Malam tenang dan lingkungan keadaan rumah Budi baik gitu. Setelah nonton Tv yang acara musik, ya seperti biasa sih Budi duduk santai sih di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Ribuan tahun yang lalu, raja raksasa Lanka, Lankesh, ya memperoleh anugerah dari Brahma, dewa pencipta, yang dengannya ia tidak dapat di bunuh oleh para dewa atau setan, baik siang maupun malam, sehingga membuatnya tak terkalahkan. Di tempat lain, bertahun-tahun kemudian di kerajaan Ayodhya, Raja Dashratha dari Kosala, yaaa mengasingkan putranya, Raghava selama 14 tahun untuk memenuhi janjinya kepada istrinya, Kaikeyi, ibu tiri Raghava, bahwa putra mereka, Bharat, ya akan naik takhta. Raghava menerima pengasingan tersebut dan pergi ke hutan belantara di hutan Panchavati, yaaa dekat sungai Godavari, ya bersama istrinya, Janaki, dan saudara laki-lakinya, Shesh.
Saudari Lankesh, rakshasi Shurpanakha, mencoba merayu Raghava untuk menikahinya dan mencoba mengambil nyawa Janaki, tetapi setelah upaya yang gagal, hidungnya malah terpotong. Setelah mendengar penghinaan saudara perempuannya, dia mengirim salah satu anteknya (Maaricha), yang menyamar sebagai rusa emas, untuk mengalihkan perhatian Raghava dan Shesh. Lankesh melanjutkan untuk menculik Janaki, setelah mendengar kecantikannya dari Shurpanakha. Raghava dan Shesh berangkat untuk membebaskan dan menyelamatkan Janaki. Dalam perjalanan, mereka bertemu Shabari yang membawa mereka ke Gunung Rishyamukha. Dengan bantuan raja Vanara, Sugriva, para pembantunya, Jambavan, Angad, dan Bajrang, yaaa bersama dengan Vanarasena. Raghava meminta Bajrang untuk pergi ke Lanka dan menanamkan kepercayaan pada Janaki, tentang kedatangannya akhirnya ke Lanka. Dia terbang ke Lanka dan memberi tahu Janaki tentang penyelamatannya yang akan datang. Namun, ia ditangkap oleh putra Lankesh, Indrajit. Ekornya dibakar olehnya, tetapi Bajrang terbang dan menghancurkan sebagian Lanka, sebelum terbang kembali ke Raghava dan vanarasena.
Dengan bantuan Varuna, yaaa dewa langit, samudra, dan lautan, Raghava dan vanarasena membuat jembatan melintasi laut ke Lanka. Raghava dan pasukannya berhasil menyeberangi lautan untuk mencapai pantai Lanka. Sementara itu, saudara laki-laki Lankesh, Vibhishana, dipaksa meninggalkan Lanka karena ia menentang keputusan Lankesh untuk menculik Janaki. Vibhishana bergabung dengan barisan pasukan Raghava dan menjadi sekutunya yang disumpah. Lankesh diberi ultimatum terakhir untuk membawa Janaki kembali ke Raghava, tetapi menolaknya, membuka jalan menuju pertempuran kecil. Selama pertempuran kecil, Shesh terluka parah oleh Indrajit. Namun, dengan bantuan gunung sanjivani yang dibawa kembali oleh Bajrang, mereka dapat menghidupkannya kembali dan menyembuhkannya.
Mereka memulai perang di istana Lankesh, menyerang dalam tiga arah terpisah pada saat yang sama. Serangan pertama dipimpin oleh Sugriva dan Jambavan, bersama dengan vanarasena di pintu masuk istana Lankesh. Karena artileri dan persenjataan canggih yang tersedia di pembuangan Lankesh, banyak vanaras yang terbunuh. Namun, keadaan berubah dengan Raghava memberikan dukungan udara, dengan bantuan Bajrang. Serangan kedua dipimpin oleh Shesh, Vibhishana, dan Angad untuk membunuh Indrajit. Shesh melanjutkan untuk menyerang Indrajit; meskipun dia ditikam olehnya, dia berhasil membunuhnya. Kedua serangan berhasil mengalahkan pasukan Lankesh. Serangan ketiga dimulai, di mana Kumbhakarna terbangun dari tidur lelapnya. Raghava dan Shesh berhasil membunuhnya ketika dia mengalahkan Bajrang. Karena tidak ada pilihan lain yang tersisa, Lankesh memutuskan untuk memasuki medan perang.
Pertarungan terakhir terjadi saat Raghava berhasil menaklukkan dan membunuh Lankesh, setelah menyadari bahwa Lankesh hanya dapat dibunuh di antara siang dan malam; Janaki dibebaskan. Raghava, Shesh, dan Janaki menyelesaikan pengasingan mereka selama 14 tahun dan kembali ke Kosala, tempat Raghava dinobatkan sebagai raja Ayodhya, dengan Janaki sebagai ratunya.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada topeng di atas buku gambar gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini," kata Budi.
"Hidup ini. Seperti biasanya kan Budi?" kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik gitu.
"Hidup ini...seperti biasanya," kata Budi.
"Hidup ini...di nikmati sesuai keadaan kita saja," kata Eko.
"Di nikmati dengan baik...hidup ini!" kata Budi.
Eko selesai makan satu potong singkong rebus, ya mengambil satu potong lagi singkong rebus di piring dan di makan dengan baik.
"Singkong rebusnya....oishii," kata Eko.
"Oishii. Eko...berkata bahasa Jepang lagi!" kata Budi.
"Suka-suka aku kan Budi?!" kata Eko.
"Iya. Suka-suka Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko selesai makan sepotong singkong rebus, ya aqua gelas di meja di ambil dan di minum dengan baik gitu.
"Hidup ini...antara senang dan susah kan Eko?" kata Budi.
"Ya ialah Budi. Hidup ini....antara senang dan susah," kata Eko.
Eko menaruh gelas aqua di meja gitu.
"Susah adalah ujian hidup ini. Manusia dengan segala kepintaraannya, ya harus bisa keluar dari ujiannya...susah!" kata Eko.
"Memang harus keluar dari ujian susah demi hidup ini jadi baik, ya jadi senang gitu!" kata Budi.
"Senang," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Senang, yaaa contohnya acara Tv saja. Yaaa orang miskin dapat rezeki yang tidak di sangka-sangka, ya Uang Kaget dan Bedah Rumah.Senangnya bukan main gitu," kata Budi.
"Orang miskin memang wajar sih, ya senang banget banget dapat rezeki yang tidak di sangka dari Uang Kaget dan Bedah Rumah gitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaa sedangkan berita Tv tentang IKN (Ibu Kota Negara), yaaa siapa yang paling senang IKN jadi dengan baik gitu?" kata Budi.
"Tentang IKN. Siapa yang paling senang? Yaaa pastinya bukan kita...kan Budi?" kata Eko.
"Kita kan rakyat kecil dan hanya lulusan SMA. Ya jadi bukan kita yang paling senang!" kata Budi.
"Yaaa siapa paling senang? Yaaa orang yang merencanakan IKN dari nol sampai jadi dengan baik," kata Eko.
"Iya juga ya. Yang paling senang adalah orang yang merancang IKN dari nol sampai jadi!" kata Budi.
"Karena IKN bentuk karya dari orang Indonesia, ya jadi kita yang lulusan SMA dan rakyat kecil...senang saja melihat IKN dari berita Tv...kan Budi?" kata Eko.
"Iya..Eko. Kita senang saja. IKN jadi, ya dari berita Tv!" kata Budi.
"Para pejabat pemerintahan...senang IKN jadi," kata Eko.
"Terlihat sih...IKN jadi. Para pejabat pemerintahan....senang!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil topeng gitu.
"Topeng rubah!" kata Eko.
"Iya...topeng rubah yang aku buat dari kardus!" kata Budi.
Eko memakai topeng rubah gitu.
"Gimana Budi....aku keren pake topeng rubah!" kata Eko.
"Iya...Eko. Keren pake topeng rubah!" kata Budi.
Eko melepaskan topeng yang di pakainya.
"Bermacam-macam cerita yang berkaitan dengan rubah...kan Budi?" kata Eko.
"Ini dan itu. Iya sih...Eko...bermacam-macam cerita yang berkaitan dengan rubah," kata Budi.
"Cerita bagus...yang berkaitan dengan rubah!" kata Eko.
"Memang bagus sih...cerita yang berkaitan dengan rubah!" kata Budi.
Eko menaruh topeng rubah di meja gitu.
"Ide buat topeng rubah dari acara Tv...kan Budi?" kata Eko.
"Iya...Eko. Aku membuat topeng rubah...dari acara Tv. Kartun!!!" kata Budi.
"Kartun!!!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Mainan topeng, ya happy-happy seperti anak-anak!" kata Eko.
"Memang sih...main topeng...happy-happy seperti anak-anak!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil buku gambar di meja gitu.
"Apa yang di gambar Budi di buku gambar ya?" kata Eko.
"Yaaa biasa sih...yang aku gambar di buku gambar...yang aku suka gitu!" kata Budi.
"Budi menggambar di buka gambar...yang di suka!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Aku buka buku gambarnya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuka buka gambar dengan baik. Di buku gambar, yaaa ada gambar-gambar buatan Budi dari gambar Naruto, Sasuke, Sakura, Shikamaru, Choji, Ino, Kiba, Shino, dan Hinata.
"Budi menggambar Naruto dan teman-teman," kata Eko.
"Iya. Aku menggambar Naruto dan teman-teman!" kata Budi.
"Ada kemauan pasti bisa membuat gambar yang di sukai," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gambar yang Budi buat...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko melihat dengan baik ada gambar yang di buat Budi berbentuk cerita komik gitu.
"Budi. Di buku gambar ini....Budi...membuat cerita pendek komik, ya Budi?" kata Eko.
"Yaaa suka menggambar dan bercerita. Yaaa aku mencoba membuat komik gitu. Gimana hasil komik yang aku buat Eko?" kata Budi.
"Komik yang di buat Budi...cerita sederhana, ya dan gambar tokoh-tokoh seperti komik Indonesia gitu. Yaaa kesimpulan bagus gitu!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...penilaiannya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaa aku memang sengaja membuat komik seperti karya orang-orang Indonesia, ya ciri khas saja dan juga karena aku orang Indonesia gitu" kata Budi.
"Setiap karya di buat manusia...ada ciri khasnya. Sengaja di konsep dengan baik sama pembuatnya. Yang menilai adalah pembaca komik!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja dengan baik gitu.
"Ide...Budi membuat gambar di buku gambar dari acara Tv!" kata Eko.
"Yaaa memang idenya.....buat gambar di buku gambar dari acara Tv!" kata Budi.
"Acara Tv yang ini dan itu termasuk budaya dari dalam negeri Indonesia dan budaya luar negeri, yaaa berkaitan banget dengan ekonomi!" kata Eko.
"Ekonomi dan ekonomi!" kata Budi.
"Roda ekonomi harus di gerakan dengan baik demi hidup ini....dengan tujuan kaya dan kaya, ya jauh dari kemiskinan. Karena miskin adalah penderitaan hidup ini," kata Eko.
"Memang harus di gerakan dengan baik roda ekonomi demi hidup ini!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh. Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Owan dan Jhon berteman baik dari masa anak-anak sampai dewasa gitu. Ya Owan berasal dari keluarga tidak mampu, ya jadi demi hidup ini berjualan ketoprak gitu. Ada cewek yang di sukai Owan, ya cewek itu bernama Mely. Ya Mely kerjaannya kerja di toko kelontong milik Ibu Enah gitu. Rumah tangga yang di jalankan Ibu Enah dan Pak Gundul bertahun-tahun berjalan dengan baik karena dasarnya cinta gitu. Anak satu-satunya Ibu Enah dan Pak Gundul yang bernama Arya jadi dokter gitu. Yaaa Arya telah menikah dengan Yasmin yang kerjaannya dokter gitu. Rumah tangga yang di jalankan Arya dan Yasmin berjalan dengan baik, ya dasarnya cinta gitu. Ya Mely berasal dari keluarga tidak mampu dan ingin kaya menikmati hidup lebih baik gitu. Harapan Mely, ya dapet cowok kaya dengan tujuan mengubah nasif hidupnya yang miskin gitu. Kenyataannya, ya Mely di deketin Owan yang hanya penjual ketoprak gitu. Mely berusaha untuk menjauh dari Owan gitu, ya tapi Owan yang suka dengan Mely...terus berusaha dengan baik Owan dekat Mely gitu. Lama-lama Mely luluh juga gitu dengan pendekatan Owan, ya Mely ada rasa gitu. Ketika Mely bertemu dengan Jhon, ya Mely berusaha beralih untuk dekat Jhon gitu. Ya Jhon memang berasal keluarga mampu dan Jhon, ya kerja di perusahaan milik Julian, ya PT. ANDROMEDA gitu. Ya Julian memang menjalankan rumah tangga dengan Dania dasarnya perjodohan orang tua. Memang rumah tangga di jalankan dengan baik sama Julian dan Dania, ya sampai punya anak Zura gitu. Dania menganggap Julian, ya suami setia seperti cewek polos Dania gitu, yaaa ternyata Julian selingkuh dengan sekertarisnya yang bernama Safira. Yaaa Safira sekarang mengandung anaknya Julian gitu. Dania mengetahui Julian selingkuh, ya sakit hati sampai Dania sakit keras sampai pada akhirnya meninggal gitu. Julian bersedih sih karena Dania meninggal gitu. Ya sebagai Ayah yang baik, ya Julian mendidik Zura dengan baik gitu. Pada akhirnya Safira dan Julian menikah gitu. Anak Julian dan Safira, ya bernama Aura gitu. Jhon sedang dekat dengan teman kerja di perusahaan yang bernama Pari gitu. Yaaa pendekatan Jhon ke Pari berjalan dengan baik gitu, ya sering jalan bareng gitu. Ibu Jhon bernama Hesti. Ya Ibu Hesti menjodohkan Jhon dengan Neetii, ya anaknya Ibu Kiky gitu. Jhon memang sudah bertemu dengan Neetii gitu. Ya Jhon suka juga dengan Neetii gitu. Ya jadi Jhon bingung sih....antara Pari dan juga Neetii gitu. Mely yang tahu Jhon di jodohkan sama Neetii, ya jadi Mely memutuskan tidak berharap lagi bersama Jhon gitu. Owan masih pendekatan dengan baik sama Mely gitu. Sampai Owan menyatakan cinta sama Mely gitu, ya Mely berpikir dengan baik gitu. Ya dari pada jomlo, ya lebih baik Mely menerima cinta Owan. Yaaa Owan senang jadian sama Mely gitu. Owan dan Mely menjalankan hubungan kisah cinta dengan baik gitu, ya dan ada rencana menikah gitu. Jhon masih bingung milih Pari atau Neetii gitu. Sebenarnya seperti cowok pada umumnya sih, ya Jhon ingin sih...dua gitu, yaaa Pari dan Neetii di terima dengan baik gitu. Jhon tetap harus memutuskan dengan baik, ya Pari atau Neetii gitu. Dengan merasakan dengan baik, ya pake hati, ya Jhon memilih Pari atau Neetii gitu. Rasa di hati Jhon, ya merasakan yang membuat diri bahagia adalah Pari gitu. Yaaa jadi Jhon jadian sama Pari, ya di terima dengan baik cinta Jhon sama Pari gitu. Ketika Pari bawa sama Jhon ke rumahnya untuk bertemu dengan Ibunya Jhon, Ibu Hesti. Yaaa awalnya Ibu Hesti tidak suka Pari gitu. Ya Pari terus berbuat baik sama Ibu Hesti, ya akhirnya jadi luluh juga gitu. Ibu Hesti menerima Pari dengan baik karena Jhon mencintai Pari gitu. Perjodohan Jhon dengan Neetii, ya di batalkan gitu. Ya Neetii yang tidak jadi bersama Jhon karena perjodohan orang tua, ya Neetii kembali ke pacarnya yang bernama Tono. Ya Tono kerjaannya seorang polisi di Kepolisian Lapor Pak! gitu. Segera menikahlah Tono dengan Neetii dan bahagia gitu. Jhon dan Pari, ya menjalankan kisah cinta dengan baik dan ada rencana nikahlah. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Hati. Perasaan. Tokoh Jhon memilih tokoh Pari dan tokoh Neetii, ya pake hati dengan baik tokoh Jhon milihnya. Yang di pilih tokoh Jhon adalah tokoh Pari gitu," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Lika liku kisah cinta...tokoh Jhon!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu sih...main permainan Keluarga Somat dan Hantu saja!" kata Eko.
"Okey main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan Keluarga Somat dan Hantu dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment