Siang hari yang cerah tak begitu panas. Indro baru pulang main dari rumah Saskia alias pacaran. Masuklah ke dalam rumah tak lupa Indro mengucap salam "Asalamualaikum."
"Waalaikum salam," jawab Kasino.
Indro langsung duduk di ruang tamu melihat Kasino yang sibuk mengetik.
"Kasino sibuk amat ngetiknya?" tanya Indro.
Kasino menghentikan ketikannya pada leptopnya.
"Gak sibuk juga. Cuma buat pembukuan keuangan hasil dagang di kedai bulan ini. Dan hasilnya lumayan. Tetap ada yang kurang.....,"
"Daya beli...masyarakatnya....," Indro memotong omongan Kasino.
"Iya...bener sih. Maka itu harus berinovasi baru makan atau minuman biar ada nilai perubahan gitu. Tetap harga sama. Agar pelanggan tidak lari. Nanti usaha yang saya bangun susah payah dari nol bisa bangrut di tambah daya saing yang luar biasa sportifnya dari modal besar, menengah, dan kecil. Tambahan lagi inovasi mereka lebih mampu bersaing dari gejolak perubahan ekonomi," kata Kasino menceritakan kerjaannya.
"Kalau saya memberi masukan sih. Lihat kondisi dulu baru berinovasi takut gagal terjual itu barang," kata Indro.
"Saya tahu maksud mu Indro? Kalau saya pikir sih gimana kita jual ayam geprek...bagus gak ide saya...," kata Kasino yang meminta tanggapan.
"Bagus sih..tapikan kedai kamu itu temanya eneka makan mie kenapa jadi ayam geprek....? Keluar dari jalur. Saya sarankan mie ramen aja. Ada nilai khas dari bumbunya di inovasi aja ke mie ayam apa gitu? Biar orang lebih tertarik lagi dan daya beli tinggi. Keuntungan besar," kata Indro.
"Bagus juga ide kamu tentang bumbu mie ramen tapi ayam geprek tetap saya jalankan dan saya buka cabang lain untuk menilai prospek ke depannya bagus gak?" kata Kasino.
"Satu sudah repot apalagi dua...Kasino..cabang kedai...makan dengan tema beda lagi."
"Enggaklah...kamu bisa jadi orang kepercayaan saya untuk memajukan usaha baru saya dari pada kerja kamu pacaran aja. Gak penting tahu," kata Kasino.
"Penting Kasino...demi...masa depan...Kasino." kata Indro meyakini Kasino.
"Kenapa gak kamu nikahin Saskia aja? Kalau penting itu masa depan!" kata Kasino.
"Itulah..masalah....nya. Saskia minta mahar 500 juta," kata Indro.
"500 juta mahar untuk nikahin Saskia kaya artis aja atau anak Presiden aja. Kalau 500 ribu saya tolong. Padahal kalau 500 juta sih sudah saya gunakan untuk buat usaha lebih maju lagi," kata Kasino.
"Kasino gak usah di pikirkan Kasino yang bener itu 500 juta cinta ku pada Saskia mahar itu. Cuma becanda," kata Indro.
"Dasar...kadal....," kata Kasino.
"Apa itu Kasino?" tanya Indro.
"Ngadalin orang....alias ngerjain orang," kata Kasino.
"Yang benar buaya....(Bualan saya)," saut Indro.
"Iya...deh...menang kamu," kata Kasino.
"Sipp...saya menang.....horeeeee," kata Indro.
"Eeee....dasar anak kecil," kara Kasino.
"Yang...penting menang. Oh ya Kasino saya mau tanya bagaimana tanggapan debat ketiga Cawapres?" kata Indro yang mulai bertanya.
"Oh...itu. Males...jawabnya," kata Kasino.
"Kenapa males jawabnya....?" tanya Indro.
"Tanya ke Dono..aja!!!," kata Kasino pengalihan.
"Saya tanya Dono juga yang sibuk kerja di Batam. Eeee....males jawabnya tentang debat ketiga Cawapres. Alasannya tema yang di debat tentang pendidikan," kata Indro.
"Ya ..terang aja juga males ngurusin tentang pendidikan kan kamu tahu gimana Dono bisa dapet Wulan pun karena pendidikan," kata Kasino.
"Saya ingit tentang hubungan Dono dan Wulan kisah cintanya. Dono dan Wulan itu satu Universitas dan sama-sama dapetu Beasiswa untuk menyelesaikan kuliah. Setelah mendapat gelar S1 Dono tidak melanjutkan pendidikannya ke S2 sedangkan Wulan melanjutkan. Tapi ada cerita yang di sembunyikan Dono. Selama ini Dono mengalah demi Wulan padahal Wulan kalah IPKnya dari Dono yang mencapai 3 koma sekian dari Wulan. Ya ...cuma selisih koma berapa gitu. Kalau cewek di sayangin Dono itu jengkel di kalahkan lewat kepintaran. Sedangkan Wulannya berhasil menyelesaikan kuliah S2 dan mendapat gelar S2-nya. Ya....pada akhirnya Dono kalah total sama Wulan. Tetapi kenapa Dono gak melanjutkan kuliah jenjang S2..ya? Pada hal Dono anak berprestasi. Kalau di cari tahu. Selalu ditanya Dono....kenapa kamu tidak melanjutkan S2 kamu? Jawabannya.....males....!!!" kata Indro.
"Kan sudah tahu....jawabannya males. Karena Dono....sudah males duduk di bangku kuliah. Alias boring. Sama aja dengan saya," kata Kasino.
"Sama..juga saya. Jangan-jangan...ini cerita di ambil dari realita sebenarnya di lingkungan penulis," kata Indro.
"Bisa...jadi," saut Kasino.
"Jadi jawaban....masalah saya belum terjawab tentang debat ketiga Cawapres? Ayolah...Kasino!" kata Indro.
"Jawabannya ada pada jenjang pendidikan sarjana. Buku itu tentang Analisa Kebijakan yang isinya menganalisa semua kebijakan yang di keluarkan pemerintahan yang di jalankan atau masih proses perencanaan kaya visi dan misi yang di kemukakan para peserta debat ketiga Cawapres dan dilihat dua faktor yang paling rentan atau kompleks yaitu baik dan buruknya. Pada akhirnya di evaluasi kebijakan tersebut untuk menanggulangi kegagalan dalam mengeluarkan kebijakan atau memutuskan kebijakan tersebut di jalankan. Ya...kesimpulannya debat ketiga Cawapres di anggap berhasil atau sukses," penjelasan Kasino.
"Nah....kalau...begitu...pas kelop jawabannya. Jadi debat ketiga Cawapres dianggap sukses. Dilihat dari sudut pendidikan sarjana tepat pada mata kuliah analisa kebijakan," kata Indro.
Azan pun di kumandangan. Indro dan Kasino meninggalkan kerjaan dan melaksanakan sholat Azar.
Karya: No
No comments:
Post a Comment