“Siapa di antara kalian yang bisa membersihkan semak di ladangku? Aku akan memberikan sekantung uang emas sebagai hadiahnya,” kata harimau.
Monyet, yang ikut berkumpul, tertarik dengan hadiah uang emas itu. Ia pun menyanggupi tawaran Harimau untuk membersihkan semak belukar di ladangnya. Keesokkan harinya, monyet mulai bekerja membersihkan semak di ladang harimau. Akan tetapi monyet bukanlah pekerja yang baik, sepanjang hari ia hanya bermalas-malasan dan hanya sedikit sekali membersihkan semak belukar. Harimau pun kecewa melihat pekerjaan monyet dan mengusirnya dari ladang tanpa membayarnya sedikit pun.
Harimau kemudian mempekerjakan kambing untuk membersihkan semak di ladangnya. Kambing adalah pekerja yang rajin, tapi ternyata ia tidak cukup pandai. Ia membersihkan sebagian kecil di sisi ladang, kemudian berpindah mengerjakan sebagian kecil di sisi lain. Hal itu membuat hasil pekerjaan kambing sangat buruk dan tidak rapi sama sekali. Harimau pun merasa kecewa melihat hasil pekerjaan kambing dan mengusir kambing tanpa memberikan bayaran apa pun.
Setelah itu, harimau mulai mempekerjakan armadillo. Harimau menyangka armadillo akan berhasil menyelesaikan pekerjaannya karena badan armadillo cukup besar dan kuat. Armadillo pun pergi ke ladang harimau dan mulai membersihkan semak.
Armadillo membersihkan ladang harimau dengan sangat baik, tapi sayangnya armadillo memiliki nafsu makan yang sangat besar. Ketika ia menemukan sarang semut saat membersihkan ladang, ia melupakan tugasnya dan justru terus menggali sarang semut itu dan memakannya sepanjang hari. Harimau pun merasa kecewa melihat kelakuan armadillo dan mengusirnya tanpa memberikan bayaran apa pun.
Keesokkan harinya, kelinci mendatangi harimau untuk menggantikan armadillo.
“Harimau, aku ingin bekerja membersihkan ladangmu dari semak belukar.”
Harimau tertawa mendengar perkataan kelinci, lalu berkata, “Mana mungkin kau bisa menyelesaikan pekerjaan yang berat itu, Monyet? Kambing dan armadilo yang bertubuh lebih besar darimu saja gagal.”
“Biarkan aku mencobanya, Harimau,” bujuk kelinci.
Harimau pun akhirnya mengizinkan kelinci membersihkan semak belukar di ladangnya. Keesokkan harinya, kelinci sudah berada di ladang harimau sejak pagi-pagi sekali. Ia bekerja dengan sangat giat untuk membersihkan semak belukar. Harimau, yang melihatnya dari kejauhan, menjadi senang. Sore harinya kelinci sudah berhasil menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Ia lalu mendatangi harimau untuk meminta bayaran yang telah dijanjikan.
“Harimau, aku sudah menyelesaikan pekerjaanku. Sekarang aku meminta sekantung uang emas yang kau janjikan,” tagih kelinci.
Harimau tertawa lalu berkata, “Kau memang binatang bodoh, Kelinci. Mudah sekali aku menipumu. Kau tidak akan menerima bayaran apa pun dariku,” ingkar harimau.
“Tapi kau sudah berjanji, Harimau,” kata kelinci.
Harimau mengaum keras, menperlihatkan gigi taringnya yang tajam. “Pergi dari hadapanku sekarang, Kelinci, atau aku akan memangsamu!” ancam Harimau.
Kelinci ketakutan dan lari tunggang langgang dari hadapan harimau. Ia pergi dari tempat harimau dengan menyimpan rasa dendam. Ia kemudian mendatangi kambing, armadillo, dan monyet untuk menceritakan kejahatan harimau.
“Kita harus memberinya pelajaran,” usul monyet.
Mereka berempat kemudian mengatur sebuah rencana untuk membalas kejahatan harimau. Keesokan hariya kelinci mendatangi harimau.
“Harimau, mengapa kau tidak mempersiapkan diri? Sebentar lagi sekelompok banteng liar akan datang ke sini dan merusak ladangmu,” kata kelinci.
“Benarkah? Apakah kau yakin dengan perkataanmu?” tanya harimau, memastikan.
“Tentu saja, Harimau. Aku melihat sekelompok banteng sudah sampai di balik bukit.”
“Apa yang harus kulakukan? Mereka pasti memorak-porandakan ladangku,” kata harimau mulai kalut.
Kelinci tersenyum senang karena rencananya berjalan baik.
“Bila kau mau, aku akan membangunkan pagar tinggi dengan duri-duri tajam di atasnya. Banteng-banteng itu pasti tidak akan bisa merusak ladangmu.” Kelinci memberikan saran.
“Kau sungguh baik, Kelinci. Segeralah buat dinding kokoh itu!” kata harimau, menyetujui.
Kelinci lalu memanggil kambing, monyet, dan armadillo untuk membuat pagar bersama-sama. Mereka berempat bahu-membahu mengumpulkan kayu-kayu besar dari dalam hutan untuk mendirikan pagar kokoh yang mengitari ladang harimau. Mereka bekerja dengan giat sehingga tepat sebelum tengah hari, pagar kokoh itu sudah hampir selesai dikerjakan. Mereka lalu menyuruh harimau masuk ke dalam pagar.
“Harimau, pagar sudah hampir jadi, masuklah ke dalamnya.”
Harimau masuk ke dalam pagar itu tanpa rasa curiga. Setelah harimau masuk, kelinci, kambing, monyet, dan armadillo memasang duri-duri mengeliling pagar sehingga Harimau tidak bisa keluar. Mereka berempat kemudian berkata kepada harimau dari luar pagar.
“Banteng-banteng itu sama sekali tidak ada, Harimau. Kami berempat melakukan semua ini untuk membalas kejahatanmu. Mulai sekarang kau akan terkurung di ladangmu sendiri yang selama ini kau bangga-bangakan!”
Harimau tersadar bahwa ia telah ditipu oleh kelinci, kambing, monyet, dan armadillo, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah terlanjur terkurung di dalam pagar berduri yang kokoh dan tidak bisa keluar. Beberapa hari pun berlalu dan harimau masih bertahan di dalam pagar berduri dengan menahan lapar dan haus. Oleh karena kelaparan dan kehausan yang tertahankan lagi, harimau pun berniat untuk nekat keluar dari pagar berduri.
“Aku harus keluar dari pagar ini, bagaimana pun caranya. Semakin lama aku berada di dalam sini, aku akan semakin dekat dengan kematian,” pikir harimau.
Harimau mengumpulkan segenap tenaganya yang tersisa sebelum akhirnya melompati pagar dan menerobos duri-duri tajam yang mengelilingi pagar kokoh itu. Duri-duri tajam itu melukai sekujur tubuh harimau dan darah segar menetes dari luka-luka itu. Harimau sama sekali tidak menghiraukan luka-luka itu karena ia ingin segera terbebas dari penjara pagar berduri itu. Setelah hariamu berhasil keluar, luka-luka di sekujur tubuhnya membentuk belang-belang yang tidak hilang sampai sekarang.
***
Toto selesai membaca bukunya dengan baik. Isi buku yang di baca Toto, ya benar-benar bagus sih, jadi buku di tutup dengan baik dan di taruh di meja.
No comments:
Post a Comment