Dono diam di ruang tamu, ya mendengar suara-suara gaib yang menjelaskan suluruh rahasia dunia ini.
"Aku seharusnya sudah tidur selamanya, kenapa masih melangkah di dunia ini yang penuh dengan kesemuan," kata Dono yang merenung mendengarkan suara-suara gaib.
Kasino selesai makan di ruang makan, ya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dono.
"Kenapa Don. Di hari lebaran ini, kamu masih seperti orang yang tidak punya semangat gini?" kata Kasino.
"Aku tetap masih mendengarkan suara-suara gaib yang menjelaskan rahasia isi dunia ini. Seharus aku telah tidur selamanya, kenapa aku masih hidup....walau kenyataannya aku jenuh sekali melihat seisi dunia ini cuma sekedar ini dan itu," kata Dono.
"Aku tidak seperti mu Don, yang bangun dari tidur mu yang panjang dan tiba-tiba kamu bisa mendengarkan suara-suara gaib. Tapi berusaha untuk memahami mu...Don," kata Kasino.
"Terima kasih Kasino, kamu mau memahami ku. Tapi masalah ku tidak kunjung selesai. Sudah berkali-kali lebaran suara-suara gaib terus saja menceritakan ini dan itu. Aku ingin tidak mendengar lagi rahasia ilahi di muka bumi. Yang di cari semua orang kebenarannya ini dan itu," kata Dono.
"Aku paham sebagai teman yang baik. Ada yang menjagai kamu Don begitu juga aku, tapi aku tidak bisa mendengar suara-suara gaib," kata Kasino.
"Malaikat terus saja mengikuti ku," kata Dono penuh kejujuran.
"Malaikat memang terus menjaga kita Don, sampai waktunya kita meninggal. Kamu tidak jadi mati mungkin ada makna untuk hidup di muka bumi ini. Menjelaskan kebenaran bahwa Tuhan satu dan para penjaga waktu yang di perintahkan Tuhan, Malaikat untuk menjaga ciptaan di dunia ini untuk waktunya di tidurkan selamanya," kata Kasino.
"Itulah kebenaran itu. Kematian itu yang baik keberuntungan di muka bumi ini karena terbebas dari urusan dunia yang tidak akan habisnya karena di but akan pikirkan yang bodoh saja," kata Dono.
"Aku paham Don. Sebaliknya kita tidak membahas masalah ini yang mungkin hanya orang paham ilmu agama yang mengerti kebenarannya. Jadi lebih baik kita bersenang-senang menikmati keadaan ini seperti biasanya," kata Kasino.
"Iya," kata Dono.
Dono pun tidak merenung lagi di ruang tamu, jadi ia ke ruang tengah untuk nonton Tv, ya Kasino juga. Indro ya asik nonton Tv sambil menikmati kue lebaran...ya cukil gigi.
Malaikat maut tetap menjagai Dono, untuk menunggu hari di mana Dono akan di tidurkan selama-lamanya.
CAMPUR ADUK
Sunday, May 24, 2020
Saturday, May 23, 2020
KEGELAPAN JIWA
Dodo terdiam ketika mendengar suara takbir yang di kumandangkan dari mesjid.
"Aku telah banyak berbuat salah. Aku teringat masa kecil ku. Kegembiraan ku merayakan hari lebaran. Ada waktu untuk berubah," kata Dodo.
Dodo pun segera ke belakang membersihkan diri untuk bersiap sholat Idul Fitri di rumah.
"Aku telah suci dan bersih," kata Dodo.
Dodo pun menyuruh teman-temannya masih terdiam saja memikirkan kehidupan diri mereka tidak berubah. Dodo membimbing teman-temannya yang kehilangan sesuatu karena penuh dengan kegelapan jiwa karena jauh dari Tuhan. Teman-teman Dodo pun mengerti nasehat Dodo dengan baik, maka semuanya berbenah diri ke belakang.
Dengan sabar Dodo menunggu teman-temannya. Kesabaran itu menjadi hal yang menyenangkan buat Dodo, ya melihat teman-temannya telah suci dan bersih. Mulai sholat Idul Fitri di rumah. Dodo yang masih mengingat ilmu agama, ya jadi imam sholat Idul Fitri.
Jalan sholat Idul Fitri penuh dengan baik banget. Dodo dan teman-temannya kembali ke jalan di penuh kebaikan karena tobat semua untuk tidak di jalan penuh dengan keburukan karena pergaulan ini dan itu yang menciptakan kesesatan dalam jiwa menjadi gelap. Setelah kembali semuanya cahaya itu terasa hangat membuat mengerti arti pentingnya dari perayaan lebaran kembali ke fitra, ya suci dan bersih.
Walau Sebenarnya di rumah tidak ada apa-apa untuk sebagai makan lebaran, tetap semuanya membawa suasana penuh kebahagiaan seperti masa kecil semuanya seperti lebaran Idul Fitri penuh dengan nilai kebaikan.
Masa-masa sulit dengan keadaan pademi corona tidak sebanding dengan keadaan Dodo yang hampir mati berkali-kali karena kebodohannya. Tapi di hari lebaran Idul Fitri, kesadaran itu mutlak bahwa hidup ini sekali lebih baik di jalanan dengan jalan kebaikan. Teman-teman Dodo pun banyak kebodohan mereka, ya ada yang masuk penjara karena kebodohan juga.
Rasa sadar itu tidak datang terlambat karena masih hidup. Di hari lebaran Idul Fitri, ya di rayakan dengan keadaan seadanya dengan baik di rumah saja.
APA BENAR APA TIDAK?
Dono, ya asik mengetik di leptopnya... ya di ruang tamu. Kasino, ya asik main game di Hp-nya di ruang tamu. Indro di ruang tengah, ya lagi asik baca artikel di Hp-nya tentang penyakit asma yang dapat di sembuh dengan mengkonsumsi daging kelelawar. Dono, ya menyelesaikan mengetik di leptopnya dan segera di simpan dengan baik baru leptop di matikan.
Dono pun mulai membuka jaringan internet lewat Hp-nya untuk membaca komik, ya di pilihlah komik yang di baca Dono...ternyata yang menarik di baca Dono adalah Dr. Stone. Dengan seksama Dono membaca komik. Indro, ya menyelesaikan baca artikel di Hp-nya, jadi pindah duduk dari ruang tengah ke ruang tamu.
Indro, ya duduk di sebelah Dono dan melihat ulah Dono yang membaca komik.
"Dr. Stone," celoteh Indro.
"Iya," saut Dono.
"Don," kata Indro.
"Apa?" tanya Dono.
"Daging kelalawar, apakah benar obat untuk orang yang penyakit asma?" tanya Indro.
Dono pun berhenti baca komiknya dan berkata "Antara percaya atau tidak sih?!".
"Gimana denganmu Kasino. Daging kelelawar, apakah benar obat untuk orang penyakit asma?" tanya Indro.
Kasino berhenti main game di Hp-nya dan berkata "Mungkin, tapi kan. Kelelawar juga penyebab penyakit pernapasan yang berkembang saat ini".
"Virus Corona, maksudnya!" kata Indro menegaskan.
"Iya," saut Kasino.
"Kotoran kelelawar. Kalau berdasarkan cerita komik di Dr. Stone yang aku baca. Bahwa kotoran kelelawar mengandung asam nitrat. Dan asam nitrat itu berbahaya setelah aku cek ke artikel yang menjelaskan asam nitrat tersebut," kata Dono sedikit ngelantur pembicaraan.
"Apa hubungan komik dengan daging kelelawar sebagai obat asma?" tanya Indro.
"Hubungan sama-sama kelelawar aja, ya kaitannya kotoran kelelawar," kata Dono.
"Memang sama sih, kalau di pikir ada kaitannya. Penyakit asma pun sama juga penyakit pernapasan, apalagi dengan virus corona yang terdapat di kotoran kelelawar. Jadi...apakah benar kelelawar itu obat buat penyakit asma?" kata Indro.
"Ya, tidaklah. Ada data aku tentang orang yang mengkonsumsi daging kelelawar, tetap saja tidak sembuh juga penyakit asmanya. Masalahnya penyakit asma ini penyakit pernapasan. Apa yang menyebabkan penyakit pernapasan itu?" kata Dono.
"Penyakit pernapasan. Ya otomatis virus..kan," kata Kasino.
"Iya, virus. Kalau aku terkena flu saja sampai bersin-bersin. Itu penyebabnya, udara dingin dan debu. Berarti biasa saja makluk mikro organisme masuk lewat saluran pernapasan, jadinya penyempitan rongga pernafasan," kata Indro.
"Itu, tahu," kata Dono.
"Itu, tahu," kata Kasino.
"Ya, tahulah aku baca di artikel. Cuma apakah benar daging kelelawar obat asma. Padahal kotoran kelelawar pembawa penyakit virus corona?" kata Indro.
"Kalau di baca di artikel sih. Ya memang kotoran kelelawar itu pembawa virus corona. Tapi kalau lebih lanjutnya, ya aku tidak pernah memeriksanya ke laboratorim," kata Dono.
"Sama aku juga," kata Kasino.
"Jangan-jangan sama aja dengan cerita komik. Bahwa kotoran kelelawar mengandung asam nitrat. Asam yang berbahaya," kata Indro.
"Sekedar obrolan ngaur sana sini tidak ada masalahkan. Kita ini bukan dokter," kata Dono.
"Bener omongan Dono. Kita ini bukan dokter. Kalau sakit ke dokter supaya minta di obatin," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Ya, kalau begitu sih. Lebih baik ke dokter kalau sakit dari pada mencari obat alternatif untuk sembuh. Sembuh kagak, eee malah sakit. Sudahlah jangan di bahas lagi," kata Indro.
Indro pun pindah duduk dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino, ya kembali main game di Hp-nya.
"Apa benar, kotoran kelelawar mengandung asam nitrat. Ah, cuma cerita di komik Dr. Stone," kata Dono.
Dono, ya kembali baca komik di Hp-nya dengan santai.
Friday, May 22, 2020
WAKTU HIDUP ITU SINGKAT
Indro pun menangis sedih. Dono dan Kasino ingin nonton Tv di ruang tengah, ya melihat Indro menangis.
"Indro kenapa...kamu menangis?" tanya Dono.
"Waktu hidup itu singkat ya," kata Indro.
"Maksudnya?" tanya Dono.
"Iya, maksudnya Indro?" tanya Kasino.
"Orang meninggal karena sakit. Sudah di rawat baik-baik di rumah sakit agar di selamatkan...eeee meninggal dunia juga," penjelasan Indro.
Dono dan Kasino, ya melihat dengan baik tontonan yang di Tv di tonton Indro.
"Bener...Don. Sudah di rawat baik-baik di rumah sakit meninggal juga," kata Kasino.
"Kalau sudah meninggal mah. Inalilahi wainalilahi rojiun. Cuma tontonan aja. Hidup ini singkat tidak ada yang tahu kapan kita meninggal? Apalagi masih di bulan ramadhan lebih baik mengucapkan maaf ke pada semua orang. Awal lebih baik dari pada akhir" kata Dono.
"Maksudnya Don, aku tidak mengerti?" tanya Indro.
"Maksudnya Dono itu. Untuk apa nunggu hari raya Idul Fitri meminta maaf, sekarang juga boleh. Kan kamu sendiri yang ngomong Indro. Waktu hidup itu singkat. Banyak orang yang tidak sampai Idul Fitri, ya sudah meninggal dunia," penjelasan Kasino.
"Bener omonganmu Dono, Kasino. Lebih baik awal mengucap maaf ya. Walau kadang kita tidak ada salah dan juga untuk apa di tunggu tepat waktu saat Idul Fitri, sekarang juga boleh. Karena waktu hidup itu singkat," kata Indro.
"Kalau begitu, ganti aja tontonannya. Jangan nonton acara Tv yang membuat mu menangis!" kata Dono.
"Iya," kata Indro.
Indro pun mengganti chanel Tv dengan tontonan yang tidak membuat dirinya sedih. Dono dan Kasino tidak jadi nonton Tv, ya jadinya ke ruang tamu untuk baca buku. Tiba-tiba, Kasino menangis dan Dono melihatnya.
"Kasino kenapa kamu menangis?" tanya Dono.
"Waktu hidup itu singkat...ya. Aku teringat kucing kesayanganku ku telah lama sih meninggal sih," kata Kasino.
"Ya...ampun, Kasino...ikhlasin aja....ya sudah pergi ya sudah pergi, jangan di inget jadi sedih," kata Dono.
"Iya," kata Kasino menghapus air matanya.
Dono, ya mau baca buku dan Kasino juga. Tiba-tiba terdengar suara toa dari mesjid pemberitahuan tentang Pak Mansur meninggal dunia. Dono, Kasino dan Indro langsung mengucap "Inalilahi wainalilahi rojiun".
"Waktu hidup itu singkat. Belum sampe Idul Fitri. Pak Mansur sudah meninggal. Semoga amal ibadahnya di terima Alloh SWT," kata Dono.
"Amin, Don," saut Kasino.
Dono, Kasino dan Indro, ya segera berbenah diri untuk melayat ke rumah Pak Mansur, yang baru meninggal dunia.
"Indro kenapa...kamu menangis?" tanya Dono.
"Waktu hidup itu singkat ya," kata Indro.
"Maksudnya?" tanya Dono.
"Iya, maksudnya Indro?" tanya Kasino.
"Orang meninggal karena sakit. Sudah di rawat baik-baik di rumah sakit agar di selamatkan...eeee meninggal dunia juga," penjelasan Indro.
Dono dan Kasino, ya melihat dengan baik tontonan yang di Tv di tonton Indro.
"Bener...Don. Sudah di rawat baik-baik di rumah sakit meninggal juga," kata Kasino.
"Kalau sudah meninggal mah. Inalilahi wainalilahi rojiun. Cuma tontonan aja. Hidup ini singkat tidak ada yang tahu kapan kita meninggal? Apalagi masih di bulan ramadhan lebih baik mengucapkan maaf ke pada semua orang. Awal lebih baik dari pada akhir" kata Dono.
"Maksudnya Don, aku tidak mengerti?" tanya Indro.
"Maksudnya Dono itu. Untuk apa nunggu hari raya Idul Fitri meminta maaf, sekarang juga boleh. Kan kamu sendiri yang ngomong Indro. Waktu hidup itu singkat. Banyak orang yang tidak sampai Idul Fitri, ya sudah meninggal dunia," penjelasan Kasino.
"Bener omonganmu Dono, Kasino. Lebih baik awal mengucap maaf ya. Walau kadang kita tidak ada salah dan juga untuk apa di tunggu tepat waktu saat Idul Fitri, sekarang juga boleh. Karena waktu hidup itu singkat," kata Indro.
"Kalau begitu, ganti aja tontonannya. Jangan nonton acara Tv yang membuat mu menangis!" kata Dono.
"Iya," kata Indro.
Indro pun mengganti chanel Tv dengan tontonan yang tidak membuat dirinya sedih. Dono dan Kasino tidak jadi nonton Tv, ya jadinya ke ruang tamu untuk baca buku. Tiba-tiba, Kasino menangis dan Dono melihatnya.
"Kasino kenapa kamu menangis?" tanya Dono.
"Waktu hidup itu singkat...ya. Aku teringat kucing kesayanganku ku telah lama sih meninggal sih," kata Kasino.
"Ya...ampun, Kasino...ikhlasin aja....ya sudah pergi ya sudah pergi, jangan di inget jadi sedih," kata Dono.
"Iya," kata Kasino menghapus air matanya.
Dono, ya mau baca buku dan Kasino juga. Tiba-tiba terdengar suara toa dari mesjid pemberitahuan tentang Pak Mansur meninggal dunia. Dono, Kasino dan Indro langsung mengucap "Inalilahi wainalilahi rojiun".
"Waktu hidup itu singkat. Belum sampe Idul Fitri. Pak Mansur sudah meninggal. Semoga amal ibadahnya di terima Alloh SWT," kata Dono.
"Amin, Don," saut Kasino.
Dono, Kasino dan Indro, ya segera berbenah diri untuk melayat ke rumah Pak Mansur, yang baru meninggal dunia.
KESEPAKATAN
Indro pulang dari pasar langsung di beresin barang belanjaannya. Mulai Indro memasak ketupat dan masak ayam yang di buat opor. Singkat waktu. Masakan pun jadi semuanya. Indro mulai duduk santai di ruang tamu. Kasino sedang WA keluarga lewat Hpnya untuk mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir batin. Dono, ya WA juga sama keluarga untuk mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir batin.
Indro ikutan juga WA sama keluarga untuk mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir batin. Dono, ya selesai hubungan dengan keluarga lewat Hp-nya...ya segera melanjutkan ketikannya di leptopnya. Kasino juga selesai juga hubungan dengan keluarga dengan Hp-nya....ya melanjutkan kerjaanya baca buku.
Indro, ya selesai juga hubungan dengan keluarga lewat Hp-nya. Tiba-tiba Indro berpikir dengan sholat Idul Fitri jadi berkata pada Dono dan Kasino "Don, Kasino...sholat Idul Fitrinya di rumah aja, di mesjid, dan terakhir apa di lapangan?".
Dono menghentikan mengetik di leptopnya dan Kasino, ya menghentikan baca bukunya.
"Sholat Idul Fitri, ya lebih baik di mesjid..aja!" kata Dono.
"Sholat Idul Fitri, ya lebih baik di lapangan aja!" kata Kasino.
"Mesjid dan di lapangan. Tapi di berita di Tv...katanya lebih baik sholat di rumah aja!" kata Indro.
"Sebenarnya kalau di rumah sih...tidak ada masalah di jalankan, karena kita bisa jadi imam sholat semua...jadi menjalankan sholat Idul Fitri di rumah mudah di jalankan dengan baik. Beda dengan orang-orang tidak bisa...kan," kata Dono.
"Iya, bener omongan Dono. Kita mampu menjalankan sholat Idul Fitri di rumah, tapi masalahnya...rasanya kurang gitu..ibarat masakan tidak di kasih bumbu jadinya hambar suasana Idul Fitri tidak sholat di mesjid atau di lapangan.....alias kebiasaan sih," kata Kasino.
"Iya, juga ya...rasanya aneh gitu. Lebih baik sholat Idul Fitrinya di mesjid aja!" kata Indro.
"Sepakat," saut Dono dan Kasino bersamaan.
"Masalahnya, ya tentang virus corona ini yang bikin momok di masyarakat yang pertama. Yang kedua, jika sholat Idul Fitri di mesjid dan lapangan pasti masalahnya tidak berubah yaitu kemacetan," kata Indro.
"Iya, juga ya. Tapi kita tidak ada masalah ke dua-duanya. Jadi aman. Sholat ke mesjid kan...jalan kaki. Mesjid dekat dari rumah," kata Dono.
"Bener omongan Dono lah. Kita tidak ada masalah," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Ya, sudah lah sholat Idul Fitrinya di mesjid aja. Aku pengurus mesjid. Tidak ada masalah," kata Indro yang tegas.
"Sip!!!" kata Dono dan Kasino sambil mengacungkan jempol masing-masing ke Indro.
Dono melanjutkan mengetik di leptopnya. Kasino, ya baca buku lagi. Indro, ya pindah duduk dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv, ya nonton berita.
Indro ikutan juga WA sama keluarga untuk mengucapkan selamat Idul Fitri mohon maaf lahir batin. Dono, ya selesai hubungan dengan keluarga lewat Hp-nya...ya segera melanjutkan ketikannya di leptopnya. Kasino juga selesai juga hubungan dengan keluarga dengan Hp-nya....ya melanjutkan kerjaanya baca buku.
Indro, ya selesai juga hubungan dengan keluarga lewat Hp-nya. Tiba-tiba Indro berpikir dengan sholat Idul Fitri jadi berkata pada Dono dan Kasino "Don, Kasino...sholat Idul Fitrinya di rumah aja, di mesjid, dan terakhir apa di lapangan?".
Dono menghentikan mengetik di leptopnya dan Kasino, ya menghentikan baca bukunya.
"Sholat Idul Fitri, ya lebih baik di mesjid..aja!" kata Dono.
"Sholat Idul Fitri, ya lebih baik di lapangan aja!" kata Kasino.
"Mesjid dan di lapangan. Tapi di berita di Tv...katanya lebih baik sholat di rumah aja!" kata Indro.
"Sebenarnya kalau di rumah sih...tidak ada masalah di jalankan, karena kita bisa jadi imam sholat semua...jadi menjalankan sholat Idul Fitri di rumah mudah di jalankan dengan baik. Beda dengan orang-orang tidak bisa...kan," kata Dono.
"Iya, bener omongan Dono. Kita mampu menjalankan sholat Idul Fitri di rumah, tapi masalahnya...rasanya kurang gitu..ibarat masakan tidak di kasih bumbu jadinya hambar suasana Idul Fitri tidak sholat di mesjid atau di lapangan.....alias kebiasaan sih," kata Kasino.
"Iya, juga ya...rasanya aneh gitu. Lebih baik sholat Idul Fitrinya di mesjid aja!" kata Indro.
"Sepakat," saut Dono dan Kasino bersamaan.
"Masalahnya, ya tentang virus corona ini yang bikin momok di masyarakat yang pertama. Yang kedua, jika sholat Idul Fitri di mesjid dan lapangan pasti masalahnya tidak berubah yaitu kemacetan," kata Indro.
"Iya, juga ya. Tapi kita tidak ada masalah ke dua-duanya. Jadi aman. Sholat ke mesjid kan...jalan kaki. Mesjid dekat dari rumah," kata Dono.
"Bener omongan Dono lah. Kita tidak ada masalah," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Ya, sudah lah sholat Idul Fitrinya di mesjid aja. Aku pengurus mesjid. Tidak ada masalah," kata Indro yang tegas.
"Sip!!!" kata Dono dan Kasino sambil mengacungkan jempol masing-masing ke Indro.
Dono melanjutkan mengetik di leptopnya. Kasino, ya baca buku lagi. Indro, ya pindah duduk dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv, ya nonton berita.
Wednesday, May 20, 2020
BECANDAAN
Dono sedang asik duduk di ruang tamu sedang asik mengetik di leptopnya. Kasino, ya sibuk ngurus tanaman di pot di halaman belakang. Indro, asik nonton Tv...ya Berita. Saat iklan di Tv. Indro pun pindah duduk di ruang tengah ke ruang tamu, ya duduk bersama Dono.
"Don, ke gereja yuk," kata Indro.
Dono, ya terkejut dengan omongan Indro jadi berhenti mengetik dan berkata "Apa aku tidak salah dengar Indro, kamu ngajak aku ke gereja?".
"Engak. Beneran," kata Indro yang tegas banget.
"Ayo!" kata Dono menantang.
Dono, ya langsung menyimpan hasil ketikannya lalu di matikan leptopnya. Dono bangun dari duduknya.
"Ayo...kita ke gereja," kata Dono menantang lagi.
"Don, enggak jadi. Cuma becandaan!" kata Indro.
"Ayo lah kita ke gereja. Kebetulan hari libur....kenaikan Isa Almasih," kata Dono.
"Becanda Don. Jangan serius gitu ah!!" kata Indro.
Dono pun duduk kembali dan berkata "Sebenarnya aku tahu...Indro. Kamu becanda!" kata Dono.
"Di ajak becanda, kamu Don...selalu sikapnya serius. Kaya Beneran aja!" kata Indro.
"Padahal kalau beneran tidak masalah. Aku tinggal telepon aja teman aku yang agama Kristen untuk menemani aku masuk gereja...bersamamu Indro," kata Dono.
"Jadi, Don kamu udah pernah masuk gereja?" tanya Indro yang tegas.
"Sudah. Ya bukan gereja sih. Tapi rumah ibadah yang lain juga pernah. Niatnya ingin tahu saja, berteman dan menghormati agama lain. Tetap aja aku Islam," kata Dono.
"Kalau aku. Cuma ke mesjid. Takut pindah agama gitu alias pindah agama," kata Indro.
"Kalau itu sih pikirkan penuh rasa takut ini dan itu, jadinya ilmunya tidak berkembang. Ya aku mendatangi rumah ibadah agama lain tujuanya untuk penelitian saja. Untuk mengetahui konsep hidup yang jalani agama lain," penjelasan Dono.
"Oh, begitu," kata Indro.
"Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv," kata Dono.
"Iya," saut Indro.
Dono membawa leptopnya ke kamarnya, ya di taruh di meja belajar setelah itu ya nonton Tv di ruang tengah. Kasino, ya selesai ngurusin tanaman di pot di halaman belakang jadi masuk rumah dan langsung ke ruang tamu...duduk di sofa. Indro masih duduk di ruang tamu.
"Kasino, apa kamu percaya Dono pernah masuk gereja?" tanya Indro.
"Percaya...Dono masuk gereja. Kan Dono itu bidangnya pemerintahan, ya otomatis tujuanya untuk mengambil data-data orang Kristen untuk bahan tulisannya," kata Kasino.
"Orang Kristen itu tahu kalau di teliti Dono?" kata Indro.
"Ada yang tahu, ada juga yang tidak," kata Kasino.
"Berarti, Dono pernah baca kitab Injil?" tanya Kasino.
"Iya," kata Kasino.
"Berarti, beneran Dono mempelajari semua agama tujuan ilmunya ingin ia kembangkan," kata Indro.
"Nama juga haus ilmu," kata Kasino.
"Sudahlah, tidak bahas lagi. Aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya," saut Kasino.
Indro, ya pindah duduknya dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Dono...acaranya berita. Kasino, ya mulai main game di Hp-nya. Ketiganya tetap ada berada di rumah saja.
"Don, ke gereja yuk," kata Indro.
Dono, ya terkejut dengan omongan Indro jadi berhenti mengetik dan berkata "Apa aku tidak salah dengar Indro, kamu ngajak aku ke gereja?".
"Engak. Beneran," kata Indro yang tegas banget.
"Ayo!" kata Dono menantang.
Dono, ya langsung menyimpan hasil ketikannya lalu di matikan leptopnya. Dono bangun dari duduknya.
"Ayo...kita ke gereja," kata Dono menantang lagi.
"Don, enggak jadi. Cuma becandaan!" kata Indro.
"Ayo lah kita ke gereja. Kebetulan hari libur....kenaikan Isa Almasih," kata Dono.
"Becanda Don. Jangan serius gitu ah!!" kata Indro.
Dono pun duduk kembali dan berkata "Sebenarnya aku tahu...Indro. Kamu becanda!" kata Dono.
"Di ajak becanda, kamu Don...selalu sikapnya serius. Kaya Beneran aja!" kata Indro.
"Padahal kalau beneran tidak masalah. Aku tinggal telepon aja teman aku yang agama Kristen untuk menemani aku masuk gereja...bersamamu Indro," kata Dono.
"Jadi, Don kamu udah pernah masuk gereja?" tanya Indro yang tegas.
"Sudah. Ya bukan gereja sih. Tapi rumah ibadah yang lain juga pernah. Niatnya ingin tahu saja, berteman dan menghormati agama lain. Tetap aja aku Islam," kata Dono.
"Kalau aku. Cuma ke mesjid. Takut pindah agama gitu alias pindah agama," kata Indro.
"Kalau itu sih pikirkan penuh rasa takut ini dan itu, jadinya ilmunya tidak berkembang. Ya aku mendatangi rumah ibadah agama lain tujuanya untuk penelitian saja. Untuk mengetahui konsep hidup yang jalani agama lain," penjelasan Dono.
"Oh, begitu," kata Indro.
"Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv," kata Dono.
"Iya," saut Indro.
Dono membawa leptopnya ke kamarnya, ya di taruh di meja belajar setelah itu ya nonton Tv di ruang tengah. Kasino, ya selesai ngurusin tanaman di pot di halaman belakang jadi masuk rumah dan langsung ke ruang tamu...duduk di sofa. Indro masih duduk di ruang tamu.
"Kasino, apa kamu percaya Dono pernah masuk gereja?" tanya Indro.
"Percaya...Dono masuk gereja. Kan Dono itu bidangnya pemerintahan, ya otomatis tujuanya untuk mengambil data-data orang Kristen untuk bahan tulisannya," kata Kasino.
"Orang Kristen itu tahu kalau di teliti Dono?" kata Indro.
"Ada yang tahu, ada juga yang tidak," kata Kasino.
"Berarti, Dono pernah baca kitab Injil?" tanya Kasino.
"Iya," kata Kasino.
"Berarti, beneran Dono mempelajari semua agama tujuan ilmunya ingin ia kembangkan," kata Indro.
"Nama juga haus ilmu," kata Kasino.
"Sudahlah, tidak bahas lagi. Aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya," saut Kasino.
Indro, ya pindah duduknya dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Dono...acaranya berita. Kasino, ya mulai main game di Hp-nya. Ketiganya tetap ada berada di rumah saja.
Tuesday, May 19, 2020
MENIKMATI MAKAN SAHUR
Dono terus mengetik di leptopnya di kamarnya untuk menyelesaikan tulisannya. Waktu semakin larut banget. Akhirnya kerjaan Dono selesai juga..ya istirahat lah. Dono keluar dari kamarnya, ya duduk di ruang tengah untuk nonton Film Kejora di Hp-nya. Kasino, ya sibuk masak makanan di dapur untuk sahur, ya akhirnya selesai juga. Kasino pun, ya istirahatlah untuk nonton Tv di ruang tengah.
Kasino melihat Dono asik nonton film di Hp-nya, ya ingin tahu apa film yang di tonton Dono?.
"Film Kejora, tumben nonton Don," kata Kasino.
"Suasana hati aja!!!" kata Dono.
"Oh, begitu. Indro belum pulang itikaf di mesjid?" kata Kasino.
"Belum selesai acara di mesjidnya. Acara itikaf di mesjid kan cuma pengurus mesjid aja. Gak banyak orang. Tidak seperti tahun lalu," kata Dono.
"Semua...ini karena pademi covid 19. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Mengajarkan manusia bersikap disiplin, sayang pada diri sendiri dan juga lingkungan sekitar," kata Kasino.
"Tetap saja kalau lihat di TV, disiplin susah terapkan. Contohnya paling utama budaya antri, eeee malah desak-desakan untuk siapa cepat dia dapet langsung pulang," kata Dono.
"Bener juga omongan mu Dono. Tapi ngomong-ngomong...kita termasuk itikaf atau enggak ya?" kata Kasino.
"Bisa sih...kalau sampe sahur nanti kita baca Al Qur'an. Niatnya aja sudah dapetlah itikaf.... di rumah saja," kata Dono.
"Kalau di pikir dengan baik. OK. Sama aja. Niat baik selalu di ridhoi Alloh SWT," kata Kasino.
"Amin," kata Dono.
"Kok di aminin," kata Kasino.
"Ucapan mu Kasino itu Doa...jadi aminin," kata Dono.
"Iya, juga. Amin ya robbal aalamiin," kata Kasino.
Kasino pun tidak jadi nonton Tv jadi ke ruang tamu untuk baca AL Qur'an. Dono, ya menuntaskan nonton Film Kejora, baru deh baca AL Qur'an lewat aplikasi di Hp-nya. Malam makin larut banget. Waktu sudah menunjukkan jam tiga pagi. Dono dan Kasino, ya menyelesaikan baca AL Qur'an-nya. Mulai keduanya bersiap untuk makan sahur di ruang makan. Indro pun pulang dari acara itikaf di mesjid dan seperti biasa mengucap salam saat masuk rumah "Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam," jawab Dono dan Kasino bersamaan dengan suara keras.
Indro, ya menaruh AL Qur'an di kamarnya, baru menyantap makan sahur yang di buat Kasino. Ketiganya menikmati makan sahur dengan penuh senang gitu. Pengurus masjid dari mesjid, ya dengan toa membangunkan warga masyarakat untuk sahur karena sudah waktunya sahur. Indro, ya pindah makan sahur di ruang makan ke ruang tengah, ya untuk nonton Tv gitu.
Dono dan Kasino, ya selesai makan sahur jadi beres-beres gitu. Indro tetap santai makan sahur sambil nonton Tv yang acara ya bagus. Dono dan Kasino telah selesai makan sahur, ya nonton Tv. Indro pun selesai makan sahur, ya beres-beres. Setelah itu Indro nonton Tv bersama Dono dan Kasino di ruang tengah. Sampai adzan subuh di kumandangkan dari mesjid dan kedengaran sampai di rumah. Ketiganya melaksanakan sholat subuh di rumah saja.
"Suasana hati aja!!!" kata Dono.
"Oh, begitu. Indro belum pulang itikaf di mesjid?" kata Kasino.
"Belum selesai acara di mesjidnya. Acara itikaf di mesjid kan cuma pengurus mesjid aja. Gak banyak orang. Tidak seperti tahun lalu," kata Dono.
"Semua...ini karena pademi covid 19. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Mengajarkan manusia bersikap disiplin, sayang pada diri sendiri dan juga lingkungan sekitar," kata Kasino.
"Tetap saja kalau lihat di TV, disiplin susah terapkan. Contohnya paling utama budaya antri, eeee malah desak-desakan untuk siapa cepat dia dapet langsung pulang," kata Dono.
"Bener juga omongan mu Dono. Tapi ngomong-ngomong...kita termasuk itikaf atau enggak ya?" kata Kasino.
"Bisa sih...kalau sampe sahur nanti kita baca Al Qur'an. Niatnya aja sudah dapetlah itikaf.... di rumah saja," kata Dono.
"Kalau di pikir dengan baik. OK. Sama aja. Niat baik selalu di ridhoi Alloh SWT," kata Kasino.
"Amin," kata Dono.
"Kok di aminin," kata Kasino.
"Ucapan mu Kasino itu Doa...jadi aminin," kata Dono.
"Iya, juga. Amin ya robbal aalamiin," kata Kasino.
Kasino pun tidak jadi nonton Tv jadi ke ruang tamu untuk baca AL Qur'an. Dono, ya menuntaskan nonton Film Kejora, baru deh baca AL Qur'an lewat aplikasi di Hp-nya. Malam makin larut banget. Waktu sudah menunjukkan jam tiga pagi. Dono dan Kasino, ya menyelesaikan baca AL Qur'an-nya. Mulai keduanya bersiap untuk makan sahur di ruang makan. Indro pun pulang dari acara itikaf di mesjid dan seperti biasa mengucap salam saat masuk rumah "Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam," jawab Dono dan Kasino bersamaan dengan suara keras.
Indro, ya menaruh AL Qur'an di kamarnya, baru menyantap makan sahur yang di buat Kasino. Ketiganya menikmati makan sahur dengan penuh senang gitu. Pengurus masjid dari mesjid, ya dengan toa membangunkan warga masyarakat untuk sahur karena sudah waktunya sahur. Indro, ya pindah makan sahur di ruang makan ke ruang tengah, ya untuk nonton Tv gitu.
Dono dan Kasino, ya selesai makan sahur jadi beres-beres gitu. Indro tetap santai makan sahur sambil nonton Tv yang acara ya bagus. Dono dan Kasino telah selesai makan sahur, ya nonton Tv. Indro pun selesai makan sahur, ya beres-beres. Setelah itu Indro nonton Tv bersama Dono dan Kasino di ruang tengah. Sampai adzan subuh di kumandangkan dari mesjid dan kedengaran sampai di rumah. Ketiganya melaksanakan sholat subuh di rumah saja.
