Malam yang gelap, ya ada bulan sabit terlihat dengan baik di mata Budi gitu. Ya Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang baca Budi :
Rohit dan adik laki-lakinya Amit adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama bibi mereka Lily dan paman mereka Anthony. Rohit adalah seorang penyanyi yang bercita-cita tinggi dan bekerja di sebuah ruang pamer mobil untuk memenuhi kebutuhan hidup. Melalui pekerjaannya, ia bertemu Sonia, putri seorang pengusaha kaya Saxena, yang berteman dengan bosnya, Shakti Malik. Mereka bertemu beberapa kali lagi dan mulai menaruh hati satu sama lain. Di sebuah kapal pesiar, Sonia merasa cemburu dengan perhatian wanita yang menarik perhatian Rohit. Mereka bertengkar dalam keadaan mabuk, jatuh ke dalam sekoci, dan pingsan. Perahu itu hanyut ke sebuah pulau terpencil. Keduanya jatuh cinta saat terdampar di sana bersama-sama.
Mereka diselamatkan oleh Saxena, tetapi hubungan mereka ditolak, karena ia tidak ingin putrinya menikah di bawah status keuangannya. Akibatnya, Rohit kehilangan pekerjaannya, tetapi ia menantang Saxena bahwa ia akan berhasil untuk memenangkan hati Sonia; Saxena akhirnya melunak. Teman-teman Rohit membantunya membuat rekaman musik untuk membuktikan dirinya sehingga ia layak untuk Sonia. Pada malam konser pertamanya, ia pergi menjemput Amit dari sekolah dan secara tidak sengaja menyaksikan pembunuhan komisaris polisi oleh Malik dan dua petugas polisi korup Satish Shinde dan Dilip Kadam, setelah komisaris itu mengonfrontasi mereka tentang transaksi narkoba ilegal mereka. Malik kemudian menelepon Saxena, pemimpin sebenarnya dari kartel narkoba ini, yang menyuruh Malik untuk membunuh Rohit karena ia sekarang menjadi saksi. Polisi korup itu menjatuhkannya dari jembatan ke laut. Rohit, yang tidak tahu cara berenang, meninggal karena tenggelam; tubuhnya tetap berada di dasar laut dan tidak dapat ditemukan.
Sonia hancur dan jatuh ke dalam depresi. Saxena mengirimnya untuk tinggal bersama keluarga sepupunya di Selandia Baru untuk mencari suasana baru. Di sana, Sonia terkejut ketika dia bertemu dengan orang yang mirip Rohit bernama Raj dan awalnya berpikir bahwa Rohit entah bagaimana telah diselamatkan, terutama ketika dia melihat bahwa Raj juga seorang penyanyi yang bagus. Namun, dia patah hati ketika mengetahui bahwa Raj adalah penduduk asli Selandia Baru dan belum pernah mengunjungi India. Raj jatuh cinta pada Sonia, tetapi Sonia menghindarinya karena dia merasa sakit hati melihat orang lain dengan wajah Rohit.
Raj menemani Sonia dalam penerbangan kembali ke India tetapi menerima penolakannya. Mereka mengucapkan selamat tinggal di bandara ketika tiba-tiba, di bandara, Shinde menembak lengan Raj. Dia dan Sonia melarikan diri dan menyadari bahwa seseorang mengira Raj sebagai Rohit, yang berarti kematiannya mungkin bukan kecelakaan melainkan pembunuhan. Mereka mengunjungi keluarga dan teman-teman Rohit meskipun telepon Rohit dan Saxena disadap, dan menemukan bahwa Amit menjadi bisu sejak kematiannya. Setelah melihat Raj, Amit akhirnya berbicara dan mengungkapkan bahwa dia menyaksikan Rohit dikejar oleh para pembunuhnya dan bahwa kematiannya diperintahkan oleh seseorang yang disebut Malik sebagai "Sirjee."
Raj, Sonia, dan teman-teman Rohit, Atul dan Tony, menghidupkan kembali konser Rohit, mengumumkan bahwa ia telah kembali sebagai cara untuk memancing para pembunuhnya. Raj tampil tetapi rencananya menjadi bumerang, karena polisi yang menyamar pertama kali mencoba untuk menembaknya, yang ia selamatkan dengan mengenakan pelindung tubuh; mereka kemudian menculik Sonia. Raj, mengikuti instruksi mereka, tiba di sarang mereka, di mana ia menyelamatkannya dan membunuh Shinde dan Kadam, membalas kematian Rohit. Malik tiba, mengungkapkan niat di balik pembunuhan Rohit. Sebelum ia dapat mengungkapkan nama Saxena dalam kejahatan itu, Saxena membunuhnya. Namun, ketika Raj, yang memeriksa ponsel Malik, memanggil nomor 'Sirjee', telepon Saxena berdering, mengungkapkan bahwa dia adalah pemimpinnya. Saxena meminta maaf kepada Sonia dan Raj karena ia ditangkap dan dibawa pergi. Saat Raj memutuskan untuk membawa Amit kembali bersamanya ke Selandia Baru, Sonia mengungkapkan perasaannya kepadanya, mengatakan bahwa dia tidak ingin kehilangan cintanya lagi, dan kembali bersamanya juga. Akhirnya, Raj dan Sonia bertunangan di hadapan semua orang.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu.
"Langsung main permainan ular tangga Budi!" kata Eko.
"Okey...main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Kekerabatan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi....orang-orang Lampung, ya apa masih menjalankan kekerabatannya untuk menutupi keburukan ini dan itu, ya masih berkaitan urusan pemerintahan atau urusan lain?" kata Eko.
"Yaaa hal kekerabatan orang-orang Lampung, ya masih di jalan dengan baik lah sih tujuan menutupi ini dan itu, ya melancarkan urusan ini dan itu. Orang-orang Lampung kaya bisa bayar orang ini dan itu," kata Budi.
"Masih toh," kata Eko.
"Aku ini cuma buruh yang kerja di perusahaan gitu. Aku mengumpulkan data-data ini dan itu dengan cara menggunakan ilmu-ilmu pemerintahan," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Aku ini orang kecil," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Yaaa jadi aku sama dengan orang-orang kecil yang lain gitu. Kebiasaan orang-orang kecil nyari hidup aman dan damai saja dari pada cari masalah gitu. Karena tidak punya kekuatan gitu," kata Budi.
"Kekuatan gitu," kata Eko.
"Orang lain atau aku yang tidak punya kekuatan, ya bisa kalah dengan kekuatan orang-orang Lampung yang main kekerabatan membayar orang ini dan itu untuk menyelesaikan masalahnya ini dan itu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi. Jadi cukup tahu saja tentang orang-orang Lampung yang masih main kekerabatan gitu," kata Eko.
"Cukup tahu saja!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu.
"Extrim," kata Budi.
"Obrolan extrim, ya Budi?" kata Eko.
"Iya obrolan extrim," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Apa keinginan Eko yang extrim gitu?" kata Budi.
"Keinginan aku yang extrim?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Aku ingin sih...naik gunung yang tertinggi, ya sampai di puncak aku terjun payung gitu," kata Eko.
"Naik gunung tertinggi, ya sampai puncak...Eko terjun payung. Masih berkaitan sih dengan extrim sih," kata Budi.
"Kalau belum extrim sih, ya aku ingin melompat dari pesawat terbang dan terjun patung sih," kata Eko.
"Keinginan Eko melompat dari pesawat terbang dan terjun payung. Sensasi yang luar biasa kan Eko?" kata Budi.
"Memang penuh dengan sensasi yang luar biasa. Extrim gitu!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau Budi...apa yang diinginkan Budi yang extrim?" kata Eko.
"Yang aku inginkan, ya hal yang extrim. Yaaa aku ingin sih, ya MUI...bubar!" kata Budi.
"MUI...bubar, ya extrim sih...Budi keinginan Budi!" kata Eko.
"Alasannya....kenapa aku ingin MUI...bubar, ya karena aku bilang sih organisasi agama yang berkembang ini dan itu, ya sama aja tapi orang-orang yang berada di dalam organisasi tetap saja, ya katanya beda karena beda jadi perdebatan yang ini dan itu tidak penting," kata Budi.
"Organisasi agama ini dan itu, ya pernyataan beda dari satu dengan lainnya. Yaaa semua karena kepentingan pemimpin organisasi agama ini dan itu," kata Eko.
"Memang sih karena kepentingan pemimpin organisasi agama ini dan itu dengan tujuan ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Jika pemimpin-pemimpin organisasi agama ini dan itu, ya di suruh lampau batasan sampai mendengarkan Roh dengan tujuannya siapa yang paling benar karena perbedaan organisasi agama ini dan itu?. Pemimpin-pemimpin organisasi agama yang ini dan itu, ya diam dan aku yang dinyatakan paling benar!" kata Budi.
"Jadi Budi dinyatakan paling benar karena omongan Budi....paling benar gitu, ya bahwa organisasi agama ini dan itu tetap sama aja," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Berarti Budi...pemimpin lah, yaaa dan pemimpin-pemimpin organisasi agama ini dan itu tunduk pada Budi," kata Eko.
"Aku hanya pemuda yang ilmunya sebatas ilmu SMA, ya mana pantes jadi pemimpin," kata Budi.
"Aku paham Budi....omongan Budi. Dunia ada yang lebih baik dari pada Budi, ya yang lulusan Universitas ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Obrolan extrim selesai!!!" kata Budi.
"Extrim selesai!!!" kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan ular tangga gitu.
No comments:
Post a Comment