Pada suatu hari ada keluarga rusa yang hidup bahagia. Meskipun belum dikaruniai anak, mereka tampak sabar. Sehari-hari mereka bekerja di sawah. Seperti biasanya mereka bertanam padi, jagung, dan tanaman lainnya. Sore hari dalam perjalanan pulang ke rumah mereka menemukan anak serigala yang masih bayi dan di sampingnya ada seekor serigala betina yang terkapar tidak bernyawa. "Bu, ini ada bayi serigala, kasihan ya, dia tinggal mati ibunya." Kata rusa jantan. "Ya Pak, kasihan ya, bagaimana kalau kita pungut jadi anak?" rusa jantan berpikir lalu berucap, "Bagaimana kalau besar nanti, kan membahayakan kita Bu? Tanya rusa jantan. "Jangan berpikir yang bukan-bukan Pak, kita mau menolong, mudah-mudahan suatu saat kita juga ditolong orang Pak!." "Ya sudahlah kalau begitu" jawab rusa jantan.
Sudah satu tahun tak terasa, bayi serigala diasuh dengan kasih sayang dan belaian cinta kasih oleh rusa. Mereka menjadi keluarga yang bahagia. Kebahagian mereka bertambah ketika rusa betina melahirkan bayi jantan yang sangat manis. Kedua rusa memberikan kasih sayang yang sama kepada kedua anaknya walaupun seringala anak pungut.
Pada suatu hari kedua rusa akan bekerja di sawah, mereka menitipkan anaknya pada serigala. "Nak saya menitipkan adikmu di rumah ya, jaga dia ya, dia adalah adikmu sendiri." Serigala yang mulai tumbuh dewasa menjawab "Ya Bu, aku pasti menjaganya, dia adalah adikku, harus aku jaga!" Betapa senangnya hati rusa mendengar kata-kata anak pungutnya.
Pada siang hari sewaktu rusa bekerja di sawah, dikagetkan oleh suara teriakan serigala."Bu, Bu, tolong-tolong pulang sebentar, adik, adik...!" " Adikmu kena apa?" Tanya rusa betina. Kedua rusa sangat kaget, dan tambah kaget lagi ketika melihat mulut serigala penuh darah. "Waduh Pak, anak kita pasti dimakannya, lihatlah mulut serigala penuh darah." Kedua rusa sangat marah. Dipukulnya berkali-kali serigala itu. "Kamu pasti memakan adikmu ya, tak kusangka kamu berbuat kejam, kamu saya rawat dari kecil tidak tau balas budi, malah memakan adikmu sendiri, dasar serigala ya tetap serigala!" kata rusa betina. Serigala berusaha menjawab "Bu, bukan Bu...." "Tidak, kamu jahanam," kata rusa. Kedua rusa memukuli serigala terus-menerus dan menyeretnya ke tepi sungai yang mengalir deras.
Kedua rusa sangat terpukul atas peristiwa itu. Mereka buru-buru pulang. Alangkah kagetnya ketika sampai di rumah melihat anaknya masih sehat dan selamat di atas ayunan. Di bawah ayunan terdapat ular besar yang tergeletak mati berlumuran darah. "Pak, serigala tidak bersalah, dia yang menyelamatkan anak kita dari ular besar, mulutnya penuh darah karena beradu dengan ular" kata rusa betina. "Ya, Bu mari kita dari ular besar, mulutnya penuh darah karena beradu dengan ular" kata rusa betina. "Ya, Bu mari kita cari serigala." Jawab rusa jantan.
Mereka berlari menuju ke pinggir sungai tempat serigala diseret, tetapi mereka tidak menemukan serigala. Mereka mencari di sepanjang aliran sungai, tetapi tidak menemukan serigala. Mereka sangat menyesal. Kedua rusa menangis tak henti-hentinya. Mereka sangat menyesal. Mengapa mereka berprasangka buruk terhadap serigala yang tidak bersalah. Kedua rusa pulang ke rumah, setiap sore kedua rusa dan anaknya pergi ke sungai menunggu kalau-kalau serigala masih hidup dan muncul.
Sudah satu tahun tak terasa, bayi serigala diasuh dengan kasih sayang dan belaian cinta kasih oleh rusa. Mereka menjadi keluarga yang bahagia. Kebahagian mereka bertambah ketika rusa betina melahirkan bayi jantan yang sangat manis. Kedua rusa memberikan kasih sayang yang sama kepada kedua anaknya walaupun seringala anak pungut.
Pada suatu hari kedua rusa akan bekerja di sawah, mereka menitipkan anaknya pada serigala. "Nak saya menitipkan adikmu di rumah ya, jaga dia ya, dia adalah adikmu sendiri." Serigala yang mulai tumbuh dewasa menjawab "Ya Bu, aku pasti menjaganya, dia adalah adikku, harus aku jaga!" Betapa senangnya hati rusa mendengar kata-kata anak pungutnya.
Pada siang hari sewaktu rusa bekerja di sawah, dikagetkan oleh suara teriakan serigala."Bu, Bu, tolong-tolong pulang sebentar, adik, adik...!" " Adikmu kena apa?" Tanya rusa betina. Kedua rusa sangat kaget, dan tambah kaget lagi ketika melihat mulut serigala penuh darah. "Waduh Pak, anak kita pasti dimakannya, lihatlah mulut serigala penuh darah." Kedua rusa sangat marah. Dipukulnya berkali-kali serigala itu. "Kamu pasti memakan adikmu ya, tak kusangka kamu berbuat kejam, kamu saya rawat dari kecil tidak tau balas budi, malah memakan adikmu sendiri, dasar serigala ya tetap serigala!" kata rusa betina. Serigala berusaha menjawab "Bu, bukan Bu...." "Tidak, kamu jahanam," kata rusa. Kedua rusa memukuli serigala terus-menerus dan menyeretnya ke tepi sungai yang mengalir deras.
Kedua rusa sangat terpukul atas peristiwa itu. Mereka buru-buru pulang. Alangkah kagetnya ketika sampai di rumah melihat anaknya masih sehat dan selamat di atas ayunan. Di bawah ayunan terdapat ular besar yang tergeletak mati berlumuran darah. "Pak, serigala tidak bersalah, dia yang menyelamatkan anak kita dari ular besar, mulutnya penuh darah karena beradu dengan ular" kata rusa betina. "Ya, Bu mari kita dari ular besar, mulutnya penuh darah karena beradu dengan ular" kata rusa betina. "Ya, Bu mari kita cari serigala." Jawab rusa jantan.
Mereka berlari menuju ke pinggir sungai tempat serigala diseret, tetapi mereka tidak menemukan serigala. Mereka mencari di sepanjang aliran sungai, tetapi tidak menemukan serigala. Mereka sangat menyesal. Kedua rusa menangis tak henti-hentinya. Mereka sangat menyesal. Mengapa mereka berprasangka buruk terhadap serigala yang tidak bersalah. Kedua rusa pulang ke rumah, setiap sore kedua rusa dan anaknya pergi ke sungai menunggu kalau-kalau serigala masih hidup dan muncul.
No comments:
Post a Comment