Pagi-pagi sekali Dono sudah bangun dan segera membereskan pakaiannya di masukkan dalam tas ransel. Dono pun keluar dari kamarnya langsung ke ruang makan untuk sarapan. Dengan ligat Dono menenggak segelas susu di meja. Kasino pun keluar dari kamarnya dan melihat ulah Dono yang semaunya.
"Dono........itukan minuman saya...," teriak Kasino.
"Maaf Kasino.........saya minum abisnya....minuman ini ngangur di meja dan juga mengeledek saya.....agar segera di minum...saya," kata Dono.
"Bisa-bisa kamu Dono membela diri....," saut Kasino.
Indro pun dari dapur membawa banyak makan untuk sarapan pagi dan segera di taruh di meja makan.
"Ada apa sih pagi-pagi...ribut?" tanya Indro.
"Biasa...Dono bikin ulah lagi sabotase minuman orang.....," kata Kasino.
"Kebiasaan Dono...buruk inikan......sudah biasa...biarin..aja. Toh di lemari es banyak makan," kata Indro membela Dono.
"Kan Kasino...biasa..jadi saya tidak bersalah...," saut Dono.
"Dono..jangan ngaut...aja...dengerin kelanjutannya..dari omongan Indro," ujar Kasino.
"Dono......yang baik...kebiasaan kamu yang kaya anak kecil..lebih baik buang jauh-jauh saja. Pekerjaan pemalas itu. Tinggal ngambil minuman di lemari es sana. Jangan mengambil hak orang lain yang belum di sodakohin....hukumnya haram tahu," kata nasehat Indro.
"Dengerin......ustad lagi...memberikan wejangan.....," ujar Kasino.
"Iya..deh..saya ..minta maaf ke dua kalinya ke pada Kasino...pemilik minuman yang enak ini. Abisnya saya laper sih," kata Dono.
"Makanya saya masak banyak....ayo kita makan!" ujar Indro.
"Makan...," saut Dono.
"Urusan makan...cepet banget Dono...kalau urusan makan malesnya bukan...main....dasar..kekanakkanakan sekali," kata Kasino.
Dono dengan cepat mengambil makan dan di taruh di satu piring. Indro pun geleng-geleng dengan ulah Dono yang terlihat seperti orang tidak makan seminggu. Kasino pun bingung dengan tingkah Dono lebih-lebih seperti anak kecil.
"Kok bisa..orang seperti Dono...ada yang menyukainya udah kaya bemo pikirannya pun seperti bocah cilik," celoteh Kasino.
"Itu..mah..Kasino....sudah rezekinya Dono. Ada yang gadis yang mau dengan Dono. Pada hal dulunya..banyak cewek yang di sukai Dono menolak. Eh..tiba-tiba..ada cewek lugu......suka sama Dono. Awal cerita Dono juga suka dengan gadis itu.........tapi karena Dono mencari kejujuran dari cewek yang menyukainya...akhirnya Dono menerima cinta cewek itu," cerita Indro.
"Bukannya yang nembak...cewek duluan.....," saut Kasino.
"Betul...sekali cewek duluan yang nembak saya. Karena kegantengan sayalah.....akhirnya saya mendapatkan pasangan hidup......Dek Wulan gadis yang baik hatinya," kata Dono dengan percaya diri sekali.
"Wulan ......saja..bagaimana dengan Zaskia...yang kamu kejar...sampai di tolak berkali-kali......cerita dong.....?" ujar Indro.
"Jalan cerita dengan Zaskia...gimana Dono?," saut Kasino dengan rasa ke ingin tahuan yang tinggi.
"Ah....urusannya ribet lah...... Kaya sinetron orang ketiga saja. Di sini mau di sana mau. Tidak punya kepastian dalam sikap saja. Padahal satu kan sudah cukup," kata Dono.
"Jadi..kamu mau..setia....nih..tidak mau noleh yang lain," saut Indro.
"Iya.....saya melupakan cinta pertama saya dan lebih baik cinta ke dua saya. Kaya sinetron aja...cinta kedua," ujar Dono.
"Jalan cerita cinta kamu seperti sinetron tahu.......," saut Kasino.
Dono menyelesaikan makan dan minumnya. Dengan segera Dono beranjak dari tempat duduknya.
"Saya..duluan..ya teman-teman saya mau tamasya......ke danau toba," kata Dono.
"Iya..sana........," saut Indro.
"Dono....lupa...sesuatu..kan," kata Kasino.
"Apa..Kasino?" tanya Dono.
"Cuci piring dan gelas setelah selesai makan. Karena di rumah ini tidak ada pembantu tahu," kata Kasino.
"Besok..aja..ya Kasino....masalahnya.......saya nanti telat wisatanya. Masalahnya tur ke danau tobanya saya dapet tiket gratis. Kan gak enak panitianya menunggu," kata Dono.
"Loe kok kita gak dia ajak Dono.........wisata?," tanya Kasino.
"Gimana ya........ masalahnya saya menang undiannya dari sabun colet cuma satu tiket. Lobi kan gak mungkin," penjelasan Dono.
"Kasino..itu sudah rezeki...Dono..Ikhlasan saja..kepergiannya..," saut Indro.
"Dalah-dalah..omongan mu itu Indro..ujungnya gak enak............kaya saya udah meninggal saja," kata Dono.
"Salah persepsi...Dono," saut Kasino.
"Oh...salah pengertian..toh," kata Dono.
"Dasar lemot.......," saut Indro.
"Kalau begitu saya pergi..dulu ya....Asalamualaikum," pamitan Dono.
"Waalaikum salam...," jawab Kasino dan Indro dengan lemah lembut.
Dono pun keluar dari rumah. Di depan gerbang Wulan sudah menunggu dengan baik. Dono pun menghampiri Wulan.
"Pagi Dek Wulan yang cantik...," sapa Dono yang manis.
"Pagi..Kak....," saut Wulan dengan kemayunya.
"Pagi-pagi...ini ada gerangan apa.....Dek Wulan menemui...Kak?," tanya Dono.
"Wulan mau bawain Kakak bekal di perjalan. Agar perut kakak kosong," kata Wulan dengan lebut sambil menyodorkan rantang makan.
"Terima kasih Dek Wulan yang cantik. Makannya pasti Kakak makan," kata Dono.
"Iya..sama-sama Kak. Oh iya...Kak. Kalau sampai sana banyak doa ya. Masalahnya perasaan Wulan gak serek deh kalau kakak naik kapal ke danau toba," kata Wulan.
"Iya....Kak Dono banyak doa. Terima kasih sudah mengingatkan," kata Dono.
"Kalau begitu Wulan permisi dulu...," ujar Wulan sambil naik motor.
"Hati-hati di jalan ya..Wulan," kata Dono sambil melambaikan tangan.
Dono pun berjalan dengan pasti menuju bis jemputan di persimpangan gang. Terlihat oleh Dono seorang pemuda seperti Roy anak indigo. Dono sedikit penasaran ingin memastikan penglihatannya. Pemuda tersebut aneh sekali berbicara sendiri. Dono pun lebih penasaran lagi.
"Apakah pemuda ini sakit?" kata hati Dono bicara.
Dono pun menghampiri pemuda yang mirip dengan Roy anak indigo di acara Karma.
"Permisi.......apakah benar anda Roy?" sapa Dono sekaligus bertanya.
"Iya..saya Roy........ Saudara ini..bisa tahu dari mana?," tanya Roy.
"Orang terkenal...........sih di Tv....," saut Dono.
"Oh...begitu.....," ujar Roy.
"Kalau begitu saya permisi dulu......saya buru-buru..," kata Dono dengan lembut.
"Tunggu...dulu........ saya baru dapet penglihatan. Kapal yang membawa anda ke danau toba akan mengalami musibah. Malaikat kematian sudah mengelilingi kapal tersebut...... Anda jangan pergi ke sana," kata Roy.
Dono pun tercengang mengengarkan omongan Roy.
"Apa gak salah saya mendengarnya....tentang omongan kamu tadi Roy?" tanya Dono.
"Benaran..saya..melihatnya....malaikat maut sudah mengelilingi kapal yang akan di naikin saudara," kata tegas Roy.
"Kacau..urusannya...ini.....percaya gak percaya jadi bingung," kata hati Dono.
Roy makin terlihat aneh sekali. Terlihat dari raut mukanya dan keringat dingin berkucur dari tubuhnya.
