"Kebakaran...kebakaran....," kata Dono sepontan api cemburunya bangun dari dalam diri.
Indro mendengar suara yang lantang dari Dono langsung panik banget. Padahal lagi asik masak di dapur. Segera kompor di matikan oleh Indro. Bergeraklah Indro ke kamar mandi untuk mengambil ember berisi air langsung bergerak menuju Dono berada.
"Mana yang kebakaran Don?" tanya Indro.
"Indro...mau ngapain kamu?" tanya Dono.
"Mademin...api," kata Indro.
"Cat....cat...cat," kata Kasino.
"Kok...di...cat sih Kasino?" tanya Dono dan Indro bersamaan.
"Espresi kalian kurang....banget...terlihat di kamera. Coba...lebih...mengesplor diri kalian....berdua..agar...jauh lebih natural," penjelasan Kasino.
"Perasaan udah...bener berdasarkan naskah...yang saya buat," kata Dono.
"Maksudnya seperti ini," kata Indro sambil menumpahkan air di ember ke tubuh Dono.
"Buyur....," suaranya.
"Gila..Indro. Basah kuyup tahu," kata Dono yang kesel.
"Inikan..lebih...natural banget," saut Indro.
"Ok.....cat. Semuanya bagus. Adegan yang di ambil sip. Kita istirahat dulu...nanti pengambilan adegan berikutnya di tempat lain....sekarang lagi di atur semuanya," kata Rara jadi sutradara dalam proses pengambilan film yang sebenarnya.
Indro duduk istirahat untuk pengambil adegan berikutnya. Dono kedinginan di selimutin oleh anduk tebal karena adegannya beneran di guyur air. Kasino pun nyantai juga.
"Kenapa saya dapet...adegan yang sial ini..ya. Padahal saya tokoh utama dalam film ini," kata Dono.
"Ya....Dono...yang sabar ya. Yang buat naskah cerita?" tanya Indro.
"Saya," saut Dono.
"Ya....Produser film?" tanya Indro.
"Saya," jawab Dono.
"Yang....sutradaranya....pengambilan film siapa?" tanya Indro.
"Kasino," kata Dono.
"Bukanlah. Saya..sutradara dalam film yang....sutradaranya....cewekmu.....tuh Dono. Rara.....seneng banget mengubah naskah cerita untuk mengebuli kamu di adegan pengambilan film ini....agar lebih natural....maunya sutradara," kata Kasino yang menjelaskan.
"Gini...nie. Kalau kerjaan di berikan kekuasaan penuh sama cewek....saya kena getahnya," kata Dono.
"Tapi...cinta...kan...sama Rara?" saut Indro.
"Tahu...ah. Lagi...kesel..nie. Naskah cerita di ubah...seenaknya," kata Dono.
"Terima....nasif...aja?" kata Indro.
"Terima...aja....Dono jadi tokoh utama yang di buli," tambahan Kasino.
"Iya..saya terima...adegan ini gak masalah. Adegan berikutnya...ini. Saya mendatengi....Aulia...untuk ngajak jalan....eee..tiba-tiba...Selfi dateng marah-marah...di kirain...selingkuh...sampe di tampar...itukan sih bohongannya sesuai naskahnya. Kalau embel-embel di tambahkan oleh Aulia bener-bener memberikan kemersaan bersama.....saya. Yang panas nanti Rara. Habis saya...di tampar Rara...karena api cemburunya. Yang...seneng....adalah kalian...semuanya sampe penonton juga," kata Dono.
"Ya...iyalah...," saut Indro dan Kasino bersamaan.
"Saya...ikut..juga. Idem," teriak Rara.
"Kan...bener....naskah ceritanya bisa berubah lagi," kata Dono.
"Yo....i. Kan...sutradara yang aslikan....penulisnya," kata Kasino.
"Kacau...nie. Positif....sial....banget," kata Dono yang kesel.
"Ayo..suting lagi!" panggilan Rara untuk semua pemain.
"Ya...di mulai lagi...kan. Sial...bener..nasif...ku. Di buli pacar dan temen-temen," kata Dono yang mau nangis.
"Yang...sabar..ya..Don," kata Indro.
"Yang tabah..Don. Ikhlas...menjalankan pekerjaan jadi aktor yang penuh penjiwaan setiap melakoni setiap adegan yang di ambil," tambahan Kasino.
"Ya....deh. Terima nasif aja," saut Dono.
Dono pun mulai pengambilan adegan film berikutnya sesuai dengan naskah campur aduk bersama pemeran yang telah di tentukan penulis.
Karya : No
No comments:
Post a Comment