CAMPUR ADUK

Tuesday, January 7, 2025

KONEKSI KOSMAT

Malam yang tenang, ya keadaan lingkungan yang baik di sekitar rumah Budi. Ya setelah nonton acara Tv yang yang bagus, ya sepak bola gitu...seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

Isi cerita yang di baca Budi :

Ini adalah cerita tentang seorang arsitek, Raj Malhotra. Meskipun ia adalah siswa berprestasi di sekolah dan kuliahnya, ia tidak begitu beruntung dalam mencari pekerjaan, klien, atau proyek. Semua yang ia lakukan tampaknya berjalan salah. Raj Malhotra menemui seorang Romani bernama Haseena Bano Jaan. Haseena menasihati Raj Malhotra bahwa peruntungannya sedang tidak baik dan ia membutuhkan jimat keberuntungan atau seseorang yang dapat mengubah hidupnya. 

Setelah itu, Raj Malhotra bertemu dengan Priya Saluja, yang siap membantu warga masyarakat dengan mencoba menyelamatkan pusat komunitas. Meskipun mereka tidak akur pada awalnya, Raj Malhotra akhirnya menyadari bahwa Priya Saluja adalah jimat keberuntungannya. Priya Saluja akhirnya membantu Raj Malhotra melewati situasi sulit, dan Raj Malhotra akhirnya menyadari bahwa Priya sebenarnya telah mengubah hidupnya. 

Mengetahui hal ini, Raj Malhotra berbohong kepada Priya Saluja dengan mengatakan bahwa ia akan membantunya menyelamatkan pusat komunitas, tetapi sebaliknya, ia mencoba membangun pusat perbelanjaan di sana sehingga ia akhirnya dapat diakui sebagai seorang arsitek. 

Dia juga jatuh cinta pada Priya Saluja, dan Priya pun jatuh cinta padanya. Namun, saat Priya Saluja mengetahui kebenaran tentang apa yang Raj Malhotra coba lakukan, dia pun menjadi sedih. Untuk menebus kebohongannya, Raj Malhotra menjual semua yang dimilikinya, tidak peduli dengan pekerjaannya. Dia mengusulkan sebuah rencana untuk menyelamatkan pusat komunitas dan akhirnya memenangkan cinta dan kekaguman Priya.

***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat dengan Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sederhana!" kata Budi. 

"Keadaan kita!" kata Eko. 

"Kita ini tinggal di Lampung kan Eko?" kata Budi. 

"Ceritanya memang begitu di buat Penulisnya tinggal di Lampung," kata Eko.

"Berarti kebiasaan hidup di Lampung, ya menikmati makan ini dan itu," kata Budi. 

"Namanya hidup di Lampung, ya menikmati makanan ini dan itu," kata Eko. 

"Makan khas Lampung di nikmati dengan baik," kata Budi. 

"Menikmati dengan baik makanan khas Lampung. Buat makan khas Lampung, ya bisa dengan baik gitu. Laki-laki harus bisa masaklah. Jadi kalau punya istri, ya enggak harus menikmati masakan istri. Ya istri bisa menikmati masakan suami dengan baik," kata Eko. 

"Omongan Eko bener sih. Laki-laki harus bisa masak dengan baik. Jadi tidak harus menikmati masakan istri. Ya bisa saja istri menikmati masakan suami," kata Budi. 

"Hidup berumah tangga saling pengertian dengan baik," kata Eko. 

"Memang hidup berumah tangga saling pengertian dengan baik. Yaaa agar langgeng urusan rumah tangga dasarnya cinta," kata Budi. 

"Cinta," kata Eko.

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Pedas!" kata Budi. 

"Apa maksud Budi dengan kata pedas itu?" kata Eko. 

"Kita tinggal di Lampung, ya biasa makanan yang pedas kan?" kata Budi. 

"Yaaa memang bener sih...omongan Budi. Yaaa kita tinggal di Lampung, ya suka makan pedas. Kalau tinggal di Palembang, ya suka juga makan pedas, ya contohnya sih...pempek Palembang, ya cukonya kan pedas gitu," kata Eko. 

"Jadi kebiasaannya suka makanan pedas," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Untung saja kita tidak di Yogyakarta kan Eko?" kata Budi. 

"Kok obrolannya...jadi kita tidak ke Yogyakarta?" kata Eko. 

"Ada cerita sih tentang orang Lampung ke Yogyakarta gitu," kata Budi.

"Ooo cerita toh. Tentang orang Lampung ke Yogyakata," kata Eko. 

"Orang Lampung itu mesen makanan di suatu rumah makan gitu. Ketika di pesan makanan, ya ternyata makanan manis gitu. Kebiasaan orang Lampung, ya biasa makan pedas gitu. Jadi agak gimana gitu tentang makan manis, ya karena kebiasaan makan pedas gitu. Orang itu, ya tidak bisa makan manis, ya jadi pesan di atur dengan baik makanannya pedas mengikuti lidah yang pedas gitu," kata Budi. 

"Cerita yang mungkin bisa terjadi pada siapa pun?. Di nilainya becandaan saja kan Budi?" kata Eko.

"Iya di nilai becandaan saja. Tidak perlu serius," kata Budi. 

"Becanda itu baik, ya tujuannya agar tidak tersinggung saja jika itu memang kesalahan yang tidak sengaja gitu. Hidup ini, ya nama kerja di rumah makan...ada orang-orang yang sensitif, ya karena keadaan diri dan juga keluarga gitu...biasanya sih seperti cerita sinetron pelayan rumah makan," kata Eko. 

"Cerita tentang pelayan rumah makan, ya bisa terjadi di daerah mana pun gitu sih tidak harus di Yogyakarta. Hidup ini penuh dengan ujian," kata Budi. 

"Memang hidup ini penuh ujian. Makanya hidup ini di jalankan dengan baik, ya sabar dan sabar!" kata Eko. 

"Bagi yang paham agama, ya menjalankan hidup ini dengan kesabaran dengan baik dan berserah diri pada Tuhan dengan baik," kata Budi. 

"Yang paham agama, ya mengerti banget. Beda dengan orang-orang yang tidak paham agama," kata Eko. 

"Bagi yang belum paham agama, ya urusan para Ulama lah untuk membimbing manusia dengan baik untuk paham agama!" kata Budi. 

"Ulama membimbing manusia dengan baik untuk paham agama," kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sebenarnya sih...rumah makan, ya sudah menyiapkan dengan baik....sambal dan kecap...jika makan itu mau pedas atau manis," kata Budi. 

"Realitanya memang begitu di sajikan sambal dan kecap, ya karena hidup bersuku-suku, ya jadi rasa di lidah menyesuaikan dari kebiasaan dari kelahiran masing-masing," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Kalau begitu sih......main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.

"Okey.....main permainan ular tangga!" kata Budi.

Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.

"Yang enak itu," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Kalau punya teman yang menjalankan usaha di bidang makanan, ya rumah makan gitu. Yaaa enak itu....bisa request...makan yang sesuai dengan aku inginkan," kata Eko. 

"Memang sih...Eko kalau punya teman usaha makan, ya bisa request...makan yang diinginkan. Apalagi kalau teman itu...Chef gitu, ya biasa sih Chef tertantang sih...untuk membuatkan makanan sesuai request itu sih," kata Budi.

"Menunjukkan kebolehan untuk membuat makanan yang enak gitu," kata Eko.

"Makanan enak!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

BAJRANGI BHAIJAAN

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut, ya seperti biasa sih...Budi duduk dengan santai di depan...

CAMPUR ADUK