"Sangat menakutkan..........setan ikut campur juga dalam pelayaran ke danau toba," kata Roy.
"Apakah..itu benar..Roy..?" tanya Dono.
"Iya..saya..melihatnya.........dengan jelas. Banyak pendosa di pelayaran tersebut. Setan senang sekali merasukin mereka untuk melakukan kehancuran di muka bumi ini," kata Roy.
"Wah...kacau..urusan ini. Kalau kata orang tua jika mau perjalan jauh ada yang memperingatkan sengaja atau tidak sengaja dalam hitungan tiga orang tandanya bener," kata hati Dono.
Dono sedikit bimbang sekali. Dengan cepat meneplon pihak pengadaan tur wisata ke danau toba. Dono pun memutuskan tidak mengikuti perjalan ke danau toba. Pihak mengadakan tur memaklumi permintaan Dono. Setelah itu Dono menutup telponnya.
"Roy..terima kasih atas ramalannya," kata Dono.
"Iya...... Kalau begitu saya permisi dulu ada banyak urusan," kata Roy.
Roy pun meninggalkan Dono. Tiba-tiba sekilas mata Dono ada roh yang mengikuti dia.
"Astafirohulazim...........jangan-jangan roh itu lagi membimbing Roy. Karma apa yang di buat leluhurnya sampai tuh anak bisa melihat tabir ilahi," kata Dono dengan terkejut.
Dono yang sadar pergi meninggalkan tempat tersebut. Lalu memutuskan untuk main ke rumah Wulan. Sekalin nunggu waktu sholat dhuzur untuk meminta petunjuk dan menenangkan diri.
Di lain sisi Kasino dan Indro sedang asik nonton Tv di rumah. Tiba-tiba ada sekilas info di salah satu chenel Tv. Dengan seksama Kasino dan Indro memperhatikan berita tersebut. Ternyata berita tersebut memberitakan tentang kapal tenggelam di danau toba.
"Astafirohulazimmmmm...Dono.....," teriak Kasino dan Indro.
Kasino dan Indro terlihat panik sekali dengan berita tersebut. Karena rasa khawatirnya Kasino dengan segera menelpon Dono. Indro pun ikutan juga menelpon.
"Indro kok kamu..nelpon?," tanya Kasino.
"Oh..iya......saya panik saja...jadi mau menghubungi Dono," kata Indro.
"Ya...udah...saya..aja," saut Kasino.
Kasino dengan cepat menelpon Dono. Ternyata Dono pun mengangkatnya dengan cepat.
"Halo..Dono..kamu gak apa?" tanya Kasino.
"Gak..apa?" jawab Dono.
"Alhamdulilahhi robil alamin. Gimana dengan pelayaran kamu ke danau toba?" kata Kasino yang ingin tahu dengan keadaan Dono.
"Oh..saya tidak jadi ke wisata ke danau toba. Karena saya dapet nasehat dari beberapa sahabat yang baik yang mengingatkan saya. Jadi saya masih panjang umur di lindungi oleh Alloh SWT. Salah satunya Wulan orang yang mencintai saya," cerita Dono.
"Alhamdulilahhi robil alamin......Alloh SWT masih bersama kita semua. Sekarang kamu di mana Dono. Pulang cepet bikin khawatir saja," kata Kasino.
"Nanti ah..masih di rumah Wulan......," kata Dono.
"Ehhhhh....dasar.....orang lagi kasmaran. Cepatan nikah aja lebih baik dari pada pacaran......," kata Kasino.
"Iya..nanti kalau tabungan saya sudah cukup," saut Dono.
"Ya..udah..asalamualaikum," kata Kasino.
"Walaikum salam," jawab Dono.
Kasino pun menghentikan pembicaraan lewat Hpnya dan begitu dengan Dono.
"Gimana Kasino dengan keadaan Dono....?" tanya Indro.
"Selamat..itu anak.......dari musibah di danau toba," kata Kasino.
"Alhamdulillahhi robil alamin.......," saut Indro.
Tiba-tiba suara azan di kumandangkan. Kasino dan Indro langsung mengambil wudu untuk melaksanakan sholat azar di rumah. Sedangkan Dono dan Wulan pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat azar berjamaah.
No comments:
Post a Comment