Isi buku yang di baca Wu Qian :
Ada seorang petani yang hidupnya miskin. Setiap hari ia berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberikan uang perak kepadanya. Hingga suatu hari, petani itu pergi ke ladangnya. Celananya robek terkena pohon berduri. Lelaki itu lalu mencabut tanaman berduri itu. Hal itu dilakukannya agar duri di pohon itu tak mengenai orang lain yang lewat. Saat petani mencabut tanaman itu, ia melihat sebuah kendi berisi uang perak yang tertanam di hawah tanaman tersebut. Alangkah senang hati petani itu.
“Tetapi, sepertinya ini bukan uang untukku. Ini milik orang lain.” ujar si Petani. Ia pun meninggalkan kendi berisi uang perak itu di tempat semula.
Sesampainya di rumah, si Petani menceritakan hal itu pada istrinya. Sang istri pun memarahinya.
“Harusnya kau membawa uang perak itu ke rumah! Itu rezeki kita,” seru istrinya.
“Kalau memang rezeki kita, pasti uang itu akan kembali pada kita,” jawab si Petani.
Istrinya menceritakan hal itu kepada tetangganya. Tetangganya mau mengambil uang perak itu, asalkan uang itu dibagi dua dengannya. Istri petani pun menyetujuinya. Tetangganya pergi ke ladang milik petani. Di sana ada sebuah kendi. Namun, kendi itu bukan berisi uang perak, tetapi berisi ular yang sangat besar. Tetangganya berpikir bahwa istri petani ingin mencelakainya.
“Rupanya istri petani itu membodohiku.” ujar si Tetangga.
“Akan aku lemparkan kendi ular ini ke rumah petani itu,” dengusnya.
Si Tetangga lalu membawa kendi berisi ular tersebut. Sesampainya di rumah Petani, ia melemparkan kendi itu ke rumah tersebut. Kendi itu masuk ke cerobong perapian rumah petani. Petani dan istrinya kaget mendengar sesuatu yang jatuh di perapian rumahnya. Mereka pun memeriksanya.
“Apa yang terjadi dengan perapian kita?” tanya Istri Petani.
“Sepertinya ada yang melempar sesuatu ke rumah kita,” jawab Petani.
Petani itu langsung memeriksa perapiannya. Alangkah kagetnya ia saat menemukan kendi yang ia tinggalkan di ladangnya.
“Ini adalah kendi yang ada di ladangku. Tetapi kenapa kendi ini bisa berada di sini?” ujar Petani, bingung. Ia melihat ke dalam kendi. Ada banyak uang perak di sana, bukan ular.
“Itu berarti kendi berisi uang perak itu adalah rezeki kita,” jawab Istri Petani.
Petani itu setuju dengan istrinya. Dia dan istrinya sangat senang. Dengan uang perak itu, mereka tidak akan hidup kesusahan lagi.
“Terima kasih,Tuhan. Engkau telah mengabulkan doaku selama ini,” ucap Petani.
***
Wu Qian terus membaca bukunya dengan baik sampai pesan moral yang di tulis dengan baik di buku yaitu tuhan menyayangi orang-orang yang selalu berdoa kepada-Nya.
Wu Qian selesai membaca bukunya, ya memahami apa yang ia baca dengan baik dan buku di taruh di meja.
"Cerita yang bagus asal cerita dari Afganistan," kata Wu Qian.
Wu Qian beranjak dari duduknya, ya keluar dari rumah untuk bermain dengan teman-temannya di lapangan gitu.
No comments:
Post a Comment