CAMPUR ADUK

Saturday, February 8, 2025

HERO

Malam yang gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara berita di chenel TVRI gitu, ya Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerpen sambil menikmati minum kopi gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Sooraj Kaushik adalah seorang gangster dari Mumbai yang bertemu Radha Mathur, putri Kepala Polisi kota, IG Shrikant Mathur, selama sebuah pesta. Sooraj, di bawah instruksi dari ayah gangsternya, Suryakant 'Pasha' Ranade, menculik Radha karena Shrikant membawa bukti melawan Pasha di pengadilan dan menculik Radha dengan menyamar sebagai petugas polisi dengan mengatakan kepadanya bahwa dia menerima instruksi dari polisi untuk membawanya pergi kota karena ada ancaman bahwa Pasha dan gengnya akan menculik Radha kecuali mereka pindah untuk beberapa waktu. Selama hari-hari ini, mereka perlahan-lahan jatuh cinta. 

Suatu hari polisi melacak mereka, dan Sooraj dan Radha melarikan diri, tetapi Sooraj tertembak di lengan saat mencoba melompati jembatan yang rusak, dan mereka berdua jatuh ke air. Kemudian mereka diselamatkan oleh koloni biarawan meskipun dunia mengira keduanya sudah mati. Sooraj, yang terluka parah, tetap tidak sadarkan diri. Radha berbicara tentang cintanya padanya ketika dia menemukan Sooraj sudah bangun. 

Kemudian dia mengaku kepada Radha bahwa dia telah menculiknya. Dia, bagaimanapun, jatuh cinta padanya dan memintanya untuk menyerah. Sooraj, yang dengan dingin dicegat dan ditahan di bawah todongan senjata oleh Shrikant selama upaya fatal Pasha untuk melarikan diri dari persidangan, dikirim ke penjara selama dua tahun. Selama waktu itu, saudara laki-laki Radha, Dheeraj, memintanya untuk pergi ke Paris, berharap dia akan bersatu kembali di antara kekasih ketika mereka bebas. 

Satu setengah tahun kemudian, pengadilan mengurangi hukuman Sooraj atas dasar perilaku yang baik. Sooraj keluar dari penjara dan siap untuk memulai hidup baru dengan Radha, tapi untuk menjalani hidup, dia harus menghasilkan uang. Jadi dia menciptakan pusat kebugaran untuk hidup dengan dukungan dari Radha dan Dheeraj. Kemudian Dheeraj memperkenalkan Ranvijay, penyelundup dan pembantu Pasha tetapi menunjukkan kepada mereka bahwa dia tidak bersalah. 

Keluarga Radha menyukainya. Shrikant memutuskan untuk mengikat Ranvijay dan Radha ke dalam simpul, tidak menyukai Sooraj sambil berpose bahwa dia menjadi saksi negara terhadap Pasha, yang tidak disetujui Sooraj. Tapi Ranvijay, sebagai antek Pasha, berniat untuk menghancurkan cinta Radha dan Sooraj. Radha dan Sooraj memberi tahu Shrikant dan Dheeraj tentang apa yang terjadi, bagaimana mereka bertemu, dan bagaimana mereka jatuh cinta, tetapi Shrikant masih menolak untuk menerima Sooraj karena perilaku penipunya. 

Suatu malam, saat Sooraj dengan tenang menolak permintaan Dheeraj untuk menyetujui kondisi Shrikant, Ranvijay, menunggu kesempatan yang tepat, tiba setelah Dheeraj meninggalkan menusuk Sooraj, yang kehilangan kesadaran. Kemudian, di pagi hari, Pasha datang berniat untuk membunuh Radha dan Sooraj tapi melihat cinta mereka satu sama lain dan cinta Sooraj untuk Pasha membuat mereka tidak terluka. Tapi Ranvijay masih menyimpan dendam terhadap Sooraj. Perkelahian terjadi, dan Ranvijay ditembak oleh Shrikant, yang kemudian menerima Sooraj, dan dia dan Radha menikah.

***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi gitu. 

"Eko belum datang kalau begitu...aku buat mie saja gitu!" kata Budi. 

Di teras rumah Budi, ya ada meja kecil yang di buat Budi. Di meja ada tungku buatan Budi yang terbuat dari semen gitu. Budi menaruh kayu kecil-kecil di dalam tungku. Ya kayu di dapatkan Budi dari kayu yang tidak berguna gitu. Plastik bekas yang biasanya jadi sampah, ya Budi memanfaatkan plastik bekas untuk bahan bakar untuk memasak gitu. Api di hidupkan pake korek gitu, ya plastik terbakar dan kayu terbakar dengan baik. Api sudah jadi gitu. Budi menaruh panci kecil di tungku gitu. Budi mengambil botol di meja, ya isi botol air gitu, dan panci di isi air botol gitu. Cukup air di dalam panci, ya Budi menaruh botol di meja gitu. Dengan sabar Budi masak air sampai mendidih gitu. 

"Berita di koran masih urusan gas ini dan itu. Sedangkan aku masak kayu dengan baik. Sederhana," kata Budi. 

Air pun mendidik, ya Budi membuka plastik mie dan mie di masukkan ke dalam panci gitu. Bungkus plastik di taruh di tempat sampah, ya plastik bekas bisa di gunakan untuk bahan bakar untuk masaklah. Budi melihat dengan baik mie, ya ternyata mie sudah lunak gitu, ya matang lah. Panci kecil di angkat dan mie di taruh di mangkok yang sudah ada bumbunya gitu. Panci kecil di taruh di meja gitu. Di aduk-aduk deh mie pake sendok dan garpu, ya dan segera di makan dengan baik mie sama Budi. 

"Emmm.....enak..mie Indomie ini!" kata Budi. 

Budi menikmati makan mie Indomie gitu. Sampai mie di mangkok habis gitu dan Budi minum aqua gelas. 

"Kenyang," kata Budi. 

Budi menaruh gelas aqua di meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu. Eko melihat dengan baik, ya ada mangkok di meja gitu. 

"Budi...habis makan mie, ya Budi?" kata Eko. 

"Iya...Eko...aku habis makan mie," kata Budi. 

"Mie apa Budi?" kata Eko. 

"Mie...Indomie!" kata Budi. 

"Indomie!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Aku ingin makan mie juga. Aku beli saja mie di warung!" kata Eko. 

"Eko...tidak usah ke warung. Aku masih ada satu mie...Indomie," kata Budi, ya sambil Budi menaruh mie di meja gitu. 

"Budi baik banget sama aku. Aku di kasih mie!" kata Eko. 

"Aku dan Eko...temanlah!" kata Budi. 

"Memang aku dan Budi...teman!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko mulai membuat mie. Yaaa Eko mulai memasukan kayu kecil ke dalam tungku dan juga plastik bekas. Memang di tungku ada bara api gitu, ya jadi Eko meniupnya dengan baik sampai api menyala dan membakar plastik dan kayu gitu. Api jadi dengan baik, ya Eko menaruh panci kecil di atas tungku. Eko mengambil botol berisi air. Panci diisi air botol gitu sama Eko. Panci...cukup terisi air botol gitu, ya botol di taruh di meja. Eko memasak air dengan sabar gitu.

"Masak di depan rumah. Seperti main masakkan Budi?" kata Eko. 

"Memang sih..masak di depan rumah, ya kaya main masak-masakkan," kata Budi. 

"Masak dengan kayu. Sederhana sih. Jauh dari masalah gas ini dan itu berdasarkan berita di koran Budi?" kata Eko. 

"Memang sih, ya masak pake kayu jauh dari masalah gas ini dan itu, ya berdasarkan berita di koran," kata Budi. 

"Jika gas urusannya bermasalah, ya memengaruhi dengan baik pedagang yang berjualan makanan," kata Eko.

"Manusia demi hidup ini, ya harus kerja demi tuntutan hidup gitu. Kalau gas bermasalah runyem urusan dagang makanan," kata Budi. 

"Hidup ini harus sabar dan sabar, ya bentuk ujian apa pun gitu?" kata Eko. 

"Omongan Eko benerlah!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi.

Air mendidik, ya Eko membuka plastik Indomie gitu dan isinya di masukkan ke dalam panci gitu. Bungkus plastik mie di buang ke tempat sampah. Sampai mie melunak, ya matang. Panci di angkat Eko, ya mie di taruh di mangkoh yang ada bumbunya. Mangkoknya bekas Budi makan gitu, ya tidak ada masalah sih. Eko segera menikmati dengan baik mie gitu. 

"Emmm...enaknya mie Indomie ini," kata Eko. 

"Rasa mie Indomie sesuai iklan di Tv kan Eko?" kata Budi. 

"Memang rasa Indomie sesuai dengan iklan di Tv," kata Eko. 

"Hidup harus di syukurin dengan baik, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Hidup ini...di syukurin dengan baik," kata Eko.

"Keadaan kita," kata Budi. 

"Memang keadaan kita," kata Eko. 

"Sederhana!" kata Budi. 

"Sederhana!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menikmati makan mie Indomie dengan baik, ya sampai mie di mangkok habis gitu. 

"Kenyang," kata Eko. 

Eko mengambil gelas aqua di meja, ya di minum dengan baik. 

"Hari ini aku puas...sudah makan mie Indomie yang enak!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko menaruh dengan baik gelas aqua di meja gitu. 

"Hidup ini tetap sama kan Eko, ya manusia mengerakkan ekonomi dengan baik, ya jenis kerjaan ini dan itu dengan tujuannya ini dan itu?" kata Eko. 

"Yaaa hidup ini tetap sama. Manusia mengerakkan ekonomi dengan baik," kata Budi. 

"Hasil dari apa yang di usahakan? Yaaa rezeki masing-masing," kata Eko. 

"Memang...hasil...rezeki masing-masing!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Main kartu remi saja Budi!" kata Eko. 

"Yaaa okey. Main kartu remi!" kata Budi. 

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik, ya main cangkulan gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

ROUGH NIGHT

Malam yang gelap di langit ada bulan dan bintang gitu. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di chenel Garuda TV gitu, ya Budi dudu...

CAMPUR ADUK