Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawa meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Seorang gelandangan bernama Paul dan anjingnya, Abbie, menempuh perjalanan menuju Meksiko melalui padang pasir Old West pada awal tahun 1870-an. Mereka bertemu dengan Priest, seorang bandit dan pendeta yang dipermalukan yang mencoba mencuri kuda Paul setelah mengklaim bahwa keledainya akan menyerah, tetapi Paul bersiul dan Abbie menyerang calon perampok itu. Paul mengambil amunisi Priest dan botol airnya, sebelum menuangkan sebotol wiski ke luka pria itu dan pergi.
Paul memasuki Denton, bekas kota yang sedang berkembang pesat. Di bar, Paul bertemu Gilly, seorang pemuda yang menyebalkan dan sombong yang menantang untuk bertarung saat Paul mengancamnya. Gilly mendekati Abbie untuk membujuk Paul keluar, dan Paul menjatuhkannya dengan satu pukulan. Saat tunangan Gilly, Ellen, bergegas membantunya, Paul menuju penginapan, tempat ia bertemu dengan adik perempuan Ellen, Mary-Anne. Dia berterima kasih padanya karena telah melawan Gilly dan menyiapkan Paul dan Abbie untuk mandi. US Marshal Clyde Martin, ayah Gilly, bertemu Paul di penginapan. Clyde meyakinkan Paul bahwa dia tahu Gilly memprovokasi dia tetapi dia tidak akan menoleransi penyerangan terhadap salah satu deputinya. Setelah mengidentifikasi Paul sebagai mantan tentara, Clyde menyuruhnya meninggalkan Denton di pagi hari. Mary-Anne memberi Paul fotonya untuk mengenangnya.
Malam itu, Paul dan Abbie diserang oleh deputi Gilly dan Clyde, Tubby, Roy, dan Harris, saat mereka mencoba tidur. Gilly menuduh Paul sebagai pembelot dan menembak serta menikam Abbie hingga tewas. Ia kemudian menyuruh Roy dan Harris mendorong Paul dari tebing di dekatnya, berharap Paul akan mati karena terjatuh, tetapi tidak repot-repot memeriksanya. Paul bangun keesokan harinya, mengubur Abbie, dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan mengingkari janjinya untuk tidak membunuh orang lain. Dalam perjalanan kembali ke kota, Paul bertemu dengan Priest, dan mengambil keledai serta pistolnya.
Di Denton, Mary-Anne melindungi Paul dan menawarkan bantuan. Ia memohon Paul untuk membawanya pergi setelah ia membalas dendam, karena ia tidak punya masa depan di Denton. Paul menolak, mengatakan bahwa ia meninggalkan istri dan putrinya untuk mendaftar di ketentaraan dan tidak tahan melihat mereka lagi setelah kekejaman yang dilakukannya. Di hotel, Paul menggorok leher Roy saat ia sedang mandi. Clyde menyadari situasi tersebut dan menyadari apa yang dilakukan Gilly. Ia menyuruh Harris mengunci gudang senjata penjara dan menempatkan dirinya di atap sementara Gilly menjaga hotel. Gilly menuduh Mary-Anne membantu Paul dan saat berdebat Ellen mengungkapkan kepada Gilly bahwa ia mengandung anak Paul.
Paul menyergap Harris dan memaksanya untuk menembaki Clyde dan Tubby saat mereka menuju penjara; tidak ada yang terkena tembakan, tetapi Paul kemudian mengambil senapan Harris, membunuhnya, dan melemparkan tubuhnya ke jalan. Di dalam penjara, kesal dengan kematian Roy dan Harris, Tubby melempar senjatanya dan mulai berdebat dengan Clyde. Paul menembak Tubby dari belakang melalui jendela. Clyde setuju untuk melucuti senjatanya dan menyerah sehingga dia dan Paul dapat berbicara. Gilly kemudian keluar dari hotel untuk membunuh Paul, tetapi Clyde berada di antara mereka untuk mencoba dan bernegosiasi. Gilly dan Paul saling menembak dengan Clyde di antara mereka, melukai dia secara fatal dalam prosesnya.
Paul, yang terluka dan kehabisan amunisi, bersembunyi di kandang kuda di dekatnya. Ketika Gilly masuk, Paul memasang tali di kepalanya dan mencoba menggantungnya sebelum menjatuhkannya ke tanah dalam keadaan masih bernapas setelah luka-lukanya kambuh. Paul kemudian memukuli Gilly dengan sepatu botnya sendiri. Ketika Gilly yang berlumuran darah menghunus pisaunya, Mary-Anne muncul dan menembaknya dari belakang dengan pistol Tubby. Mary-Anne dan Paul kembali ke penginapan, sementara Ellen yang diliputi rasa bersalah menemukan mayat Gilly. Priest kembali ke Denton dan Paul mengatakan kepadanya bahwa dia harus tinggal, karena "kita semua bisa diselamatkan."
Budi selesai baca cerpen yang cerita bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, yaaa dekat Budi gitu. Di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng berisi air panas gitu.
"Hidup ini masih sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini tetap sama sih Budi," kata Eko.
"Hidup di Bumi," kata Budi.
"Memang hidup di Bumi, ya aku, Budi dan manusia yang lain. Kalau mau beda hidup di Bulan atau di planet lain," kata Eko.
"Tuhan menciptakan alam semesta dengan baik. Manusia ciptaannya Tuhan. Manusia berbeda-beda dari warna kulit, bahasa, dan sampai ini dan itu," kata Budi.
"Relitanya memang begitu," kata Eko.
"Agama juga banyak," kata Budi.
"Relitanya memang begitu," kata Eko.
"Hidup ini...pilihan manusia yang menjalankan hidup ini...urusan agama yang di yakini manusia," kata Budi.
"Relitanya memang begitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Para Ustad yang gelas sarjana ini dan itu, ya biasa ngomong di jaringan internet ini dan itu....penjelasan keilmuan ribet," kata Budi.
"Muter-muter kaya benang kusut jadinya gelar sarjana di ragukan, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya gelar sarjana di ragukan!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku yang bercerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh, ya silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mohan anaknya Romeo dan Yasmin. Ya Romeo pemilik perusahaan PT. CAKRA gitu. Mohan menjalankan kuliah dengan baik di Universitas yang ada di Jakarta gitu. Di kampus, ya ada cewek yang di sukai Mohan, ya cewek itu bernama Aqeela gitu. Ya Aqeela cewek yang pinter, ya makanya Aqeela dapat beasiswa dari Universitas gitu. Ayah Aqeela yang bernama Andre, ya kerjaannya sih cuma tukang ojek online gitu. Ibunya Aqeela yang bernama Ayu telah lama meninggal gitu. Mohan yang menyukai Aqeela, ya Mohan berusaha dengan baik jadian dengan Aqeela gitu. Di kampus, ya ada cowok yang suka Aqeela, ya cowok itu bernama Fattah gitu. Ya Fattah anaknya Nyoman dan Nabila. Ya Nyoman pemilik perusahaan PT. CITRA gitu. Fattah yang suka dengan Aqeela, ya Fattah berusaha dengan baik jadian sama Aqeela gitu. Mohan dan Fattah jadinya bersaing sih untuk jadian sama Aqeela gitu. Aqeela sebenarnya suka dengan Mohan gitu. Ya Mohan dan Aqeela sering jalan bareng ke duanya, ya tempat-tempat yang baik yang ada di Jakarta dengan tujuan happy-happy gitu. Fattah yang tahu Aqeela sering jalan bareng sama Mohan, ya Fattah tetap terus berusaha dengan baik untuk jadian sama Aqeela gitu. Romeo dan Yasmin merencanakan perjodohan Mohan dengan Raisa, ya Raisa anaknya Rangga dan Cinta gitu. Ya Rangga pemilik perusahaan PT. MAJU gitu. Raisa kuliah dengan baik di Universitas yang ada di Amerika gitu. Waktu liburan kuliah, ya Raisa pulang ke Jakarta, ya Indonesia. Raisa bertemu dengan Mohan gitu urusan perjodohan orang tua Raisa dan orang tua Mohan gitu. Mohan jadinya sering bersama Raisa, ya jalan-jalan ke tempat-tempat yang baik yang ada di Jakarta gitu tujuannya happy-happy gitu. Selama Mohan bersama Raisa, ya Mohan ada suka dengan Raisa begitu juga Raisa suka dengan Mohan gitu. Aqeela jarang bertemu dengan Mohan, ya rasa di dalam hati Aqeela resah sih tapi Aqeela dan Mohan belum jadian masih sebatas teman yang baik yang ada rasa keduanya gitu. Fattah dan Aqeela jadinya sering bersama gitu, ya sering kedua jalan bareng ke tempat-tempat yang baik untuk tujuan happy-happy gitu. Fattah menyatakan cinta pada Aqeela, ya Aqeela yang masih memikirkan Mohan jadi Aqeela mempertimbangkan dulu mau jadian sama Fattah atau tidak?. Ya Fattah pun mengerti mau Aqeela jadi Fattah memberikan waktu pada Aqeela untuk berpikir dalam satu minggu mau menerima Fattah atau tidak gitu?. Mohan masih memikirkan dengan baik Aqeela gitu, ya jadi Mohan ingin bersama Aqeela gitu. Ya Mohan bicara dengan baik sama Raisa untuk membatalkan perjodohan gitu. Raisa setuju dengan Mohan, ya membatalkan perjodohan karena sebenarnya Raisa punya pacar di Amerika yang bernama Peter. Mohan dan Raisa bicara dengan orang tua masing-masing jadi perjodohan batal gitu. Liburan kuliah selesai, ya Raisa kembali ke Amerika untuk menjalankan kuliah dengan baik dan hubungan kisah cinta Raisa dan Peter berjalan dengan baik gitu. Mohan yang suka dengan Aqeela, ya jadi menyatakan cinta sama Aqeela gitu. Selama ini, ya Aqeela menunggu Mohan menyatakan cinta sama Aqeela gitu jadi Aqeela menerima cinta Mohan dengan baik gitu. Sedangkan urusan Aqeela dan Fattah, ya Aqeela bicara dengan Fattah sih, ya Aqeela menolak cinta Fattah gitu. Yaaa Fattah menerima sih Aqeela menolak cinta Fattah gitu. Mohan dan Aqeela jadian pacaran, ya ke duanya sering jalan bareng gitu. Fattah yang kalah dari Mohan, ya Fattah tidak bisa bersama Aqeela gitu jadi Fattah fokus kuliah dengan baik gitu. Sampai suatu hari, ya Fattah bertemu teman SMA yang bernama Zara di sebuah kafe gitu. Ya Zara menjalankan kuliah dengan baik di Universitas sih. Fattah dan Zara beda Universitas gitu. Ya Zara anak angkatnya Wendy dan Kiky gitu, ya karena Wendy yang mandul gitu. Wendy dan Kiky bekerja sama dengan baik menjalankan usaha rumah makan gitu. Fattah dan Zara saling suka, ya jadinya keduanya pacaran dan keduanya sering jalan bersama gitu. Mohan dan Aqeela tetap menjalankan kisah cinta dengan baik gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
No comments:
Post a Comment