Budi berjalan dengan baik menuju penjual kayu, panglong gitu. Eko mau ke warung, ya beli gorengan gitu. Eko dan Budi bertemu di jalan, ya berpapasan gitu.
"Budi," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Mau kemana Budi?" kata Eko.
"Mau ke tempat panglong penjual kayu," kata Budi.
"Ooooo mau ke tempat panglong. Mau beli kayu. Jangan-jangan kayunya mau di buat benerin rumah? Ya kan rumah Budi, ya ada bagian terbuat kayu gitu. Ya biasa rumah yang terbuat kayu, ya hancurnya di makan rayap gitu," kata Eko.
"Ya sebenarnya sih Eko, ya omongan Eko salah sih menembaknya kenapa aku beli kayu?" kata Budi.
"Ooooo tebakan ku salah toh! Jadi beli kayu untuk apa?" kata Eko.
"Ya mau di buat mobil yang terbuat kayu gitu," kata Budi.
"Ooooo buat mobil yang terbuat kayu. Ya kreatifitasnya Budi," kata Eko.
"Ya begitulah," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Ngomong-ngomong Eko mau kemana?" kata Budi.
"Ya aku beli makanan di warung Ibu Minah gitu," kata Eko.
"Ooooo makan toh," kata Budi.
"Kalau begitu obrolan kita sambung lain waktu!" kata Eko.
"Ok!!!" kata Budi.
Budi melanjutkan perjalan menuju penjual kayu, ya panglong gitu. Eko, ya melanjutkan perjalanan menuju warung Ibu Minah, ya beli makanan gitu. Singkat waktu, ya Budi sampai di penjual kayu, ya panglong gitu. Budi memesan kayu sama Pak Abah pemilik panglong kayu gitu. Ya setelah di pesanan kayu di bayar, ya kayu di akan dikirimkan ke rumah Budi lah. Ya Budi pulang ke rumahnya gitu. Sedangkan Eko setelah beli makanan di warung Ibu Minah segera pulang ke rumah lah. Ya singkat waktu gitu, ya Budi sampai di rumahnya dan duduk di depan rumah, ya menunggu kiriman kayu gitu. Ya singkat waktu pula gitu, ya Eko sampai di rumahnya, ya duduk di depan rumahnya sambil menikmati makanan yang ia beli di warung, ya sambil mendengarkan musik dari radio lah.
Pak Abah menyuruh anak buahnya untuk mengirim kayu ke rumah Budi, ya yang telah di pesan sama Budi gitu. Akhirnya di tunggu cukup lama, ya kayu dateng juga di rumah Budi gitu. Budi segera membuat mobil dari kayu gitu, ya dasarnya seperti membuat gerobak gitu. Budi dengan sabar dan penuh dengan ketelaten membuat mobil dari kayu. Cukup lamaaaaa........Budi, ya membuat mobil dari kayu dan akhirnya selesai gitu.
Mobil buatan Budi di beri mesin, ya dinamo gitu dan energinya dari baterai, ya aki gitu. Ya bisa di cas listrik gitu, ya Budi mengatur dengan baik dengan ilmu kelistrikan gitu. Budi mencoba dengan baik mobil yang terbuat dari kayu. Mobil berjalan dengan baik.
"Jadi aku jadi orang kaya. Ya punya mobil gitu. Dengan kreatifitas aku, ya aku punya punya mobil terbuat dari kayu gitu," kata Budi.
Budi main mobil buatannya dari kayu, ya di depan rumahnya gitu. Eko main ke rumah Budi. Sampai di rumah Budi, ya Eko melihat Budi sedang asik main mobil yang terbuat dari kayu.
"Budi. Hebat juga. Bisa membuat mobil yang terbuat kayu," kata pujian Eko.
Budi keluar dari mobil yang ia mainkan dan berkata "Ya ada kemampuan, ya pasti bisa membuat mobil dari kayu. Ya kreatif gitu."
"Mobil buatan Budi keren. Boleh aku coba, ya Budi?" kata Eko.
"Silakan!" kata Budi.
"Ok!" Eko.
Eko mulai naik mobil dan di kendaraan dengan baik.
"Budi. Mesinnya bagus!" kata Eko.
"Ya!!!" kata Eko.
Eko terus main mobil terbuat dari kayu gitu, ya cukup lama gitu. Eko pun keluar dari mobil.
"Keren mobilnya!" kata Eko.
"Ya!!!" kata Budi.
Mobil di taruh di depan rumah dengan baik, ya sama Budi. Ya Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Budi.
"Budi kaya orang kaya, ya punya mobil," kata Eko.
"Aku merasa seperti itu. Ya kaya orang kaya punya mobil. Ya mobil sekedar mobil sih. Mobil buatan ku dari kayu," kata Budi.
"Yang penting punya mobil," kata Eko.
"Ternyata kenapa orang kaya sombong dengan mobilnya? Karena beli mobilnya, ya harga mahal gitu!" kata Budi.
"Nama juga manusia, ya akhlaknya belum bener gitu," kata Eko.
"Padahal mobil bisa di buat, ya sekedar mobil dari kayu. Untuk apa sombong dari mobil beli, ya kalau belum bisa membuat mobil sendiri?!" kata Budi.
"Harta kan salah satu ujian manusia. Ya kalau ilmu cedek sih. Ya jatuh pada ke sombongan lah," kata Eko.
"Kalau begitu sih lebih baik main catur saja!" kata Budi.
"Ok.....main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. Ya Budi menghidupkan radio lah, ya untuk mendengarkan musik yang bagus-bagus gitu.
No comments:
Post a Comment