MELODI CINTA
Dengan santai Ahmad membawa motornya di jalan Jenderal Sudirman kota Balikpapan. Sampai di sebuah rumah makan, ya niatnya Ahmad membeli makan untuk buka puasa. Saat mau masuk rumah makan, ya ada perempuan cantik yang ke luar dari rumah makan. Ahmad mengenali perempuan cantik itu. Jauh di dalam pikirkan saat melihat perempuan yang Ahmad kenal, Putri.
Melodi cinta mengalun di pikirkan Ahmad, ingin bersama dengan putri. Ahmad pun menyadarkan dirinya dengan petikan dari jarinya. Ahmad pun, ya mendekati Putri sekedar ngobrol aja. Pak Rafi, Bapaknya Putri ada di situ. Ahmad pun tidak jadi untuk ngobrol dengan Putri, karena Bapak Putri...ya galak. Ahmad pun berusaha tidak terlihat Pak Rafi termasuk Putri.
Masuklah Ahmad ke rumah makan.
"Aman diri ku," kata Ahmad.
Ahmad pun memesan makan ke Teguh pegawai di rumah makan. Ya seperti biasa Teguh menyiapkan makan yang di pesan Ahmad. Duduk Ahmad untuk menunggu pesannya yang di siapkan Teguh. Ada buku di meja.
"Buku siapa ini ya?" kata Ahmad.
Ahmad mencari pemilik buku tersebut. Putri dateng mendekati Ahmad.
"Putri ada apa?" tanya Ahmad.
"Maaf buku aku," kata Putri.
"Buku, Putri," kata Ahmad sambil memberikan buku tersebut.
"Terima kasih," kata Putri.
"Iya," kata Ahmad.
Putri pun keluar dari rumah makan. Ahmad terus memandangi Putri. Melodi cinta pun mengalun di pikirkan Ahmad yang ingin bersama Putri. Teguh membawa pesan Ahmad, ya melihat Ahmad yang terbuai dengan melihat Putri...jadi di petikan jari untuk menyadarkan Ahmad.
"Putri..kan," kata Teguh.
"Bukan," kata Ahmad.
"Eeeet...ini bukan puasa jangan bohong!" kata Teguh.
"Iya, aku akui. Putri yang aku lihat," kata Ahmad.
"Kalau saran aku cepetan nyatain cinta ke Putri, ya keburuan di ambil cowok lain yang menyukai Putri," kata Teguh.
"Nyatain cinta ke Putri. Terakhir kali aku ingin mencoba nyatain cinta ke Putri. Aku berhadapan dengan Pak Rafi, Bapaknya Putri...ya akhirnya kacau deh. Galaknya bukan main. Protektif banget jagain anak gadisnya....satu-satunya," penjelasan Ahmad.
"Kalau begitu sih. Derita kamu, Ahmad. Ya jalannin aja seperti biasa aja....seperti air mengalir. Nanti nyampe juga sampe tujuan," kata Teguh.
"Ok, aku jalanin seperti biasa aja," kata Ahmad.
Ahmad pun memberikan uang pas ke Teguh untuk membayar pesan makan yang di pesan Ahmad. Segeralah keluarlah Ahmad dari rumah makan dan juga segera naik motornya, ya balik ke rumahnya. Sampai di rumah. Tepat banget waktu buka puasa. Ahmad pun berbuka puasa bersama Hery, ya temannya Ahmad. Setelah buka puasa. Ahmad dan Hery, ya sholat magrib bersama. Baru deh nonton Tv di ruang tengah.
"Berita lagi berita lagi," kata Ahmad.
"Berita dulu. Setelah itu baru deh nonton film," kata Hery.
"Iya, aku mengerti. Tujuan untuk mengetahui perkembangan ini dan itu yang di beritakan di Tv," kata Ahmad.
"Itu tahu!!!" kata Hery.
Hery dan Ahmad, ya santai nonton berita ya masih perkembangan penanggulan covid 19 yang ini dan itu bukan di Indonesia saja, tapi di negara lain. Tiba-tiba Ahmad ke pikirkan dengan Putri, ya sampe nyeletuk sih "Putri". Hery mendengar celetukan Ahmad.
"Lagi mikiran cewek ya?" kata Hery.
"Iya, Putri terus di pikirkan. Kata ada Melodi cinta yang mengalun di pikirkan yang ingin bersama Putri. Tapi ketika aku petik jari. Ya sirnah semuanya. Cuma hayalan saja," kata Ahmad yang terus terang.
"Ya, kalau suka sama cewek yang di sukai. Kebanyakan cowok, ya kaya kamu, Ahmad. Ada melodi cinta di pikirkan gitu," kata Hery.
"Bagaimana....ya menyelesaikan masalah aku?" kata Ahmad.
"Ya, saran aku sih. Nyatain aja cinta sama Putri. Keburu di rebut cowok lain," kata Hery.
"Masalahnya Bapaknya galak sih," kata Ahmad.
"Jalaninya dengan cara, air mengalir sampai tujuan. Pasti dapet cinta Putri," kata Hery.
"Berteman seperti biasanya. Tujuannya membuat Putri nyaman dengan ku. Bapaknya Putri, ya percaya dengan aku dan mengikhlaskan anaknya bersama aku," kata Ahmad yang optimis.
"Baru itu bener," kata Hery yang menegaskan omongan Ahmad.
Hery dan Ahmad, ya santai nonton Tv sampai waktunya sholat Isya dan Tarawih. Keduanya menjalankan ibadah di rumah saja.
Melodi cinta mengalun di pikirkan Ahmad, ingin bersama dengan putri. Ahmad pun menyadarkan dirinya dengan petikan dari jarinya. Ahmad pun, ya mendekati Putri sekedar ngobrol aja. Pak Rafi, Bapaknya Putri ada di situ. Ahmad pun tidak jadi untuk ngobrol dengan Putri, karena Bapak Putri...ya galak. Ahmad pun berusaha tidak terlihat Pak Rafi termasuk Putri.
Masuklah Ahmad ke rumah makan.
"Aman diri ku," kata Ahmad.
Ahmad pun memesan makan ke Teguh pegawai di rumah makan. Ya seperti biasa Teguh menyiapkan makan yang di pesan Ahmad. Duduk Ahmad untuk menunggu pesannya yang di siapkan Teguh. Ada buku di meja.
"Buku siapa ini ya?" kata Ahmad.
Ahmad mencari pemilik buku tersebut. Putri dateng mendekati Ahmad.
"Putri ada apa?" tanya Ahmad.
"Maaf buku aku," kata Putri.
"Buku, Putri," kata Ahmad sambil memberikan buku tersebut.
"Terima kasih," kata Putri.
"Iya," kata Ahmad.
Putri pun keluar dari rumah makan. Ahmad terus memandangi Putri. Melodi cinta pun mengalun di pikirkan Ahmad yang ingin bersama Putri. Teguh membawa pesan Ahmad, ya melihat Ahmad yang terbuai dengan melihat Putri...jadi di petikan jari untuk menyadarkan Ahmad.
"Putri..kan," kata Teguh.
"Bukan," kata Ahmad.
"Eeeet...ini bukan puasa jangan bohong!" kata Teguh.
"Iya, aku akui. Putri yang aku lihat," kata Ahmad.
"Kalau saran aku cepetan nyatain cinta ke Putri, ya keburuan di ambil cowok lain yang menyukai Putri," kata Teguh.
"Nyatain cinta ke Putri. Terakhir kali aku ingin mencoba nyatain cinta ke Putri. Aku berhadapan dengan Pak Rafi, Bapaknya Putri...ya akhirnya kacau deh. Galaknya bukan main. Protektif banget jagain anak gadisnya....satu-satunya," penjelasan Ahmad.
"Kalau begitu sih. Derita kamu, Ahmad. Ya jalannin aja seperti biasa aja....seperti air mengalir. Nanti nyampe juga sampe tujuan," kata Teguh.
"Ok, aku jalanin seperti biasa aja," kata Ahmad.
Ahmad pun memberikan uang pas ke Teguh untuk membayar pesan makan yang di pesan Ahmad. Segeralah keluarlah Ahmad dari rumah makan dan juga segera naik motornya, ya balik ke rumahnya. Sampai di rumah. Tepat banget waktu buka puasa. Ahmad pun berbuka puasa bersama Hery, ya temannya Ahmad. Setelah buka puasa. Ahmad dan Hery, ya sholat magrib bersama. Baru deh nonton Tv di ruang tengah.
"Berita lagi berita lagi," kata Ahmad.
"Berita dulu. Setelah itu baru deh nonton film," kata Hery.
"Iya, aku mengerti. Tujuan untuk mengetahui perkembangan ini dan itu yang di beritakan di Tv," kata Ahmad.
"Itu tahu!!!" kata Hery.
Hery dan Ahmad, ya santai nonton berita ya masih perkembangan penanggulan covid 19 yang ini dan itu bukan di Indonesia saja, tapi di negara lain. Tiba-tiba Ahmad ke pikirkan dengan Putri, ya sampe nyeletuk sih "Putri". Hery mendengar celetukan Ahmad.
"Lagi mikiran cewek ya?" kata Hery.
"Iya, Putri terus di pikirkan. Kata ada Melodi cinta yang mengalun di pikirkan yang ingin bersama Putri. Tapi ketika aku petik jari. Ya sirnah semuanya. Cuma hayalan saja," kata Ahmad yang terus terang.
"Ya, kalau suka sama cewek yang di sukai. Kebanyakan cowok, ya kaya kamu, Ahmad. Ada melodi cinta di pikirkan gitu," kata Hery.
"Bagaimana....ya menyelesaikan masalah aku?" kata Ahmad.
"Ya, saran aku sih. Nyatain aja cinta sama Putri. Keburu di rebut cowok lain," kata Hery.
"Masalahnya Bapaknya galak sih," kata Ahmad.
"Jalaninya dengan cara, air mengalir sampai tujuan. Pasti dapet cinta Putri," kata Hery.
"Berteman seperti biasanya. Tujuannya membuat Putri nyaman dengan ku. Bapaknya Putri, ya percaya dengan aku dan mengikhlaskan anaknya bersama aku," kata Ahmad yang optimis.
"Baru itu bener," kata Hery yang menegaskan omongan Ahmad.
Hery dan Ahmad, ya santai nonton Tv sampai waktunya sholat Isya dan Tarawih. Keduanya menjalankan ibadah di rumah saja.
Saturday, May 16, 2020
BANYAK ORANG BAIK
Minggu yang tenang. Alex keluar rumah, ya mengeluarkan sepedah juga dan berkata dengan suara keras "Ibu, Alex pergi main dulu".
Ibu mendengar omongan Alex tersebut, ya segera bergerak buru-buru dan melihat Alex yang ingin mengayuh sepedahnya, jadi Ibu berkata "Alex tunggu dulu!".
Alex tidak jadi mengayuh sepedahnya.
"Apa Ibu?"
"Alex beliin Ibu sayur, tempe dan cabe di warung Ibu Selvi, ini uangnya!"
Alex mengambil uang dari tangan Ibunya dan berkata "Baik Ibu".
Alex pun mengayuh sepedahnya. Ibu pun masuk rumah untuk ya beres-beres rumah. Dengan santai Alex mengayuh sepedahnya di jalan Daeng Tata 1 kota Makasar. Sampai di warung wakojaya, ya pemilik ya Ibu Selvi. Alex segera membeli sayur, tempe dan cave pesan Ibu.
Alex, ya mendengar omongan Ibu Selvi dengan langganannya Ibu Mita membicarakan tentang bantuan sosial berbentuk sembako yang di berikan Presiden Joko Widodo ke warga tidak mampu.
"Enak ya dapet sembako dari Presiden Joko Widodo," kata Ibu Mita ya kepingin dapet bantuan gitu.
"Iya, bantuan itu nolong yang tidak mampu," kata Silvi.
Pembicaraan itu, ya singkat aja karena Ibu Mita telah membeli apa yang di perlukan di warung Ibu Selvi dan segera Ibu Mita pulang ke rumahnya. Alex segera membeli sayur, tempe dan cabe di warung Ibu Selvi. Dengan segera Ibu Selvi melayanin permintaan Alex dan setelah itu di bayar Alex dengan uang pas.
Alex pun pulang ke rumah dengan santai mengayuh sepedahnya. Sampai di rumah.
"Asalamualaikum, Ibu," kata Alex.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu.
"Ibu, ini pesan Ibu," kata Alex sambil memberikan plastik berisi sayur, tempe dan cabe.
Ibu memeriksa plastik tersebut.
"Bener semuanya," kata Ibu.
"Ibu, Alex...main ya!" kata Alex.
"Iya, tapi ingat pulangnya sebelum buka puasa ya!" kata Ibu.
"Iya, Ibu. Asalamualaikum," kata Alex.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu.
Alex keluar rumah dan segera mengaduh sepedahnya. Dengan santai Alex mengaduh sepedahnya di jalan Daeng Tata 1 kota Makasar. Sampai di rumah Lary, yang sedang asik nonton Tv di ruang tamu. Alex, ya bertamulah.
"Asalamualaikum," salam Alex.
"Waalaikumsalam," jawab Lary.
Alex pun masuk rumah Lary dan nonton Tv.
"Lary, kenapa kamu nonton berita kaya orang dewasa. Kitakan masih anak-anak?" kata Alex.
"Tadi aku nonton kartun. Acara kartunnya abis ya nonton beritalah akhirnya," kata Lary.
"Berita tentang bantuan sosial berbentuk sembako dan uang tunai," kata Alex.
"Iya, banyak orang baik di Indonesia ini," kata Lary.
"Padahal tadi, saat di warung di obrolin tuh bantuan sosial bentuk sembako dan yang tunai...sama Ibu-Ibu," cerita Alex.
"Di depan rumah aku juga kalau Ibu-Ibu ngerumpi yang di omongin bangun sosial berbentuk sembako dan uang tunai. Kaya kepingin dapet tuh," kata Lary.
"Bener omongan kamu Lary, kepingin dapet bantuan gitu," kata Alex.
"Sudahlah jangan ngomongin urusan orang tua," kata Lary.
"Ya sudah. Main, yuk!" kata Alex.
"Main apa?" kata Lary.
"Main apa ya?" kata Alex yang berpikir panjang.
"Main kartu remi aja. Cangkolan gitu," kata Lary.
"Ok, main kartu remi aja!" kata Alex.
Lary pun mengambil kartu remi di kamarnya. Setelah itu baru deh di mulai main kartu remi yang ngocok Alex karena kalah suit sama Lary. Permian kartu remi berjalan dengan baik, ya sampai waktu mendekati magrib gitu. Permainan kartu pun bubaran, ya Alex pamit pulang sama Lary. Segera Alex membawa sepedahnya menuju pulang ke rumah. Sampai suara adzan di kumandangkan Lary, ya sedang buka puasa dengan orang tuanya di rumah. Alex masih buru-buru menuju rumahnya. Ya sampai juga di rumah Alex. Segera masuk rumah dan buka puasa bersama Ibu dan Ayah.
"Puasa ku hari ini pol," kata Alex.
"Anak Ibu pinter," kata Ibu.
Setelah buka puasa Alex berbenah diri untuk sholat magrib di rumah bersama Ayah dan Ibu.
Ibu mendengar omongan Alex tersebut, ya segera bergerak buru-buru dan melihat Alex yang ingin mengayuh sepedahnya, jadi Ibu berkata "Alex tunggu dulu!".
Alex tidak jadi mengayuh sepedahnya.
"Apa Ibu?"
"Alex beliin Ibu sayur, tempe dan cabe di warung Ibu Selvi, ini uangnya!"
Alex mengambil uang dari tangan Ibunya dan berkata "Baik Ibu".
Alex pun mengayuh sepedahnya. Ibu pun masuk rumah untuk ya beres-beres rumah. Dengan santai Alex mengayuh sepedahnya di jalan Daeng Tata 1 kota Makasar. Sampai di warung wakojaya, ya pemilik ya Ibu Selvi. Alex segera membeli sayur, tempe dan cave pesan Ibu.
Alex, ya mendengar omongan Ibu Selvi dengan langganannya Ibu Mita membicarakan tentang bantuan sosial berbentuk sembako yang di berikan Presiden Joko Widodo ke warga tidak mampu.
"Enak ya dapet sembako dari Presiden Joko Widodo," kata Ibu Mita ya kepingin dapet bantuan gitu.
"Iya, bantuan itu nolong yang tidak mampu," kata Silvi.
Pembicaraan itu, ya singkat aja karena Ibu Mita telah membeli apa yang di perlukan di warung Ibu Selvi dan segera Ibu Mita pulang ke rumahnya. Alex segera membeli sayur, tempe dan cabe di warung Ibu Selvi. Dengan segera Ibu Selvi melayanin permintaan Alex dan setelah itu di bayar Alex dengan uang pas.
Alex pun pulang ke rumah dengan santai mengayuh sepedahnya. Sampai di rumah.
"Asalamualaikum, Ibu," kata Alex.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu.
"Ibu, ini pesan Ibu," kata Alex sambil memberikan plastik berisi sayur, tempe dan cabe.
Ibu memeriksa plastik tersebut.
"Bener semuanya," kata Ibu.
"Ibu, Alex...main ya!" kata Alex.
"Iya, tapi ingat pulangnya sebelum buka puasa ya!" kata Ibu.
"Iya, Ibu. Asalamualaikum," kata Alex.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu.
Alex keluar rumah dan segera mengaduh sepedahnya. Dengan santai Alex mengaduh sepedahnya di jalan Daeng Tata 1 kota Makasar. Sampai di rumah Lary, yang sedang asik nonton Tv di ruang tamu. Alex, ya bertamulah.
"Asalamualaikum," salam Alex.
"Waalaikumsalam," jawab Lary.
Alex pun masuk rumah Lary dan nonton Tv.
"Lary, kenapa kamu nonton berita kaya orang dewasa. Kitakan masih anak-anak?" kata Alex.
"Tadi aku nonton kartun. Acara kartunnya abis ya nonton beritalah akhirnya," kata Lary.
"Berita tentang bantuan sosial berbentuk sembako dan uang tunai," kata Alex.
"Iya, banyak orang baik di Indonesia ini," kata Lary.
"Padahal tadi, saat di warung di obrolin tuh bantuan sosial bentuk sembako dan yang tunai...sama Ibu-Ibu," cerita Alex.
"Di depan rumah aku juga kalau Ibu-Ibu ngerumpi yang di omongin bangun sosial berbentuk sembako dan uang tunai. Kaya kepingin dapet tuh," kata Lary.
"Bener omongan kamu Lary, kepingin dapet bantuan gitu," kata Alex.
"Sudahlah jangan ngomongin urusan orang tua," kata Lary.
"Ya sudah. Main, yuk!" kata Alex.
"Main apa?" kata Lary.
"Main apa ya?" kata Alex yang berpikir panjang.
"Main kartu remi aja. Cangkolan gitu," kata Lary.
"Ok, main kartu remi aja!" kata Alex.
Lary pun mengambil kartu remi di kamarnya. Setelah itu baru deh di mulai main kartu remi yang ngocok Alex karena kalah suit sama Lary. Permian kartu remi berjalan dengan baik, ya sampai waktu mendekati magrib gitu. Permainan kartu pun bubaran, ya Alex pamit pulang sama Lary. Segera Alex membawa sepedahnya menuju pulang ke rumah. Sampai suara adzan di kumandangkan Lary, ya sedang buka puasa dengan orang tuanya di rumah. Alex masih buru-buru menuju rumahnya. Ya sampai juga di rumah Alex. Segera masuk rumah dan buka puasa bersama Ibu dan Ayah.
"Puasa ku hari ini pol," kata Alex.
"Anak Ibu pinter," kata Ibu.
Setelah buka puasa Alex berbenah diri untuk sholat magrib di rumah bersama Ayah dan Ibu.
JALAN HIDUP
Andri setelah mengantarkan penumpang, ya ojek online ke gedung TVRI di jalan Gerbang Pemuda kota Jakarta. Andri pun segera membawa motornya ke tempat orang yang order ojek online-nya. Nisa tiba-tiba menghampiri Andri dan berkata "Kak Andri".
Andri berpikir cermat untuk mengenali siapa gadis cantik di hadapannya, lalu ia ingat dan berkata "Astaga....Nisa, apa kabar ya?"
"Baik," kata Nisa.
"Jangan-jangan Nisa kerja di gedung TVRI?" tanya Andri.
"Iya. Setahu Nisa, Kak Andri juga sarjana kenapa ngojek online?" kata Nisa.
"Sambilan," kata Andri.
"Sambilan atau kerja beneran?" tanya Nisa dengan Tegas.
"Kak Andri ngaku deh. Kerja tetap Kak Andri...ojek online," kata Andri yang jujur.
"Kalau Kak Andri kerja onjek online, ya sayang dong ilmu S1-nya. Gimana kalau Kak Andri kerja jadi staf di TVRI, ya rekomendasi Nisa gitu," saran Nisa.
"Terima kasih niat baik. Kak Andri nyaman kerjaan ini," kata Andri yang menolak halus.
"Ya, Kak Andri...ada peluang bagus untuk mengubah nasif lebih baik di tolak. Walau Nisa tahu, sifat Kak Andri penuh dengan kebebasan gitu," kata Nisa.
"Sudah dulu ngobrolnya di lanjutkan lain waktu. Kak Andri ada orderan," kata Andri.
"Iya," kata Nisa.
Nisa pun masuk ke gedung TVRI. Andri membawa motornya menuju ke orderan selanjutnya. Pekerjaan ojek online di jalanan Andri penuh dengan ke ikhlasan sampai waktu buka puasa. Andri pun duduk di rumah kosannya, ya berbuka puasa bersama Heru. Setelah itu sholat magrib di rumah saja. Keduanya menjalankan sholat magrib penuh khusuk banget. Baru setelah sholat Andri dan Heru duduk di ruang tamu.
"Udah sholat tenang rasanya," kata Heru.
"Nisa," kata Andri.
"Andri, kamu bertemu dengan Nisa?" tanya Heru.
"Iya, malahan ia nawarin kerja di tempat kerjanya di staf TVRI," kata Andri.
"Kamu terima tawaran Nisa," kata Heru.
"Tidaklah," kata Andri.
"Harus ya di terima bukannya di tolak," kata Heru.
"Masalahnya bukan bidang aku kerja di TVRI itu," kata Andri yang tegas.
"Berdasarkan ke ilmuan sih memang tidak sesuai dengan bidangmu, Andri. Tapi kalau ada rekomendasi orang dalem kan bisa Andri," kata Heru.
"Memang bisa, tinggal penyesuaian keadaan saja. Sudahlah jangan di bahas lagi. Kunci di bidang Pendidikan itu ada dua. 1. menciptakan pekerjaan dan 2. ikut pekerjaan yang ada," kata Andri yang tegas.
"Itu sih aku tahulah. Padahal yang kamu, Andri jalanin ini kedua-duanya. Jadi tukang ojek online ya sekedar aja. Yang utama kerjamu buat Aplikasi. Paling kalau jenuh di kerjaan itu, kamu melamar pekerjaan di perusahaan, ya otomatis di terimalah...banyak pengalaman, " kata Heru.
"Itulah aku," kata Andri yang tegas.
Andri, ya nonton Tv di ruang tengah. Heru tetap di ruang tamu, ya baca bukulah untuk nambah wawasan keilmuan.
Andri berpikir cermat untuk mengenali siapa gadis cantik di hadapannya, lalu ia ingat dan berkata "Astaga....Nisa, apa kabar ya?"
"Baik," kata Nisa.
"Jangan-jangan Nisa kerja di gedung TVRI?" tanya Andri.
"Iya. Setahu Nisa, Kak Andri juga sarjana kenapa ngojek online?" kata Nisa.
"Sambilan," kata Andri.
"Sambilan atau kerja beneran?" tanya Nisa dengan Tegas.
"Kak Andri ngaku deh. Kerja tetap Kak Andri...ojek online," kata Andri yang jujur.
"Kalau Kak Andri kerja onjek online, ya sayang dong ilmu S1-nya. Gimana kalau Kak Andri kerja jadi staf di TVRI, ya rekomendasi Nisa gitu," saran Nisa.
"Terima kasih niat baik. Kak Andri nyaman kerjaan ini," kata Andri yang menolak halus.
"Ya, Kak Andri...ada peluang bagus untuk mengubah nasif lebih baik di tolak. Walau Nisa tahu, sifat Kak Andri penuh dengan kebebasan gitu," kata Nisa.
"Sudah dulu ngobrolnya di lanjutkan lain waktu. Kak Andri ada orderan," kata Andri.
"Iya," kata Nisa.
Nisa pun masuk ke gedung TVRI. Andri membawa motornya menuju ke orderan selanjutnya. Pekerjaan ojek online di jalanan Andri penuh dengan ke ikhlasan sampai waktu buka puasa. Andri pun duduk di rumah kosannya, ya berbuka puasa bersama Heru. Setelah itu sholat magrib di rumah saja. Keduanya menjalankan sholat magrib penuh khusuk banget. Baru setelah sholat Andri dan Heru duduk di ruang tamu.
"Udah sholat tenang rasanya," kata Heru.
"Nisa," kata Andri.
"Andri, kamu bertemu dengan Nisa?" tanya Heru.
"Iya, malahan ia nawarin kerja di tempat kerjanya di staf TVRI," kata Andri.
"Kamu terima tawaran Nisa," kata Heru.
"Tidaklah," kata Andri.
"Harus ya di terima bukannya di tolak," kata Heru.
"Masalahnya bukan bidang aku kerja di TVRI itu," kata Andri yang tegas.
"Berdasarkan ke ilmuan sih memang tidak sesuai dengan bidangmu, Andri. Tapi kalau ada rekomendasi orang dalem kan bisa Andri," kata Heru.
"Memang bisa, tinggal penyesuaian keadaan saja. Sudahlah jangan di bahas lagi. Kunci di bidang Pendidikan itu ada dua. 1. menciptakan pekerjaan dan 2. ikut pekerjaan yang ada," kata Andri yang tegas.
"Itu sih aku tahulah. Padahal yang kamu, Andri jalanin ini kedua-duanya. Jadi tukang ojek online ya sekedar aja. Yang utama kerjamu buat Aplikasi. Paling kalau jenuh di kerjaan itu, kamu melamar pekerjaan di perusahaan, ya otomatis di terimalah...banyak pengalaman, " kata Heru.
"Itulah aku," kata Andri yang tegas.
Andri, ya nonton Tv di ruang tengah. Heru tetap di ruang tamu, ya baca bukulah untuk nambah wawasan keilmuan.
Thursday, May 14, 2020
SEMANGAT CINTA
Tono, ya keluar rumahnya dengan sepedah. Mulailah Tono mengayuh sepedahnya di jalan Mahar Martanegara kota Cimahi. Dikayuhnya sepedah dengan baik oleh Tono, ya sambil menikmati keadaan lingkungan penuh dengan hiruk pikuk ulah masyarakat setempat yang melakukan kegiatan setiap hari demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sampai di bengkel motor yang punya temannya Tono, Teguh.
"Asalamualaikum, siang Teguh," kata Tono dengan penuh keakraban.
"Waalaikumsalam," jawab Teguh.
Teguh dan Tono, ya duduk bersama di bangku kayu.
"Tono, hari ini kamu engak kerja?" tanya Teguh.
"Enggak kerja. PHK," kata Tono yang niat bercanda.
"PHK. Kaya orang kerja di perusahaan aja," kata Teguh.
"Iya deh, cuma kerja di rumah makan. Aku minta libur sehari. Tujuannya refesing aja," kata Tono.
"Hari gini libur. Padahal lebih baik kerjakan. Nyibukin diri agar tidak jenuh dengan keadaan. Hasilnya kita kerja bisa bayar ini dan itu," kata Teguh.
"Aku paham. Oh iya, gimana kabarnya Amanda. Adik mu, Teguh," kata Tono.
"Amanda. Giliran Amanda ada, kamu cuwek bebek. Giliran Amanda, tidak ada...kamu cariin. Kalau suka terus terang aja. Keburu di gaet orang Jakarta," kata Teguh.
"Jadi, Amanda...merantau ke Jakarta. Emangnya Amanda ke Jakarta ngapain?" kata Tono.
"Ngapain, ya," kata Teguh yang berpikir panjang.
"Teguh, kenapa lama ngomongnya. Jangan Amanda sudah nikah dengan orang Jakarta ya?" kata Tono.
"Gimana ya," kata Teguh.
"Aku telat menyatakan suka sama Amanda," kata Tono yang murung.
"Kasihan kamu, Tono. Aku bohong tahu. Amanda ada di rumah, ngapain ia kebengkel. Di sini kan tempat kerja," kata Teguh.
"Tukang ngibul. Mainin perasaan orang aja," kata Tono.
"Orang atau manusia," saut Teguh.
"Manusia deh," kata Tono dengan tegas.
"Manusia toh!!!!" kata Teguh.
"Emangnya Amanda, suka sama aku?" tanya Tono.
"Amanda sih tidak pernah cerita, kalau dirinya suka sama kamu, Ton," kata Teguh.
"Berarti cuma perkiraan kamu aja Teguh," kata Tono.
"Ya, begitulah," kata Teguh.
"Ok, aku akan menyatakan suka aku sama Amanda," kata Tono.
"Sipp. Baru itu cowok sejati," kata Teguh.
Obrolan keduanya berhenti, karena ada pelanggan yang ingin benerin motornya di bengkel Teguh. Ya Tono pergi dari situ dengan sepedahnya untuk ke rumah Amanda. Dengan santai Tono mengayuh sepedahnya ke rumah Amanda. Belum sampe ke rumah Amanda, sudah bertemu dengan Amanda di pinggir jalan, ya Amanda mau menuju rumahnya. Tono, ya menghampiri Amanda. Jadi Tono jalan bersama dengan Amanda menuju rumahnya, ya Tono tidak menaiki sepedahnya.
"Amanda," kata Tono.
"Iya Akang. Akang....kok enggak kerja?" tanya Amanda.
"Libur," kata Tono.
"Libur atau di pecat," kata Amanda.
"Libur!!!" tegas Tono.
"Oh, begitu," kata Amanda.
Tono, ya ingin menyatakan suka sama Amanda tetapi tetap saja tidak bisa di omongin. Maka itu Tono, ya ngomong ini dan itu, sekedar obrolan saja. Amanda, ya biasa sih ngobrol asik sama Tono sampai di rumah. Ternyata ada Beno di rumah Amanda, ya nunggu di teras depan tujuannya untuk menyatakan perasaannya semikian kali.
"Amanda kamu sama Tono?" tanya Beno.
"Iya, ketemu Akang Tono di jalan," kata Amanda.
Beno pun berusaha ngobrol berdua dengan Amanda untuk menyatakan cintanya. Ya Amanda mengikuti maunya Beno untuk ngobrol berdua. Tono berusaha ingin tahu apa yang di obrolin Beno dan Amanda?! Padahal yang di takutin Tono adalah Beno menyatakan cinta sama Amanda. Eeee, ternyata prasangka Tono bener dan berusaha menghalanginya. Amanda bicara terus terang ke Beno "Aku tidak bisa menerima cinta Akang Beno".
"Kenapa?" tanya Beno.
"Aku ingin sendiri, ya masih banyak hal yang ingin aku gapai," alasan Amanda.
Beno pun murung dengan omongan Amanda. Tono di dalam hatinya senanglah banget omongan Amanda yang menolak Beno. Jadi Beno memutuskan pergi dengan penuh rasa kecewa. Tono pun biasa ngobrol sama Amanda di teras rumah. Sampai Tono berkata "Amanda, kalau Akang nyata in cinta sama Amanda...di terima enggak ya?!"
Amanda, ya terkejut omongan Tono dan berkata "Di tolaklah, Akang Tono belum punya apa-apa?!".
"Di tolak," kata Tono dengan penuh kemurungan.
Tono pun mulai mengerti maksud omongan Amanda.
"Akang belum punya apa-apa?! Kalau Akang punya ini dan itu dan juga mencukupi kebutuhan Amanda, jadi Amanda mau sama Akang atau tidak ya!!!" kata Tono.
"Ya, kalau Akang punya ini dan itu. Amanda terimalah," kata Amanda dengan jujur.
"Kalau begitu sih lama...amat nunggu di terimanya," kata Tono.
"Enggak juga. Amanda...menerima dari tadi," kata Amanda.
"Jadi....Amanda menerima cinta Akang!" kata Tono.
"Iya," kata Amanda.
Tono, ya senang banget cintanya di terima Amanda. Semenjak itu, Tono bersemangat kerja di rumah makan karena sebuah janji cinta di sepakatin demi masa depan lebih baik dari hari ini. Sampai uang tabungan Tono terkumpul di gunakan untuk modal usaha bikin rumah makan juga karena emang sih dapet ilmunya di rumah makan. Bertahun-tahun bersabar dan terus kerja keras dalam usaha, ya akhirnya berhasil sih. Tono pun menikahi Amanda. Teguh senang melihat Tono dan Amanda bersatu. Beno, ya tidak bisa mendapatkan cinta Amanda...akhirnya Beno pun memutuskan untuk berusaha mendapatkan cinta Ijah dan berhasil.
Sampai di bengkel motor yang punya temannya Tono, Teguh.
"Asalamualaikum, siang Teguh," kata Tono dengan penuh keakraban.
"Waalaikumsalam," jawab Teguh.
Teguh dan Tono, ya duduk bersama di bangku kayu.
"Tono, hari ini kamu engak kerja?" tanya Teguh.
"Enggak kerja. PHK," kata Tono yang niat bercanda.
"PHK. Kaya orang kerja di perusahaan aja," kata Teguh.
"Iya deh, cuma kerja di rumah makan. Aku minta libur sehari. Tujuannya refesing aja," kata Tono.
"Hari gini libur. Padahal lebih baik kerjakan. Nyibukin diri agar tidak jenuh dengan keadaan. Hasilnya kita kerja bisa bayar ini dan itu," kata Teguh.
"Aku paham. Oh iya, gimana kabarnya Amanda. Adik mu, Teguh," kata Tono.
"Amanda. Giliran Amanda ada, kamu cuwek bebek. Giliran Amanda, tidak ada...kamu cariin. Kalau suka terus terang aja. Keburu di gaet orang Jakarta," kata Teguh.
"Jadi, Amanda...merantau ke Jakarta. Emangnya Amanda ke Jakarta ngapain?" kata Tono.
"Ngapain, ya," kata Teguh yang berpikir panjang.
"Teguh, kenapa lama ngomongnya. Jangan Amanda sudah nikah dengan orang Jakarta ya?" kata Tono.
"Gimana ya," kata Teguh.
"Aku telat menyatakan suka sama Amanda," kata Tono yang murung.
"Kasihan kamu, Tono. Aku bohong tahu. Amanda ada di rumah, ngapain ia kebengkel. Di sini kan tempat kerja," kata Teguh.
"Tukang ngibul. Mainin perasaan orang aja," kata Tono.
"Orang atau manusia," saut Teguh.
"Manusia deh," kata Tono dengan tegas.
"Manusia toh!!!!" kata Teguh.
"Emangnya Amanda, suka sama aku?" tanya Tono.
"Amanda sih tidak pernah cerita, kalau dirinya suka sama kamu, Ton," kata Teguh.
"Berarti cuma perkiraan kamu aja Teguh," kata Tono.
"Ya, begitulah," kata Teguh.
"Ok, aku akan menyatakan suka aku sama Amanda," kata Tono.
"Sipp. Baru itu cowok sejati," kata Teguh.
Obrolan keduanya berhenti, karena ada pelanggan yang ingin benerin motornya di bengkel Teguh. Ya Tono pergi dari situ dengan sepedahnya untuk ke rumah Amanda. Dengan santai Tono mengayuh sepedahnya ke rumah Amanda. Belum sampe ke rumah Amanda, sudah bertemu dengan Amanda di pinggir jalan, ya Amanda mau menuju rumahnya. Tono, ya menghampiri Amanda. Jadi Tono jalan bersama dengan Amanda menuju rumahnya, ya Tono tidak menaiki sepedahnya.
"Amanda," kata Tono.
"Iya Akang. Akang....kok enggak kerja?" tanya Amanda.
"Libur," kata Tono.
"Libur atau di pecat," kata Amanda.
"Libur!!!" tegas Tono.
"Oh, begitu," kata Amanda.
Tono, ya ingin menyatakan suka sama Amanda tetapi tetap saja tidak bisa di omongin. Maka itu Tono, ya ngomong ini dan itu, sekedar obrolan saja. Amanda, ya biasa sih ngobrol asik sama Tono sampai di rumah. Ternyata ada Beno di rumah Amanda, ya nunggu di teras depan tujuannya untuk menyatakan perasaannya semikian kali.
"Amanda kamu sama Tono?" tanya Beno.
"Iya, ketemu Akang Tono di jalan," kata Amanda.
Beno pun berusaha ngobrol berdua dengan Amanda untuk menyatakan cintanya. Ya Amanda mengikuti maunya Beno untuk ngobrol berdua. Tono berusaha ingin tahu apa yang di obrolin Beno dan Amanda?! Padahal yang di takutin Tono adalah Beno menyatakan cinta sama Amanda. Eeee, ternyata prasangka Tono bener dan berusaha menghalanginya. Amanda bicara terus terang ke Beno "Aku tidak bisa menerima cinta Akang Beno".
"Kenapa?" tanya Beno.
"Aku ingin sendiri, ya masih banyak hal yang ingin aku gapai," alasan Amanda.
Beno pun murung dengan omongan Amanda. Tono di dalam hatinya senanglah banget omongan Amanda yang menolak Beno. Jadi Beno memutuskan pergi dengan penuh rasa kecewa. Tono pun biasa ngobrol sama Amanda di teras rumah. Sampai Tono berkata "Amanda, kalau Akang nyata in cinta sama Amanda...di terima enggak ya?!"
Amanda, ya terkejut omongan Tono dan berkata "Di tolaklah, Akang Tono belum punya apa-apa?!".
"Di tolak," kata Tono dengan penuh kemurungan.
Tono pun mulai mengerti maksud omongan Amanda.
"Akang belum punya apa-apa?! Kalau Akang punya ini dan itu dan juga mencukupi kebutuhan Amanda, jadi Amanda mau sama Akang atau tidak ya!!!" kata Tono.
"Ya, kalau Akang punya ini dan itu. Amanda terimalah," kata Amanda dengan jujur.
"Kalau begitu sih lama...amat nunggu di terimanya," kata Tono.
"Enggak juga. Amanda...menerima dari tadi," kata Amanda.
"Jadi....Amanda menerima cinta Akang!" kata Tono.
"Iya," kata Amanda.
Tono, ya senang banget cintanya di terima Amanda. Semenjak itu, Tono bersemangat kerja di rumah makan karena sebuah janji cinta di sepakatin demi masa depan lebih baik dari hari ini. Sampai uang tabungan Tono terkumpul di gunakan untuk modal usaha bikin rumah makan juga karena emang sih dapet ilmunya di rumah makan. Bertahun-tahun bersabar dan terus kerja keras dalam usaha, ya akhirnya berhasil sih. Tono pun menikahi Amanda. Teguh senang melihat Tono dan Amanda bersatu. Beno, ya tidak bisa mendapatkan cinta Amanda...akhirnya Beno pun memutuskan untuk berusaha mendapatkan cinta Ijah dan berhasil.
METAMORFOSIS
Tatang setiap pagi membuka warung di pinggir jalan, maklum rumahnya memang di pinggir jalan Jogonegaran kota Yogyakarta. Ada saja belanja di warung Tatang, ya semua itu demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tejo, ya teman Tatang main ke warung ya Tatang dengan motor tuanya di parkir di pinggir gitu. Tejo, ya duduk di depan warung bersama Tatang.
"Tatang, gimana penjualan hari ini?" tanya Tejo.
"Iya lumayan sih. Kadang pasang, kadang surut. Sesuai kebutuhan daya beli masyarakat di perhitungkan dari kebutuhannya," kata Tatang.
"Berarti sama aja dengan aku. Ya jualan juga di depan rumah," kata Tejo.
"Tumben kamu main ke sini?" tanya Tatang.
"Kaya gak tahu aku saja. Aku nunggu in Lastri lewat sini," kata Tejo.
"Lastri lagi...Lastri lagi. Di tolak berkali-kali tetap ngejar Lastri. Kaya tidak ada cewek lain aja," kata Tatang.
"Cinta matinya sama Lastri," kata Tejo.
"Cobalah cari cewek lain yang mau sama kamu," saran Tatang.
"Siapa yang mau dengan aku?" kata Tatang.
"Tukiyem, teman mu saat kamu duduk di bangku SMP...sekarang sudah jadi gadis yang cantik banget," kata Tatang.
"Tukiyem, pangkilan namanya Iyem setahu aku ia anak ya... gak banget gitu. Masa sekarang jadi cantik ya, kaya bermetamorfosis dari ulat jadi kupu-kupu yang cantik," kata Tejo.
"Ngapain aku bohong sih. Tuh lihat di seberang jalan anaknya," kata Tatang sambil menunjuk ke arah Tukiyem berdiri di pinggir jalan.
Tejo, ya mengucek-ngucek matanya untuk melihat Tukiyem di seberang jalan.
"Waaw...cantiknya," kata Tejo.
Tukiyem terpancarkan aura kecantikannya yang luar biasa. Lastri lewat situ bersama Dadang, cowok keren dan kaya...pacarnya Lastri. Tejo, ya mengabaikan Lastri, jadi menyeberang jalan untuk mendekati Tukiyem, ya tujuanya ngobrol gitu. Tatang cuma duduk saja di depan warung melihat ulah Tejo bersama Tukiyem di seberang jalan.
Lastri, ya melihat Tejo bersama cewek yang cantik....jadi kesel gitu.
"Kita putus," kata Lastri.
"Lastri, kenapa aku di putus in? Padahal kita baru jadian," kata Dadang.
"Bodok amat," kata Lastri.
Lastri pun berjalan cepat, ya Dadang mengejar Lastri karena cinta gitu. Tatang melihat Lastri bertengkar dengan pacarnya, jadinya...ya Tatang geleng-geleng kepala dan berkata "Cinta, ulahnya anak muda".
Tejo pun ngomong baik-baik dengan Tukiyem "Iyem, aku suka kamu".
Tukiyem terkejut omongan Tejo karena sekian lama tak berjumpa...Tejo langsung membuka hatinya untuk diri Tukiyem.
"Aku, merasa kamu, Tejo..mau mempermainkan aku," kata Tukiyem.
"Aduh, Kayanya aku salah ngomong. Blak-blakkan. Ok, aku minta maaf Iyem dengan pernyataan aku. Sebaik aku teman aja dengan kamu. Aku permisi....ya," kata Tejo.
Tejo pun bergerak mau menyeberang. Tukiyem terketuk hatinya karena Tejo mau menjauh, jadi segera di pegang tangan kanan Tejo dan berkata "Jangan pergi!".
"Maksudnya..ini Iyem?" tanya Tejo.
"Iya, Iyem juga suka Tejo," kata Iyem dengan terus terang.
"Jadi, kita jadian," kata Tejo.
"Iya," kata Iyem.
Tejo pun senang, ya membawa Tukiyem menyeberang jalan menuju Tatang yang duduk di depan warungnya.
"Tatang, bener omongan kamu. Bahwa Iyem suka sama aku," kata Tejo.
"Kita ini bersahabat dari SMP, ya wajar aku mengerti kalian berdua. Aku ucapkan selamat hubungan kalian berdua," kata Tatang.
Tejo pun membawa Tukiyem jalan-jalan dengan motornya berkeliling kota Yogyakarta. Tatang, ya tetap di warungnya menunggu orang-orang yang belanja di warungnya dengan penuh kesabaran.
"Tatang, gimana penjualan hari ini?" tanya Tejo.
"Iya lumayan sih. Kadang pasang, kadang surut. Sesuai kebutuhan daya beli masyarakat di perhitungkan dari kebutuhannya," kata Tatang.
"Berarti sama aja dengan aku. Ya jualan juga di depan rumah," kata Tejo.
"Tumben kamu main ke sini?" tanya Tatang.
"Kaya gak tahu aku saja. Aku nunggu in Lastri lewat sini," kata Tejo.
"Lastri lagi...Lastri lagi. Di tolak berkali-kali tetap ngejar Lastri. Kaya tidak ada cewek lain aja," kata Tatang.
"Cinta matinya sama Lastri," kata Tejo.
"Cobalah cari cewek lain yang mau sama kamu," saran Tatang.
"Siapa yang mau dengan aku?" kata Tatang.
"Tukiyem, teman mu saat kamu duduk di bangku SMP...sekarang sudah jadi gadis yang cantik banget," kata Tatang.
"Tukiyem, pangkilan namanya Iyem setahu aku ia anak ya... gak banget gitu. Masa sekarang jadi cantik ya, kaya bermetamorfosis dari ulat jadi kupu-kupu yang cantik," kata Tejo.
"Ngapain aku bohong sih. Tuh lihat di seberang jalan anaknya," kata Tatang sambil menunjuk ke arah Tukiyem berdiri di pinggir jalan.
Tejo, ya mengucek-ngucek matanya untuk melihat Tukiyem di seberang jalan.
"Waaw...cantiknya," kata Tejo.
Tukiyem terpancarkan aura kecantikannya yang luar biasa. Lastri lewat situ bersama Dadang, cowok keren dan kaya...pacarnya Lastri. Tejo, ya mengabaikan Lastri, jadi menyeberang jalan untuk mendekati Tukiyem, ya tujuanya ngobrol gitu. Tatang cuma duduk saja di depan warung melihat ulah Tejo bersama Tukiyem di seberang jalan.
Lastri, ya melihat Tejo bersama cewek yang cantik....jadi kesel gitu.
"Kita putus," kata Lastri.
"Lastri, kenapa aku di putus in? Padahal kita baru jadian," kata Dadang.
"Bodok amat," kata Lastri.
Lastri pun berjalan cepat, ya Dadang mengejar Lastri karena cinta gitu. Tatang melihat Lastri bertengkar dengan pacarnya, jadinya...ya Tatang geleng-geleng kepala dan berkata "Cinta, ulahnya anak muda".
Tejo pun ngomong baik-baik dengan Tukiyem "Iyem, aku suka kamu".
Tukiyem terkejut omongan Tejo karena sekian lama tak berjumpa...Tejo langsung membuka hatinya untuk diri Tukiyem.
"Aku, merasa kamu, Tejo..mau mempermainkan aku," kata Tukiyem.
"Aduh, Kayanya aku salah ngomong. Blak-blakkan. Ok, aku minta maaf Iyem dengan pernyataan aku. Sebaik aku teman aja dengan kamu. Aku permisi....ya," kata Tejo.
Tejo pun bergerak mau menyeberang. Tukiyem terketuk hatinya karena Tejo mau menjauh, jadi segera di pegang tangan kanan Tejo dan berkata "Jangan pergi!".
"Maksudnya..ini Iyem?" tanya Tejo.
"Iya, Iyem juga suka Tejo," kata Iyem dengan terus terang.
"Jadi, kita jadian," kata Tejo.
"Iya," kata Iyem.
Tejo pun senang, ya membawa Tukiyem menyeberang jalan menuju Tatang yang duduk di depan warungnya.
"Tatang, bener omongan kamu. Bahwa Iyem suka sama aku," kata Tejo.
"Kita ini bersahabat dari SMP, ya wajar aku mengerti kalian berdua. Aku ucapkan selamat hubungan kalian berdua," kata Tatang.
Tejo pun membawa Tukiyem jalan-jalan dengan motornya berkeliling kota Yogyakarta. Tatang, ya tetap di warungnya menunggu orang-orang yang belanja di warungnya dengan penuh kesabaran.
Wednesday, May 13, 2020
PARA NINJA
Dodo menyelesaikan pekerjaannya di rumah, jadi ingin keluar rumah dengan naik motor....sekalian beli makan untuk buka puasa. Dodo, ya membawa motornya dengan baik di jalan Adi Cipto kota Surakarta. Sampai di rumah makan minang, ya Dodo memarkirkan motornya di depan rumah makan minang. Kebetulan ada Bejo di rumah makan minang, ya beli makan untuk buka puasa. Dodo memesan makan juga di rumah makan minang dan setelah itu duduk di sebelah Bejo.
"Apa kabar mu Bejo?" sapa Dodo.
"Baik," kata Bejo.
Dodo memperhatikan apa yang kerjain Bejo?! Ya ternyata baca berita lewat jaringan internet di Hp-nya.
"Bejo, apa tanggapan kamu berita yang kamu baca di Hp mu tentang kenaikan BPJS di saat para ninja berkeliaran di mana-mana masih menanggulangi pademi covid 19?" kata Dodo yang serius tapi bercanda.
Bejo pun terkejut mendengar omongan Dodo yaitu para ninja dan berkata "Mulai ngacok nie. Mana ada para ninja di masa penanggulangan covid 19?".
"Coba kamu lihat lagi pakaian APD tersebut, yang kelihatan cuma matanya!" kata Dodo.
Bejo pun langsung mengecek pakaian APD yang di gunakan lewat jaringan internet di Hp-nya.
"Iya, para ninja. Benar omongan Dodo," kata Bejo menegaskan omongan Dodo.
"Apalagi semua orang pake masker kalau keluar rumah, ya tinggal pake lambang ninja aja di keningnya....jadi lah para ninja berkeliaran di mana-mana kaya film kartun Naruto, ya berlanjut ke anaknya Boruto," kata Dodo.
"Iya juga ya. Kaya dunia ninja aja. Dunia ini sudah aneh. Oh Iya kamu nanya in tentang iuran BJPS naik? Kalau menurut aku sih ya berat sih di tengah keadaan yang tidak pasti ini. Tetap saja tidak boleh berpangku tangan dengan keadaan, ya terus berusaha sampai mampu lah," kata Bejo.
"Jadi tanggapannya berat toh. Ya kita cuma masyarakat kecil wajar bicara berat kalau terjadi kenaikan iuran BJPS. Kalau orang kaya, ya tidak," kata Dodo.
"Benar sekali," kata Bejo yang menegaskan omongan Dodo.
Makan yang di pesan pun telah jadi dan di berikan ke Dodo dan Bejo, jadi segera di bayar dengan uang pas. Bejo pun, ya balik ke rumahnya pake motornya, begitu juga dengan Dodo. Dengan santai Dodo membawa motornya di jalan Adi Cipto kota Surakarta. Terlihat Mimin di pinggir jalan, ya ingin pulang dan mencari ojek gitu. Kebetulan Dodo lewat situ, jadi nawarin Mimin untuk pulang bareng. Mimin menerima tawaran Dodo, jadi duduk di belakang motor, ya bocengan gitu.
Dodo membawa motor dengan baik sampai di rumahnya Mimin. Ya azan magrib terdengar, jadi waktunya buka puasa.
"Dodo buka puasa di rumah aku aja!" kata Mimin menawarkan.
"Iya, terima kasih tawarannya. Aku buka puasa di rumah aja," kata Dodo.
"Ok, masuk dulu ya. Asalamualaikum," kata Mimin.
"Waalaikumsalam," kata Dodo.
Mimin masuk rumahnya. Dodo minum air putih yang ia beli di rumah makan minang untuk membuka puasanya, ya setelah itu segera pulang ke rumah dengan membawa motornya dengan santai. Sampai di rumah, ya Dodo buka puasa yang sebenarnya dan setelah itu baru deh sholat magrib di rumah.
"Apa kabar mu Bejo?" sapa Dodo.
"Baik," kata Bejo.
Dodo memperhatikan apa yang kerjain Bejo?! Ya ternyata baca berita lewat jaringan internet di Hp-nya.
"Bejo, apa tanggapan kamu berita yang kamu baca di Hp mu tentang kenaikan BPJS di saat para ninja berkeliaran di mana-mana masih menanggulangi pademi covid 19?" kata Dodo yang serius tapi bercanda.
Bejo pun terkejut mendengar omongan Dodo yaitu para ninja dan berkata "Mulai ngacok nie. Mana ada para ninja di masa penanggulangan covid 19?".
"Coba kamu lihat lagi pakaian APD tersebut, yang kelihatan cuma matanya!" kata Dodo.
Bejo pun langsung mengecek pakaian APD yang di gunakan lewat jaringan internet di Hp-nya.
"Iya, para ninja. Benar omongan Dodo," kata Bejo menegaskan omongan Dodo.
"Apalagi semua orang pake masker kalau keluar rumah, ya tinggal pake lambang ninja aja di keningnya....jadi lah para ninja berkeliaran di mana-mana kaya film kartun Naruto, ya berlanjut ke anaknya Boruto," kata Dodo.
"Iya juga ya. Kaya dunia ninja aja. Dunia ini sudah aneh. Oh Iya kamu nanya in tentang iuran BJPS naik? Kalau menurut aku sih ya berat sih di tengah keadaan yang tidak pasti ini. Tetap saja tidak boleh berpangku tangan dengan keadaan, ya terus berusaha sampai mampu lah," kata Bejo.
"Jadi tanggapannya berat toh. Ya kita cuma masyarakat kecil wajar bicara berat kalau terjadi kenaikan iuran BJPS. Kalau orang kaya, ya tidak," kata Dodo.
"Benar sekali," kata Bejo yang menegaskan omongan Dodo.
Makan yang di pesan pun telah jadi dan di berikan ke Dodo dan Bejo, jadi segera di bayar dengan uang pas. Bejo pun, ya balik ke rumahnya pake motornya, begitu juga dengan Dodo. Dengan santai Dodo membawa motornya di jalan Adi Cipto kota Surakarta. Terlihat Mimin di pinggir jalan, ya ingin pulang dan mencari ojek gitu. Kebetulan Dodo lewat situ, jadi nawarin Mimin untuk pulang bareng. Mimin menerima tawaran Dodo, jadi duduk di belakang motor, ya bocengan gitu.
Dodo membawa motor dengan baik sampai di rumahnya Mimin. Ya azan magrib terdengar, jadi waktunya buka puasa.
"Dodo buka puasa di rumah aku aja!" kata Mimin menawarkan.
"Iya, terima kasih tawarannya. Aku buka puasa di rumah aja," kata Dodo.
"Ok, masuk dulu ya. Asalamualaikum," kata Mimin.
"Waalaikumsalam," kata Dodo.
Mimin masuk rumahnya. Dodo minum air putih yang ia beli di rumah makan minang untuk membuka puasanya, ya setelah itu segera pulang ke rumah dengan membawa motornya dengan santai. Sampai di rumah, ya Dodo buka puasa yang sebenarnya dan setelah itu baru deh sholat magrib di rumah.
Tuesday, May 12, 2020
JALAN SORE-SORE
Seusai sholat asar di rumah. Doni mengeluarkan sepedahnya dari rumah. Kasino, ya melihat Doni yang mau goes sepedahnya jadi memanggilnya "Doni, mau kemana?".
Doni tidak jadi menggoes sepedahnya untuk menjawab omonganya Kasno "Aku main sepedah. Keliling daerah sini aja".
"Hati-hati di jalan," kata Kasno.
"Iya," kata Doni.
Kasno pun mengerjakan kerjaan di dalam rumah. Doni, ya menggoes sepedahnya dengan senang hati di jalan Kali Sekretaris. Doni terus menggoes sepedahnya mendekati jalan yang melewati kali sampai di jalan Daan Mogot II, ya untuk menikmati keadaan lingkungan sekitar sampai menjelang berbuka puasa.
Terlihat penjual makan berbuka puasa di pinggir jalan. Doni, ya memberhentikan sepedahnya tepat di depan penjual makanan. Ternyata penjual makan tersebut temannya Doni, Bono.
"Bono, kamu jualan?" tanya Doni.
"Iyalah, demi bantu orang tua. Hasil lumayan. Apalagi di bulan Ramadhan ini," kata Bono.
"Aku beli makan yang kamu jual untuk buka puasa!" kata Doni.
"Ok, aku siapkan," kata Bono.
Bono pun memasukan makanan ke dalam plastik dan di berikan Doni. Segera Doni memberikan uangnya ke Bono dengan pas banget.
"Terima kasih Doni," kata Bono.
"Sama-sama," kata Doni.
Doni, ya segera menggoes sepedahnya. Bono pun terus menjual makan ke masyarakat sekitar yang ingin membeli makanan yang ia jual. Hari makin sore banget. Banyak orang-orang, ya pulang ke rumah masing-masing setelah beraktifitas di kantor di daerah sekitar sini. Doni pun sudah puas main sepedahnya, jadi segera pulang...ya melewati jalan yang menyeberang ke kali langsung menuju jalan Kali Sekretaris. Dengan cepat mengayuh sepedah....Doni. Terdengar suara adzan di kumandangkan dari mesjid.
Doni, ya sampai juga di rumah. Segera membawa sepedah di bawa masuk ke rumah.
"Aku puas jalan sore-sore dengan sepedah sampai buka puasa di rumah," kata Doni.
Sepedah pun di taruh di ruang tamu. Pintu di tutup. Kasno, John, Ayah dan Ibu di meja makan. Doni, ya menaruh makanan yang di belinya di meja makan. Berbukalah Doni minum air putih dan kurma, lalu berbenah diri di belakang. Ayah, Ibu, Kasno dan John ya berbuka puasa dengan makan yang di buat Kasno dan makan yang di beli Doni.
Doni selesai berbenah diri, ya sholat berjamah bersama keluarga di kamar yang di khususkan untuk sholat. Baru setelah itu Doni buka sebenarnya...menikmati makan yang ia beli dari Bono, teman baik Doni. Ayah dan Ibu nonton Tv di ruang tengah. Kasno, ya sibuk membaca buku kesukaannya di ruang tengah. John asik main game di Hp-nya.
Setelah makan, ya Doni pun baca buku di ruang tamu sampai waktu sholat isya dan tarawih.
Doni tidak jadi menggoes sepedahnya untuk menjawab omonganya Kasno "Aku main sepedah. Keliling daerah sini aja".
"Hati-hati di jalan," kata Kasno.
"Iya," kata Doni.
Kasno pun mengerjakan kerjaan di dalam rumah. Doni, ya menggoes sepedahnya dengan senang hati di jalan Kali Sekretaris. Doni terus menggoes sepedahnya mendekati jalan yang melewati kali sampai di jalan Daan Mogot II, ya untuk menikmati keadaan lingkungan sekitar sampai menjelang berbuka puasa.
Terlihat penjual makan berbuka puasa di pinggir jalan. Doni, ya memberhentikan sepedahnya tepat di depan penjual makanan. Ternyata penjual makan tersebut temannya Doni, Bono.
"Bono, kamu jualan?" tanya Doni.
"Iyalah, demi bantu orang tua. Hasil lumayan. Apalagi di bulan Ramadhan ini," kata Bono.
"Aku beli makan yang kamu jual untuk buka puasa!" kata Doni.
"Ok, aku siapkan," kata Bono.
Bono pun memasukan makanan ke dalam plastik dan di berikan Doni. Segera Doni memberikan uangnya ke Bono dengan pas banget.
"Terima kasih Doni," kata Bono.
"Sama-sama," kata Doni.
Doni, ya segera menggoes sepedahnya. Bono pun terus menjual makan ke masyarakat sekitar yang ingin membeli makanan yang ia jual. Hari makin sore banget. Banyak orang-orang, ya pulang ke rumah masing-masing setelah beraktifitas di kantor di daerah sekitar sini. Doni pun sudah puas main sepedahnya, jadi segera pulang...ya melewati jalan yang menyeberang ke kali langsung menuju jalan Kali Sekretaris. Dengan cepat mengayuh sepedah....Doni. Terdengar suara adzan di kumandangkan dari mesjid.
Doni, ya sampai juga di rumah. Segera membawa sepedah di bawa masuk ke rumah.
"Aku puas jalan sore-sore dengan sepedah sampai buka puasa di rumah," kata Doni.
Sepedah pun di taruh di ruang tamu. Pintu di tutup. Kasno, John, Ayah dan Ibu di meja makan. Doni, ya menaruh makanan yang di belinya di meja makan. Berbukalah Doni minum air putih dan kurma, lalu berbenah diri di belakang. Ayah, Ibu, Kasno dan John ya berbuka puasa dengan makan yang di buat Kasno dan makan yang di beli Doni.
Doni selesai berbenah diri, ya sholat berjamah bersama keluarga di kamar yang di khususkan untuk sholat. Baru setelah itu Doni buka sebenarnya...menikmati makan yang ia beli dari Bono, teman baik Doni. Ayah dan Ibu nonton Tv di ruang tengah. Kasno, ya sibuk membaca buku kesukaannya di ruang tengah. John asik main game di Hp-nya.
Setelah makan, ya Doni pun baca buku di ruang tamu sampai waktu sholat isya dan tarawih.
PENILAIAN
Dono, ya sedang asik mengetik di leptopnya di ruang tamu. Tiba-tiba Dono terhenti mengetiknya.
"Cewek di aniyaya cowoknya, kasihan juga karakter cewek ini. Tapi pembaca, akan iba dengan keadaan cewek ini, korban kekerasan dari cowok yang kasar. Pembaca pun akan benci dengan cowok kasar ini. Ok, jalan ceritanya seperti itu saja," kata Dono.
Dono, ya melanjutkan mengetik di leptopnya untuk menulis jalan cerita yang di buatnya. Selang berapa saat, ketika pun jadi dan Dono pun menyimpannya di leptopnya dengan baik. Dono beranjak dari duduknya di ruang tamu untuk ke kamar untuk menaruh leptop di kamar. Setelah leptop di taruh di meja belajar, ya Dono....duduk bersama Kasino dan Indro yang asik nonton Tv di ruang tengah.
"Drama Korea yang kalian berdua tonton?" tanya Dono.
"Abisnya...acara yang baru di tayangkan di TRANSTV, ya.... Drama Korea," kata Indro.
"Drama Korea, acara yang baru di tayangkan," Kasino yang menegaskan omongan Indro.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono pun dengan santai nonton drama Korea bersama Kasino dan Indro. Saat terjadi pertengkaran yang hebat di mana dua pemeran pria dan wanita menunjukkan aktingnya bagus untuk menghidupkan karakter yang di bawakan. Dono pun terkesima dengan baik.
"Ini yang aku mau. Bagus. Menunjukkan sifat-sifat dari manusia yang sebenarnya. Yang hebat ini adalah penulisnya, sutradara, aktor....ok. Semuanya hebat menghidupkan cerita di sebuah tontonan drama Korea yang bagus...untuk memuaskan penonton," penilaian Dono.
"Dono, menilainya segitunya. Padahal kalau aku biasa-biasa aja," kata Indro.
Kasino pun langsung membuka jaringan internet untuk membaca artikel dari drama Korea yang di tayangkan di TRANSTV. Dengan seksama Kasino membacanya dan berkata "Artikelnya yang di tulis berkenaan drama Korea ini, ya tidak jauh beda dengan Dono.....sih, tapi lebih sih".
"Namanya penilaian penulis dari sudut pandangan aku. Walau masih kalah dengan penulis artikel yang menceritakan tentang kebenaran dari drama Korea yang kita tonton," kata Dono.
"Bener juga omongan Dono, cuma sudut pandang saja dari sisi ini dan itu," kata Indro yang menegaskan omongan Dono.
"Ya, aku mengerti," kata Kasino.
Kasino, Dono dan Indro kembali asik nonton Tv drama Korea. Singkat waktu, selesai juga drama Korea dan ceritanya berlanjut gitu. Acara Tv, jadinya berita gitu.
"Aku mau main game ah," kata Kasino.
Kasino, ya beranjak dari duduknya bersama Dono dan Indro di ruang tengah....menuju ruang tamu untuk main game di Hp-nya.
"The World Of The Married, drama Korea....bagus sih...alur ceritanya. Esok aku nonton lagi," kata Indro.
"Oh, iya Indro makan untuk kita saur masih ada kan?" tanya.
"Ada, Kasino pulang kerja di beli in stok makan untuk kita. Jadi saur tidak ada masalah, ya tinggal di masak aja!" kata Indro.
"Siplah," kata Dono.
Indro, ya mengganti chanel TV untuk menonton acara Malam Malam di NETTV. Dono dan Indro, ya dengan asiknya nonton acara Tv yang bagus karena karakter pembawaan Surya, Dita dan Tora....ya menghidupkan acara Malam Malam....jadinya tidak bisa tidur.
Kasino, ya dengan santai main game di Hp-nya di ruang tamu. Sampai waktu pun membuat diri Kasino ngatuk, jadinya ya ke kamar untuk tidur. Dono, pun ngantuk juga dan acara Malam Malam di NETTV...sudah habits, jadi ke kamar untuk tidur. Indro yang masih belum tidur dan membuat kopi lagi tambah tidak bisa bisa tidur. Ya Indro asik nonton Tv. Suasana sekitar tenang banget.
"Cewek di aniyaya cowoknya, kasihan juga karakter cewek ini. Tapi pembaca, akan iba dengan keadaan cewek ini, korban kekerasan dari cowok yang kasar. Pembaca pun akan benci dengan cowok kasar ini. Ok, jalan ceritanya seperti itu saja," kata Dono.
Dono, ya melanjutkan mengetik di leptopnya untuk menulis jalan cerita yang di buatnya. Selang berapa saat, ketika pun jadi dan Dono pun menyimpannya di leptopnya dengan baik. Dono beranjak dari duduknya di ruang tamu untuk ke kamar untuk menaruh leptop di kamar. Setelah leptop di taruh di meja belajar, ya Dono....duduk bersama Kasino dan Indro yang asik nonton Tv di ruang tengah.
"Drama Korea yang kalian berdua tonton?" tanya Dono.
"Abisnya...acara yang baru di tayangkan di TRANSTV, ya.... Drama Korea," kata Indro.
"Drama Korea, acara yang baru di tayangkan," Kasino yang menegaskan omongan Indro.
"Oh, begitu," kata Dono.
Dono pun dengan santai nonton drama Korea bersama Kasino dan Indro. Saat terjadi pertengkaran yang hebat di mana dua pemeran pria dan wanita menunjukkan aktingnya bagus untuk menghidupkan karakter yang di bawakan. Dono pun terkesima dengan baik.
"Ini yang aku mau. Bagus. Menunjukkan sifat-sifat dari manusia yang sebenarnya. Yang hebat ini adalah penulisnya, sutradara, aktor....ok. Semuanya hebat menghidupkan cerita di sebuah tontonan drama Korea yang bagus...untuk memuaskan penonton," penilaian Dono.
"Dono, menilainya segitunya. Padahal kalau aku biasa-biasa aja," kata Indro.
Kasino pun langsung membuka jaringan internet untuk membaca artikel dari drama Korea yang di tayangkan di TRANSTV. Dengan seksama Kasino membacanya dan berkata "Artikelnya yang di tulis berkenaan drama Korea ini, ya tidak jauh beda dengan Dono.....sih, tapi lebih sih".
"Namanya penilaian penulis dari sudut pandangan aku. Walau masih kalah dengan penulis artikel yang menceritakan tentang kebenaran dari drama Korea yang kita tonton," kata Dono.
"Bener juga omongan Dono, cuma sudut pandang saja dari sisi ini dan itu," kata Indro yang menegaskan omongan Dono.
"Ya, aku mengerti," kata Kasino.
Kasino, Dono dan Indro kembali asik nonton Tv drama Korea. Singkat waktu, selesai juga drama Korea dan ceritanya berlanjut gitu. Acara Tv, jadinya berita gitu.
"Aku mau main game ah," kata Kasino.
Kasino, ya beranjak dari duduknya bersama Dono dan Indro di ruang tengah....menuju ruang tamu untuk main game di Hp-nya.
"The World Of The Married, drama Korea....bagus sih...alur ceritanya. Esok aku nonton lagi," kata Indro.
"Oh, iya Indro makan untuk kita saur masih ada kan?" tanya.
"Ada, Kasino pulang kerja di beli in stok makan untuk kita. Jadi saur tidak ada masalah, ya tinggal di masak aja!" kata Indro.
"Siplah," kata Dono.
Indro, ya mengganti chanel TV untuk menonton acara Malam Malam di NETTV. Dono dan Indro, ya dengan asiknya nonton acara Tv yang bagus karena karakter pembawaan Surya, Dita dan Tora....ya menghidupkan acara Malam Malam....jadinya tidak bisa tidur.
Kasino, ya dengan santai main game di Hp-nya di ruang tamu. Sampai waktu pun membuat diri Kasino ngatuk, jadinya ya ke kamar untuk tidur. Dono, pun ngantuk juga dan acara Malam Malam di NETTV...sudah habits, jadi ke kamar untuk tidur. Indro yang masih belum tidur dan membuat kopi lagi tambah tidak bisa bisa tidur. Ya Indro asik nonton Tv. Suasana sekitar tenang banget.
Monday, May 11, 2020
REALITA KEHIDUPAN
Erwin keluar dari rumah sakit Abdul Moeloek. Di pinggir jalan Erwin, ya menggunakan Hpnya untuk memesan ojek online. Tahu-tahu Desta yang kerjaannya bawa mobil Angkot, ya berhenti karena melihat Erwin di pinggir jalan.
"Bang," panggilan Desta dari dalam mobil angkot.
"Desta, ya Abang naik," kata Erwin.
Erwin tidak jadi memesan ojek online lewat Hpnya. Masuklah Erwin ke dalam mobil angkot, ya duduk di depan bersama Desta. Mobil pun di jalanan dengan baik oleh Desta.
"Abang, siapa yang sakit?" tanya Desta yang ingin tahu aja.
"Teman," kata Erwin.
"Teman apa teman?" kata Desta yang bercanda.
"Temanlah," kata Erwin dengan tegas.
"Teman toh," kata Desta.
Mobil, ya terus di bawa dengan baik oleh Desta. Saat penumpang di mobil angkot pun berkata "Bang, minggir di jalan pisang...ya!".
"Ok, saut Desta sebagai sopir angkot yang baik.
Mobil angkot pun berhenti tepat di gang pisang. Turunlah penumpang mobil angkot dengan membayar ke Desta, ya sopir mobil angkot dengan Rp 4000.
Desta pun mengucap "Terima kasih".
Penumpang mobil angkot yang turun dari mobil diam dan berjalan masuk gang pisang. Desta, ya jojong aja...dan segera membawa mobil angkot dengan baik.
"Desta, penghasilan mu sebagai sopir mobil angkot...gimana hari ini?" tanya Erwin.
"Ya, lumayan lah Bang. Pasang surut air laut nama juga hidup di kota Bandar Lampung, di lihat dari jumlah penumpang yang naik mobil ini," penjelasan Desta.
"Relatif," kata Erwin.
"Benar... Bang. Relatif," kata Desta yang menegaskan omongan Erwin.
Mobil angkot di bawa Desta dengan baik, terus berjalan di jalanan Dr Sam Ratulangi. Sam. Sampai di gang onta, ya Desta meminggirkan mobil angkotnya.
"Bang turun aja, gak usah bayar," kata Desta.
"Ya, terima kasih Desta atas tumpangannya," kata Erwin.
"Iya, Bang," kata Desta.
Erwin, ya keluar dari mobil angkot. Desta, ya segera membawa mobil angkotnya dengan baik. Erwin pun menyeberang jalan menuju jalan masuk gang onta. Sampai di rumah, ya Erwin berbenah diri baru deh duduk di ruang tamu untuk santai.
Lisa, ya istrinya Erwin baru pulang dari mengajar di SD 5 Gedong Air dan mengucap salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam," jawab Erwin.
Lisa masuk rumah dan melihat Erwin, ya suami.
"Abang, gimana keadaan Andika yang di rawat di rumah sakit?" tanya Lisa.
"Sudah baikkan," kata Erwin.
"Sudah baikkan..toh," kata Lisa.
Lisa, ya berbenah diri baru setelah itu membuatkan kopi untuk Erwin, ya suami tercinta. Kopi di taruh di meja ruang tamu. Erwin ya segera meminum kopi buatan Lisa, istri tercinta. Lisa, ya biasalah beres-beres rumah. Erwin, ya pindah duduk ke ruang tengah untuk nonton Tv.
Di ruang tengah Erwin nonton Tv, ya berita seputar masalah ini dan itu.
"Gejala sosialnya masih di pengaruhi keadaan ekonomi dan kesehatan," kata Erwin.
Erwin pun terus menonton dengan asik. Lisa pun selesai beres ini dan itu, ya nonton Tv menemani Erwin, suami tersayang. Tetap saja, Lisa mengganti chenel Tv untuk nonton sinetron kesukaannya. Erwin membiarkan mau Lisa. Jadi keduanya nonton Tv dengan asik di dalam rumah. Yahya, ya bertamu ke rumah Erwin dan menguap salam di rumah Erwin "Asalamualaikum".
Erwin pun menjawabnya dengan suara keras "Waalaikumsalam", ya Erwin sambil bergerak ke ruang tamu dan membuka pintu.
"Yahya, ayo masuk!" kata Erwin.
"Iya," kata Yahya.
Yahya masuk ke dalam rumah Erwin dan segera duduk, ya Erwin sebagai tuan rumah duduk juga.
"Ada angin apa kamu main ke rumah aku?" tanya Erwin.
"Sebenarnya aku terus terang aja sih Erwin. Karena aku butuh uang, jadi aku ingin menawarkan kamu motor aku. Dijual gitu," kata Yahya.
"Jual motor toh. Mau kamu beri harga berapa motor mu itu?" kata Erwin.
"Ya, harga barang bisa sesuai dengan negosasi," kata Yahya.
"Oh, begitu," kata Erwin
Erwin pun mulai nego harga yang baik dengan Yahya. Karena memang Erwin butuh motor juga dan juga punya uang tabungan yang cukup, jadi....deh membeli motornya Yahya. Ya, Yahya berterima kasih pada Erwin, karena uang dari penjualan motor untuk biaya berobat anaknya yang sedang di rawat di rumah sakit Abdul Moeloek.
Erwin pun, ya keluar rumah bersama Yahya, ya berjalan menuju atm terdekat di minimarket. Uang telah selesai di ambil oleh Erwin di atm dan serahkan ke Yahya. Setelah itu, baru deh Yahya menyerah Kan motornya ke Erwin. Yahya yang senang dapet uang dari penjualan moyor, ya segera ke rumah sakit Abdul Moeloek untuk membayar biaya berobat anaknya yang sakit.
Erwin, ya duduk di ruang tamu sambil melihat motor yang ia beli dari Yahya.
"Demi anak, motor kesayangan pindah tangan ke aku. Yahya, Ayah yang baik," kata Erwin.
Erwin pun bangun dari duduknya menutup pintu rumahnya. Terdengar suara azan dari mesjid, ya segera Erwin bergerak ke belakang untuk mengambil wudu untuk sholat magrib di rumah bersama istri tercinta.
"Bang," panggilan Desta dari dalam mobil angkot.
"Desta, ya Abang naik," kata Erwin.
Erwin tidak jadi memesan ojek online lewat Hpnya. Masuklah Erwin ke dalam mobil angkot, ya duduk di depan bersama Desta. Mobil pun di jalanan dengan baik oleh Desta.
"Abang, siapa yang sakit?" tanya Desta yang ingin tahu aja.
"Teman," kata Erwin.
"Teman apa teman?" kata Desta yang bercanda.
"Temanlah," kata Erwin dengan tegas.
"Teman toh," kata Desta.
Mobil, ya terus di bawa dengan baik oleh Desta. Saat penumpang di mobil angkot pun berkata "Bang, minggir di jalan pisang...ya!".
"Ok, saut Desta sebagai sopir angkot yang baik.
Mobil angkot pun berhenti tepat di gang pisang. Turunlah penumpang mobil angkot dengan membayar ke Desta, ya sopir mobil angkot dengan Rp 4000.
Desta pun mengucap "Terima kasih".
Penumpang mobil angkot yang turun dari mobil diam dan berjalan masuk gang pisang. Desta, ya jojong aja...dan segera membawa mobil angkot dengan baik.
"Desta, penghasilan mu sebagai sopir mobil angkot...gimana hari ini?" tanya Erwin.
"Ya, lumayan lah Bang. Pasang surut air laut nama juga hidup di kota Bandar Lampung, di lihat dari jumlah penumpang yang naik mobil ini," penjelasan Desta.
"Relatif," kata Erwin.
"Benar... Bang. Relatif," kata Desta yang menegaskan omongan Erwin.
Mobil angkot di bawa Desta dengan baik, terus berjalan di jalanan Dr Sam Ratulangi. Sam. Sampai di gang onta, ya Desta meminggirkan mobil angkotnya.
"Bang turun aja, gak usah bayar," kata Desta.
"Ya, terima kasih Desta atas tumpangannya," kata Erwin.
"Iya, Bang," kata Desta.
Erwin, ya keluar dari mobil angkot. Desta, ya segera membawa mobil angkotnya dengan baik. Erwin pun menyeberang jalan menuju jalan masuk gang onta. Sampai di rumah, ya Erwin berbenah diri baru deh duduk di ruang tamu untuk santai.
Lisa, ya istrinya Erwin baru pulang dari mengajar di SD 5 Gedong Air dan mengucap salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".
"Waalaikumsalam," jawab Erwin.
Lisa masuk rumah dan melihat Erwin, ya suami.
"Abang, gimana keadaan Andika yang di rawat di rumah sakit?" tanya Lisa.
"Sudah baikkan," kata Erwin.
"Sudah baikkan..toh," kata Lisa.
Lisa, ya berbenah diri baru setelah itu membuatkan kopi untuk Erwin, ya suami tercinta. Kopi di taruh di meja ruang tamu. Erwin ya segera meminum kopi buatan Lisa, istri tercinta. Lisa, ya biasalah beres-beres rumah. Erwin, ya pindah duduk ke ruang tengah untuk nonton Tv.
Di ruang tengah Erwin nonton Tv, ya berita seputar masalah ini dan itu.
"Gejala sosialnya masih di pengaruhi keadaan ekonomi dan kesehatan," kata Erwin.
Erwin pun terus menonton dengan asik. Lisa pun selesai beres ini dan itu, ya nonton Tv menemani Erwin, suami tersayang. Tetap saja, Lisa mengganti chenel Tv untuk nonton sinetron kesukaannya. Erwin membiarkan mau Lisa. Jadi keduanya nonton Tv dengan asik di dalam rumah. Yahya, ya bertamu ke rumah Erwin dan menguap salam di rumah Erwin "Asalamualaikum".
Erwin pun menjawabnya dengan suara keras "Waalaikumsalam", ya Erwin sambil bergerak ke ruang tamu dan membuka pintu.
"Yahya, ayo masuk!" kata Erwin.
"Iya," kata Yahya.
Yahya masuk ke dalam rumah Erwin dan segera duduk, ya Erwin sebagai tuan rumah duduk juga.
"Ada angin apa kamu main ke rumah aku?" tanya Erwin.
"Sebenarnya aku terus terang aja sih Erwin. Karena aku butuh uang, jadi aku ingin menawarkan kamu motor aku. Dijual gitu," kata Yahya.
"Jual motor toh. Mau kamu beri harga berapa motor mu itu?" kata Erwin.
"Ya, harga barang bisa sesuai dengan negosasi," kata Yahya.
"Oh, begitu," kata Erwin
Erwin pun mulai nego harga yang baik dengan Yahya. Karena memang Erwin butuh motor juga dan juga punya uang tabungan yang cukup, jadi....deh membeli motornya Yahya. Ya, Yahya berterima kasih pada Erwin, karena uang dari penjualan motor untuk biaya berobat anaknya yang sedang di rawat di rumah sakit Abdul Moeloek.
Erwin pun, ya keluar rumah bersama Yahya, ya berjalan menuju atm terdekat di minimarket. Uang telah selesai di ambil oleh Erwin di atm dan serahkan ke Yahya. Setelah itu, baru deh Yahya menyerah Kan motornya ke Erwin. Yahya yang senang dapet uang dari penjualan moyor, ya segera ke rumah sakit Abdul Moeloek untuk membayar biaya berobat anaknya yang sakit.
Erwin, ya duduk di ruang tamu sambil melihat motor yang ia beli dari Yahya.
"Demi anak, motor kesayangan pindah tangan ke aku. Yahya, Ayah yang baik," kata Erwin.
Erwin pun bangun dari duduknya menutup pintu rumahnya. Terdengar suara azan dari mesjid, ya segera Erwin bergerak ke belakang untuk mengambil wudu untuk sholat magrib di rumah bersama istri tercinta.
Friday, May 8, 2020
PRO & KONTRA
Dono sedang asik mengetik di leptop di ruang tamu. Indro, ya baru selesai urusan kerjaan sama Teguh jadi segera pulang ke rumah. Sampai di rumah Indro mengucap salam "Asalamualaikum".
Dono menghentikan mengetiknya dileptop dan berkata untuk menjawab salamnya Indro "Waalaikumsalam".
Indro, ya duduk di ruang tamu dan melihat barang-barang di ruang tamu dan bertanyalah ke Dono "Don, barang sebanyak ini untuk apa, sembako?".
"Barang-barang ini, sembako ini di titipin oleh Yunus di sini untuk nunggu waktunya di bagikan warga yang membutuhkan," penjelasan Dono.
"Yunus, pengurus mesjid..kan," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Jadi, zakat warga sini dong," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Bagus, bagus. Don, gimana tanggapan kamu dengan sembako yang di tolak warga alias di balik kan lagi ke orang memberi sodakoh, iya berita sih yang kontrafersi?" kata Indro.
"Berita itu. Tentang sembako yang di tolak... ya. Cuma berita ini dan itu untuk menaikan renting tontonan saja. Tapi dunia kenyataan kita sih, ya agak kecewa sih kalau niat sodakoh itu di tolak," kata Dono.
"Kecewa. Seharus di terima aja niat baik itu. Sudahlah cuma pemberitaan yang ini dan itu tujuan ya kontrafersi," kata Indro.
Indro pun beranjak dari duduk dari ruang tamu ke belakang untuk berbenah diri. Dono, ya melanjutkan kerjaannya mengetik di leptopnya. Setelah berbenah diri, ya Indro....nonton Tv di ruang tengah dengan asik banget.
Kasino, ya baru selesai urusannya main ke rumah selfi...jadi pulang ke rumah. Sampai di rumah, Kasino menguap Salam masuk rumah "Asalamualaikum".
Dono berhenti mengetik di leptopnya dan berkata untuk menjawab salamnya Kasino, "Waalaikumsalam".
Kasino pun duduk di ruang tamu dan melihat barang-barang di ruang tamu, sembako dan bertanya ke Dono "Don, kamu beli barang ini semua ini, banyak lagi untuk apa? Dagang!".
"Ini barang bukan aku beli. Ini titipan Yunus pengurus mesjid. Mau di bagikan ke warga yang membutuhkan. Hasil dari zakat warga sekitar sini," penjelasan Dono.
"Oh, begitu. Kirain...kamu mau dagang. Oh Don, apa tanggapan kamu denga prank sodakoh, ya sampah..berita gitu?" kata Kasino.
"Kalau itu sih tidak perlu di bahas. Tidak ada gunanya," kata Dono.
"Bener juga tidak gunanya. Bisa benar, bisa juga setingan, sengaja di buat...nilai konyol-konyolan aja. Oh, ya Don gimana dengan kelanjutan penanggulangan virus corona, ya berita?" kata Kasino.
"Virus corona ini, program kerja. Kita ikuti anjuran ini dan itu alias pro, jadinya jalan ceritanya lanjut sesuai prosedur kerja yang telah di jadwalkan. Kalau di kontra in, malah kita nanti di salahkan melawan sistem kerja yang di buat dan di tanggulangi pemerintan pusat dan daerah. Ribet," penjelasan Dono.
"Ribet toh. Kalau tentang masalah sodakoh sembako yang ini dan itunya...kontrafersi di pemberitaan, gimana Don?" kata Kasino.
"Tadi sih di bahas sama Indro. Jawabnya dua ajalah pro dan kontra," kata Dono.
"Pro dan kontra. Kalau pro, ya ikut permainannya. Kalau kontra, ya menolak permainannya karena memang bikin kecewa berdasarkan data temuan di masyarakat," kata Kasino.
"Tepat sekali," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.
Kasino pun beranjak dari duduknya di ruang tamu, ya ke belakang untuk berbenah diri. Dono kembali mengetik di leptopnya. Saat di ruang tengah di mana Indro yang lagi asik nonton Tv, tentang seorang pemuda membeli barang ke mini market dengan menunggangi sapi...jadi Kasino pun berkata "Lucu dan unik. Ini tontonan yang bagus".
"Iya, Kasino. Lucu dan unik, pemuda menunggangi sapi untuk membeli barang di mini market," kata Indro.
Kasino pun, ya ke belakang untuk berbenah diri. Indro, ya tetap menonton Tv dengan penuh keasikan. Setelah berbenah diri, ya Kasino pun duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Dono pun selesai mengetik dan di simpannya dengan baik hasil kerjaannya baru deh main game catur di leptop.
Dono menghentikan mengetiknya dileptop dan berkata untuk menjawab salamnya Indro "Waalaikumsalam".
Indro, ya duduk di ruang tamu dan melihat barang-barang di ruang tamu dan bertanyalah ke Dono "Don, barang sebanyak ini untuk apa, sembako?".
"Barang-barang ini, sembako ini di titipin oleh Yunus di sini untuk nunggu waktunya di bagikan warga yang membutuhkan," penjelasan Dono.
"Yunus, pengurus mesjid..kan," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Jadi, zakat warga sini dong," kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Bagus, bagus. Don, gimana tanggapan kamu dengan sembako yang di tolak warga alias di balik kan lagi ke orang memberi sodakoh, iya berita sih yang kontrafersi?" kata Indro.
"Berita itu. Tentang sembako yang di tolak... ya. Cuma berita ini dan itu untuk menaikan renting tontonan saja. Tapi dunia kenyataan kita sih, ya agak kecewa sih kalau niat sodakoh itu di tolak," kata Dono.
"Kecewa. Seharus di terima aja niat baik itu. Sudahlah cuma pemberitaan yang ini dan itu tujuan ya kontrafersi," kata Indro.
Indro pun beranjak dari duduk dari ruang tamu ke belakang untuk berbenah diri. Dono, ya melanjutkan kerjaannya mengetik di leptopnya. Setelah berbenah diri, ya Indro....nonton Tv di ruang tengah dengan asik banget.
Kasino, ya baru selesai urusannya main ke rumah selfi...jadi pulang ke rumah. Sampai di rumah, Kasino menguap Salam masuk rumah "Asalamualaikum".
Dono berhenti mengetik di leptopnya dan berkata untuk menjawab salamnya Kasino, "Waalaikumsalam".
Kasino pun duduk di ruang tamu dan melihat barang-barang di ruang tamu, sembako dan bertanya ke Dono "Don, kamu beli barang ini semua ini, banyak lagi untuk apa? Dagang!".
"Ini barang bukan aku beli. Ini titipan Yunus pengurus mesjid. Mau di bagikan ke warga yang membutuhkan. Hasil dari zakat warga sekitar sini," penjelasan Dono.
"Oh, begitu. Kirain...kamu mau dagang. Oh Don, apa tanggapan kamu denga prank sodakoh, ya sampah..berita gitu?" kata Kasino.
"Kalau itu sih tidak perlu di bahas. Tidak ada gunanya," kata Dono.
"Bener juga tidak gunanya. Bisa benar, bisa juga setingan, sengaja di buat...nilai konyol-konyolan aja. Oh, ya Don gimana dengan kelanjutan penanggulangan virus corona, ya berita?" kata Kasino.
"Virus corona ini, program kerja. Kita ikuti anjuran ini dan itu alias pro, jadinya jalan ceritanya lanjut sesuai prosedur kerja yang telah di jadwalkan. Kalau di kontra in, malah kita nanti di salahkan melawan sistem kerja yang di buat dan di tanggulangi pemerintan pusat dan daerah. Ribet," penjelasan Dono.
"Ribet toh. Kalau tentang masalah sodakoh sembako yang ini dan itunya...kontrafersi di pemberitaan, gimana Don?" kata Kasino.
"Tadi sih di bahas sama Indro. Jawabnya dua ajalah pro dan kontra," kata Dono.
"Pro dan kontra. Kalau pro, ya ikut permainannya. Kalau kontra, ya menolak permainannya karena memang bikin kecewa berdasarkan data temuan di masyarakat," kata Kasino.
"Tepat sekali," kata Dono yang menegaskan omongan Kasino.
Kasino pun beranjak dari duduknya di ruang tamu, ya ke belakang untuk berbenah diri. Dono kembali mengetik di leptopnya. Saat di ruang tengah di mana Indro yang lagi asik nonton Tv, tentang seorang pemuda membeli barang ke mini market dengan menunggangi sapi...jadi Kasino pun berkata "Lucu dan unik. Ini tontonan yang bagus".
"Iya, Kasino. Lucu dan unik, pemuda menunggangi sapi untuk membeli barang di mini market," kata Indro.
Kasino pun, ya ke belakang untuk berbenah diri. Indro, ya tetap menonton Tv dengan penuh keasikan. Setelah berbenah diri, ya Kasino pun duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Dono pun selesai mengetik dan di simpannya dengan baik hasil kerjaannya baru deh main game catur di leptop.
Saturday, May 2, 2020
LIBURAN
Ada sebuah patung kecil, ya mirip patung budha....di letakkan di lantai teras rumah. Dono mengambil patung budha di lantai di teras rumah.
"Siapa yang menaruh patung budha di sini?" kata Dono.
Dono mencari orang yang menaruh patung di lantai di teras rumah. Ternyata keadaan sepi banget.
"Jangan-jangan ulah Indro dan Kasino. Tanya dulu ah!" kata Dono.
Dono pun masuk rumah dan menutup pintu. Payung pun di taruh di meja sana Dono, ya Dono kembali baca buku lagi. Kasino menyelesaikan urusannya di belakang ngurus tanaman di pot jadi istirahatlah, ya langsung ke ruang tamu. Indro yang menyelesaikan urusan kerjaannya di kamarnya, ya keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tamu.
Kasino dan Indro duduk di ruang tamu. Kasino, ya melihat patung budha di atas meja dan juga Indro.
"Don, patung budha ini punya kamu?" tanya Kasino sambil memegang patung budha tersebut.
Dono menghentikan baca bukunya dan berkata "Bukan sih. Tapi Sebenarnya aku ingin bertanya pada kalian berdua tentang patung budha yang aku temukan di teras rumah, ya tergeletak di lantai!"
"Jadi bukan milik Dono. Di temukan di teras depan rumah. Ya Sebenarnya juga ini bukan milik aku dan juga aneh juga di taruh di lantai di teras rumah...ini patung kaya tidak ada kerjaan aja mengerjai orang," kata Kasino.
"Patung budha di pegang Kasino, bukan aku pemiliknya. Males koleksi patuh budha itu, orang aku orang Islam bukan orang budha," kata Indro.
Kasino menaruh patung di meja.
"Jadi siapa pemilik patung budha ini?" kata Dono dengan penuh tanda tanya.
Tiba-tiba terjadi suatu yang aneh sekali pada Dono, Kasino dan Indro, ya tiba-tiba ada di candi Borobudur, ya duduk di can di sih.
"Don, Kasino....kita dimana?" kata Indro yang panik dengan keadaan.
"Iya, ini di mana ya?" kata Kasino.
"Kita berada di mana ya? Padahal tadi di rumah?" kata Dono.
Ketiganya melihat keadaannya lingkungan sekitar dan akhirnya ketiganya berkata bersamaan "Kita di atas candi Borobudur".
Karena senang berada di atas candi Borobudur, ya Dono, Kasino dan Indro menikmati keadaan dengan sepuasnya. Dono yang puas melihat Candi Borobudur, ya duduk lah. Kasino dan Indro mengikuti Dono, ya duduk.
"Kasino, Indro....ternyata kaya hidup lebih berarti ya kalau keluar dari rumah," kata Dono.
"Iya, hidup ini harus di nikmati," kata Kasino.
"Rasa hidup melihat keindahan, kalau di lihat dari candi Borobudur yang kita dudukkin," kata Indro.
"Semenjak wabah virus corona, jarang kita jalan-jalan. Kita harus mengikuti anjuran sistem kerja pemerintahan harus di rumah aja agar tidak terkena virus conona," kata Dono.
"Bener omongan Don. Gara-Gara virus corona, tidak bisa main ke mana-mana," kata Kasino menegasin omongan Dono.
"Iya, Gara-Gara virus corona...jadi jarang jalan ke sana ke sini. Entah sampai kapan wabah ini virus corona ini selesai?" kata Indro.
"Karena kita sudah di atas candi Borobudur, ya nikmatin aja keadaan ini," kata Dono.
"Nikmatin aja," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Ketiganya pun sepakat, jadi terus menikmati keadaan dengan berjalan-jalan di sekitar area candi Borobudur sampai Ketiganya kecapeaan gitu karena Ketiganya lagi menjalankan puasa ramadhan jadi tiduran di candi Borobudur untuk menghilangkan rasa capek, haus dan lapar. Ya pada akhirnya ketiganya ketiduran.
***
"Dono, bangun Don... waktunya buka puasa, sebentar lagi adzan magrib," kata Kasino.
"Iya, waktunya buka puasa," jawab Dono sambil bangun tidur di sofa di ruang tamu.
Dono pun jadi bingung dengan keadaan dirinya.
"Kok aku di rumah. Aku berada di candi Borobudur," kata Dono.
Kasino, ya bingung aja denger omongan Dono yang merasa dirinya berada di candi Borobudur.
"Astagfirullahaladzim. Aku mimpi. Ini pasti gara-gara aku aku baca buku sejarah tentang candi Borobudur yang berada di Magelang, Jawa Tengah," kata Dono.
Kasino melihat buku sejarah tentang candi Borobudur di sofa dan berkata "Ya... mimpilah Don, kamu berada di candi Borobudur".
"Hanya mimpi. Ayo, kita buka puasa!" kata Dono.
"Emm," kata Kasino.
Kasino bersama Dono, ya ke ruang makan untuk berbuka puasa dan Indro, ya sudah ada di ruang makan. Selembar foto Dono, Kasino dan Indro, ya berada di candi Borobudur terselip di buku sejarah tentang candi Borobudur. Adzan magrib di kumandangkan dari mesjid. Dono, Kasino dan Indro mendengarkan suara Adzan dari mesjid ke rumah, setelah itu langsung deh berbuka puasa.
Friday, May 1, 2020
BROWNIES
Indro di dapur membuat kue sampai jadi kue brownies. Kue pun di taruh di meja makan. Kasino selesai urusannya membuat program kerja, ya keluar kamar. Saat di ruang makan dan melihat kue di atas meja, Kasino ingin memakan kue tersebut.
Kue sudah di depan mulut Kasino. Indro pun melihat ulah Kasino dan berkata "Kasino, apa kamu ini tidak puasa?".
"Astagfirullahaladzim, aku lupa," kata Kasino.
Kue pun di taruh di meja.
"Untung kamu ingetin aku, kalau enggak aku sudah batal," kata Kasino.
"Iya," kata Indro.
Kasino pun beranjak dari ruang makan ke ruang tamu, di mana ada Dono yang asik mengetik di leptopnya. Dono pun selesai juga mengetiknya dan menyimpan tulisan dengan baik, baru leptop di matikan. Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel berita yang menarik di Hp-nya. Indro yang sibuk membuat kue brownies sudah selesai dan menyimpannya di tempat baik untuk di makan saat berbuka puasa.
Indro pun duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu. Dono pun menghentikan baca artikel di Hp-nya.
"Indro sudah selesai membuat kuenya?" kata Dono.
"Udah," kata Indro.
Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya dan berkata "Tumben Indro buat kue brownies, ada moment apa kamu membuat kue brownies?".
"Iya, Indro...moment apa kamu membuat kue brownies?" kata Dono, ya menegaskan omongan Kasino.
"Moment kenapa aku membuat brownies? Sebenarnya karena aku pernah di berikan kue buatan Saskia, ya kue brownies...jadi aku ingin mencoba membuatnya," penjelasan Indro.
"Cieeee...jadi gara-gara kue buatan Saskia. Iya deh cewek mu Indro perhatian sama kamu," kata Kasino.
"Ya..namanya punya kekasih hati, wajarkan saling memberi dan di beri untuk kelanggengan hubungan," kata Indro.
"Kalau aku inget-inget yang sering ngirim aku kue adalah Wulan, tapi Wulan sudah tidak ada...ya tidak ada lagi yang ngirim kue," kata Dono.
"Iya bener Don, yang sering kirim kue... Wulan," kata Kasino.
"Iya...sering banget kalau Wulan kirim kue, aku inget banget. Tapi kalau Rara tidak pernah kirim kue, kenapa Don?" kata Indro.
"Karena eeee karena, Rara tidak pandai bikin kue. Cuma bisa beli kue, katanya praktis tidak capek," kata Dono.
"Dua gadis di cintai. Sifatnya pun beda jauh. Kaya bumi dan langit," kata Kasino.
"Tapikan yang satu tiada dan yang satu pengganti cinta," penjelasan Indro.
"Iya, aku tahu. Tapi kalau Wulan hidup, jadinya kan. Dua orang yang mencintai Dono. Berarti keberuntungan Dono dalam urusan cinta," menerangkan Kasino.
"Omongan kalian berdua benar semua. Yang menjalankan aku. Membagi cinta itu sulit karena harus mengerti keduanya, terkadang aku memilih jalan lain agar tidak timbul perselisihan....aku hanya diam saja," kata Dono.
"Pilih yang baik. Diam. Pada akhirnya semuanya jadi...diam juga," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Kalau, aku sih...lebih baik pilih jalan ke tiga, jadinya dua cinta kan cemburuan gitu. Aku senang di cemburuin dua cinta...padahal yang ketiga bohongan," kata Indro.
"Maunya Indro biarin aja. Kalau kenyataan satu cinta aja, susah dihadapi Indro," kata Dono.
"Kalau di ingin masalah percintaan Indro, Iya juga. Indro susah menghadapi Saskia kalau marah karena ulah Indro," kata Kasino membuka persoalan Indro masa lalu.
"Inget aja masa lalu hubungan aku. Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.
Indro beranjak dari ruang tamu ke ruang tengah dan segera menghidupkan nonton Tv untuk menonton acara TV yang bagus banget.
"Don, zaman sekarang nonton Tv bisa di rumah, kalau zaman dulu....nonton Tv di rumah orang kaya yang punya Tv..kan," kata Kasino.
"Iya, aku sering zaman dulu...nonton Tv di rumah orang kaya, teman aku. Zaman sekarang, ya di rumah," kata Dono menegaskan omongan Kasino.
"Beda banget hidup zaman dulu dan zaman sekarang. Sampai nonton Tv aja bisa pake Hp yang aku pegang ini. Teknologi...bener-bener berkembang pesat. Dulu aku...miskin tidak punya Tv dan sekarang aku punya di pegang aku," kata Kasino.
"Waktu juga yang menjawabnya. Kita bisa menikmati hidup sama seperti orang kaya duluan, kaya teman aku...kaya dari bayi," kata Dono.
"Lebih baik aku main game lagi, menikmati hidup ini," kata Kasino.
"Iya," saut Dono.
Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel yang menarik dari Hp-nya. Suasana keadaan di rumah berjalan seperti apa adanya?! Walau ada tetangga depan rumah yang menyetel musik..cukup keras suaranya tujuanya menikmati keadaan dirinya yang lagi santai....jadi semua tetangga mendengarkan musik tersebut, ya dangdut.
Kue sudah di depan mulut Kasino. Indro pun melihat ulah Kasino dan berkata "Kasino, apa kamu ini tidak puasa?".
"Astagfirullahaladzim, aku lupa," kata Kasino.
Kue pun di taruh di meja.
"Untung kamu ingetin aku, kalau enggak aku sudah batal," kata Kasino.
"Iya," kata Indro.
Kasino pun beranjak dari ruang makan ke ruang tamu, di mana ada Dono yang asik mengetik di leptopnya. Dono pun selesai juga mengetiknya dan menyimpan tulisan dengan baik, baru leptop di matikan. Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel berita yang menarik di Hp-nya. Indro yang sibuk membuat kue brownies sudah selesai dan menyimpannya di tempat baik untuk di makan saat berbuka puasa.
Indro pun duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu. Dono pun menghentikan baca artikel di Hp-nya.
"Indro sudah selesai membuat kuenya?" kata Dono.
"Udah," kata Indro.
Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya dan berkata "Tumben Indro buat kue brownies, ada moment apa kamu membuat kue brownies?".
"Iya, Indro...moment apa kamu membuat kue brownies?" kata Dono, ya menegaskan omongan Kasino.
"Moment kenapa aku membuat brownies? Sebenarnya karena aku pernah di berikan kue buatan Saskia, ya kue brownies...jadi aku ingin mencoba membuatnya," penjelasan Indro.
"Cieeee...jadi gara-gara kue buatan Saskia. Iya deh cewek mu Indro perhatian sama kamu," kata Kasino.
"Ya..namanya punya kekasih hati, wajarkan saling memberi dan di beri untuk kelanggengan hubungan," kata Indro.
"Kalau aku inget-inget yang sering ngirim aku kue adalah Wulan, tapi Wulan sudah tidak ada...ya tidak ada lagi yang ngirim kue," kata Dono.
"Iya bener Don, yang sering kirim kue... Wulan," kata Kasino.
"Iya...sering banget kalau Wulan kirim kue, aku inget banget. Tapi kalau Rara tidak pernah kirim kue, kenapa Don?" kata Indro.
"Karena eeee karena, Rara tidak pandai bikin kue. Cuma bisa beli kue, katanya praktis tidak capek," kata Dono.
"Dua gadis di cintai. Sifatnya pun beda jauh. Kaya bumi dan langit," kata Kasino.
"Tapikan yang satu tiada dan yang satu pengganti cinta," penjelasan Indro.
"Iya, aku tahu. Tapi kalau Wulan hidup, jadinya kan. Dua orang yang mencintai Dono. Berarti keberuntungan Dono dalam urusan cinta," menerangkan Kasino.
"Omongan kalian berdua benar semua. Yang menjalankan aku. Membagi cinta itu sulit karena harus mengerti keduanya, terkadang aku memilih jalan lain agar tidak timbul perselisihan....aku hanya diam saja," kata Dono.
"Pilih yang baik. Diam. Pada akhirnya semuanya jadi...diam juga," kata Kasino menegaskan omongan Dono.
"Kalau, aku sih...lebih baik pilih jalan ke tiga, jadinya dua cinta kan cemburuan gitu. Aku senang di cemburuin dua cinta...padahal yang ketiga bohongan," kata Indro.
"Maunya Indro biarin aja. Kalau kenyataan satu cinta aja, susah dihadapi Indro," kata Dono.
"Kalau di ingin masalah percintaan Indro, Iya juga. Indro susah menghadapi Saskia kalau marah karena ulah Indro," kata Kasino membuka persoalan Indro masa lalu.
"Inget aja masa lalu hubungan aku. Sudahlah ngobrolnya aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya," kata Dono dan Indro bersamaan.
Indro beranjak dari ruang tamu ke ruang tengah dan segera menghidupkan nonton Tv untuk menonton acara TV yang bagus banget.
"Don, zaman sekarang nonton Tv bisa di rumah, kalau zaman dulu....nonton Tv di rumah orang kaya yang punya Tv..kan," kata Kasino.
"Iya, aku sering zaman dulu...nonton Tv di rumah orang kaya, teman aku. Zaman sekarang, ya di rumah," kata Dono menegaskan omongan Kasino.
"Beda banget hidup zaman dulu dan zaman sekarang. Sampai nonton Tv aja bisa pake Hp yang aku pegang ini. Teknologi...bener-bener berkembang pesat. Dulu aku...miskin tidak punya Tv dan sekarang aku punya di pegang aku," kata Kasino.
"Waktu juga yang menjawabnya. Kita bisa menikmati hidup sama seperti orang kaya duluan, kaya teman aku...kaya dari bayi," kata Dono.
"Lebih baik aku main game lagi, menikmati hidup ini," kata Kasino.
"Iya," saut Dono.
Kasino pun main game di Hp-nya. Dono, ya membaca artikel-artikel yang menarik dari Hp-nya. Suasana keadaan di rumah berjalan seperti apa adanya?! Walau ada tetangga depan rumah yang menyetel musik..cukup keras suaranya tujuanya menikmati keadaan dirinya yang lagi santai....jadi semua tetangga mendengarkan musik tersebut, ya dangdut.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...