Bobo pun minta izin sama Ibu, ya ingin main ke rumah Andi. Ibu pun membolehkan Bobo main, dengan pesan "Jangan pulang sore-sore".
Bobo pun berangkat ke rumah Andi, dengan berjalan cepat sekali. Selang berapa saat Bobo sampai di rumah Andi.
"Andi!" kata Bobo.
"Bobo!" kata Andi.
"Ayo, kita main panahan. Aku telah membuat panah dari bambu," kata Bobo.
"Coba aku lihat panahan kamu Bobo," kata Andi.
"Niii....silakan," kata Bobo sambil memberikan panahan kepada Andi.
"Bagus...panahan kamu Bobo. Tetapi kenapa anak panahnya kamu buat tumpul?" kata Andi.
"Ya....untuk keamanan saja. Kalau tajam kan berbahaya. Kalau panah salah sasaran saat di lepaskan anak panah dari busurnya dan kena orang, ya terluka....jadi perkara besar," penjelasan Bobo.
"Iya juga, bener Bobo lebih baik anak panahnya tumpul, kan cuma mainan saja....bukan di gunakan untuk berburu....ya otomatis membunuh binatang," kata Andi.
"Ayo main!!" kata Bobo.
"Ayo!!!," saut Andi.
Andi menyerahkan panahnya Bobo, ya ke Bobo lagi. Lalu Andi mengambil panahan di kamarnya, baru di bawa ke teras rumah untuk di mainkan. Bobo melihat panahan Andi yang terbuat dari plastik.
"Andi....panahan kamu beli ya?" tanya Bobo.
"Iya, praktis tidak capek buat dan juga anak panahnya bisa menempel di tempat yang permukaannya licin, kaya kaca gitu. Nii aku tunjukkan," kata Andi sambil memanah ke kaca jendela rumahnya.
Anak panah yang di lepaskan ke arah kaca jendela rumah, ya langsung menempel.
"Hebat!!!" kata Bobo.
"Bisa menempel, karena ada karet di anak panah," penjelasan Andi.
"Oh...begitu!!!" kata Bobo.
Andi melepaskan anak panah yang menempel di kaca jendela rumah. Bobo dan Andi mulai main anak panah dengan sasaran tiga bekas kaleng minuman yang di susun rapih di atas batu dan Bobo dan Andi....memanahnya dari jarak yang cukup jauh, ya empat meter gitu.
Bobo yang mulai duluan memanah karena menang suit dari Andi. Dengan serius banget Bobo memanah sasarannya dengan batasan anak panah yang di mainkan tiga. Ya hasilnya sih Bobo cuma bisa kena satu. Permainan pun gantian dengan Andi gitu. Andi mulai memanah dengan serius dengan sasarannya. Tiba-tiba Heru dateng dan memanggil nama teman-temannya, ya Bobo menoleh ke Heru dan juga Andi. Eeee anak panah Andi malah terlepas dari tangannya dan melesat menuju ke Heru sampai terkena gidatnya Andi.....ya nempel gitu.
"Wah...gila kamu Andi. Manah aku kena ke jidat ini," kata Heru sambil melepaskan anak panah di jidatnya.
"Maaf...maaf," kata Andi.
"Gimana kamu ini Andi!" kata Bobo.
"Untung saja anak panah ini terbuat dari plastik dan juga ujungnya karet yang bisa nempel. Sudah aku maafkan kesalahaan kamu Andi," kata Heru.
"Iya, terima kasih," saut Andi.
"Main panahnya di lanjutkan atau tidak?" kata Bobo.
"Lanjutlah. Aku dateng ke sini mau main panahan. Nii aku bawa panahan," kata Heru sambil menunjukkan panahannya ke Andi dan Bobo.
Bobo dan Andi terkejut dengan panahan yang di bawa Heru.
"Heru...itu panahan siapa. Kok anak panahnya tajem banget gitu?" tanya Andi.
"Panahan itu tua dan berbahaya," kata Bobo.
"Oh...ini...panahan koleksi Kakek yang di pajang di rumah," penjelasan Heru.
"Bahaya panahan itu," kata Andi.
"Iya," saut Bobo.
"Bahaya apa..an?" tanya Heru.
"Anak panahnya tajem banget," kata Andi.
"Iya....tajem anak panahnya," kata Bobo.
"Iya juga ya...anak panahnya tajem, kalau kena orang bahaya. Kaya Andi tadi...gak sengaja memanah ke saya. Waaaaah...bahaya," kata Heru.
"Ya sudah. Anak panahnya pake anak panah aku atau Bobo aja," saran Andi.
"Itu solusi yang baik," kata Heru.
"Iya bener saran Andi....solusi yang baik. Jadi main panahan di lanjutkan," kata Bobo.
Heru pun menaruh anak panah yang tajem di geletakkan saja di di lantai, ya tidak di mainkan. Bobo memberi anak panahnya satu ke Heru. Ya Andi menambahkan satu anak panah lagi ke Heru karena yang satu sudah di pegang Heru, yang anak panah yang tadi nempel di jidatnya Heru....salah sasaran panah...gitu.
Permainan pun di mulai lagi Bobo, Heru dan Andi yang dengan hompimpa yang menang Heru, lalu Andi dan Bobo suit dan menang Bobo. Jadi urutan memanah adalah Heru yang pertama, yang kedua Bobo dan terakhir Andi.
Heru pun mulai ancang-ancang memanah ke sasaran. Eeee Heru malah berkata ke Andi dan Bobo "Bobo, Andi".
"Apa?" saut Andi dan Bobo.
"Karna....pemanah yang hebatkan?" tanya Heru.
"Karna, ya....memang hebat sih memanahnya. Tapi yang hebat itu....Arjuna....," kata Andi.
"Yang hebat memanahnya Arjuna," kata Bobo.
"Oh...Arjuna toh. Kalau Green Arrow dan Hawkeye mana yang hebat memanahnya?" kata Heru.
"Green Arrow dan Hawkeye....mana yang hebat memanahnya. Sama-sama jago panah sih ...jagoan pahlawan supernya," kata Andi berpikir.
"Kalau masalah itu Green Arrow dan Hawkeye....siapa yang paling hebat memanahnya? Yang hebat adalah Robin Hood. Dilihat masa populer suatu cerita," kata Bobo.
"Ada benernya kata Bobo. Mungkin saja. Green Arrow dan Hawkaye itu di ambil dari kehebatan dari pemanah Robin Hood, ya adaptasi tokohnya gitu dari cerita rakyat ke cerita pahlawan super, tambahan Andi.
"Iya, bisa juga sih. Jadi hebat Robin Hood dalam memanah. Padahal di Indonesia ada film yang bagus tentang pemanah, ya tiga Srikandi," kata Heru.
"Iya...terserah kamu....Heru," kata Andi.
"Kebanyakan ngomong ini dan itu. Cepet memanahnya ke sasarannya Heru!!!" kata Bobo.
"Iya," saut Heru.
Heru pun kembali serius memanah ke sasaran. Ya berkali-kali anak panah di lepaskan dari busur, ya Heru tidak bisa mengenai sasaran.
"Aku gagal," kata Heru yang kecewa pada dirinya.
Bobo yang giliran ke dua dan siap untuk memanah ke sasaran gitu. Ya berkali-kali anak panah di lepaskan dari busur, oleh Bobo......ya hasilnya cuma kena satu mengenai kaleng bekas minuman.
"Cukup berhasil aku memanah. Lebih baik dari Heru. Aku kena satu ke sasaran," kata Bobo.
Dan yang terakhir yang memanah Andi, ya bersiap memanah ke sasaran gitu. Dengan konsetrasi yang penuh Andi melepaskan anak panahnya ke sasaran. Satu anak panah mengenai kaleng bekas minuman. Yang kedua....pun kena sampai anak panah ketiga pun berhasil mengenai kaleng bekas minum.
"Aku....jago memanah, kaya Robin Hood," kata Andi yang senang banget.
"Kamu hebat....Andi. Jago memanah," pujiannya Bobo dan Heru bersamaan sambil mengacungkan jempol.
"Terima kasih....terima kasih," kata Andi.
Permainan memanah pun di teruskan. Ya pada akhirnya tetap sama. Heru dan Bobo kalah dalam permainan memanah yang menang Andi. Karena hari sudah sore, ya permainan memanah berakhir. Tapi sebelum pulang ke rumahnya, ya Heru berkata "Teman-teman, kapan-kapan main panahnya di halaman belakang ku yang tertutup gitu sudah di pager ada kebon pisangnya?! Kita memanah pake anak panah yang tajem".
"Iya," saut Bobo dan Andi bersamaan.
Bobo dan Heru, ya meninggalkan Andi di rumahnya lah lagi beresin abis main panah-panahan. Bobo dan Heru yang jalan bareng, ya sampai di persimpangan jalan pisah keduanya menuju rumah masing-masing. Selang berapa saat sampai Bobo di rumahnya, ya biasa sih berbenah diri dan setelah itu mengerjakan PR. Ibu sedang momong adek bayi, sambil ini dan itu.....jadinya sibuk urusan Ibu.
"Aku....jago memanah, kaya Robin Hood," kata Andi yang senang banget.
"Kamu hebat....Andi. Jago memanah," pujiannya Bobo dan Heru bersamaan sambil mengacungkan jempol.
"Terima kasih....terima kasih," kata Andi.
Permainan memanah pun di teruskan. Ya pada akhirnya tetap sama. Heru dan Bobo kalah dalam permainan memanah yang menang Andi. Karena hari sudah sore, ya permainan memanah berakhir. Tapi sebelum pulang ke rumahnya, ya Heru berkata "Teman-teman, kapan-kapan main panahnya di halaman belakang ku yang tertutup gitu sudah di pager ada kebon pisangnya?! Kita memanah pake anak panah yang tajem".
"Iya," saut Bobo dan Andi bersamaan.
Bobo dan Heru, ya meninggalkan Andi di rumahnya lah lagi beresin abis main panah-panahan. Bobo dan Heru yang jalan bareng, ya sampai di persimpangan jalan pisah keduanya menuju rumah masing-masing. Selang berapa saat sampai Bobo di rumahnya, ya biasa sih berbenah diri dan setelah itu mengerjakan PR. Ibu sedang momong adek bayi, sambil ini dan itu.....jadinya sibuk urusan Ibu.
No comments:
Post a Comment