Malam yang tenang. Setelah nonton Tv yang acaranya musik, ya seperti biasa Budi duduk di depan rumahnya dengan santai sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Raghu adalah seorang preman yang setia kepada preman Narayan Anna yang mengendalikan mafia air di Mumbai. Ketergantungan Anna pada Raghu tidak disukai Vishnu, putra Anna, yang kompleksnya muncul bukan hanya karena perawakannya yang pendek, karena tingginya hanya tiga kaki. Ketika Raghu jatuh cinta pada Zoya, seorang gadis Kashmir bisu yang mengajar musik kepada anak-anak, Vishnu memanfaatkan kesempatan itu untuk mendiskreditkan preman kesayangan ayahnya.
Zoya menyaksikan pembunuhan Gaitonde oleh Vishnu sehingga Anna memerintahkan Raghu untuk membunuhnya, tanpa mengetahui bahwa Raghu mencintainya. Pasangan itu mencoba lari tetapi Vishnu menangkap mereka dan memerintahkan pasangan itu dan semua anak-anak untuk dibunuh. Anna mengatakan Raghu dan anak-anak akan aman jika dia hanya membunuh Zoya, karena dia adalah satu-satunya saksi mata. Zoya menyuruh Raghu untuk membunuhnya sehingga dia dan anak-anak tetap aman. Raghu tidak bisa jadi dia memberinya pistol, meletakkan ibu jarinya di atas ibu jarinya, dan menarik pelatuknya. Dia meninggal dalam pelukan Raghu.
Polisi menangkap Raghu atas pembunuhan Zoya sementara jasadnya disemayamkan oleh masyarakat. Di penjara, ia menjadi depresi dan patah hati. Vishnu gagal mencoba membunuh Raghu di penjara, karena ia tahu jika ia dibebaskan, ia akan membalas dendam. Ketika Anna mengungkapkan bahwa Raghu akan dijatuhi hukuman seumur hidup, Vishnu membantu Raghu keluar dengan menyuap para pembukti, yaaa berencana untuk membunuhnya setelah dibebaskan.
Namun, saat Raghu kembali, Vishnu menyadari bahwa dirinya tidak sama lagi setelah kematian Zoya. Ia mencoba mengembalikan Raghu ke kebiasaan lamanya, tetapi gagal. Anna memperingatkan Vishnu untuk berhenti, tetapi ia dengan marah membunuh Anna dan mengirim penjahat ke Raghu. Raghu membunuh mereka semua dan bersumpah untuk membalas dendam pada Vishnu; teman-temannya bergabung dengannya.
Pada hari Dussera, saat Wisnu datang untuk membakar patung Rahwana, Raghu pun datang. Wisnu menembakkan anak panah ke jantungnya, tetapi Raghu membakarnya. Raghu melihat Zoya dan meninggal dengan tenang, dikelilingi oleh teman dan keluarga. Polisi pun datang dan Asisten Komisaris Polisi, yaaa Ravi Yadav, menyatakan bahwa Raghu telah kembali ke kehidupannya, yang dulu bersama Zoya.
***
Budi selesai membaca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Eko belum datang, ya kalau begitu....nyanyi saja. Main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Mungkin ini salahku tak bercermin muka
Aku menabur cinta di orang yang salah
Dan aku sadar bukan siapa siapa
Ku hanya punya cinta tak punya apa apa
Gayung tak bersambut
Cinta pun telah pupus
Terhempas ditelan dusta
Ku sudah mencoba tuk berikan bunga
Ku sudah berjuang dan bertahan karna cinta
Sadar aku sadar aku ini siapa
Orang biasa yang tak pantas dicinta
Biar kuterima dan berbaik sangka
Kau tercipta bukan untukku
Dan aku sadar bukan siapa siapa
Ku hanya punya cinta tak punya apa apa
Gayung tak bersambut
Cinta pun telah pupus
Terhempas ditelan dusta
Ku sudah mencoba tuk berikan bunga
Ku sudah berjuang dan bertahan karna cinta
Sadar aku sadar aku ini siapa
Orang biasa yang tak pantas dicinta
Ku sudah mencoba tuk berikan bunga
Ku sudah berjuang dan bertahan karna cinta
Sadar aku sadar aku ini siapa
Orang biasa yang tak pantas dicinta
Biar kuterima dan berbaik sangka
Kau tercipta bukan untukku
Biar kuterima dan berbaik sangka
Kau tercipta bukan untukku"
***
Budi selesai bernyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi gtu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada topeng di taruh di atas buku gambar gitu.
"Emmm," kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik gitu.
"Emmm enak singkong rebusnya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini....tetap sama...kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa hidup ini....tetap sama sih....Eko!" kata Budi.
"Menjalankan hidup ini...di negeri Indonesia..ini berdasarkan konsep yang di buat sama pemimpin yang membangun negeri ini...konsep bernegara dan berbangsa dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Konsep bernegara dan berbangsa di negeri Indonesia. Yaaa di negara lain juga, ya berdasarkan konsep juga dengan tujuan ini dan itu," kata Budi.
"Hidup yang singkat ini....di nikmati saja dengan baik," kata Eko.
"Iya memang hidup ini di nikmati dengan baik, ya dan juga hidup ini singkat sih....umur manusia. Di jalan baik saja demi kebaikan bersama dan menjauhkan diri dari sosial masyarakat yang buruk ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko selesai makan sepotong singkong rebus, ya mengambil aqua gelas di meja dan di minum dengan baik aqua gelas.
"Perjuangan dari dasar keluarga tidak mampu, ya keras banget usaha yang di jalankan demi keluar dari kemiskinan, ya masalah ekonomi!" kata Budi.
"Memang keadaan kita, ya kan Budi....dari keluarga tidak mampu?" kata Eko.
"Memang keadaan kita," Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Cerita pait-paitnya hidup....tersisihkan dan terhina karena ada orang-orang buruk di lingkungan yang begini dan begitu," kata Budi.
"Paitnya hidup. Hanya kesabaran saja menghadapi hidup ini!" kata Eko.
"Sabar dan sabar menghadapi hidup ini...penuh dengan ujian!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menaruh gelas aqua di meja gitu.
"Berharap pada pemerintahan pada masa lalu, ya tidak mungkin dapat pertolongan. Hanya bisa berjuang terus dengan usaha...sampai menyelesaikan masalah ekonomi," kata Budi.
"Masa lalu...pemerintahan cerita begini dan begitu karena di dalam pemerintahan masih banyak orang yang memakai topeng, ya pura-pura gitu...citra baik di tampakan padahal di belakang buruk citranya," kata Eko.
"Pemerintahan masa lalu...KKN terjadi!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil topeng gitu.
"Topeng ini...topeng buatan Budi dari kardus," kata Eko.
"Iya...topeng yang di pegang Eko, yaaa topeng buatan aku dari kardus," kata Budi.
"Nilai kreatifitas Budi.....buat topeng Snake Eyes dari kardus!" kata Eko.
"Nilai kreatifitas!" kata Budi.
Eko memakai topeng Snake Eyes gitu.
"Aku jadi....Snake Eyes, ya dengan topeng yang aku pakai. Keren kan Budi?" kata Eko.
"Eko...keren..jadi Snake Eyes!" kata Budi.
Eko melepaskan topeng yang di pakai.
"Snake Eyes. Ninja!!!" kata Eko.
"Ninja!!!" kata Budi.
"Snake Eyes.....anggota G.I. Joe," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita Snake Eyes...bagus kan Budi?" kata Eko.
"Bagus...Snake Eyes dan G.I. Joe juga!" kata Budi.
Topeng di taruh Eko di meja gitu.
"Film dan serial kartun...G.I. Joe....berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.
"Ekonomi dan ekonomi!" kata Budi.
Eko mengambil buku gambar gitu.
"Di buku gambar...apa yang di gambar Budi ya?" kata Eko.
"Yaaa buka saja buku gambar yang di pegang Eko. Yaaa Eko akan tahu sendiri apa yang aku gambar gitu?" kata Budi.
"Baiklah buku gambar aku buka!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Di buku gambar ada gambar-gambar Budi yang di buat dengan baik di buku gambar gitu, yaaa dari gambar Kenshin Himura, Kaoru Kamiya, Megumi Takani, Sanosuke Sagara, Yahiko Myojin, dan Shishio Makato.
"Budi buat gambar tokoh-tokoh Samurai X...," kata Eko.
"Iya....aku buat tokoh-tokoh Samurai X," kata Budi.
"Gambar-gambar yang di buat Budi...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko....pujiannya!" kata Budi.
"Ada kemauan pasti bisa membuat gambar yang di sukai," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Cerita...Samurai X...bagus kan Budi?" kata Eko.
"Iya...cerita Samurai X...bagus, ya film dan kartunnya!" kata Budi.
Eko melihat dengan baik di buku gambar ada komik buatan Budi, ya membaca cerita komik dengan baik gitu.
"Cerita komik di buat Budi...tentang polisi yang bernama Andre, ya dari Kepolisian Lapor Pak!, yaaa polisi Andre menangkap penjahat yang buat ulah di masyarakat dan di penjara penjahat sama polisi Andre," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita dan gambar komik yang di buat Budi...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
Buku gambar di tutup dan buku gambar di taruh di meja gitu.
"Samurai X....film dan kartun, ya masih budaya Jepang, ya berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.
"Manusia harus menggerakkan ekonomi dengan baik demi hidup ini," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan Keluarga Somat dan Hantu saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan Keluarga Somat dan Hantu dengan baik gitu.
"Budi...masihkan mengumpulkan data ini dan itu, ya lapisan sosial masyarakat?" kata Eko.
"Masihlah....penelitian aku. Mengumpulkan data ini dan itu, ya lapisan sosial masyarakat yang ada di kota Bandar Lampung," kata Budi.
"Kaya dan miskin," kata Eko.
"Iyaaa....kaya dan miskin!" kata Budi.
"Pemerintahan dan swasta," kata Eko.
"Iyaaa...pemerintahan dan swasta, ya kerjaan yang di lakonin manusia," kata Budi.
"Hasilnya...baik dan buruk kan Budi?" kata Eko.
"Iyaaa lah hasil baik dan buruk. Yaaa paham agama dan tidak paham agama!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan Keluarga Somat dan Hantu dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment