CAMPUR ADUK

Wednesday, August 4, 2021

NIKMATNYA SUP BATU

Lela selesai membantu ibunya mencuci dan menjemur pakaian gitu. Lela santai di ruang tengah, ya membaca buku cerita yang di sukai Lela.

Isi buku yang di baca Lela :

Tersebutlah kisah seorang prajurit yang baru pulang dari medan perang, dan sampailah sang serdadu itu di sebuah perkampungan. Dengan langkah kaki yang gagah sang prajurit itu berjalan, memilih rumah yang dianggapnya bagus di kampung tersebut. Maklumlah sang prajurit itu sudah beberapa hari hanya berjalan di hutan belantara dan gurun yang gersang. Ingin sekali rasanya dia mencicipi makanan orang rumah. Maka sampailah di sebuah rumah, yang menurut dia pasti rumahnya orang kaya yang banyak makanannya. Diketuklah pintu rumah itu resebut, dan sang prajurit meminta makanan kepada tuan ruamh tersebut. "Maap tuan prajurit kami tidak mempunyai makanan yang cukup untuk dibagikan," begitulah jawaban yang diterima sang serdadu dari yang si empunya rumah.

Tidak menyerah sampai disitu sang serdadu terus melangkah mendekati rumah yang lainnya. Setelah itu sampailah di pojokkan kampung tersebut disana ada sebuah rumah yang cukup besar dan yang lebih menarik dari rumah itu adalah kebersihan. Begitu resik dan asri sekali rumah itu, pasti yang tinggalnya orang yang sangat mengerti tentang kesehatan, membatin sang serdadu dalam hatinya. "Maap Tuan, saya mampir kerumah tuan hanya meminta sedikit makanan," kata si prajurit kepada tuan rumah itu. Namun jawaban yang diterima tidak jauh beda dari rumah yang pertama dia pinta makanannya, tetapi tuan rumah ini ada sedikit ramah dalam tutur katanya. "Maap tuan kamipun tidak punya makanan yang bisa kami makan," kata sang tuan rumah itu.

"Tidak apa-apa kalau tidak punya makanan, tetapi apakah Bapak punya periuk untuk masak?" tanya sang prajurit itu kepada tuan rumah itu. Sang tuan ramah mengambilkan periuk masak dan memberikannya kepada sang serdadu yang kelaparan itu. "Tolong periuk masak ini di isi air dan dimasak di perapian, setelah mendidih nanti akan saya masakan sup yang paling enak," ucap prajurit ini.   

Diletakannya periuk masak yang sudah diisi dengan air itu dia atas perapian, setelah perapian itu menyala, sang prajurit memasukan pula sebuah batu kedalam periuk masak itu. Tentu saja sang tuan rumah merasa heran dengan apa yang dilakukan sang serdadu ini. "Mengapa batu itu dimasukkan kedalam sana?" Ucap tuan rumah. "Dengan batu ini kita akan membuat sup yang lezat, makanya kalau tuan punya garam tolonglah dimasukan ke dalam periuk masak ini biar lebih nikmat supnya".

"Jika tuan punya wortel boleh juga di masukan biar ada sanyurannya," berkata sang serdadu.

"Ya, kebetualan tadi pagi kami baru mencabutnya dari kebun," menjawab sang tuan rumah, terus mengeluarkan dan membersihkan sayuran tersebut dan memotong-motong serta memasukannya kedalam periuk masak tersebut.

Sambil menunggu sup matang, sang serdadu bercerita pengalamannya dimedan tempur. "Apakah tuan mempunyai bawang, biar lebih wangi lagi sup ini," tentu saja sang tuan rumah itu mengambilkan beberapa siung bawang dan dimasukkan ke dalam periuk itu.

"Bertahun-tahun saya meninggalkan rumah untuk berjuang membela bangsa dan negara ini."

"Dan sudah selama ini pula saya meninggalkan rumah jauh dari orang tua, rasanya saya ingin sekali memakan kubis, tentu saja kubis sangat cocok kalau dimasak sama sup," berujar kembali sang serdadu tersebut.

Mendengar itu sang tuan dengan cepat memberikan perintah kepada istrinya untuk mencabut kubis di kebun belakang rumah meraka.

"Lengkaplah sudah sayuran dalam sup ini," berkata sang serdadu itu kepada sang tuan rumah sambil terus bercerita tentang pengalaman yang dia peroleh selama berjuang di medan tempur.

Di aduknya sup itu dengan kayu panjang yang dibuat khusus untuk pengaduk sup dalam periuk masak tersebut. Tak lama berselang, anak sang tuan rumah pulang dari pekerjaan sebagai pemburu dan membawa beberap ekor binatang hasil buruannya, dan diantaranya ada beberapa ekor kelinci yang gemuk.

"Wah sangat-sangat kebetulan sekali ini!" Lantas saja sang prajurit berteriak, "Kita bersihakan kelinci itu dan kita potong  kecil-kecil dagingnya".

Maka tidak selang beberapa lama kemudian daging kelinci itu telah masuk kedalam periuk masak tersebut, dan tercium bau aroma makanan yang mengudang selera makan. Setelah sup itu dirasa matang maka sang tuan pun mempersilahkan sang prajurit itu untuk makan sup itu bersama-sama, akhirnya sup itu menjadi santapan yang begitu lezat sekali.

"Memang batu sup itu sungguh hebat," berkata sang tuan rumah memuji kehebatan sang prajurit itu.

Dan sang prajurit itupun sangat bertema kasih kepada sang tuan rumah tersebut, maka batu sup tersebut di hadiahkannya. Serta berpesan bahwa batu ini bisa terus menerus di buat sup, dengan catatan sang tuan rumah harus mengikuti cara yang telah dilakukan sang prajurit tadi. Begitulah sang prajurit yang gagah perkasa ini melanjutkan perjalanan pulangnya, dari kampung tersebut menuju kampung lainnya yang dilaluinya. Tetapi di tengah jalan sebelum memasuki kampung tersebut sang prajurit yang pemberani ini memunggut kembali sebuah batu.

***

Lela selesai membaca bukunya.

"Cerita yang bagus dari asal Belgia," kata Lela.

Lela menutup bukunya dan di taruh di bukunya di meja.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK