CAMPUR ADUK

Wednesday, August 10, 2022

PEPAYA BIJI EMAS

Budi telah selesai menggarap sawahnya. Hari memang sudah sore. Budi pun berjalan menuju rumahnya. Ya Budi memang pemuda yang baik dan juga tidak punya Ayah dan Ibu, ya orang tua Budi meninggal dunia gitu karena di rampok penjahat gitu. Budi menerima musibah itu. Pendekar hebat telah mengalahkan para perampok yang meresah masyarakat. Pendekar hebat itu bernama Abdul. Ya Abdul berasal dari perguruan serigala putih yang berada di sebuah kaki bukit gitu.

Abdul selalu menolong orang-orang mengalami kesulitan dari orang-orang jahat gitu. Abdul memang menyukai seorang cewek cantik, ya bernama Putri. Ya Putri anak saudagar kata gitu. Putri dan Abdul cuma sekedar teman saja karena Bapaknya Putri tidak suka dengan Abdul. Ya Bapaknya Putri, ya menjodohkan Putri dengan seorang pemuda yang kaya raya orang tuanya. Pemuda itu bernama Hari gitu.

Budi terus berjalan menuju rumahnya. Di tengah jalan bertemu dengan pertapa tua yang butuh pertolongan gitu. Ya Budi di ajaran dengan baik sama orang tuanya,, ya harus baik sama pertapa gitu. Budi menolong pertapa itu, ya di bawa ke rumahnya. Budi menjamu pertapa makan dan minuman yang ada di rumah Budi gitu.

Pertapa senang dengan kebaikan Budi gitu. Ya pertama masih dalam keadaan sakit karena ia terluka dalam, ya setelah bertarung dengan raksasa buto ijo. Ya pertama menang sih dari buto ijo. Pertapa jadi nginep di rumah Budi gitu. Ya Budi tidak ada masalah sih pertapa nginep di rumah Budi demi kebaikan pertapa. 

Eko sering main ke rumah Budi, ya sekedar ngobrol dan juga menikmati minum kopi dan juga makan singkong rebus. Eko teman yang baik karena omongan bijak gitu. Eko, ya anak ulama yang menyebar agama Islam gitu. Eko pun di jodohkan dengan cewek bernama Purnama gitu. Ya Purnama, ya anak ulama gitu. Purnama baik dan ahli agama Islam gitu. 

Eko pun baik pada pertapa yang nginep di rumah Budi. Eko terkadang kerjaannya mengajar ngaji di surau gitu. Kerjaan pasti Eko, ya ternak kambing gitu.

Pertapa menginap di rumah Budi, ya cukup lama gitu. Ya kira-kira satu bulan gitu. Pertapa pun meninggalkan rumah Budi. Sebelum meninggalkan rumah Budi, ya pertapa memberikan biji pepaya gitu.

"Suatu saat biji pepaya ini akan menolong mu dari kesulitan. Jadi tanam biji pepaya ini depan rumah," kata Pertapa.

"Iya," kata Budi.

Pertapa meninggalkan rumah Budi, ya berjalan menuju hutan dan ingin menjalankan pertapaan di sebuah Goa yang ada di sebuah gunung sih. Berdasarkan rumor masyarakat goa tersebut ada penghuninya, ya seekor ular besar, ya sebesar naga gitu. Ya ular besar itu sebenarnya seorang dewa kecil yang melanggar aturan khayangan. Jadi dewa kecil di hukum raja dewa untuk menjalankan hukuman jadi ular besar gitu, ya karena melanggar aturan khayangan gitu. Hukuman berakhir ketika pertapa ingin menjalankan tapanya di goa tersebut. Dewa kecil kembali ke khayangan setelah menjalankan hukuman gitu. 

Budi mengikuti amanahnya pertapa gitu. Budi menanam biji pepaya di depan rumahnya. Hari demi hari, ya pepaya tumbuh dengan baik. Budi senang dengan pohon pepaya tumbuh dengan baik gitu. Ya sampai pohon pepaya berubah gitu.

Suatu ketika ada masalah gitu. Pak Ujang mengalami masalah hutang dengan rentenir, ya Pak Bewok gitu. Jadi lahan pertanian yang jadi jaminan mau di ambil Pak Bewok. Pak Ujang juga gagal juga dari hasil pertaniannya. Budi mau no long Pak Ujang, ya tapi takut dengan centengnya Pak Bewok yang jago-jago silat gitu.

Abdul pernah bertarung dengan centeng Pak Bewok, ya hasilnya seimbang gitu. Centeng Pak Bewok menguasai ilmu hebat dari perguruan macan kumbang gitu. Budi terus berpikir dengan baik, ya ingin menolong Pak Ujang dalam kesulitan gitu. Tiba-tiba pepaya mateng gitu. Pepaya jatuh ke tanah. Budi mengambil pepaya yang mateng itu dan di buka isinya. Terkejutnya Budi dengan Isi buah pepaya, ya bijinya emas gitu.

Budi pun mengambil biji pepaya, ya biji emas gitu. Budi membawa biji emas itu ke tempat Pak Bewok untuk membayar hutangnya Pak Ujang. Setelah di bayar hutangnya dengan baik, ya jadi lahan pertanian Pak Ujang tidak di sita Pak Bewok gitu.

Pak Ujang berterima kasih atas bantuan Budi, ya menolongnya dari masalah gitu. Pak Ujang pun menjalankan kehidupannya dengan baik, ya bertani dengan baik gitu. Budi terus menolong orang-orang yang mengalami kesulitan hutang karena minjem sama Pak Bewok gitu. Ya sampai urusan Budi juga selesai gitu, ya ternyata Pak Bewok menagih hutangnya Ayahnya Budi di masa masih hidup. Padahal itu cuma akal-akalannya Pak Bewok yang ingin tahu asal biji emasnya Budi. Ya ternyata Pak Bewok tahu, ya biji emas berasal dari pohon pepaya. Budi tidak mau cari masalah sama Pak Bewok, ya jadi menyerahkan pohon pepaya itu untuk bayar hutang gitu.

Pak Bewok menyuruh anak buahnya untuk memindahkan pohon pepaya, ya di tanam di rumah Pak Bewok gitu. Pohon pepaya di tanam di rumah Pak Bewok gitu. Dengan sabar Pak Bewok, ya pohon pepaya buahnya mateng gitu. Pohon pepaya buahnya mateng dan jatuh ke tanah gitu. Pak Bewok membuka buah pepaya, ya berharap banget dapet biji pepaya, ya biji emas. Ternyata biji pepaya biasa-biasa saja. Pak Bewok kecewa gitu, ya biji pepaya di buang ke tanah. Tiba-tiba biji itu tumbuh, ya tapi bukan tumbuh pohon pepaya melainkan tumbuh semak belukar. Ya semak belukar terus tumbuh sampai rumah Pak Bewok jadi tidak karun gitu. Pak Bewok, ya kapok mengambil harta orang baik, ya Budi dengan akal-a jalannya hutang Ayah Budi di masa hidup gitu.

Budi tahu keadaan Pak Bewok dan masyarakat juga, ya dibiarkan saja jadi pelajaran bagi Pak Bewok yang serakah gitu. Budi menjalankan hidup dengan baik, ya menjalankan aktivitasnya dengan baik jadi petani. Malamnya Budi ngobrol asik dengan baik bersama teman baik, ya Eko yang bijak karena ilmu agamanya, ya Islam gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK