Malam gelap bertabur bintang di langit. Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan gorengan. Ya keduanya memang mendengarkan radionya Eko, ya mendengarkan lagu-lagu bagus di acara radio lah.
"Hidup ini. Di bagi dua sisi. Antara baik dan buruk," kata Budi.
"Memang realitanya begitu. Hidup ini. Di bagi dua sisi. Antara baik dan buruk. Yang baik tetap berjalan di kebaikan demi kebaikan semua orang. Ya yang buruk, ya berjalan di keburukan demi menghancurkan orang ini dan itu," kata Eko.
"Cerita orang yang menghancurkan orang lain. Contoh ceritanya seperti ini. Ya cerita di ambil dari kisah nyata. Seorang pemuda berjuang keras ke luar dari kemiskinan ya. Jadi pemuda itu mencari pekerjaan. Pemuda itu tidak punya modal untuk usaha karena hidupnya merantau ke kota lain dan tuntutan hidup harus di jalankan dengan baik, ya kontrakan gitu. Usaha pemuda itu kerja dengan baik banget kerja di tempat kerjaan, ya punya orang China di kota Batam gitu. Ya sebenarnya pemuda itu tidak ingin kerja sama orang China gitu, ya berdasarkan cerita tentang orang-orang China, ya perangainya ada yang buruk gitu. Karena keadaan pemuda itu terpaksa kerja dengan orang China. Awal kerjaannya pemuda itu berjalan dengan baik gitu. Ternyata sering banget ia mendapatkan barang-barang di tempatnya kerja hilang. Pemuda itu berkata "Lingkungan buruk gitu". Pemuda berusaha bersabar dengan ujian yang di hadapinya di tempat kerjanya. Sampai akhirnya pada gajian, ya pemuda itu harus mengganti ganti rugi barang yang hilang, ya gaji ya di potong lah. Pemuda berkata "Orang berbuat mengambil barang-barang dengan cara mencuri, aku yang dapet getahnya. Gaji ku di potong". Pemuda terus bersabar dengan keadaannya. Ya sampai pemuda itu menemukan orang-orang yang mencuri barang-barang. Ternyata di dalam kerjaan ada dan luar juga ada. Pemuda itu berkata "Banyak orang ahli pembohong dari pada kejujuran". Pemuda berusaha untuk melaporkan pada pemilik kerjaan, ya Bos, ya ternyata tidak di anggap gitu karena kesalahannya menghilangkan barang-barang gitu. Pemuda itu tetap bersabar dengan baik, ya sampai tahu suku orang yang berbuat buruk padanya. Ya suku Batak, Padang, China, dan Flores. Pemuda itu tahu agama yang di yakini orang-orang yang berburuk padanya. Ya agama Kristen, Islam, Kong hu chu dan Budha. Pemuda itu berkata "Orang-orang berbuat buruk pada ku ini. Gimana dengan agama yang di yakininya? Apakah agama yang di yakini benar-benar di yakini atau cuma sekedar saja status di KTP saja?". Pemuda pun mencari tahu dengan baik tentang orang-orang buruk, ya berteman gitu. Ternyata data di kumpulkan dengan baik. Ya orang-orang buruk tersebut telah meninggalkan ajaran agama di yakini. Ya benar kata orang-orang tentang orang buruk "Halal haram hantam". Pemuda itu terus bersabar dengan keadaannya demi kebutuhannya sehari-hari. Sampai akhirnya pemuda itu mendapat kerjaan yang lain gitu. Ya kerjaan di tempat orang China. Ya Chinanya baik. Hidup ini kan. Ada orang China baik dan buruk. Pemuda itu, ya keluar dari tempat kerjaannya yang buruk dari keadaan orang-orang yang buruk. Pemuda itu masuk kerjaan yang baru. Ya hasilnya lumayan gitu, ya baik gitu. Pemuda itu kerja dengan baik sampai mengumpulkan modal dari kerjaannya yang baru dengan cara menyisikan, ya di tabung untuk usahanya kecil-kecilan gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Di ambil dari kisah nyata. Dengan sabar menghadapi ujian hidup dari orang-orang buruk yang bisanya merugikan orang lain. Agama cuma sekedar cantelan di KTP. Ya maka itu. Hukum di buat di negeri ini untuk menghukum orang-orang yang berbuat kebusukan. Polisi itu bergerak berdasarkan dapet informasi ini dan itu, ya segera menangkap orang-orang buruk lah," kata Eko.
"Kenyataan cerita sih. Polisi tidak menangkap orang-orang buruk. Apakah informasi sampai ke polisi apa tidak? Lingkungannya buruk, ya banyak menutupi keburukan orang-orang itu dengan teman-teman gitu," kata Budi.
"Kacau lingkungan buruk," kata Eko.
"Dimana pun lingkungan buruk, ya hanya menciptakan keburukan. Ya merugikan orang yang berjalan di jalan baik. Di kota Bandar Lampung juga, ya ada gitu. Ya anggap saja ceritanya tidak jauh beda gitu, dengan kota Batam atau kota-kota yang ada di Indonesia," kata Budi.
"Pada akhirnya sekedar cerita kan Budi?" kata Eko.
"Ya begitulah!!!!" kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Sedangkan urusan cinta. Dua sisi. Antara bahagia dan patah hati," kata Budi.
"Ya yang bahagia terus berusaha bahagia. Ya yang patah hati berusaha bangkit dari keadaannya sakit hati karena urusan cinta, ya introfeksi diri.....apa yang salah gitu?" kata Eko.
"Yang bahagia, ya membuat acara ini dan itu untuk menunjukkan pada semua orang bahagia gitu. Sedangkan yang patah hati, ya kadang berpikirnya kaya orang stres. Ya orang patah itu kacau pikirannya sampai menyalahkan orang yang tidak bersalah gitu, ya tidak ada urusan. Biasa suku Lampung, stresnya pemuda Lampung dalam urusan cinta gitu. Ya di bodohin dengan keadaan gitu. Padahal pemuda Lampung itu, ya tidak setia lah alias selingkuh sembunyi-sembunyi dari ceweknya," kata Budi.
"Contohnya yang di omongin Budi. Kaya kisah di sinetron saja. Kisah nyata gitu," kata Eko.
"Padahal itu kisah nyata beneran," kata Budi.
"Ya seperti kata orang-orang di kota Bandar Lampung tentang pemuda suku Lampung itu, ya katanya "Lawang"...." kata Eko.
"Kata Lawang (Gila) itu sekedar mainan saja pada kita masih kecil. Tapi kenyataan saat kita dewasa ternyata benar tentang suku keturunan Lampung berdasarkan cerita yang aku cerita tentang pemuda Lampung yang menyalahkan orang lain karena urusan cintanya, patah hati gitu," kata Budi.
"Jadi mau di kita apa lagi kalau kenyataannya kejadiannya seperti itu?" kata Eko.
"Ya begitu lah!!!" kata Budi.
"Tetap sekedar ceritakan Budi?" kata Eko.
"Ya tetap sekedar cerita!!!!" kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja Eko!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu, ya sambil mendengarkan lagu-lagu yang bagus dari radio lah.
No comments:
Post a Comment