Hari ini adalah hari ulang tahun raja. Raja mengundang seluruh teman-temannya dan beberapa penyihir ke istana. Raja menjamu para tamunya dengan baik. Makanan yang dihidangkan pun amat enak. Raja terlihat asyik bercengkerama dengan semua orang yang hadir di pestanya. Namun, raja tak sadar bahwa ia telah membicarakan hidung penyihir yang besar. Semua orang yang hadir di sana pun tertawa.
“Hidung penyihir yang besar itu memang sangat lucu,” seru raja sambil tertawa.
Para penyihir yang mendengar perkataan raja tersebut langsung memegangi hidung mereka. Mereka menjadi sangat malu dengan ucapan raja.
“Kau menghina kami,” ucap salah satu penyihir. Seketika, raja menyadari kesalahannya.
“Ah, aku tak bermaksud menghina kalian. Tolong, maafkan aku,” pinta raja.
Namun, para penyihir sudah telanjur marah. Mereka langsung pergi meninggalkan pesta itu. Raja merasa sangat bersalah.
“Aku akan mengutukmu. Kelak ketika kau memiliki seorang anak, anakmu akan memiliki hidung besar seperti hidung kami,” ucap salah satu penyihir sambil berlalu meninggalkan pesta.
Hal itu membuat raja dan ratu menjadi sedih. Mereka tak ingin anak mereka memiliki hidung besar. Mereka ingin anak mereka normal seperti anak-anak lainnya. Beberapa bulan kemudian, ratu melahirkan seorang anak laki-laki. Benar saja, anak itu memiliki hidung yang sangat besar. tak seperti anak pada umumnya. Raja pun memerintahkan semua pelayannya untuk meyakinkan pangeran bahwa hidung sang pangeranlah yang normal, sedangkan hidung orang lain tak normal.
Semua pelayan mematuhi perintah raja. Akibatnya, hingga pangeran dewasa, ia menganggap hidungnyalah yang normal, sedangkan hidung orang lain tak normal. Pangeran berhidung besar itu bernama Pangeran Arnold. Pangeran Arnold tak pernah diizinkan pergi ke luar istana. Raja tak mau orang-orang menertawakan anaknya yang berhidung besar. Namun, pada suatu hari, raja hendak menjodohkan Pangeran Arnold dengan seorang putri yang sangat cantik dari kerajaan tetangga.
“Kau harus menemui putri itu di kerajaannya,” ucap raja.
“Baik, Ayah. Aku akan menemui putri itu dan membawanya pulang ke istana kita.” balas Pangeran Arnold.
Tak lupa, raja menyuruh pelayan Pangeran Arnold untuk selalu meyakinkan Pangeran Arnold, bahwa hidung Pangeran Arnold itulah yang normal. Pangeran Arnold memang merasa dirinyalah yang normal, sedangkan orang lain yang berhidung kecil tidak normal. Pangeran Arnold pun berangkat dengan pelayannya menuju ke kerajaan tetangga. Saat sampai di kerajaan itu, banyak sekali orang yang memperhatikan Pangeran Arnold. Mereka tertawa melihat hidung Pangeran Arnold yang besar.
“Kenapa mereka tertawa melihat hidungku? Bukankah hidung mereka yang tak normal?” tanya Pangeran Arnold kepada pelayannya.
“Mereka iri melihat hidung pangeran yang normal, sementara hidung mereka tak normal,” jawab pelayannya, berbohong.
Begitu pula dengan putri yang ditemui oleh Pangeran Arnold. Ia juga tertawa melihat hidung Pangeran Arnold. Namun, Pangeran Arnold tak menghiraukan tawa sang putri. Ia pun mengulurkan tangannya kepada sang putri. Olala, saat Pangeran Arnold hendak mencium tangan putri, hidungnya menghalanginya. Saat itulah, Pangeran Arnold tersadar bahwa hidungnyalah yang tak normal.
“Aku tak bisa mencium tanganmu karena hidungku terlalu besar. Rupanya, selama ini orang-orang di istana membohongiku,” kata Pangeran Arnold.
Tiba-tiba, muncul sebuah keajaiban. Hidung pangeran Arnold mengecil dan akhirnya menjadi normal. Ternyata, sihir yang diberikan oleh si penyihir akan hilang jika Pangeran Arnold mengakui bahwa dirinyalah yang tak normal. Pangeran Arnold lalu membawa pulang sang putri. Mereka pun menikah di istana Pangeran Arnold. Raja dan ratu juga menjadi sangat bahagia dengan perubahan hidung Pangeran Arnold.
***
Jajang terus membaca buku tersebut sampai pesan moral yang di tulis di buku dengan baik yaitu dari pada berbohong, Iebih baik berkata jujur meskipun menyakitkan. Akuilah kekurangan diri sendiri. Jangan sampai membohongi diri sendiri, apalagi orang lain.
Jajang selesai membaca bukunya, ya memahami isi buku tersebut dan berkata " Cerita yang bagus asal dari Perancis."
Jajang menutup buku dan buku di taruh di meja dengan baik.
No comments:
Post a Comment