CAMPUR ADUK

Tuesday, October 12, 2021

BINTANGKU

Budi duduk di depan rumah sedang bernyanyi dan main gitar, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Bintangku' :

Kupetik bintang di angkasa
Bintang nan tinggi bercahaya
Rasa tak sampai namun aku coba
Akhirnya kini kau dalam genggaman
Apakah cinta tulus ada
Untuk diriku yang biasa?
Rasa tak mungkin kumiliki kamu
Namun takdirnya kini kau denganku
Kau bintang hatiku
Oh bintang, teruslah kau bersinar
Terangi hatiku yang sepi
Bintangku, janganlah engkau jauh
Engkaulah pelita hidupku
Bersinar di dasar jiwaku
Tak pernah terbayangkan sebelumnya
Bahwa engkau 'kan jadi milikku
Kau bintang hatiku
Ho-o-o-o-oh ...
Oh bintang, teruslah kau bersinar
Terangi hatiku yang sepi
Bintangku, janganlah engkau jauh
Engkaulah pelita hidupku
Oh bintang, teruslah kau bersinar
Terangi hatiku yang sepi
Bintangku, janganlah engkau jauh
Engkaulah pelita hidupku
Bersinar di dasar jiwaku
Kaulah bintang hatiku

***

Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di halaman depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik. Budi, ya selesai main gitar dan juga menyanyi.

"Lagu siapa yang baru Budi nyanyikan dengan baik?!" kata Eko.

"Lagunya Putri dengan judul 'Bintangku'...," kata Budi.

"Ooooo lagu Putri dengan judul 'Bintangku'....kata Eko.

"Kalau menyukai seseorang bisa di umpamakan seperti bintang yang terus bersinar terang untuk memberikan kehangatan cahayanya sinarnya dengan baik," kata Budi.

"Bisa sih di umpakan bintang, ya menyukai seseorang. Sama aja menyukai artis, ya di sebut bintang dan berharap bintang yang di idolakan, ya sinarnya tidak pernah redup dan terus bersinar dengan baik di antara bintang lain yang bersinar dengan baik, ya menunjukkan cahaya dari bintang itu," kata Eko.

"Oooo bintang teruslah memberikan kebaikan pada ku," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Kopi...Eko?!" kata Budi.

"Iya. Ngopi!" kata Eko.

Budi beranjak dari duduknya, ya masih memegang gitarnya sih.

"Budi aku pinjam gitarnya!" kata Eko.

Budi memberikan gitar pada Eko dan berkata "Nieee".

Eko mengambil gitar dari tangan Budi. Ya Budi masuk ke dalam rumah, ya langsung ke dapur untuk untuk membuat kopi lah.

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko dengan judul 'Bintang Kecil' :

Bintang kecil
Di langit yang tinggi
Amat banyak
Menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada
Bintang kecil
Di langit yang tinggi
Amat banyak
Menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada
Bintang kecil
Di langit yang tinggi
Amat banyak
Menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada

***

Budi selesai membuat kopi, ya kopi di bawa ke depan rumah lah. Di depan rumah, ya kopi di taruh Budi di meja lah dan duduk lah Budi dengan baik. Eko masih menyanyikan lagu dan main gitar. Ya Budi ikutan bernyanyilah karena lagu yang dinyanyikan lagu anak-anak gitu. Sampai akhirnya, ya Eko dan Budi selesai menyanyikan lagu, ya Eko berhenti main gitar dan di gitar di taruh di samping kursi.

"Lagu anak-anak yang baru di nyanyikan yang berjudul 'Bintang Kecil', ya kembali kemasa anak-anak yang penuh dengan keceriaan, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Masa anak-anak penuh dengan keceriaan. Nostalgia saja!" kata Eko.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.

"Oooo iya ada kabar tentang berita duka, ya satu hari sih, ya aku lupa ngomongnya sama Eko, ya tentang teman kita, ya Kantina. Ayahnya meninggal," kata Budi.

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Kantina. Teman kita di masa SD, ya Budi?!" kata Eko.

"Iya. Teman kita di masa SD!" kata Budi.

"Ayahnya Kantina meninggal. Inalilahi wainalilahi rojiun," kata Eko.

"Takdirnya manusia, ya kalau sudah waktunya, ya meninggal dunia," kata Budi.

"Memang takdirnya manusia," kata Eko.

"Ada cerita tentang pemuda yang bisa melihat roh, ya pemuda itu bercerita tentang roh, ya bisa di bilang malaikat maut sih, ya malaikat telah bangun dari tidurnya maka ujian kematian di mulai. Dari sakit sampai kematian," kata Budi.

"Oooo cerita itu. Ya ujian sakit, ya masih mending sih. Ujian kecelakaan ini dan itu, ya matinya parah deh," kata Eko.

"Nama jalan kehidupan ini kan Eko?!" kata Budi.

"Iyalah...jalan kehidupan ini!" kata Eko.

"Oranga tua melihatnya anaknya seperti bintang harapan, yang membawa harapan kebaikan dari orang tua kan....Eko?!" kata Budi.

"Iya lah. Orang tua melihat anaknya seperti bintang. Sang anak benar-benar menjadi bintang yang di idolakan banyak penggemarnya, ya harapan orang tua terkabul dari doa dan usahanya dengan baik," kata Eko.

"Tidak harus menjadi artis kan Eko, ya bisa menjadi guru, ya tetap bintangnya orang tua kan, ya anak yang di harapkan orang tua menjadi orang yang berguna untuk dirinya dan orang banyak?!" kata Budi.

"Iya Budi. Tidak harus jadi artis. Pekerjaan seperti guru juga, ya jadi bintang di mata orang tua!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Maka itu anak kehilangan orang tua sedih banget. Ya begitu juga orang tua kehilangan anak, ya sedih juga," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko.

"Ya sudahlah Eko. Ngomongin tentang bintang!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Lebih baik main catur," kata Budi.

"Ok. Main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja, ya papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur dengan baik di papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK