Budi dan Eko duduk di teras mesjid, ya setelah baca al qur'an, ya istirahatlah. Budi dan Eko menikmati minum kopi lah. Abdul masih baca al qur'an di dalam mesjid bersama orang-orang yang paham agama Islam.
"Kalau cinta. Walau gendut tetap cinta," kata Budi.
"Ya memang sih. Kalau cinta, ya walau gendut tetap cinta," kata Eko.
"Kalau janda, ya tetap cinta. Walau selisih umur dan juga keadaan status dalam perjalan hidup, ya tetap cinta," kata Budi.
"Ya....nama juga cinta," kata Eko.
Eko dan Budi menikmati minum kopi.
"Oh iya Budi. Nama tokoh yang sering di gunakan Budi dalam bercerita, ya kebanyakan nama artis. Pernyataannya Budi. Apakah sama kedudukannya dengan kerjaan media Tv yang mengangkat nama artis dengan cara di kaitkan persoalan baik dan buruk?" kata Eko.
"Kok. Ngomongnya gitu Eko. Kaya aku lagi di wawancarai dalam satu acara gitu. Untuk mencari penjelasaan dari pokok masalah yang di angkat menjadi berita?" kata Budi.
"Sekedar obrolan saja!" kata Eko.
"Memang sih sekedar obrolan. Ok lah. Aku jawab dengan baik. Ya beda lah Eko. Aku kan cuma lulusan SMA, ya jadi sekedar bercerita saja dan menggunakan nama artis. Kalau media Tv, ya beneran untuk mempromosikan nama artis, ya jadi terkenal dan lebih terkenal lagi," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
Budi dan Eko menikmati minum kopi.
"Memang hubungan urusan cinta harus menjaga kepercayaan," kata Eko.
"Tapi kenapa...urusan cinta di depan manis di belakang selingkuh, ya mungkin dengan mantan atau cewek gebetan baru gitu?" kata Budi.
"Nama cowok. Ada yang setia ada juga yang tidak," kata Eko.
Eko dan Budi menikmati minum kopi. Abdul berhenti baca al qur'an, ya keluar dari mesjid ke tempat Eko dan Budi duduk di teras mesjid, ya Abdul duduk bersama Budi dan Eko lah.
"Budi dan Eko. Asik ngomong apa?" kata Abdul.
"Cinta," kata Budi.
"Di depan apa? Di belakang apa? Ya urusan cinta antara setia dan tidak setia," Kara Eko.
"Urusan cinta toh. Ya nama jalan kehidupan manusia. Ada yang lurus dalam urusan cinta, ya setia. Ada juga urusan cintanya tidak lurus, ya tidak setia atau di sebut selingkuh lah," kata Abdul.
"Serba serabi urusan cinta," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Kalau di pikir dengan baik sih. Kaya sinetron cinta....pokok permasalahannya. Ya Budi dan Eko?" kata Abdul.
"Abdul....bener seratus persen," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Beneran sinetron. Acara Tv. Memang ceritanya menarik sih," kata Abdul.
"Berita Tv. Beritanya tentang mudik," kata Eko.
"Realitanya kan memang ada yang menjalankan mudik. Contoh : dari Jawa ke Lampung, ya pulang kampung ke Lampung karena ada orang tua di Lampung," kata Budi.
"Lebaran di kampung bertemu dengan sanak famili. Kata orang tua sih, ya mempung masih hidup bertemu. Jalan silaturahmi berjalan dengan baik. Kalau meninggal, ya tidak bisa lagi," kata Abdul.
"Banyak orang menyesal karena tidak bisa bertemu lagi dengan sanak famili yang di cintai karena meninggal," kata Budi.
"Zaman sekarang ada teknologi canggih....Hp. Mudah segalanya urusan sambung silaturahmi," kata Eko.
"Memang sih mudah silaturahmi dengan Hp gitu. Tapi tetap rasa yang di inginkan bertemu langsung gitu," kata Budi.
"Tradisi tetap tradisi," kata Eko.
"Budaya orang-orang Indonesia," kata Abdul.
"Sudah ngobrolnya. Lanjut baca al qur'an lagi!" kata Eko.
"Bener omongan Eko. Udahan ngobrolnya, ya lebih baik lanjut baca al qur'an!" kata Budi.
"Kalau begitu aku ikutan juga ah. Lanjut baca al qur'an!" kata Abdul.
Abdul, Eko dan Budi beranjak duduk dari teras mesjid, ya masuk ke dalam mesjid lah. Ketiganya duduk dengan baik di dalam mesjid, ya segera baca al qur'an dengan baik. Acara itikaf di mesjid, ya berjalan dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment