
Sebenarnya, tim riset Jepang yang diketuai Prof. Yoshinori Kuwabara, guru besar obstetri Universitas Juntendo di Tokyo, telah lebih dulu berhasil melahirkan bayi domba dari kandungan buatan 1992 lalu. Hanya, saat itu bayi-bayi domba ini masih lahir prematur.
"Kalau saja saya punya cukup waktu dan uang, dalam sepuluh tahun mendatang mungkin saya akan bisa melakukannya pada manusia," kata Prof. Kuwabara pada AFP.
Daily Mail menyebutkan bahwa orang-orang mulai memperingatkan kemungkinan diwujudkannya skenario peternakan bayi untuk keperluan eksperimen. Teknologi itu dikatakan bisa membawa manusia satu langkah lebih dekat ke gambaran masa depan mengerikan dalam novel Brave New World-nya Aldous Huxley terbitan 1932. Novel itu menggambarkan bayi-bayi diciptakan di laboratorium steril dan ditumbuhkan di botol-botol raksasa.
Tentu saja temuan itu mengandung sisi baik di samping sisi buruk. Tujuan akhir temuan seperti itu untuk menemukan cara bagaimanakah bayi prematur bisa bertahan hidup dalam kandungan buatan, untuk riset obat, atau untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi bila orang diubah secara genetik.
Sisi positif temuan ini adalah ditawarkannya prospek kehidupan bagi diselamatkan ilmu kedokteran saat ini. Prof. Kuwabara menyebutkan bahwa jika kandungan buatan ini dimanfaatkan atas manusia, temuan itu paling bermanfaat bagi janin 22 minggu yang terlalu lemah untuk bisa bernafas sendiri.
Akan tetapi, sejumlah pakar lain ternyata langsung mengungkapkan setumpuk sisi negatif temuan ini. Dr. John Wyatt mengkhawatirkan bayi yang dipisahkan dari ritme dan suara kehidupan alamiah dalam kandungan ibunya bisa mengalami problema psikologis anak dalam jangka panjang. Ibu juga akan menderita. "Wanita yang melahirkan dengan cara tak biasa akan merasa aneh, merasa tidak seperti ibu biasa, dan ibu lain menanggapinya secara negatif pula," kata Sheila Rossan, dosen psikologi Universitas Brunel.
Sukses ini dikhawatirkan akan membuka jalan menuju peternakan bayi. Teknologi itu pun dapat mendorong para wanita membebaskan diri dari kehamilan demi bentuk tubuh atau karier. Begitu kata surat kabar Daily Mail.
Kandungan buatan ini sesungguhnya adalah tangki aklirik yang diisi semacam cairan yang disesuaikan dengan suhu darah dan meniru cairan amniotik kandungan sesungguhnya. Plasenta diganti dengan sejenis mesin yang dapat menukarkan gas, memompa oksigen, dan mentranfer nutrisi ke dalam darah embrio.
Sebenarnya, tim riset Jepang yang diketuai Prof. Yoshinori Kuwabara, guru besar obstetri Universitas Juntendo di Tokyo, telah lebih dulu berhasil melahirkan bayi domba dari kandungan buatan 1992 lalu. Hanya, saat itu bayi-bayi domba ini masih lahir prematur.
"Kalau saja saya punya cukup waktu dan uang, dalam sepuluh tahun mendatang mungkin saya akan bisa melakukannya pada manusia," kata Prof. Kuwabara pada AFP.
Daily Mail menyebutkan bahwa orang-orang mulai memperingatkan kemungkinan diwujudkannya skenario peternakan bayi untuk keperluan eksperimen. Teknologi itu dikatakan bisa membawa manusia satu langkah lebih dekat ke gambaran masa depan mengerikan dalam novel Brave New World-nya Aldous Huxley terbitan 1932. Novel itu menggambarkan bayi-bayi diciptakan di laboratorium steril dan ditumbuhkan di botol-botol raksasa.
Tentu saja temuan itu mengandung sisi baik di samping sisi buruk. Tujuan akhir temuan seperti itu untuk menemukan cara bagaimanakah bayi prematur bisa bertahan hidup dalam kandungan buatan, untuk riset obat, atau untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi bila orang diubah secara genetik.
Sisi positif temuan ini adalah ditawarkannya prospek kehidupan bagi diselamatkan ilmu kedokteran saat ini. Prof. Kuwabara menyebutkan bahwa jika kandungan buatan ini dimanfaatkan atas manusia, temuan itu paling bermanfaat bagi janin 22 minggu yang terlalu lemah untuk bisa bernafas sendiri.
Akan tetapi, sejumlah pakar lain ternyata langsung mengungkapkan setumpuk sisi negatif temuan ini. Dr. John Wyatt mengkhawatirkan bayi yang dipisahkan dari ritme dan suara kehidupan alamiah dalam kandungan ibunya bisa mengalami problema psikologis anak dalam jangka panjang. Ibu juga akan menderita. "Wanita yang melahirkan dengan cara tak biasa akan merasa aneh, merasa tidak seperti ibu biasa, dan ibu lain menanggapinya secara negatif pula," kata Sheila Rossan, dosen psikologi Universitas Brunel.
No comments:
Post a Comment