Malam di bulan Ramadhan. Eko dan Budi, ya duduk di depan rumah Budi lah, ya setelah sholat tarawih dan juga baca al qur-an di mesjid, ya keduanya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Sedangkan Abdul tidak bisa ke rumah Budi, ya main gitu seperti biasanya. Abdul lagi ada urusan kerjaan dengan temannya.
"Aku punya cerita," kata Budi.
"Budi punya cerita toh," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Kalau begitu cerita lah!" kata Eko.
Eko memotong omongan Budi dan berkata "Kenapa Yeni nama tokohnya? Kan bisa saja nama tokohnya namanya Putri!"
"Ya aku kan membuat cerita. Jadi aku yang memutuskan siapa nama tokoh dalam cerita ku!" kata Budi.
"Budi yang memutuskan nama tokoh untuk ceritanya. Emmmm....kalau di pikir dengan baik, ya seperti di berita Tv tentang seorang yang di pukul sama mahasiswa saat demo. Di putuskan dengan baik sama orang-orang di balik layar untuk menciptakan konfik dan siapa yang jadi korban," kata Eko.
"Kok di kaitkan dengan berita Tv seperti itu. Cuma nilai kontrafersi berita Tv aja yang ini dan itu demi menaikan nama tokoh yang jadi korban pemukulan sama mahasiswa?!" kata Budi.
"Sudut pandang dari sisi aku saja," kata Eko.
"Ooooo sudut pandang. Ya memang sih sudut pandang itu ada pro dan juga kontra," kata Budi.
"Sebenarnya sih kurang Extrim. Senjata itu bisa di buat. Jadi lebih baik bukan di pukul melainkan di tembak tokoh yang jadi korban saat demo mahasiswa," kata Eko.
"Kalau itu sih Extrim banget. Tokohnya di buat mati," kata Budi.
"Maka itu. Lebih baik gunakan sikap Komunis dari pada sikap Liberal atau Demokrasi dalam menyelesaikan masalah," kata Eko.
"Tegas maksudnya Eko?!" kata Budi.
"Ya ketegasan itu penting," kata Eko.
"Nanti pelanggaran HAM lagi deh," kata Budi.
"Jadi repot urusan HAM. Ya sudahlah jalan yang terbaik, ya musyawarah mencapai mufakat untuk menyelesaikan masalah berdasarkan hukum yang telah di sepakatin bersama," kata Eko.
"Sudah ah ngomongin itu. Kita ini lulusan SMA, ya kurang ilmu ini dan itu. Kalau di bahas lebih lanjut yang di takutin sih...bukannya selesai, ya malah keruh," kata Budi.
"Ya sekedar bahan obrolan. Dan juga maklum lah obrolan lulusan SMA, ya kurang ilmu ini dan itu," kata Eko.
"Aku mau melanjutkan cerita aku," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Aku lanjutkan cerita aku. Yeni seorang cewek yang cantik. Yeni berasal dari keluarga yang tidak mampu. Yeni sudah belajar menyanyi dari kecil, ya di bangku sekolah sudah belajar menyanyi. Pendidikan sekolah kan ada mata pelajaran kesenian. Yeni demi membantu orang tua, ya jadi biduan. Ya hasilnya lumayan sih untuk kebutuhan sehari-hari. Sampai lulus SMA, ya Yeni masih menggelutin kerjaannya sebagai biduan. Tono, ya teman Yeni semasa sekolah SMA. Tono memang menjalin kisah cinta sama Yeni, ya dari SMA sampai lulus SMA. Yeni memang cantik sih, ya banyak cowok yang menyukai Yeni dan apalagi kerjaan Yeni penyanyi, ya otomatis lah. Tono dengan sikapnya sabar dan tidak cemburuan ketika Yeni bersama cowok di atas panggung menyanyi. Yeni senang sih mendapatkan pacar yang penyabar dan tidak cemburuan. Tono memang sudah bekerja, ya maklum lulusan SMA, ya kerjanya jadi buruh di perusahaan. Yeni senang karena Tono sudah kerja, ya jadinya sih...cita-cita keduanya, ya ingin menikah di usia muda. Lama-lama pacaran kan tidak baik, ya jadi bahan gunjingan orang-orang. Tono yang berusaha dengan baik untuk mensukseskan cita-citanya bersama Yeni, ya menikah muda. Suatu ketika. Tono mengalami kecelakaan motor, ya Tono mati di tempat ke jadian. Yeni terpukul banget dengan kematian Tono. Harapan yang di sepakatin untuk nikah di usia muda, ya tinggal sebuah kenangan saja....karena Tono meninggal. Yeni sebenarnya susah melupakan Tono, ya cintanya. Orang-orang terdekat Yeni mengajarkan pada Yeni untuk ikhlas urusan Tono. Ya akhirnya Yeni....ikhlas. Perlahan-lahan Yeni maju ke depan dan melupakan masa lalu kisahnya bersama Tono. Yeni tetap dengan kerjaannya menyanyi dan terus berusaha bergembira saat ia bernyanyi di panggung. Begitu ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong judul ceritanya apa?" kata Eko.
"Judulnya...'Cinta Yang Di Putus Tuhan'..," kata Budi.
"Judulnya tepat. Hidup dan mati kan keputusan Tuhan. Dalam urusan cinta. Jika hubungan anak Adam bisa bersatu karena Tuhan memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan. Jika hubungan anak Adam, ya salah satu mati atau keduanya, ya Tuhan yang memutuskan ikatan cinta itu putus," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko.
"Ok...main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment