Dahulu kala, saat bumi masih muda, tidak pernah terjadi malam di bumi. Matahari bersinar sepanjang hari sehingga semua makhluk, yang ada di dalamnya, selalu terjaga. Sementara itu jauh di dasar samudera, ada sebuah kerajaan Dasar Laut yang tidak pernah mengenal siang hari. Mereka selalu hidup dalam kegelapan di dasar laut. Suatu ketika Putri Kerajaan Dasar Laut berenang ke permukaan. Ia terpesona melihat matahari bersinar.
“Betapa indahnya matahari itu. Sinarnya menghangatkan dunia…”
Putri Laut lalu pergi ke daratan dan berjalan seperti manusia biasa dengan kedua kakinya yang indah. Putri Laut menyusuri hutan-hutan, mendaki gunung, dan menuruni lembah. Sang Putri sangat terpesona dengan keindahan di bumi hingga akhirnya ia tersesat. Ia tidak bisa menemukan jalan kembali ke lautan.
“Celaka… Aku tersesat. Aku harus menemukan jalan pulang ke lautan…,” kata Putri Laut.
Putri Laut sedang mencari jalan pulang ke lautan ketika ia tanpa sengaja bertemu dengan seorang pangeran yang tampan. Putri Laut dan Pangeran langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Pangeran lalu membawa Putri Laut ke Istananya. Tak lama kemudian, mereka menikah dan hidup bahagia di Istana.
“Aku benar-benar beruntung karena memiliki istri secantik dirimu, Putri Laut…,” puji Pangeran.
“Aku juga merasa sangat beruntung memiliki suami pemberani, Suamiku…,” balas Putri Laut.
Setelah setahun mereka menikah, mereka dianugerahi seorang anak laki-laki yang tampan. Putri Laut hidup bahagia bersama dengan Pangeran dan putranya, namun ia tetap merindukan kehidupan di lautan. Ia merindukan hari-hari di mana ada kegelapan yang mengobati rasa lelah karena kehidupan di bumi selalu terik.
“Suamiku, aku merindukan kehidupan di dasar laut. Di sana ada kegelapan yang menaungi kita dari lelahnya raga. Aku tidak pernah menemukan malam di muka bumi ini…,” kata Putri Laut suatu hari kepada suaminya. Pangeran tahu apa yang dirasakan istrinya itu.
Sambil membelai rambut indah istrinya, Pangeran berkata, “Istriku, aku akan melakukan apa saja asalkan kau tetap tinggal di muka bumi bersamaku dan bersama anak kita…”
“Benarkah, Suamiku..? Kau akan mengabulkan apa pun yang kupinta?” tanya Putri Laut tak percaya.
“Ya. Aku akan mengabulkan apa pun keinginanmu,” janji Pangeran.
Putri Laut tersenyum senang, lalu berkata kepada Pangeran, “Seperti yang kukatakan tadi, aku sangat merindukan kegelapan. Apakah kau mau menghadirkan kegelapan di muka bumi untukku?” Pangeran menjadi bingung karena tidak tahu bagaimana mewujudkan keinginan istrinya.
Putri Laut tahu apa yang dipikirkan suaminya, ia pun berkata lagi kepada Pangeran, “Untuk menghadirkan kegelapan di muka bumi, kau harus mengambilnya dari Istana Dasar Laut. Ayahku, Raja Dasar Laut, memiliki semua itu.
Kau hanya perlu memintanya dengan baik-baik,” saran Putri Laut.
“Benarkah? Bila itu yang harus kulakukan, aku akan melakukannya dengan senang hati,” kata Pangeran.
Keesokkan harinya Pangeran pergi ke lautan. Ia menyelam ke Istana Dasar Laut sesuai permintaan Istrinya. Ia menempuh perjalanan yang panjang dan berbahaya. Setelah sampai di Istana Dasar Laut, ia segera menghadap Raja Dasar Laut untuk meminta kegelapan.
“Aku adalah suami dari putrimu, wahai Raja Penguasa Lautan. Istriku sangat mendambakan kegelapan seperti yang ada di Dasar laut….”
“Baiklah, wahai suami dari putriku. Aku akan memberikan satu tas besar penuh berisi kegelapan yang bernama malam. Kau harus membawa malam dengan sangat hati-hati. Kau hanya boleh membukanya di sebuah ruang tertutup di Istanamu…” kata Raja Dasar Laut.
“Baiklah, Raja, aku akan mengingat semua pesanmu dengan baik.”
Setelah mendapatkan kegelapan dari Raja Dasar laut, Pangeran mohon diri untuk kembali ke daratan. Ia berenang membawa tas berisi malam ke permukaan. Sesampainya di bumi, Pangeran menggendong tas besar itu dengan sangat hati-hati. Saat Pangeran berjalan menyusuri hutan, ia mendengar suara aneh yang selama ini belum pernah ia dengar sama sekali. Suara itu adalah suara burung hantu, suara kumbang malam, suara embusan dan badai malam, serta suara-suara lain yang hanya bisa di dengar sewaktu malam hari. Pangeran, yang ketakutan mendengar suara itu, lalu menjatuhkan tas yang berisi malam. Tas itu pun rusak dan semua isinya terhambur keluar. Awan hitam, bintang-bintang, burung hantu, kumbang malam, serta semua yang berhubungan dengan kegelapan malam naik ke atas langit.
“Aduh, celaka, aku menjatuhkan tas berisi malam yang diberikan Raja Dasar Laut!” seru Pangeran.
Pangeran lalu naik ke atas pohon tertinggi, berusaha menangkap kembali awan, bintang, dan semua isi tas dari Raja Dasar Laut, namun usahanya sia-sia. Mereka sudah terlanjur naik sangat tinggi ke atas langit. Di atas langit, awan dan bintang menutupi mega hingga membuat matahari, yang semula tidak pernah mengenal kegelapan, menjadi malu. Matahari yang merasa malu kemudian bersembunyi di sisi bumi yang lain. Malam hari pun akhirnya tercipta untuk pertama kali di muka bumi. Sementara itu, Putri Laut, yang berada di Istana, melihat hari berubah menjadi malam dari jendela.
“Ternyata suamiku telah menepati janjinya. Inilah yang kuidam-idamkan selama ini. Kegelapan malam yang menentramkan hati.”
***
Yunita selesai membaca buku cerita yang bagus itu, ya buku di taruh di rak buku dengan baik. Yunita keluar dari perpustakaan sekolah dengan baik.
No comments:
Post a Comment