CAMPUR ADUK

Tuesday, August 10, 2021

KELINCI KEHILANGAN EKOR PANJANGNYA

Arsi sedang duduk asik di halaman belakang sambil membaca buku cerita yang asal cerita berasal dari Brazil memang di tulis dengan baik di buku sih..

Isi buku yang di baca Arsi :

Dahulu kala, kelinci memiliki ekor yang sangat panjang, sementara kucing tidak memiliki ekor sama sekali. Kelinci sangat bangga dengan ekornya dan selalu memamerkan ekor itu kepada semua binatang hutan. Suatu hari kelinci bertemu dengan kucing dan berkata kepadanya,

“Kucing, lihatlah ekor panjangku yang indah. Aku heran mengapa kau tidak memiliki ekor sama sekali.”

Perkataan kelinci membuat kucing sakit hati dan memunculkan rasa iri di dalam hatinya.

“Aku akan mencuri ekor panjangmu, Kelinci,” kata kucing di dalam hati.

Saat kelinci tertidur di balik semak, diam-diam kucing mendatanginya sambil membawa sebilah pisau yang sangat panjang. Kucing lalu memotong ekor kelinci dengan menggunakan pisau yang dia bawa. Setelah mendapatkan ekor kelinci, kucing pulang ke rumahnya dan menjahit ekor kelinci itu di tubuhnya.

“Sekarang aku memiliki ekor panjang yang indah. Aku dan anak keturunanku akan bangga berjalan di muka bumi dengan ekor yang indah ini,” kata Kucing setelah selesai menjahit ekornya.

Tak berselang lama, kelinci terjaga dan menyadari kalau ekornya telah hilang.

“Ini pasti ulah kucing. Aku harus menemuinya!” seru kelinci marah.

Ia pun bergegas pergi ke rumah kucing untuk meminta kembali ekornya.

“Kembalikan ekor panjangku yang telah kaucuri,” teriak kelinci setelah sampai di rumah kucing.

“Aku sudah menjahit ekormu dengan sangat kuat di tubuhku. Aku tidak bisa melepasnya kembali. Aku akan memberimu sebilah pisau tajamku sebagai gantinya,” kata kucing.

Kelinci sangat kecewa, tapi ia tidak punya pilihan lain. Ia pun terpaksa menerima sebilah pisau tajam milik kucing sebagai ganti ekor panjangnya.

“Mungkin dengan pisau ini, aku bisa mencari ekor yang baru,” kata kelinci menghibur dirinya sendiri.

Kelinci kemudian pergi dari rumah kucing dengan membawa sebilah pisau tajan. Kelinci berjalan menyusuri padang hingga akhirnya ia sampai di sebuah hutan bambu. Di sana ia melihat seorang manusia sedang kesulitan membuat keranjang bambu.

“Apa yang sedang kau lakukan, Manusia?” tanya kelinci.

“Aku sedang membuat keranjang bambu, tapi aku tidak mempunyai pisau. Aku tidak bisa menyelesaikan keranjangku tanpa pisau yang tajam,” kata Manusia.

Kelinci merasa kasihan kepada manusia itu. Ia pun meminjamkan pisau tajam yang ia dapatkan dari kucing kepada manusia. Manusia menggunakan pisau kelinci untuk memotong bilah bambu, namun tanpa sengaja ia merusakkannya.

“Maafkan aku, Kelinci. Aku telah merusakkan pisaumu. Aku akan memberimu sebuah keranjang bambu yang baru saja kuselesaikan sebagai gantinya,” kata manusia.

Kelinci merasa kecewa karena pisaunya rusak, tapi ia tidak punya pilihan lain selain menerima keranjang bambu itu.

“Baiklah, aku akan menerima keranjang bambu itu sebagai ganti pisauku yang telah kau rusakkan,” kata kelinci.

Setelah mendapatkan keranjang dari manusia, kelinci pergi dari hutan bambu sambil menggendong keranjang bambu besar di punggungnya. Kelinci terus berjalan hingga akhirnya ia sampai di sebuah ladang wortel. Di sana ia melihat seorang petani tua yang sedang memasukkan wortel ke dalam saku celananya.

“Seandainya aku punya keranjang bambu, aku pasti tidak akan  kerepotan seperti ini,” keluh pak petani.

Kelinci merasa kasihan dengan pak petani. Ia pun mendekati pak petani, lalu berkata,

“Aku akan meminjamkan keranjang bambuku ini kepadamu. Semoga keranjang bambuku ini dapat meringankan pekerjaanmu.”

“Kau sungguh baik hati, Kelinci. Keranjangmu itu akan memudahkanku mengangkut wortel-wortelku,” kata pak petani senang.

Pak petani lalu memasukkan semua wortel yang baru saja ia panen ke dalam keranjang mambu milik kelinci. Berulang kali pak petani mengangkut pulang hasil panen wortelnya dengan keranjang itu, tapi sungguh malang, tanpa sengaja pak petani merusakkan keranjang bambu milik kelinci.

“Maafkan aku, Kelinci. Aku tidak sengaja merusakkan keranjang bambu milikmu. Aku akan memberimu beberapa wortel sebagai gantinya,” kata pak petani.

Kelinci merasa kecewa karena keranjang bambunya rusak, tapi ia tidak punya pilihan lain selain menerima wortel-wortel itu.    

“Baiklah, aku akan menerima wortelmu sebagai ganti keranjang bambuku yang telah kau rusakkan,” kata kelinci.

Setelah mendapatkan beberapa wortel, sebagai ganti keranjang, dari pak petani, kelinci pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, kelinci merasa sangat lapar. Ia pun mengambil wortel pemberian pak petani dan memakannya.

“Enak sekali wortel ini! Baru kali ini aku memakan makanan seenak ini!”

Kelinci pun memakan semua wortel pemberian pak petani dengan sangat lahap.

“Aku tidak peduli ekorku hilang, asalkan setiap hari aku bisa memakan wortel yang lezat!”

Sejak saat itulah, kucing memiliki ekor yang panjang dan kelinci sangat menyukai wortel.

***

Arsi selesai membaca bukunya dengan baik, ya memang sih isi buku bangus banget sih. Maka itu buku di tutup dengan baik. Arsi beranjak dari duduknya di halaman belakang sambil membawa bukunya. Masuk ke dalam rumah terus ke ruang tengah untuk menaruh buku di rak buku.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK