“Angin bengi iki atis
Salam marang awakku
Nanging sampeyan ora bisa pengin panas
Iki atiku
Aku rumangsa kaya wongku nabrak
Kanthi sikapmu
Apa amarga aku
Manungsa kurang
Iku gampang kanggo sampeyan kanggo muter
Oh bisa uga dhewe iki
Bisa ngganti busa
Sing whitens
Dadi karpet
Kaya panjaluk
Kowe ngomong apa
Ing janji katresnan
Uga mokal kanggo kula
Tekan lintang ing langit
Aku iki sopo
Mung wong biasa
Kabeh iku
Pancen aku
Ora ana sing bisa mbayar
Aku uga salah
Gara-gara jatuh cinta
Wong kaya sampeyan kaya malaikat
Aku kudu
Refleksi aku
Sadurunge sandiworo ati
Aku mbukak”
"Abdul," kata Budi.
Abdul menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di atas meja.
"Apa?" kata Abdul.
"Tumben ada martabak telur?" kata Budi.
"Sebenarnya mau beli gorengan, ya seperti biasanya. Tiba-tiba aku kepengen makan martabak telur. Aku beli martabak telur," kata Abdul.
"Ooooo gitu ceritanya," kata Budi.
Budi pun mengambil martabak telur di piring dan segera di makan dengan baik banget.
"It's really good to eat what I ate...," kata Budi.
Budi terus makan martabak telur tersebut.
"Emmmm," kata Abdul.
Budi selesai makan satu buah martabak telur, ya mengambil lagi makan martabak telur di piring.
"Laper apa nafsu Budi makan martabaknya?" kata Abdul.
"Laper," kata Budi.
"Oooooo laper toh!" kata Abdul.
Abdul mengambil martabak telur di piring, ya di makan dengan baik tuh martabak telur lah. Budi, ya selesai makan martabak telur, ya segera mengambil teh botol di meja. Teh botol, ya di minum dengan baik sama Budi.
"What a delicious drink I drink....," kata Budi.
Abdul selesai makan martabak telur, ya mengambil teh botol di meja dan di minum dengan baik teh botol lah. Budi menaruh teh botol di meja. Ya Budi melihat dengan baik di kursi ada gitar gitu. Abdul menaruh teh botol di meja.
"Abdul....gitar di kursi. Berarti Abdul abis main gitar dan nyanyi ya?" kata Budi.
"Iya. Aku abis nyanyi dan main gitar. Lagunya "Buih Jadi Permadani', ya aku ubah sih liriknya jadi lagu Bahasa Jawa," kata Abdul.
"Oooo...'Buih Jadi Permadani' di ganti liriknya jadi Bahasa Jawa. Ya sekedar lagu Bahasa Jawa gitu," kata Budi.
"Ya sekedar saja!" kata Abdul.
"Ok. Sekedar saja. Atau jangan-jangan ada kaitannya dengan Putri lagi?!" kata Budi.
"Mungkin?" kata Abdul.
"Oooooo mungkin toh. Nama juga rasa...itu tetap ada toh," kata Budi.
"Ya begitu lah," kata Abdul.
Eko pun dateng, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Abdul. Eko pun duduk bersama Budi dan Abdul. Melihat meja, ya ada martabak telur dan juga teh botol.
"Ada martabak telur. Tumben. Biasanya gorengan?!" kata Eko.
"Aku kepengen makan martabak telur," kata Abdul.
"Ooooo Abdul kepengen makan martabak telur. Ya jadinya martabak telurnya beli toh," kata Eko.
"Emmm," kata Abdul.
"Nama juga kepengen makan martabak, ya pasti di belilah," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul dan Eko bersamaan.
Eko mengambil martabak telur di piring, ya di makan dengan baik lah martabak telur.
"Emmmmmm it's good to eat what I eat..," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi dan Abdul bersamaan.
Eko selesai makan martabak telur satu buah, ya mengambil teh botol di meja dan di minum dengan baik.
"Main kartu remi saja!" kata Budi.
Eko menaruh teh botol di meja.
"Ok..main kartu remi," kata Abdul.
"Ok...main kartu remi," kata Eko.
Abdul mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Abdul mengambil kartu remi di bawah meja dan segera di kocok dengan baik kartu remi, ya segera di bagikan dengan baik tuh kartu remi. Ketiganya main kartu remi, ya seperti biasa permainan cangkulan, ya sambil menikmati minum teh botol dan makan martabak telur yang enak banget.
No comments:
Post a Comment