Seperti biasa Selfi duduk diam merenung di kamarnya sambil melihat foto-foto dan vidio di simpan ditabletnya... di mana dirinya telah berhasil menggapai mimpi. Kenangan manis membuat hati Selfi bahagia terlihat dari rona pipi dan tertawa kecilnya. Sedangkan kenangan buruk di saat moment di jatuh sendiri atau di jatuhkan saat menunjukkan diri untuk terbaik diatas panggung musik demi diri, keluarga dan orang-orang mencintai Selfi sebagai sahabat ataupun penggemarnya....membuat hati Selfi terluka dan menitikkan air mata.
"Siapa...yang bisa mengerti aku saat itu...?" celoteh Selfi.
Selfi membiarkan album foto dan vidio dari tabletnya. Memandang dirinya di kaca dengan baik Selfi.
"Aku...memang cantik...., tetapi merasa sepi tidak ada yang memahami....aku. Orang tua memang benar membimbing aku dan menjaga...aku...sampai meraih mimpi, tapi hati....ini tetap kosong," kata Selfi.
Selfi langsung melupakan kata-katanya saat berkaca dan lebih baik melupakan hal yang pait tersebut. Selfi keluar dari kamarnya dan sang Ibu berkata "Nak...udah makan siang?"
Selfi segera menjawab "Belum...Ibu."
"Makan dulu...Ibu temenin..kamu makan. Ibu masakin makan kesukaan kamu," kata Ibu Selfi yang selalu perhatian sama anaknya.
"Iya...Ibu," kata Selfi.
Selfi pun makan masakan Ibu yang enak apalagi di temanin Ibu....terasa hati ini nyaman banget. Dengan lahapnya makan buatan Ibunya. Bel rumah pun berbunyi tanda ada tamu.
"Biarkan Ibu...yang bukakan pintu. Kamu terusin aja....makan kamu!" kata Ibu Selfi.
"Iya..Ibu," jawab Selfi dengan penuh kesantunan.
Ibu bergerak untuk membuka pintu depan. Tepat di pintu depan terdengar ucapan salam "Asalamualikum".
Ibu segera menjawab salam "Waalaikumsalam" sambil membuka pintu.
Ternyata cowok gemuk yang di kenal Ibu Selfi.
"Nazar ada gerangan apa kesini?" tanya Ibu Selfi.
"Ah...biasa main. Selfi ada," kata Nazar.
"Cuma...main. Selfi...ada. Sebentar ya..Ibu panggil Selfi.
Oh..iya..silakan masuk...anggap seperti rumah sendiri!," kata Ibu Selfi.
"Iya...Ibu," kata Nazar.
Nazar pun duduk di sofa untuk menunggu Selfi. Ibu Selfi menemui anaknya yang sedang mencuci piring dan gelas kotor di dapur abis...Selfi makan siang.
"Nak...ada Nazar," kata Ibu Selfi.
"Mau...apa..Aak..Nazar kesini? Selfi kan gak...janjian sama dia....," kata Selfi.
"Ya...udah temui aja. Katanya...sih cuma main," kata Ibunya.
"Ya..Selfi nemui Aak...Nazar," kata Selfi.
Selfi pun menemui Nazar setelah beres mencuci piring dan gelas. Di ruang tamu Selfi dan Nazar seperti biasa ngobrol seperti biasanya. Setelah ngobrol banyak baru tahu niat Nazar yang sebenarnya dan kata hati Selfi bicara "Jadi...Aak Nazar ini beneran menyukai aku. Padahal...aku....biasa-biasa aja menganggapnya. Padahal harapan aku....bukan Aak Nazar."
Nazar dan Selfi terus ngobrol sampai tidak ada ruang lagi...jadi terbuka. Tetap pada akhirnya Nazar berkata membuat Selfi terkejut "Maaf...kalau aku. Terlalu keras bicara di panggung D Star untuk mengoreksi kamu. Walau...selanjutnya...saya memberikan sesuatu yang bagus karena...mampu memperbaiki dengan baik."
Selfi pun sepontan saja "Iya gak ada masalah. Saya maafkan kok."
Nazar pun senang dengan perkataan Selfi yang memaafkan dirinya. Padahal di dalam hati Selfi masih menyimpan kepaitan tersebut dan hati berkata "Coba ada yang bisa memahami aku..lebih jauh...maka rasa gak enak ini menghilang."
Selfi dan Nazar terus ngobrol dengan baik sampai akhirnya waktu mengakhiri pembicaraan itu.
"Kalau begitu aku...permisi dulu, Masih ada urusan yang lain. Asalamualaikum," kata Nazar.
"Waalaikumsalam," jawab Selfi.
Nazar pun beranjak dari rumah Selfi. Segera Selfi menutup pintu rumahnya.
"Seperti biasa ingin mendapat hati....aku," kata Selfi.
Ibu pun menemui Selfi di ruang tamu.
"Nazar...udah pulang?" tanya Ibu Selfi.
"Udah," jawab Selfi dengan santun.
Selfi pun meninggalkan ruang tamu langsung masuk kamarnya. Saat diam sambil rebaan di kasur.
"Aku...ingin...seorang yang lebih mengerti ....aku," kata Selfi.
Selfi teringat janji dengan Rara. Segera Selfi berganti pakaian dan setelah pamitan dengan Ibu. Selfi pun berangkat dengan menggunakan taxsi menuju tempat di mana Rara telah menunggu.
Sampai di tempat janjian. Selfi pun meminta maaf kalau telat dalam memenuhi janji. Rara pun memakluminya. Selfi dan Rara masuk ke dalam sebuah gedung untuk latihan....agar penampilan mereka berdua bagus saat manggung di acara D Star.
Pelatih pun membimbing Selfi dan Rara dengan baik dan pola berbeda karena dari nilai karakter vokal dan pembawaan diri. Tetap satu ketika pelatih pun memberikan latihan yang sama untuk mengetahui sejauh mana Selfi dan Rara berkembang. Waktu istirahat pun tiba. Saat di toilet. Selfi berkaca lagi.
"Aku...masih harus berjuang dan bertahan....sampai di mana kemampuan....aku.....sebenarnya. Tetap...rasa kosong...ingin di isi...dengan benih cinta yang baik. Tetap....tak satu...yang mengerti ...aku," celoteh Selfi seperti bergumam.
Setelah itu Selfi melanjutkan latihannya bersama Rara. Beban-beban di dalam hati dan pikiran pun menghilang karena rileks untuk satu tujuan maju ke depan dan teringat kata Nazar dalam benak Selfi "Kamu takut..
sama....Fildan, Reza, Weni, Rara,.........".
sama....Fildan, Reza, Weni, Rara,.........".
Sebenarnya Selfi sama seperti cewek yang takut kalah atau gagal. Tapi berusaha melupakan kata-kata Nazar dan Soimah yang cukup gak enak juga.
Rasa ingin maju pun timbul. Karena ada penggemar yang mendukung Selfi maju. Selfi terus berlatih dengan baik dan menetapkan dalam hatinya "Saya...ingin jadi pemenang bukan pecundang.....kalah karena sebuah keadaan apapun".
Sampai latihan pun selesai Selfi dan Rara berpisah. Selfi segera pulang ke rumahnya. Di dalam kamarnya Selfi pun rebahan di kasur.
"Selama ada keyakinan...untuk maju. Jalan untuk meraih....suatu hal yang gak mungkin jadi mungkin. Aku...pasti bisa jadi pemenang," kata Selfi.
Sampai waktu pun...akhirnya membuat Selfi tidur. Ibu pun masuk kamar Selfi ingin melihat anak tersayang berjuang menggapai semua mimpinya. Selfi tidur dengan baik. Ibu segera mematikan lampu kamarnya dan berkata "Mimpi yang indah....anak kesayangan Ibu."
Karya : No
No comments:
Post a Comment