CAMPUR ADUK

Wednesday, January 29, 2025

CHAAR SAHIBZAADE 2 : RISE OF BANDA SINGH BAHADUR

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acaranya musik dangdut di chenel GARUDA TV, yaaa seperti biasa...Budi duduk dengan santai sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

"Nyanyi ah!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Mungkin kau selalu mendugaDiriku tak pernah memahamimuBahkan kau selalu curigaAda yang lain dan kuduakan cintamu
Jangan kau salah menilaikuDengan semua sikap diamku iniJauh di dalam lubuk hatikuTerukir indah, terukir indah namamu
SayangMengapa masih saja kau ragukan diriku?Ketulusan hatikuKupersembahkan hanya untukmu
SayangAndaikan kau bisa melihat hatikuKau akan menyadariBetapa ku sangat mencintaimu
Jangan kau salah menilaikuDengan semua sikap diamku iniJauh di dalam lubuk hatikuTerukir indah, Terukir indah namamu
SayangMengapa masih saja kau ragukan diriku?Ketulusan hatikuKupersembahkan hanya untukmu
SayangAndaikan kau bisa melihat hatikuKau akan menyadariBetapa ku sangat mencintaimu
SayangMengapa masih saja kau ragukan diriku?Ketulusan hatikuKupersembahkan hanya untukmu
SayangAndaikan kau bisa melihat hatikuKau akan menyadari
Betapa ku sangat mencintaimuKau akan menyadariBetapa ku sangat mencintaimu"

***

Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu. 

Isi cerita yang baca Budi :

Cerita ini didasarkan pada perjuangan antara Khalsa dan Mughal. Setelah Pertempuran Muktsar, Guru Gobind Singh Ji menetap di Nanded. Di sana ia bertemu Madho Das kemudian Banda Singh Bahadur. Guru Gobind Singh Ji membaptisnya dan mengirimnya bersama dengan Baj Singh, Binod Singh, Ram Singh, Daya Singh, Kahan Singh dan 20 Sikh lainnya ke Khanda, India untuk melawan tirani Mughal di Punjab dan juga memberinya Hukumnama bagi Sikh untuk bergabung dengan pasukannya di jalan.

Banda Bahadur Singh berkemah di Bharatpur dan membebaskan penduduk desa dari bandit-bandit setempat. Kemudian ia bertempur dalam Pertempuran Sonipat, Pertempuran Ambala, dan Kaithal serta menaklukkan mereka. Dalam Pertempuran Samana, Banda Singh memperoleh kemenangan yang luar biasa. Di Samana, Banda melakukan reformasi tanah dan menghapuskan sistem zamindari serta memberikan hak milik kepada para penggarap tanah.

Kemudian ia bertempur di Malerkotla, Ghuram, Kesar, Shahabad, Ambala, Mustafa, Nahan, dan Kapuri dan menaklukkannya. Ia bertempur dalam Pertempuran Rahon (1710) dan merebut Rahon. Setelah itu Banda bertempur dalam Pertempuran Sadhara dan menewaskan Faujdar Osman Khan dari Sadhaura. 

Dalam Pertempuran Chappar Chiri, kaum Sikh mengalahkan Mughal. Jenderal Sikh Fateh Singh memenggal kepala Wazir Khan. Kaum Sikh juga membunuh Diwan Suchananda dan Banda untuk mendirikan Khalsa Raj pertama di Punjab. 

***

Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik dekat Budi.

"Langsung saja Budi...main kartu remi!" kata Eko. 

"Okey...main kartu remi!" kata Budi. 

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu, ya main cangkulan. 

"Hidup ini tetap sama kan Budi?" kata Eko. 

"Yaaa hidup ini tetap sama sih Eko!" kata Budi. 

"Orang-orang yang kerja di perusahaan. Orang-orang itu keadaan dirinya sehat dengan baik dan keadaan sempurna," kata Eko. 

"Urusan kerjaan sih, yaaa orang-orang harus keadaan sehat dan keadaan sempurna karena tujuannya sih...urusan kerjaan yang di jalankan di jalan berjalan dengan baik gitu," kata Budi. 

"Dunia ini ada orang-orang tidak sempurna, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Realitanya hidup ini, ya ada orang-orang tidak sempurna," kata Budi. 

"Orang-orang yang tidak sempurna, ya ingin kerja di perusahaan tapi kenyataan hidup bisa saja di tolak. Keadaan orang-orang yang tidak sempurna bisa mengganggu dari jalan kerjaan yang di jalankan," kata Eko. 

"Keputusan dari perusahaan, ya harus di terima dengan baik sih...bahwa orang-orang yang tidak sempurna di tolak perusahaan," kata Budi. 

"Hidup ini....butuh pengertian dengan keadaan...kan Budi?" kata Eko. 

"Memang sih Eko, ya hidup ini butuh pengertian dengan keadaan sih," kata Budi. 

"Jenis perusahaan yang pengertian dengan keadaan orang-orang yang tidak sempurna, ya perusahaan menerima orang-orang yang tidak sempurna gitu," kata Eko. 

"Perusahaan yang pengertian bisa menerima orang-orang tidak sempurna. Kerjaan di usahakan di jalankan dengan baik gitu," kata Budi. 

"Alternatif seperti biasa sih, ya orang-orang yang tidak sempurna kerjanya jadi pedagang atau membuat usaha sesuai dengan keahlian," kata Eko. 

"Demi hidup ini, ya alternatif yang di omongin Eko di jalankan dengan baik sama orang-orang yang tidak sempurna," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya asik main kartu remi gitu. 

"Andai," kata Budi. 

"Andai apa Budi?" kata Eko. 

"Andai aku dan Eko...tinggal di Sulawesi Selatan," kata Budi. 

"Ooo andai-andai tinggal di Sulawesi Selatan toh," kata Eko. 

"Aku dan Eko menjalankan hidup ini seperti biasanya tinggal di Sulawesi Selatan seperti tinggal di kota Bandar Lampung, ya Lampung gitu. Hidup yang di jalankan sederhana karena memang keadaan berdasarkan keluarga tidak mampu gitu," kata Budi. 

"Hidup di jalankan seperti biasa...sederhana gitu," kata Eko. 

"Berdasarkan berita media ini dan itu sih, ya artis yang terkenal di Bandar Lampung, ya Lampung....artis Andika Mahesa. Jika main ke rumahnya artis Andika Mahesa ketika waktu lebaran sih. Artis Andika Mahesa menerima aku dan Eko dengan baik, ya silaturahmi terjalin dengan baik. Kalau tinggal di Sulawesi Selatan, ya jika aku dan Eko ke rumah artis Selfi Yamma pada waktu lebaran. Artis Selfi Yamma menerima aku dan Eko, ya silaturahmi terjalin baik," kata Budi. 

"Obrolan andai di kaitan dengan artis toh. Niat silaturahmi di waktu lebaran, ya di terima baik sama artis gitu," kata Eko. 

"Berdasarkan berita di media ini dan itu, ya cerita Sulawesi Selatan sih....manusia demi hidup ini, ya menggerakkan ekonomi dengan baik dengan usaha ini dan itu. Hasil dari usaha, ya rezeki masing-masing," kata Budi. 

"Hidup ini, ya berdasarkan berita media ini dan itu tentang manusia yang hidup di Sulawesi Selatan...menggerakkan ekonomi dengan baik," kata Eko. 

"Di Sulawesi Selatan...ada polisi kan Eko?" kata Budi. 

"Yaaa di Bandar Lampung, ya Lampung...ada polisi. Berarti di Sulawesi Selatan ada polisi," kata Eko. 

"Polisi Lapor Pak!" kata Budi. 

"Becandakan Budi?" kata Eko. 

"Nama juga obrolan tidak perlu serius kan Eko?" kata Budi. 

"Obrolan aku dan Budi tidak perlu serius. Becandaan juga boleh!" kata Eko. 

"Karena ada polisi di Sulawesi Selatan, ya berarti manusia yang hidup di Sulawesi Selatan...antara baik dan buruknya perilaku," kata Budi. 

"Manusia kan beranak pinak, ya banyak gitu. Hidup ini, ya antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Eko. 

"Antara paham agama dan tidak," kata Budi. 

"Hidup ini...antara paham agama dan tidak," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi tetap asik main kartu remi gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

ROUGH NIGHT

Malam yang gelap di langit ada bulan dan bintang gitu. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di chenel Garuda TV gitu, ya Budi dudu...

CAMPUR ADUK