Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya setelah sholat tarawih dan baca al qur'an di mesjid. Budi dan Eko, ya menikmati minum kopi dan juga makan gorengan. Sedangkan Abdul tidak main ke rumah Budi, ya ada urusan dengan orang tua Abdul lah.
"Ada apa dengan kata yang di omongin Budi. Kutukan?" kata Eko.
"Banyak cerita yang aku baca sih di buku-buku. Ya tentang cerita kutukan sih. Salah satu cerita saja, ya Malin Kundang. Cerita anak yang durhaka pada Ibunya. Maka itu Ibu mengutuk Malin Kundang, ya jadi batu," kata Budi.
"Dongeng atau cerita rakyat. Cerita tentang Malin Kundang di kutuk Ibunya jadi batu, ya karena Malin Kundang....anak durhaka. Proses pendidikan yang di ajarkan pada pembaca yang membaca buku cerita Malin Kundang. Agar anak-anak tidak durhaka kepada orang tua. Dalam ajaran pendidikan agama Islam, ya tidak boleh membatah orang tua, ya berkata Ah saja tidak boleh. Dalam ajaran agama lain, ya tidak boleh juga durhaka pada orang tua karena orang tua yang mendidik anak dari kecil sampai dewasa," kata Eko.
"Pendidikan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, ya agar berjalan di jalan kebaikan. Ya anak yang berbakti, ya nurut apa perkataan orang tua demi kebaikan anak. Realita kenyataan, ya anak badung ada sih. Contoh : anak badung yang susah di didik orang tua, ya berita di Tv tentang remaja yang perang ini dan itu," kata Budi.
"Kalau urusan berita tentang berita di Tv, ya remaja tawuran ini dan itu sih. Topik yang di angkat dengan baik sama orang-orang Tv dan penyelesaiannya kan banyak orang-orang pinter yang biasa membahas ini dan itu. Ya agar masalah di masyarakat tentang ini dan itu, ya selesai masalahnya," kata Eko.
"Memang banyak orang-orang pinter yang kerja di Tv, ya membahas ini dan itu. Topik yang di angkat dan di bahas dengan baik dan akhirnya di selesaikan dengan baik masalah yang terjadi di masyarakat," kata Budi.
"Emmmmmm," kata Eko.
"Kalau Kutukan. Realita kenyataan ada apa tidak Eko?" kata Budi.
"Kutukan di realita kenyataan? Kalau cerita di masyarakat, ya kayanya ada sih!" kata Eko.
"Benaran ada Eko?" kata Budi.
"Ya...kemungkinan itu kecil. Tapi bisa jadi pasti, ya keadaan gitu. Contoh : ada orang di sakiti sama orang lain. Orang yang di sakiti, ya mengutuk orang menyakiti. Orang yang kena kutukan itu, ya sial dalam urusan apa pun?!" kata Eko.
"Orang kena kutukan, ya sial dalam urusan apa pun?!" kata Budi.
"Emmmmmm," kata Eko.
"Bagaimana mencabut kutukan itu?" kata Budi.
"Ya minta maaf lah," kata Eko.
"Minta maaf pada orang yang di sakiti. Orang di sakiti itu memaafkan orang yang menyakitinya dan kutukannya berakhir. Kalau ingat baik-baik...kaya cerita ajaran agama lain, ya Eko?" kata Budi.
"Ya memang cerita agama lain lah. Cerita yang aku omongin itu. Kenyataan banyak orang yang menyakiti orang lain dengan perkara kejahatan ini dan itu," kata Eko.
"Ya hidup di antara baik dan buruk. Maka itu Polisi menjaga keamanan dengan baik dan menangkap orang-orang buruk, ya di penjara," kata Budi.
"Siap Pak!" kata Eko.
"Ooooo acara Tv...Lapor Pak!" kata Budi.
"Obrolan kan tidak harus serius terus lah. Becanda dalam obrolan pasti ada lah," kata Eko.
"Obrolan ada becandaan agar tidak boring dalam obrolan," kata Budi.
"Emmnm," kata Eko.
"Kalau main catur saja!" kata Budi.
"Ok....main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment