CAMPUR ADUK

Wednesday, August 4, 2021

PUTERI HIJAU

Agafia selesai bermain dengan teman-teman di lapangan, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah, ya Agafia duduk santai di ruang tengah sambil membaca bukunya dengan baik.

Isi buku yang di baca Agafia :

Inilah kisah Putri Hijau, sebuah cerita rakyat Sumatera Utara. Di suatu daerah yang bernama Medan Deli, terdapat sebuah kerajaan dengan istana yang megah, istana tersebut bernama Istana Maimun. Kerajaan ini berdiri sekitar abad 15-16 Masehi. Kerajaan Melayu dipimpin oleh seorang raja bernama Sultan Muhayat Syah. Sultan Muhayat Syah memiliki 3 orang anak. Anak pertama bernama Mambang Yazid, anak kedua bernama Mambang Khayali, dan anak ketiga bernama Putri Hijau.

Ketiga anak Sultan Muhayat Syah ini memiliki kesaktian yang luar biasa. Mambang Yazid dapat mengubah dirinya menjadi seekor naga. Anak kedua, Mambang Khayali, bisa mengubah dirinya menjadi meriam. Sedangkan si bungsu, Putri Hijau, bisa memancarkan cahaya hijau di tubuhnya saat malam bulan purnama tiba. Putri Hijau tidak hanya bisa memancarkan cahaya, tetapi memiliki wajah yang sangat cantik. Banyak orang kagum dan terpesona dengan kecantikannya. Selain itu, sang putri memiliki sifat ramah dan murah hati kepada rakyatnya.

Ketika malam bulan purnama tiba, Putri Hijau sedang berjalan-jalan di taman istana. Sinar cahaya dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh. Hingga pancaran lampu hijau cantik mempelai wanita terlihat oleh kerajaan tetangga, kesultanan Aceh.

Sultan dikejutkan oleh seberkas cahaya hijau yang indah. Kepada pengawalnya, sultan memerintahkan untuk mencari lokasi sumber lampu hijau itu. Dari informasi yang diperoleh pengawalnya, ternyata lampu hijau itu datang dari seorang putri cantik dari kerajaan tetangga di daerah Deli.

Setelah mendengar penjelasan dari pengawalnya, sultan akhirnya berniat untuk menikahi Putri Hijau. Permohonan disiapkan, berbagai perhiasan dan beberapa pengawal dikirim untuk mengunjungi kerajaan Putri Hijau, namun lamaran itu di tolak oleh sang putri.

Penolakan lamaran tersebut membuat sultan Aceh menjadi sangat marah. Ia merasa bahwa Pemerintah Deli telah menebar permusuhan kepada Pemerintah Aceh. Untuk itu, sultan mengirimkan ratusan prajuritnya untuk menyerang Kerajaan Deli akibat penolakan Putri Hijau. Ternyata Kerajaan Deli begitu tangguh, perang tidak bisa dimenangkan oleh lawan. Akhirnya Kerajaan Deli memenangkan pertempuran tersebut.

Sultan tidak patah semangat, dengan kelicikannya, ia kemudian menembakkan senjatanya sebagai serangan terhadap Pemerintah Deli dengan peluru koin emas. Para prajurit Kerajaan Deli dengan senang hati mengambil koin emas itu. Sementara tentara pemerintah Deli sibuk mengambil koin emas, pemerintah Aceh akhirnya menyerang Deli Bersatu. Akibatnya, Kerajaan Deli mengalami kekalahan. Putra kedua sultan Deli, Bambang Khayali, tidak terima dengan kekalahan yang di derita kerajaannya. Dia mengubah tubuhnya menjadi meriam dan menembak musuh tanpa henti. Karena tembakan senjata yang berkepanjangan ke arah kekuatan di Aceh, peluru menjadi sangat panas. Akhirnya meriam itu pecah menjadi dua. Ujung pistol itu dibuang ke perbatasan kerajaan Aceh.

Melihat kehancuran itu, Kerajaan Deli mengaku kalah. Putri Hijau akhirnya di ambil alih oleh pemerintah Aceh. Arwah Yazid, adik Putri Hijau, akhirnya meminta syarat kepada sultan Aceh. Syarat itu tidak menyentuh Putri Hijau sampai mereka datang ke Aceh. Selain itu, Putri Hijau harus di bawa dengan kotak kaca, dan sesampainya di kawasan Jambu Air, Putri Hijau harus turun ke sungai untuk membakar dupa dan menabur padi dan telur. Setelah membakar dupa dan menabur padi dan telut, sang putri harus menyebut nama kakaknya sebanyak 3 kali. Persyaratan tersebut dipenuhi oleh sultan Aceh, karena dianggap mudah.

Putri Hijau dan Sultan beserta pengawalnya meninggalkan kapal pesiar kembali ke provinsi. Kapal pesiar dapat mengarungi sungai Deli yang konon pada zaman dahulu dilintasi kapal pesiar. Pink Water di daerah tersebut, Putri Hijau keluar dari kaca pengaman dan turun ke sungai untuk membakar dupa, menabur padi dan telur dan disebut "Yazid.. Kalender Kalender Kalender Yazid Yazid .. .. Ayo, saudaraku, dan selamatkan saudaramu dalam genggaman Sultan Aceh.” Akhirnya air sungai menjadi beriak, air menjadi gemuruh dan angin menjadi badai. Putri Hijau akhirnya kembali ke kotak kaca. Segera, petir menyambar tanpa henti dan langit menjadi gelap. Dalam situasi seperti itu, muncul seekor naga yang sebenarnya adalah jelmaan Mambang Yazid.

Akhirnya Putri Hijau yang berada di dalam kotak kaca itu terlempar ke sungai dan hanyut. Seekor naga yang merupakan jelmaan Mambang Yazid membawa kotak kaca berisi Putri Hijau ke dalam mulutnya dan membawanya ke laut. Hingga saat ini, tidak ada yang tahu apakah Putri Hijau masih hidup sebagai manusia atau telah menghilang.

***

Agafia selesai membaca bukunya.

"Cerita yang bagus," kata Agafia.

Agafia menutup bukunya dan buku di taruh di meja. Agafia pun beranjak dari duduknya di ruang tengah ke dapur untuk membantu ibu memasak di dapur.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK